Pesta Baratan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Nampak, +Tampak; -nampak, +tampak; -Nampaknya, +Tampaknya; -nampaknya, +tampaknya); perubahan kosmetika
Koreksi beberapa info yang salah tentang penyelenggara event pesta baratan, juga tambahan tentang penggagasnya.
Tag: pengguna baru menambah pranala merah VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(12 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox karnaval
|image=Pesta Baratan 2014.JPG
|berdiri=2004
|penyelenggara=[[KabupatenYayasan Jepara|PemerintahLembayung Kabupaten JeparaKalinyamatan]]
|jenis=Karnaval keagamaan
|rute=[[Masjid Jami' Baiturrahman I Robayan|Masjid Baiturrahman Robayan]] - Masjid Al Makmur Kriyan - Pendopo Kalinyamatan
|peserta=Masyarakat setempat
|website=https://www.instagram.com/yayasanlembayung?igsh=MWF3bm50ZXB2OTl5aQ==
|website=http://jeparakab.go.id
|pendiri=Winahyu Widayati}}
}}
'''Pesta Baratan''' ({{lang-jv|ꦧꦫꦠꦤ꧀}}) adalah salah satu tradisi karnaval masyarakat [[Jepara]] yang erat kaitannya dengan [[Ratu Kalinyamat]].<ref>http://www.ticjepara.com/2008/11/pesta-baratan.html</ref>. Kata “baratan” berasal dari sebuah kata Bahasa Arab, yaitu “baraah” yang berarti keselamatan atau “barakah” yang berarti keberkahan.
[[Berkas:Impes di acara Pesta Baratan.JPG|jmpl|300px|Pasukan Pembawa Impes]]
Kegiatan dipusatkan di Masjid Al Makmur Desa Kriyan Kecamatan Kalinyamatan. Ritualnya sederhana, yaitu setelah salat maghrib, umat islam desa setempat tidak langsung pulang. Mereka tetap berada di masjid / musholla untuk berdo’a bersama. Surat Yasin dibaca tiga kali secara bersama-sama dilanjutkan salat isya berjamaah. Kemudian memanjatkan doa nishfu syakban dipimpin ulama / kiai setempat, setelah itu makan (bancaan) nasi puli dan melepas arak-arakan. Kata puli berasal dari Bahasa Arab : afwu lii, yang berarti maafkanlah aku. Puli terbuat dari bahan beras dan ketan yang ditumbuk halus dan dimakan dengan kelapa yang dibakar atau tanpa dibakar. Tradisi Pesta Baratan rutin dilaksanakan setiap tanggal 15 [[Sya'ban]] (kalender Hijriyah) atau 15 [[Ruwah]] (kalender Jawa) yang bertepatan dengan malam [[Nisfu Sya'ban]].
[[Berkas:Impes di Pesta Baratan.JPG|jmpl|300px|Impes (lampion khas Jepara)]]
'''Pesta Baratan''' adalah salah satu tradisi karnaval masyarakat [[Jepara]] yang erat kaitannya dengan [[Ratu Kalinyamat]]<ref>http://www.ticjepara.com/2008/11/pesta-baratan.html</ref>. Kata “baratan” berasal dari sebuah kata Bahasa Arab, yaitu “baraah” yang berarti keselamatan atau “barakah” yang berarti keberkahan.
Kegiatan dipusatkan di Masjid Al Makmur Desa Kriyan Kecamatan Kalinyamatan. Ritualnya sederhana, yaitu setelah salat maghrib, umat islam desa setempat tidak langsung pulang. Mereka tetap berada di masjid / musholla untuk berdo’a bersama. Surat Yasin dibaca tiga kali secara bersama-sama dilanjutkan salat isya berjamaah. Kemudian memanjatkan doa nishfu syakban dipimpin ulama / kiai setempat, setelah itu makan (bancaan) nasi puli dan melepas arak-arakan. Kata puli berasal dari Bahasa Arab : afwu lii, yang berarti maafkanlah aku. Puli terbuat dari bahan beras dan ketan yang ditumbuk halus dan dimakan dengan kelapa yang dibakar atau tanpa dibakar. Tradisi Pesta Baratan rutin dilaksanakan setiap tanggal 15 [[Sya'ban]] (kalender Hijriyah) atau 15 [[Ruwah]] (kalender Jawa) yang bertepatan dengan malam [[Nisfu Sya'ban]].
 
== Cerita yang mendasari tradisi Baratan ==
Setiap 15 hari sebelum Ramadhan ([[Nisfu Sya'ban]]) selalu di sambut warga [[Kalinyamatan, Jepara|Kalinyamatan]] dengan membersihkan serta menghias masjid ataupun mushala dan menyalakan penerangan lilin atau obor maupun impes di depan rumah, dan anak muda membawa obor mengelilingi kampung, karena Nisfu Sya'ban merupakan penutupan buku catatan amal bagi umat [[Islam]], Istilah Baratan berasal dari bahasa Arab, yaitu Baroatan. Kata tersebut berarti ''lembaran''. Artinya, pada tanggal 15 Syaban merupakan pergantian lembaran catatan amal perbuatan manusia menjelang Bulan Ramadhan. Lembaran itu habis untuk mencatat amal yang lama diganti dengan yang baru. Ramadan harus diisi dengan berbagai amalan, atau sering sebutan malam nisfu syaban. Maka dengan di nyalakan obor di depan rumah dan membawa obor keliling kampung harapanya catatan amal warga sekampung diharapkan terang atau baik.
 
Sekarang karena sudah Pemerintah [[Kabupaten Jepara]] masukkan dalam agenda<ref>{{Cite web |url=http://ramadan.metrotvnews.com/khas-daerah-ramadan/lKY1EYXK-pesta-baratan-sambut-ramadan |title=Salinan arsip |access-date=2016-05-23 |archive-date=2016-05-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160523102655/http://ramadan.metrotvnews.com/khas-daerah-ramadan/lKY1EYXK-pesta-baratan-sambut-ramadan |dead-url=yes }}</ref> pariwisata, maka kemasannya diubah agar bisa dinikmati masyarakat. Jadi tidak hanya seperti dulu hanya dilakukan anak-anak berjalan mengelilingi kampung dengan membawa impes dan obor dengan meneriakkan yel-yel ritmis "tong tong jik tong jeder, pak kaji nabuh jeder", dan sebagian lainnya melantunkan shalawat Nabi. Karena Daerah asal tradisi Baratan (yaitu Desa Robayan, Desa Kriyan, dan Desa Bakalan) merupakan desa yang terdapat di dalam tembok benteng Kerajaan Kalinyamat. Maka tradisi baratan atau Pesta baratan dikemas dengan mengusung tema Iring-iringan [[Ratu Kalinyamat]] beserta pasukannya. Acara yang rutin digelar setiap tahun pada tanggal 15 bulan Syaban, penanggalan hijriah, untuk menyambut datangnya Ramadan.
Selain berjalan mengelilingi kampung dengan membawa lampion, dahulu kala, dua pekan jelang Ramadan warga menggelar doa bersama di setiap mushala atau masjid. Kemudian dilanjutkan makan ketan dan gender bersama. Doa dan makan ketan gender masih ada. Secara umum kebiasaan masyarakat dulu masih dipertahankan, hanya saja ditambah dengan kemasan pentas seni dan pawai Ratu Kalinyamat beserta pasukannya.
Baris 23 ⟶ 21:
 
=== Formasi lama ===
Pada Barisan arak-arakan Pesta Baratan<ref>http://myzone.okezone.com/content/read/2010/07/20/2713/{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Barisan pertama adalah sebagai Sapu Jagad, baris kedua sebagai Pengawal Ratu Kalinyamat, baris ketiga sebagai Ratu Kalinyamat, baris keempat sebagai Santri pengikut Sultan Hadliri yang bersyalawat, baris kelima sebagai Pengiring pembawa lampion.
 
=== Formasi baru ===
Baris 42 ⟶ 40:
* Barisan Ketigabelas= sebagai abdi dalem Keraton Kerajaan Kalinyamat
* Barisan Keempatbelas = Ibu-Ibu Berkebaya membawa tumpeng Puli yang berbentuk unik atau Puli yang mempunyai rasa unik, setelah Puli dinilai siapa pemenang kreasi terunik dan terlezat pada pulinya, Kemudian Puli diberi do'a di Kantor Kecamatan Kalinyamatan oleh Kiyai, setelah itu Puli dibagi-bagikan kemasyarakat.
* Barisan Kelimabelas = berperan sebagai perajuritprajurit Perwakilan dari setiap desa di Kecamatan Kalinyamatan, dari kalangan warga umum dengan kostum bebas tetapi bertema pakaian adat Jawa atau Arab atau dikombinasikan Jawa dan Arab, perwakilan desa yang menarik dari segi kostum dan kekompakan akan diberi hadiah.
* Barisan Keenambelas = Peserta dari Perwakilan Seluruh SD, SMP, SMK seKalinyamatan membawa Lampion ataupun Impes dan meneriakan yel-yel asli pesta baratan yang sudah ada sejak zaman dulu yaitu yel-yel ritmis yang berbunyi "tong-tong-jik...tong-tong-jik...tong-jeder...pak-kaji-nabuh-jeder". tim yang menarik dari segi keunikan bentuk impes, keunikan bentuk lampion, kostum yang bagus dan sesuai tema zaman jawa kuno dan kekompakan tim, mendapatkan hadiah.
 
== Teatrikal ==
Setelah makan nasi puli, masyarakat di desa [[Kriyan, Kalinyamatan, Jepara|Kriyan]] dan beberapa desa di sekitarnya ([[Margoyoso, Kalinyamatan, Jepara|Margoyoso]], [[Purwogondo, Kalinyamatan, Jepara|Purwogondo]], dan [[Robayan, Kalinyamatan, Jepara|Robayan]]) turun dari masjid / mushalla untuk melakukan arak-arakan. Ada aksi theatrikal yang dilaksanakan seniman setempat, selebihnya diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat dewasa maupun anak-anak. Ribuan orang dengan membawa lampion bergerak dari halaman masjid Al Makmur Desa Kriyan dengan mengarak simbol Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadirin menuju pusat Kecamatan. Mereka meneriakkan yel-yel ritmis : "tong tong ji’ tong jeder, pak kaji nabuh jeder", dan sebagian lainnya melantunkan shalawat Nabi.
 
Dari sisi agama, tradisi ini dianggap sebagai ritual penyucian diri bagi umat islam, apalagi pelaksanaannya menjelang puasa bulan Romadlon. Selain itu, tradisi ini menggambarkan semangat dan optimisme dalam menjalani hidup, disamping keteguhan dalam menghadapi berbagai cobaan. Semua itu terangkum dalam do’a nishfu syakban yang dipanjatkan.
 
== Rekor ==
Event ini pernah dikemas menjadi salah satu peristiwa yang tercatat dalam buku MURI ([[Museum Rekor Indonesia]]) yaitu pawai membawa lampion dengan peserta terbanyak yang terjadi di daerah Kalinyamatan beberapa waktu yang lalu. Memang lampion yang terbuat dari kertas berwarna warni dengan lilin dan lampu batere menjadi ciri khas dari keramaian dari Baratan ini . Oleh karena itu jika musim baratan tiba diseputaran Kalinyamatan yang berpusat di sekitar pertigaan [[Purwogondo, Kalinyamatan, Jepara|Purwogondo]] banyak pedagang lampion tahunan yang menjajakan dagangannya di sepanjang jalan dan membuat keramaian tersendiri pada daerah ini. Selain lampion seiring dengan perkembangan zaman , bentuk bentuk unik lainnya seperti mobil-mobilan, ayam-ayaman dan banyak lagi bentuk lainnya juga meramaikan even baratan ini.
 
== Perencanaan ==
Baris 64 ⟶ 62:
 
== Pranala luar ==
* [http://www.pestabaratan.com website resmi Pesta Baratan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141221072739/http://www.pestabaratan.com/ |date=2014-12-21 }}
 
[[Kategori:Karnaval di Indonesia]]