Ukiyo-e: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 216:
[[File:Black Raku tea bowl Amadera.jpg|thumb|left|alt=Photo of a tea bowl, dark-coloured, humble, and asymmetric|Estetika {{transl|ja|[[wabi-sabi]]}} pada mangkuk teh abad ke-16.]]
 
Warna yang cerah, pola yang mencolok dan kompleks, perhatian terhadap mode yang berubah, serta pose dan komposisi yang dinamis dalam ukiyo-e sangat kontras dengan [[Japanese aesthetics|estetika tradisional Jepang]]. Misalnya, {{transl|ja|[[wabi-sabi]]}} mengutamakan kesederhanaan, asimetri, dan ketidaksempurnaan, serta bukti perjalanan waktu;{{sfn|Bell|2004|pp=50–52}} sedangkan {{transl|ja|[[shibui]]}} menekankan kelembutan, kerendahan hati, dan kehalusan.{{sfn|Bell|2004|pp=53–54}} Namun, ukiyo-e lebih sesuai dengan konsep estetika seperti ''{{transl|ja|[[iki (aestheticsaestetik)|iki]]}}'', yang mencerminkan gaya yang berani dan perkotaan.{{sfn|Bell|2004|p=66}}
 
Pendekatan ukiyo-e terhadap perspektif grafis berbeda dengan perspektif normal di Eropa pada zaman yang sama. Perspektif geometris ala Barat sudah dikenal di Jepang dan dipraktikkan oleh pelukis [[Akita ranga]] pada 1770-an—seperti halnya metode Tiongkok yang menciptakan kedalaman melalui garis-garis paralel. Teknik ini kadang digunakan bersamaan dalam ukiyo-e, dengan perspektif geometris untuk latar belakang dan perspektif ala Tiongkok yang lebih ekspresif untuk latar depan.{{sfn|Suwa|1998|pp=57–60}} Teknik-teknik ini kemungkinan dipelajari melalui lukisan Tiongkok bergaya Barat, bukan langsung dari karya Barat.{{sfn|Suwa|1998|pp=62–63}} Meskipun telah mengenal teknik tersebut, seniman tetap mengharmonisasikannya dengan metode tradisional sesuai kebutuhan komposisi dan ekspresi.{{sfn|Suwa|1998|pp=106–107}} Cara lain untuk menunjukkan kedalaman adalah metode komposisi tripartit ala Tiongkok<!-- 三部構図法 --> yang digunakan dalam lukisan Buddha,<!-- 仏画 --> di mana bentuk besar ditempatkan di latar depan, bentuk yang lebih kecil di tengah, dan bentuk yang paling kecil di latar belakang; contoh penerapannya terlihat pada ''Great Wave'' karya Hokusai, dengan perahu besar di latar depan, perahu yang lebih kecil di belakangnya, dan Gunung Fuji yang kecil di latar belakang.{{sfn|Suwa|1998|pp=108–109}}
Baris 328:
Pasar cetak ukiyo-e memiliki beragam pelanggan dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pekerja harian hingga pedagang kaya.{{sfn|Bell|2004|p=140}} Namun, informasi yang konkret tentang produksi dan konsumsi ukiyo-e sangat sedikit. Tidak ada catatan yang terkait dengan ukiyo-e yang masih ada atau mungkin tidak pernah ada. Sulit untuk menentukan demografi konsumsi ''ukiyo-e'' karena harus menggunakan metode tidak langsung.{{sfn|Hockley|2003|pp=7–8}}
 
Menentukan harga cetakan juga sulit bagi para ahli karena sedikit catatan angka yang pasti dan variasi dalam kualitas produksi, ukuran,{{sfn|Kobayashi|Ōkubo|1994|p=216}} penawaran dan permintaan,{{sfn|Ōkubo|2013|p=31}} serta metode yang berubah seiring waktu.{{sfn|Ōkubo|2013|p=32}} Pada abad ke-19, terdapat catatan bahwa harga cetakan mulai dari 16 {{transl|ja|[[Japanese mon Jepang (currencymata uang)|mon]]}}{{sfn|Ōkubo|2008|pp=151–153}} hingga 100 {{transl|ja|mon}} untuk edisi mewah.{{sfn|Kobayashi|Ōkubo|1994|p=217}} Namun, harga yang dianggap mahal sulit ditentukan karena kondisi sosial dan ekonomi yang selalu berubah.{{sfn|Kobayashi|Ōkubo|1994|pp=216–217}} Sebagai perbandingan, semangkuk mie [[soba]] di awal abad ke-19 biasanya dijual dengan harga 16 {{transl|ja|mon}}.{{sfnm|1a1=Kobayashi|1a2=Ōkubo|1y=1994|1p=217|2a1=Bell|2y=2004|2p=174}}
{{Clear}}