Songket Palembang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
Swarabakti (bicara | kontrib)
 
(7 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
'''Songket Palembang''' adalah salah satu karya budaya dari [[Sumatera Selatan]] yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada tahun 2013 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Karya budaya ini masuk ke dalam domain Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional dengan nomor pencatatan 201300009. Songket Palembang tidak hanya sekadar kain pelindung tubuh yang estetis namun memiliki makna adiluhung yaitu kemakmuran, kejayaan, dan keberanian.<ref>Songket Palembang https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=9</ref>
 
Songket kerap dikaitkan dengan Kemaharajaan [[Sriwijaya]] sebagai asal mula tradisi songket berasal, beberapa jenis Songket yang populer pun tak lepas dari lokasi-lokasi yang pernah berada dibawah kekuasaan Sriwijaya, salah satu lokasi dominan yang juga diyakini sebagai ibukota Kemaharajaan Sriwijaya di masa lampau yakni [[Palembang]], yang terletak di [[Sumatera Selatan]]. Selain Palembang, beberapa daerah di Sumatra juga menjadi lokasi penghasil Songket terbaik dalam kelasnya, yakni meliputi daerah-daerah di Minangkabau atau SumatraSumatera Barat seperti Pandai Sikek, Silungkang, Koto Gadang, dan Padang. Di luar Sumatra, kain songket juga dihasilkan oleh daerah-daerah seperti Bali, Lombok, Sambas, Sumba, Makassar, Sulawesi, dan daerah-daerah lain di Indonesia.
 
Karena faktor sejarah kekuasaan Kemaharajaan Sriwijaya, perdagangan, dan perkawinan campuran, Songket pun juga menjadi populer di Kawasan Maritim Asia Tenggara khususnya di negara-negara sekitar Indonesia seperti Brunei, Malaysia, dan Singapura.<ref>{{cite book |last1=Rodgers |first1=Susan |last2=Summerfield |first2=Anne |last3=Summerfield |first3=John |title=Gold Cloths of Sumatra: Indonesia's Songkets from Ceremony to Commodity |lang=en |trans-title=Kain Emas Sumatra: Songket, dari Seremoni hingga Komoditas |date=2007 |publisher=Cantor Art Callery |location=Worcester, Massachusetts |isbn=978-9067183123 |url=https://books.google.com/books?id=pgu6c4qZMkYC&q=srivijaya&pg=PA47&redir_esc=y#v=snippet&q=intermarriage&f=false |access-date=15 January 2012 }}{{Pranala mati|date=Juli 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Baris 15:
 
== Sejarah ==
Keberadaan Songket PalembangMelayu telah dikenal sejak masa Kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang Darussalam. Bukti songket telah ada sejak masa kejayaan Sriwijaya dapat dilihat dalam arca di kompleks percandian Tanah Abang, Kabupaten Muara Enim, SumatraSumatera Selatan. Pada masa itu, pekerjaan membuat songket merupakan suatu usaha sambilan bagi penduduk asli PalembangMelayu. Songket telah ada bersamaan munculnya Kesultanan Palembang Darussalam (1659-1823). Dalam sejarahnya, orang yang berhak dan pantas memakai songket pada waktu itu adalah raja atau sultan dan kerabat keraton.<ref>{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/77-karya-budaya-ditetapkan-sebagai-warisan-budaya-takbenda-indonesia-tahun-2013/|title=77 karya budaya ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia tahun 2013|last=ditindb|date=2014-03-05|website=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|language=id-ID|access-date=2019-02-22}} </ref>
 
Menurut cerita lisan yang berkembang di masyarakat Palembang, awal mula kain songket berasal dari pedagang Cina yang membawa sutra, pedagang India dan timur tengah membawa emas sehingga terciptalah kain songket yang berlapis emas di tangan penduduk asli Melayu di [[Kota Palembang|Palembang]]. Keberadaan tradisi kain songket di Indonesia juga kerap dikaitkan dengan masa kemakmuran dan kejayaan Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang pada abad ke-7- ke 13.
 
== Ragam Songket Palembang ==
Baris 30:
 
== Teknik Pembuatan ==
[[File:Menenun songket 20241116 111954.jpg|jmpl|ka|upright=1.5|Seorang perempuan [[menenun]] songket di ''guguk'' Perigi (2 Ulu), [[Seberang Ulu I, Palembang]]]]
Songket berasal dari istilah ''sungkit'' yang berarti “mengait” atau “mencungkil" yang secara langsung merepresentasikan metode pembuatannya yaitu:<ref>MAKNA SIMBOLIS MOTIF TENUN SONGKET AESAN GEDE DALAM PROSESI PERNIKAHAN ADAT PALEMBANG SUMATERA SELATAN http://repository.isi-ska.ac.id/988/1/Tesis%20Endang%20Tri%20Wahyuni.pdf</ref>