Ignatius Dewanto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RushingBot (bicara | kontrib)
k top: hapus templat bendera per MOS:BENDERA, removed: {{negara|Indonesia}}, {{negara|Belanda}}
Achmad Suharto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3:
|honorific-suffix =
|name = Ignatius Dewanto
|image = <!--Dewanto_AURI.jpg-->
|imagesize = 200px
|caption =
Baris 18:
|death_date = [[1970]]
|death_place = [[Aceh]], [[Indonesia]]
|allegiance = {{flag|[[Indonesia}}]]
|serviceyears =
|rank = [[Berkas:Pdu19-TNI marsmatniAir komandoForce-BG.pngsvg|25px]] [[Marsekal Pertama]]
|branch = [[Tentara Pelajar]]<br />[[Berkas:Insignia of the Indonesian Air Force.svg|25px]] [[TNI Angkatan Udara]]
|unit = [[Berkas:LOGO SKADRON 3.png|25px]] [[Skadron Udara 3]]
Baris 50:
 
== Operasi militer melawan [[Permesta]] ==
Apron Liang, 18 Mei 1958. Kapten Udara Ignatius Dewanto tengah bersiap di kokpit [[P-51 Mustang]]. Pagi itu, dia ditugaskan menyerang pangkalan udara Aurev (Angkatan Udara Revolusioner, AU Permesta) di [[Sulawesi Utara]]. Saat itulah, hanya beberapa saat sebelum Dewanto take off menuju [[Manado]], sebuah berita memaksanya membatalkan serangan ke [[Manado]] dan harus mengarahkan pesawat ke [[Ambon]] karena kota tersebut dibom oleh [[:en:Douglas_ADouglas A-26_Invader26 Invader|B-26 Invader]] [[Permesta|Aurev]].
 
Ketika di udara, Dewanto mendapatkan [[Ambon]] mengepulkan asap di mana-mana. Puing-puing berserakan, menandakan baru saja mendapat serangan udara. Berputar sejenak, B-26 tak kunjung terlihat. Pesawat kemudian diarahkannya ke barat. [[Drop tank|''Drop Tank'']] dilepas untuk menambah kelincahan pesawat. Dewanto terbang rendah. Berbarengan saat pandangannya tertumbuk ke konvoi kapal ALRI, sekelebat dilihatnya pesawat B-26.
 
Pesawat tersebut ternyata tengah melaju ke arah konvoi kapal. Dewanto terbang mengejar dan beruntung bisa menempatkan diri persis berada di belakang B-26. Walau sempat ragu karena posisi musuh tepat antara kapal dan dia, Dewanto langsung melontarkan roketnya dan tembakan senapan mesin [[M2 Browning|M2]] 12,7&nbsp;mm pesawatnya. Saat bersamaan, KRI Sawega, salah satu kapal dalam konvoi kapal ALRI, juga menembakkan senjatanya : [[Bofors 40 mm|Bofors 40mm]], [[Meriam Oerlikon 20 mm|Oerlikon 20mm]], [[M2 Browning|M2 12,7&nbsp;mm]], [[:en:M1917_Browning_machine_gunM1917 Browning machine gun|M1917 7.62mm]]. Alhasil, B-26 yang diterbangkan seorang penerbang bayaran CIA bernama [[Allen Lawrence Pope]] beserta juru radio Hary Rantung (mantan AURI), terbakar dan tercebur ke laut.
 
Bagi Dewanto, ketegangan belum berakhir. Saat dalam perjalanan pulang, Dewanto berpapasan dengan B-26 lainnya. ''Head on attack'' perang udara berhadap-hadapan tak terelakkan. Dengan beraninya Dewanto menghujani B-26 yang diterbangkan Connie Seigrist, penerbang bayaran CIA, dengan senapan mesinnya. Tidak ada pesawat yang jatuh dalam pertempuran udara kali ini, tapi kedua-duanya mengalami kerusakan pesawat yang cukup signifikan akibatnya.<ref name=":0">{{Cite web|title=Operation Haik|url=http://napoleon130.tripod.com/id311.html|website=napoleon130.tripod.com|access-date=2020-12-07}}</ref>
Baris 113:
Dewanto sempat menjabat Deputi Menteri/Pangau Urusan Operasi (diangkat 1 Juli 1965) menggantikan Marsekal Muda Udara [[Sri Mulyono Herlambang]] yang dipromosikan sebagai Menteri Negara diperbantukan Presiden. Seperti banyak nama lainnya, Dewanto sempat diamankan usai Gerakan September 1965. Dewanto ditahan beberapa bulan di kantor Pertahanan Udara Halim. Sementara Sri Mulyono di Nirbaya. Sebelum benar-benar terjun ke penerbang sipil, Dewanto sempat menjadi Atase Udara di [[Moskow]] (1966). Hanya setahun, dia kembali ke Indonesia dan akhirnya diberhentikan dengan hormat dari dinas tentara terhitung 31 Maret 1967.
 
Pada tahun 1970, Dewanto diterima bekerja sebagai pilot pesawat sipil. Dia menerbangkan [[:en:Piper_PAPiper PA-23|Piper PA-23 Aztec]] milik SMAC dari Medan ke Aceh. Namun Karena kerusakan mesin, pesawat tersebut jatuh dan menewaskan seluruh penumpangnya termasuk Dewanto.<ref>[https://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-tragis-komodor-dewanto-pilot-terbaik-tni-au-jadi-sopir-truk.html "Kisah tragis Komodor Dewanto, pilot terbaik TNI AU jadi sopir truk"]</ref> Dewanto meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat terbang PA-23 Aztec milik [[Sabang Merauke Raya Air Charter|Sabang Merauke Raya AC]] pada tahun [[1970]]. Jenazahnya baru ditemukan delapan tahun kemudian. Atas izin [[Soeharto]] (waktu itu presiden), jenazah pahlawan AURI yang namanya diabadikan di gedung serbaguna "Dewanto" di [[Bandar Udara Iswahyudi|Lanud Iswahyudi]], [[Madiun]], dan pemegang 16 tanda kehormatan ini dikebumikan di [[TMP Kalibata]] setelah disemayamkan di Mabes TNI AU Pancoran.
 
== Referensi ==
Baris 128:
 
{{DEFAULTSORT:Dewanto, Ignatius}}
{{tokoh-militer-stub}}
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]