Songket Palembang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Swarabakti (bicara | kontrib) Tag: Pengembalian manual Suntingan visualeditor-wikitext |
||
(37 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Aesan Gede Songket Palembang.jpg|jmpl|Songket Palembang yang dikenakan pada baju wanita Palembang yang disebut Aesan Gede.]]
Songket kerap dikaitkan dengan Kemaharajaan [[Sriwijaya]] sebagai asal mula tradisi songket berasal, beberapa jenis Songket yang populer pun tak lepas dari lokasi-lokasi yang pernah berada dibawah kekuasaan Sriwijaya, salah satu lokasi dominan yang juga diyakini sebagai ibukota Kemaharajaan Sriwijaya di masa lampau yakni [[Palembang]], yang terletak di [[Sumatera Selatan]]. Selain Palembang, beberapa daerah di Sumatra juga menjadi lokasi penghasil Songket terbaik dalam kelasnya, yakni meliputi daerah-daerah di Minangkabau atau Sumatera Barat seperti Pandai Sikek, Silungkang, Koto Gadang, dan Padang. Di luar Sumatra, kain songket juga dihasilkan oleh daerah-daerah seperti Bali, Lombok, Sambas, Sumba, Makassar, Sulawesi, dan daerah-daerah lain di Indonesia.
== Sejarah ==▼
Keberadaan Songket Palembang telah ada sejak masa Kesultanan Palembang. Songket telah ada di Palembang sejak ratusan tahun silam dan diyakini sejak zaman Sriwijaya. Pada waktu itu kerajinan songket merupakan suatu usaha sambilan bagi penduduk asli Palembang. Songket telah ada bersamaan munculnya Kesultanan Palembang Darussalam (1659-1823). Berdasarkan catatan sejarah yang berhak dan pantas memakai songket pada waktu itu adalah raja atau sultan dan kerabat keraton. Songket yang dipakai oleh para sultan di Palembang merupakan pelengkap pakaian kebesaran.<ref>{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/77-karya-budaya-ditetapkan-sebagai-warisan-budaya-takbenda-indonesia-tahun-2013/|title=77 karya budaya ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia tahun 2013|last=ditindb|date=2014-03-05|website=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|language=id-ID|access-date=2019-02-22}} </ref> ▼
Karena faktor sejarah kekuasaan Kemaharajaan Sriwijaya, perdagangan, dan perkawinan campuran, Songket pun juga menjadi populer di Kawasan Maritim Asia Tenggara khususnya di negara-negara sekitar Indonesia seperti Brunei, Malaysia, dan Singapura.<ref>{{cite book |last1=Rodgers |first1=Susan |last2=Summerfield |first2=Anne |last3=Summerfield |first3=John |title=Gold Cloths of Sumatra: Indonesia's Songkets from Ceremony to Commodity |lang=en |trans-title=Kain Emas Sumatra: Songket, dari Seremoni hingga Komoditas |date=2007 |publisher=Cantor Art Callery |location=Worcester, Massachusetts |isbn=978-9067183123 |url=https://books.google.com/books?id=pgu6c4qZMkYC&q=srivijaya&pg=PA47&redir_esc=y#v=snippet&q=intermarriage&f=false |access-date=15 January 2012 }}{{Pranala mati|date=Juli 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Patut diketahui bahwa kain songket memiliki banyak keistimewaan jika dibandingkan kain tenun jenis lain. Salah satunya corak dan ragamnya yang berbeda, masing-masing memiliki makna tersendiri.
Bahan dasar kain songket yang terbuat dari benang emas dan perak membuat harga songket melambung tinggi. Teknik pembuatan kain yang unik dan cenderung rumit membuat songket berbeda dengan kain jenis lainnya.
Dari cara memakainya, songket pria dan perempuan memiliki perbedaan mendasar. Kain songket untuk pria disebut [[Rumpak]] (bumpak) dengan motif yang tidak penuh dengan tumpal (kepala kain) berada di belakang badan.
▲== Sejarah ==
▲Keberadaan Songket
Menurut cerita lisan yang berkembang di masyarakat Palembang, awal mula kain songket berasal dari pedagang Cina yang membawa sutra, pedagang India dan timur tengah membawa emas sehingga terciptalah kain songket yang berlapis emas di tangan penduduk asli Melayu di [[Kota Palembang|Palembang]]. Keberadaan tradisi kain songket di Indonesia juga kerap dikaitkan dengan masa kemakmuran dan kejayaan Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang pada abad ke-7- ke 13.
== Ragam Songket Palembang ==
Baris 15 ⟶ 24:
# '''Songket Lepus.''' Songket ini dikenal sebagai songket pertama yang ada di Palembang. Makna harfiah dari ''lepus'' ialah menutupi sehingga ''Songket Lepus'' berarti kain songket yang tertutupi oleh anyaman benang emas. Hampir seluruh kain ''Songket Lepus'' tertutupi oleh benang emas. Songket Lepus dibagi menjadi tiga, dasar pembedaan ini bergantung pada motif dan benang yang digunakan: ''Lepus Berekam'', ''Lepus Berantai'', dan ''Lepus Penuh''.
# '''Songket Tabur.''' Sesuai dengan namannya, songket ini dikenal dengan motif tabur yang memiliki ciri bertaburan, menyebar, dan motif dengan bentuk kecil-kecil seperti bunga dan bintang. Dikena tiga jenis yang tergolong dalam songket tabur yaitu: ''Songket Tawur Lintang'', ''Songket Tawur Nampan Perak'', dan ''Songket Tawur Tampak Magis''.
# '''Songket Bunga.'''
# '''Songket Limar.'''
# '''Songket Tretes.''' Songket
# '''Songket Rumpak.''' Songket ini
== Teknik Pembuatan ==
[[File:Menenun songket 20241116 111954.jpg|jmpl|ka|upright=1.5|Seorang perempuan [[menenun]] songket di ''guguk'' Perigi (2 Ulu), [[Seberang Ulu I, Palembang]]]]
Songket berasal dari istilah ''sungkit'' yang berarti “mengait” atau “mencungkil" yang secara langsung merepresentasikan metode pembuatannya yaitu:<ref>MAKNA SIMBOLIS MOTIF TENUN SONGKET AESAN GEDE DALAM PROSESI PERNIKAHAN ADAT PALEMBANG SUMATERA SELATAN http://repository.isi-ska.ac.id/988/1/Tesis%20Endang%20Tri%20Wahyuni.pdf</ref>
# Mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun
# Menyelipkan benang emas
# Menenun
# Penyempurnaan
== Cara Memakai Songket ==
Kain songket pada umumnya dipakai sebagai pakaian adat masyarakat Palembang untuk menghadiri ritual adat antara lain upacara perkawinan, upacara cukur rambut bayi dan sebagai busana penari Gending Sriwijaya. Terdapat perbedaan motif cara memakai kain songket pada pria dan wanita.<ref>Analisis Karakteristik dan Perilaku Konsumen Tenun Songket Palembang https://media.neliti.com/media/publications/12622-ID-analisis-karakteristik-dan-perilaku-konsumen-tenun-songket-palembang.pdf</ref>
▲Terdapat perbedaan motif cara memakai kain songket pada pria dan wanita. Kain songket untuk pria yang kerap disebut Rumpak (bumpak) memiliki motif yang tidak penuh dengan tumpal (kepala kain) berada di belakang badan. Songket tersebut dipakai mulai dari pinggul ke bawah sampai di bagian bawah lutut (untuk pria yang telah menikah) dan menggantung di atas lutut (untuk pria yang belum menikah). Sedangkan untuk wanita, tumpal (kepala kain) wajib berada di depan dengan posisi dari pinggul hingga mata kaki.
# Pria: Kain songket yang dikenakan oleh pria yang kerap disebut [[Rumpak]] ''(bumpak)'' memiliki motif yang tidak penuh dengan kepala kain berada di belakang badan. Songket tersebut dipakai mulai dari pinggul ke bawah sampai di bagian bawah lutut (bagi pria yang telah menikah) dan menggantung di atas lutut (bagi pria yang belum menikah).
# Wanita: Kain songket yang dikenakan oleh wanita kepala kain ''(tumpal)'' "wajib" berada di depan dengan posisi kain berada pada dari pinggul hingga mata kaki.
==
{{reflist}}
[[Kategori:Warisan budaya takbenda Indonesia]]
[[Kategori:Kerajinan Palembang]]
|