Antihistamin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(9 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 29:
==Macam-macam Obat Antihistamin==
=== Antihistamin H1===
Antihistamin H1 mengacu pada senyawa yang menghambat aktivitas reseptor H1.[<ref name="Inverse agonists vs antagonists">{{cite journal | vauthors = Leurs R, Church MK, Taglialatela M | title = H1-antihistamines: inverse agonism, anti-inflammatory actions and cardiac effects | journal = Clinical and Experimental Allergy | volume = 32 | issue = 4][5] | pages = 489–98 | date = April 2002 | pmid = 11972592 | doi = 10.1046/j.0954-7894.2002.01314.x | s2cid = 11849647 }}</ref><ref name="IUPHAR H1 ligands" /> Karena reseptor H1 menunjukkan aktivitas konstitutif, antihistamin H1 dapat berupa [[antagonis reseptor]] netral atau agonis terbalik.<ref name="Inverse agonists vs antagonists" /><ref name="IUPHAR H1 ligands" /> Biasanya, histamin berikatan dengan reseptor H1 dan meningkatkan aktivitas reseptor; antagonis reseptor bekerja dengan mengikat reseptor dan menghalangi aktivasi reseptor oleh histamin; sebagai perbandingan, agonis terbalik berikatan dengan reseptor dan keduanya memblokir pengikatan histamin, dan mengurangi aktivitas konstitutifnya, sebuah efek yang berlawanan dengan efek histamin.<ref name="Inverse agonists vs antagonists" /> Kebanyakan antihistamin merupakan agonis terbalik pada reseptor H1, namun sebelumnya dianggap sebagai antagonis.[11]<ref>{{Cite journal|last1=Church|first1=Diana S|last2=Church|first2=Martin K|date=2011-03-15|title=Pharmacology of Antihistamines|journal=The World Allergy Organization Journal|volume=4|issue=Suppl 3|pages=S22–S27|doi=10.1097/1939-4551-4-S3-S22|issn=1939-4551|pmc=3666185|pmid=23282332}}</ref>
 
Secara klinis, antihistamin H1 digunakan untuk mengobati reaksi alergi dan gangguan terkait [[Mastosit|sel mast]]. Sedasi adalah efek samping umum dari antihistamin H1 yang mudah melewati [[sawar darah- otak]]; beberapa obat ini, seperti diphenhydraminedifenhidramin dan doxylaminedoksilamin, dapat digunakan untuk mengobati [[insomnia]]. Antihistamin H1 juga dapat mengurangi peradanganpe[[radang]]an, karena ekspresi [[NF-κB]], faktor transkripsi yang mengatur proses inflamasi, dipromosikan oleh aktivitas konstitutif reseptor dan pengikatan agonis (yaitu histamin) pada reseptor H1.<ref name="H1 receptor NF-κB signaling" />
 
Kombinasi dari efek-efek ini, dan dalam beberapa kasus juga efek metabolik, menyebabkan sebagian besar antihistamin generasi pertama memiliki efek hemat [[analgesik]] (memperkuat) pada analgesik opioid dan pada tingkat tertentu juga pada analgesik non-opioid. Antihistamin yang paling umum digunakan untuk tujuan ini termasuk hidroksizin, prometazin (induksi enzim terutama membantu kodein dan [[bakal obat]] opioid serupa), feniltoloxamine[[feniltoloksamin]], orphenadrineorfenadrin, dan tripelennaminetripelenamin; beberapa mungkin juga memiliki sifat analgesik intrinsiknya sendiri, orphenadrineorfenadrin sebagai contohnya.
 
Antihistamin generasi kedua lebih sedikit melintasi sawar darah- otak dibandingkan antihistamin generasi pertama. Obat ini meminimalkan efek sedasi karena efeknya yang terfokus pada reseptor histamin perifer. Namun, pada dosis tinggi antihistamin generasi kedua akan mulai bekerja pada [[sistem saraf pusat]] dan dengan demikian dapat menyebabkan kantuk bila tertelan dalam jumlah yang lebih banyak.
 
====Daftar antagonis H1/agonis terbalik====
*[[Akrivastin]]
*[[Alimemazin]] (fenotiazin yang digunakan sebagai [[antipruritik]], [[Antimuntah|antiemetik]], dan sedatif)
*[[Amitriptilin]] ([[antidepresan trisiklik]])
*[[Amoksapin]] (antidepresan trisiklik)
*[[Aripiprazol]] (antipsikotik atipikal)
Baris 104:
 
====Antihistamin H2====
AntihistaminSeperti H2, sepertihalnya antihistamin H1, antihistamin H2 ada sebagai agonis terbalik dan [[antagonis reseptor]] netral. Mereka bekerja pada reseptor histamin H2 yang ditemukan terutama di sel parietal mukosa [[lambung]], yang merupakan bagian dari jalur sinyal endogen untuk sekresi [[asam lambung]]. Biasanya, histamin bekerja pada H2 untuk merangsang sekresi asam; obat yang menghambat sinyal H2 sehingga mengurangi sekresi asam lambung.
 
Antihistamin H2 adalah salah satu terapi lini pertama untuk mengobati kondisi gastrointestinal[[penyakit pencernaan]] termasuk [[tukak lambung]] dan [[penyakit refluks gastroesofagealgastroesofagus]]. Beberapa formulasi tersedia tanpa resep. Sebagian besar efek samping disebabkan oleh reaktivitas silang dengan reseptor yang tidak diinginkan. Cimetidine,Simetidin misalnya, terkenal antagonis terhadap testosteron androgenik dan reseptor DHT pada dosis tinggi.
 
Contohnya meliputi:
{{Hatnote|Daftar ini mungkin tidak lengkap.}}
*[[Famotidin]]
 
*[[Lafutidin]]
* [[Nizatidinsimetidin]]
* [[ranitidin]] (ditarik di Amerika Serikat, ditangguhkan di Uni Eropa dan Australia karena metabolit karsinogenik)
*[[Ranitidin]]
* [[Simetidinfamotidin]]
* [[Roksatidinnizatidin]]
* [[Tiotidinroksatidin]]
* [[lafutidin]]
* [[lavoltidin]] (dihentikan karena bersifat karsinogen)
* [[niperotidin]] (ditarik<ref>{{cite journal|pmid=20978361 |year=2011 |last1=Guengerich |first1=F. P. |title=Mechanisms of drug toxicity and relevance to pharmaceutical development |journal=Drug Metabolism and Pharmacokinetics |volume=26 |issue=1 |pages=3–14 |doi=10.2133/dmpk.dmpk-10-rv-062 |pmc=4707670 }}</ref> karena menyebabkan kerusakan hati<ref>{{cite journal|pmid=9314138 |year=1997 |last1=Gasbarrini |first1=G. |last2=Gentiloni |first2=N. |last3=Febbraro |first3=S. |last4=Gasbarrini |first4=A. |last5=Di Campli |first5=C. |last6=Cesana |first6=M. |last7=Miglio |first7=F. |last8=Miglioli |first8=M. |last9=Ghinelli |first9=F. |last10=d'Ambrosi |first10=A. |last11=Amoroso |first11=P. |last12=Pacini |first12=F. |last13=Salvadori |first13=G. |title=Acute liver injury related to the use of niperotidine |journal=Journal of Hepatology |volume=27 |issue=3 |pages=583–586 |doi=10.1016/s0168-8278(97)80365-0 }}</ref>)
* [[sufotidin]]
 
====Antihistamin H3====
Antihistamin H3 adalah klasifikasi obat yang digunakan untuk menghambat kerja [[histamin]] pada reseptor H3. Reseptor H3 terutama ditemukan di otak dan merupakan autoreseptor penghambat yang terletak di terminal saraf histaminergik, yang memodulasi pelepasan histamin. Pelepasan histamin di otak memicu pelepasan sekunder neurotransmitter rangsang seperti [[asam glutamat]] dan [[asetilkolin]] melalui stimulasi reseptor H1 di [[korteks otak besar]]. Akibatnya, tidak seperti antihistamin H1 yang bersifat sedatif, antihistamin H3 memiliki efek [[stimulan]] dan modulasi kognisi.
 
Contoh antihistamin H3 selektif meliputi:
 
*[[Klobenpropit]]<ref name="pmid18278935">{{cite journal | vauthors = Yoneyama H, Shimoda A, Araki L, Hatano K, Sakamoto Y, Kurihara T, Yamatodani A, Harusawa S | title = Efficient approaches to S-alkyl-N-alkylisothioureas: syntheses of histamine H3 antagonist clobenpropit and its analogues | journal = The Journal of Organic Chemistry | volume = 73 | issue = 6 | pages = 2096–104 | date = March 2008 | pmid = 18278935 | doi = 10.1021/jo702181x | display-authors= 1 }}</ref>
*[[ABT-239]]<ref name="pmid15608077">{{cite journal | vauthors = Fox GB, Esbenshade TA, Pan JB, Radek RJ, Krueger KM, Yao BB, Browman KE, Buckley MJ, Ballard ME, Komater VA, Miner H, Zhang M, Faghih R, Rueter LE, Bitner RS, Drescher KU, Wetter J, Marsh K, Lemaire M, Porsolt RD, Bennani YL, Sullivan JP, Cowart MD, Decker MW, Hancock AA | title = Pharmacological properties of ABT-239 [4-(2-{2-[(2R)-2-Methylpyrrolidinyl]ethyl}-benzofuran-5-yl)benzonitrile]: II. Neurophysiological characterization and broad preclinical efficacy in cognition and schizophrenia of a potent and selective histamine H3 receptor antagonist | journal = The Journal of Pharmacology and Experimental Therapeutics | volume = 313 | issue = 1 | pages = 176–90 | date = April 2005 | pmid = 15608077 | doi = 10.1124/jpet.104.078402 | s2cid = 15430117 | url = http://jpet.aspetjournals.org/cgi/pmidlookup?view=long&pmid=15608077 }}</ref>
*[[Siproksifan]]<ref name="pmid9808693">{{cite journal | vauthors = Ligneau X, Lin J, Vanni-Mercier G, Jouvet M, Muir JL, Ganellin CR, Stark H, Elz S, Schunack W, Schwartz J | title = Neurochemical and behavioral effects of ciproxifan, a potent histamine H3-receptor antagonist | journal = The Journal of Pharmacology and Experimental Therapeutics | volume = 287 | issue = 2 | pages = 658–66 | date = November 1998 | pmid = 9808693 | url = http://jpet.aspetjournals.org/cgi/pmidlookup?view=long&pmid=9808693 | access-date = 9 August 2014 | archive-date = 2 May 2020 | archive-url = https://web.archive.org/web/20200502160231/http://jpet.aspetjournals.org/content/287/2/658.long | url-status = dead }}</ref>
*[[Konesin]]
*[[A-349.821]]<ref>{{cite journal | vauthors = Esbenshade TA, Fox GB, Krueger KM, Baranowski JL, Miller TR, Kang CH, Denny LI, Witte DG, Yao BB, Pan JB, Faghih R, Bennani YL, Williams M, Hancock AA | title = Pharmacological and behavioral properties of A-349821, a selective and potent human histamine H3 receptor antagonist | journal = Biochemical Pharmacology | volume = 68 | issue = 5 | pages = 933–45 | date = September 2004 | pmid = 15294456 | doi = 10.1016/j.bcp.2004.05.048 }}</ref>
*[[Tioperamid]]
 
====Antihistamin H4====
Antihistamin H4 menghambat aktivitas reseptor H4. Contohnya: [[Tioperamid]], [[JNJ 7777120]], dan [[VUF-6002]].
 
== Penggunaan medis ==
Baris 139 ⟶ 158:
[[Kategori:Antihistamin| ]]
[[Kategori:Vasokonstriktor]]
[[Kategori:Obat]]