Bahasa Palembang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Riswija (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Riswija (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
(4 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 55:
 
== Fonologi ==
Dunggio (1981) mendata 30 fonem dalam bahasa Palembang, dengan rincian 24 bunyi konsonan dan 6 bunyi vokal.{{sfn|Dunggio|1983|pp=7-10}} Namun, studikajian lanjutan dari Aliana (1987) menyatakan bahwa hanya ada 25 fonem dalam bahasa Palembang, sebab bunyi serapan seperti {{IPA|[z]}} hanya dianggapnya sebagaisering [[alofoni|beralofoni (bebas diganti pengucapannya)]] daridengan konsonan asli seperti {{IPA|/s/}} dan {{IPA|/d͡ʒ/}}.{{sfn|Aliana|1987|p=14}}
=== Vokal ===
{| class="wikitable" style="text-align:center"
Baris 68:
|{{IPAslink|u}}
|-
![[Vokal setengah tetutup|1/2Setengah Tertutuptertutup]]
|{{IPAslink|e}}
|
Baris 82:
|
|}
Dalam suku kata tertutup, {{IPA|/i/}} dan {{IPA|/u/}} dilepaskandiucapkan sebagaisedikit bentukterbuka [[alofoni]]nya, yaknisebagai {{IPAblink|ɪ}} dan {{IPAblink|ʊ}}.{{sfn|Dunggio|1983|pp=21-22}}
 
=== Konsonan ===
Baris 88:
!
!
![[Konsonan dwibibir|Dwi-<br>bibir|Bibir]]
![[Konsonan rongga-gigi|Rongga-<br> gigi]]
![[Konsonan paskapasca rongga-gigi|Pask.Pasca Ronggi.rongga gigi]]<br> dan [[Konsonan langit-langit|langit-<br>langitlelangit]]
![[Konsonan langit-langit belakang|langbel.lelangit belakang]]
![[Konsonan celah-suara|Celah-<br> suara]]
|-
! colspan="2" |[[Konsonan sengau|SengauSengauan]]
|{{IPAslink|m}}
|{{IPAslink|n}}
Baris 101:
|
|-
! rowspan="2" |[[Konsonan letup|letupLetupan]]/ dan [[Konsonan gesek|gesekGesekan]]
!nirsuara
|{{IPAslink|p}}
Baris 116:
|
|-
! rowspan="2" |[[Konsonan frikatifgeseran|FrikatifGeseran]]
!nirsuara
|{{IPAslink|f}}<sup>1</sup>
|{{IPAslink|s}}
|{{IPAslink|ʃ}}<sup>1</sup> {{Angbr IPA|sy}}
|{{IPAslink|x}}<sup>1</sup> {{Angbr IPA|kh}}
|{{IPAslink|h}}
|-
!bersuara
|{{IPAslink|v}}<sup>1,</sup><sup>2</sup>
|{{IPAslink|z}}<sup>1</sup>
|
|{{IPAslink|ʁ}} {{Angbr IPA|r}}
Baris 146:
|
|}
<sup>1</sup>Hanya fonemik di kata-kata pinjaman.</br>
<sup>2</sup>{{IPA|/v/}} sering diucapkan sebagai {{IPA|/f/}}, atau bahkan {{IPA|/p/}}.
 
==Ragam==
===Dialek===
Berdasarkan survei [[dialektologi]] {{harvcoltxt|McDowell|Anderbeck|2020}} yang mencakup analisis [[leksikostatistik]], pemetaan persebaran inovasi [[fonologi|fonologis]]s, serta uji [[kesalingpahaman]], subklustersubgugus (subkumpulan) dialek Palembang dapat dibagi ke dalammenjadi tiga dialek, yaitu: 1) Palembang Lama, 2) Palembang Pasar dan 3) Pesisir.{{sfn|McDowell|Anderbeck|2020|p=12}}
 
Dialek Palembang Lama yang dimaksud adalah dialek tradisional yang dituturkan sehari-hari terutama oleh kalangan masyarakat [[suku Palembang]] baiktetutama di kota maupun di wilayah pedesaan sekitarnya. SementaraSedangkan, dialek Palembang Pasar adalah dialek yang utamanyaumum digunakan sebagai [[basantara|bahasa perantara]] untuk menjembatani komunikasi antarkomunitasmasyarakat di Palembang padasecara khususnya dan Sumatera Selatan pada umumnyamenyeluruh. Secara leksikon, dialek Palembang Lama mempertahankan beberapa kosakata serapan [[bahasa Jawa]] yang tidaktak lagi digunakan oleh penutur Palembang Pasar. Kecenderungan de-Jawanisasi penutur Palembang Pasar juga diiringi dengan meningkatnya pengaruh [[bahasa Indonesia]] dalam ragam cakapanpercakapan sehari-hari di kawasan urbanperkotaan. Dalam hal fonologi, penutur Palembang Pasar jugaumumnya lebih lazim merealisasikanmengucapkan bunyi *r ({{IPA|/ɣ ~ ʁ/}}) dari Proto-Melayik sebagai [[konsonan getar]] ujung lidah (apikal) {{IPA|[r]}} seperti bahasa Indonesia alih-alih dengan bunyi [[konsonan desisgeser|desisgeseran]] velarlelangit belakang/uvulartekak bersuara {{IPA|[ɣ~ʁ]}} yang lazimumum digunakan dalam dialek Palembang Lama.{{sfn|McDowell|Anderbeck|2020|p=13–15}}
 
Di sebelah utara dan timur Kota Palembang ke arah perbatasan dengan [[Provinsi Jambi]] dan [[Selat Bangka]], terdapat pula ragam Pesisir yang secara linguistik hampir identik dengan ragam yang dituturkan di kawasan urban. Meski begitu, beberapa daerah tutur Pesisir di wilayah terluar juga memiliki tingkat kemiripan leksikal yang tinggi dengan ragam Melayik tetangga, di antaranya ragam Jambi Ilir dari [[bahasa Jambi]] serta ragam-ragam Melayik [[bahasa Bangka|Bangka]].{{sfn|McDowell|Anderbeck|2020|p=15–16, 53}} Dari segi etnolinguistik, penutur ragam Pesisir sendiri cenderung tidak terlalu terikat dengan identitas "Palembang" sebagaimana penutur di kawasan urban dan pedesaan sekitarnya.{{sfn|McDowell|Anderbeck|2020|p=112, 114}}