Soekertijo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(9 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Officeholder|honorific-prefix=
|image=Brigadier General Soekertijo, Commander of the Udayana Regional Military Command.jpg
|name=
}}
[[Mayor Jenderal|Mayjen]] [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]] ([[Purnawirawan|
== Kehidupan Pribadi ==
Soekertijo adalah nama sejak lahir namun ejaan sekarang menjadi Sukertiyo.
== Karier Militer ==
=== Tentara Pembela Tanah Air (PETA) ===
Sukertiyo yang saat itu berusia 17 tahun berangkat ke Bogor pada bulan April 1944 bersama beberapa orang kawan,
Selama menjalani latihan digembleng habis-habisan, setiap hari diberi latihan lari yang semakin lama bertambah jauh dan juga latihan lapangan terus menerus, dimulai dari latihan perorangan, latihan tingkat regu, latihan tingkat peleton sampai latihan tingkat kompi, hampir tidak ada teori selama empat bulan itu.
Baris 17:
Pendidikan PETA memberi semangat membela tanah air. Semakin berat latihan semakin tebal semangat berperang sebagai prajurit. Kalau nanti berperang tidak kenal menyerah dan wajib bertempur sampai mati.
Selesai pendidikan kemudian dilantik di lapangan Ikada, Jakarta pada tanggal 10 Agustus 1944 serta mengucapkan janji atau semacam sumpah wajib yaitu : ''Mengabdi, Keberanian prajurit'', ''Sopan santun dan Sederhana''. Selesai dilantik kemudian kembali ke
Pada suatu hari Sukertiyo menerima kartu pos dari Lumajang
Tahun 1945 Amerika menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki sehingga membuat Jepang menyerah kepada Amerika dan sekutunya serta harus keluar dari wilayah jajahannya termasuk Indonesia. Pada akhirnya Indonesia dapat memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945,
=== Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat ===
Setelah tentara PETA bubar, Sukertiyo kembali ke Lumajang dan tidak lama kemudian pemerintah Republik Indonesia membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang terdiri dari mantan anggota [[Pembela Tanah Air|PETA]], [[Heiho]] dan lain-lain. Terbentuklah ''Batalion Lumajang'' dengan komandan batalion yaitu Mayor '''dr.Soedjono''' sedangkan Sukertiyo mendapat pangkat Letnan Dua dan menjadi komandan Seksi yang ikut serta melucuti tentara Jepang.
=== Agresi Militer Belanda I dan II ===
Sejak September 1945 tentara sekutu mendarat di Surabaya untuk mengurusi tawanan tentara Jepang namun tentara Belanda ikut menyusup kedalam tentara sekutu karena ingin kembali menguasai Indonesia. ''Arek-arek Suroboyo'' berontak karena tidak menghendaki kedatangan tentara sekutu sehingga terjadilah Pertempuran Surabaya pada tanggal 10 November 1945 yang kemudian berlanjut menjadi
Setiap daerah ikut membantu mengirim pasukan ke Surabaya termasuk juga Batalion Lumajang, Divisi VII / Untung Surapati yang diberi tugas menyerang daerah Sepanjang dan menduduki daerah Gubeng. Pertempuran berlangsung terus sehingga pengiriman pasukan silih berganti dengan tujuan Surabaya, Wonokromo, Gedangan, Tanggulangin dan terakhir ke Porong, Gempol dan Bangil yang merupakan penugasan yang ke-13 kalinya.
Agresi Militer Belanda dimulai dengan terus menerus mengirim pasukan dengan mendaratkan tentaranya di Probolinggo, Pasuruan dan Pasir Putih pada tanggal 21 Juli 1947 dengan tujuan
Pada saat itu sebagian besar anggota batalion
Kompi Soewandak dengan kekuatan 2 regu mengadakan serangan malam terhadap musuh di jembatan Drandang dan '''Kompi Sukertiyo''' dengan kekuatan 1,5 regu berusaha menghadang gerakan pasukan musuh di perlintasan kereta api Klakah, namun kekuatan musuh dengan kendaraan Lapis bajanya berhasil masuk ke kota Lumajang pada 22 Juli 1947.
Baris 49:
Kompi Sukertiyo selalu bekerja sama dengan kompi Suwandak, kompi Suwignyo, kompi Moch Yasir, pasukan Mujahidin pimpinan Kyai Ilyas, Barisan Maling, Palang Merah dan lain-lain.
Nama-nama yang ikut berjuang antara lain : dr. Sujono, Moch Wiyono, Moch Sruji, dr.Subandi, Nailun Hamam, Wachman, Santoso, Joko Hadisuprapto, Suyoso,
Setelah penyerahan kedaulatan oleh Belanda, bulan Desember 1949 Sukertiyo ditugaskan sebagai Kepala Staf (sekarang Wakil Komandan) Batalion 30 di Malang dengan pangkat Kapten dan bersiap menyongsong tugas-tugas ketentaraan setelah perang kemerdekaan berakhir.
=== Riwayat Jabatan ===
Baris 65:
# Kepala Staf Resimen Infanteri 16 T&T V / Brawijaya (1959-1961)
# Komandan Resimen Infanteri 16 T&T V / Brawijaya (1961-1963)
# Perwira Siswa di Kursus Reguler III [[Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat|Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Darat]], Bandung (1963-1964)<ref name="utama" />
# Asisten I (Intelijen) dan Asisten V (Teritorial) Kepala Staf Komando Antar Daerah Indonesia Timur (1964-1966)
# PS Kepala Staf [[Komando Daerah Militer V/Brawijaya|Komando Daerah Militer VIII/Brawijaya]] (1966)<ref name="utama" />
# Panglima [[Komando Daerah Militer IX/Udayana|Komando Daerah Militer XVI/Udayana]] (21 Agustus 1966 -
# Panglima [[Komando Daerah Militer VI/Mulawarman|Komando Daerah Militer IX/Mulawarman]] (31 Maret 1970 - 10 November 1971)<ref name="utama" />
# Asisten IV/Logistik [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]] (30 Oktober 1971 -
# Pembantu Pribadi [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]] (
# Pensiun (1979)
Baris 86:
== Wafat ==
Soekertyo wafat di Jakarta pada tanggal 11 November 1985 bertepatan dengan 4 hari setelah hari ulang tahunnya yang ke 59 Tahun kemudian jenazahnya dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata|Taman Makam Pahlawan Nasional (TMPN) Kalibata]].<ref name="utama" />
== Referensi ==
{{Reflist}}
[[Kategori:Tokoh Indonesia]]
|