Lampu minyak tanah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Sumber panas pada mesin tetas: merapikan penulisan
Hartanto Wibowo (bicara | kontrib)
 
(4 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Lantern_Lamp_RPG_Item_Large.png|jmpl|[[Ilustrasi]] lampu minyak tanah secara umum.]]
'''Lampu minyak tanah''' atau '''lampu parafin''' adalah [[lampu]] yang menggunakan [[bahan bakar]] berupa [[minyak tanah]] untuk [[penerangan]]. Penggunaan lampu minyak tanah telah dimulai sejak abad ke-10 di [[Kordoba, Spanyol|Kordoba]] akibat penemuan metode penyulingan minyak tanah oleh [[Muhammad bin Zakariya ar-Razi|Ar-Razi]] (864–925 M). Komponen utama lampu minyak tanah ialah sumbu, penampung minyak tanah dan semprong. Penerangan diperoleh melalui penyerapan minyak tanah ke sumbu yang kemudian terbakar dan menghasilkan [[cahaya]] dari [[api]].
 
Baris 4 ⟶ 5:
 
== Sejarah ==
[[Berkas:Candiles_-_Museo_Arqueológico_de_Córdoba.jpg|jmpl|Model lampu minyak tanah yang digunakan di [[Kekhalifahan Kordoba]] pada abad ke-10 Masehi. ]]
[[Manusia]] awalnya memperoleh penerangan dari bahan [[kayu bakar]]. Setelahnya, terjadi perkembangan teknologi penerangan yang mengurangi pemakaian energi pada alat penerangan dengan penggunaan lilin dan minyak paus. Setelah itu, lampu minyak tanah digunakan sebagai bagian dari penemuan baru dalam teknologi penerangan.{{Sfn|Flavin dan Lenssen|1995|p=76-77}}
 
Baris 9 ⟶ 11:
 
== Komponen ==
[[Berkas:"kerosene_lamp_flame.jpg|jmpl|[[Api]] yang dihasikan oleh lampu minyak tanah dengan [[cahaya]] redup.]]
Lampu minyak tanah terdiri dari tiga komponen, yaitu sumbu, penampung minyak tanah dan [[semprong]]. Bagian sumbu terhubung langsung dengan minyak tanah. Sumbu terbuat dari bahan yang mampu menyerap minyak tanah dari penampungan. Fungsi sumbu sebagai penyala [[api]] melalui penyerapan minyak tanah secara perlahan. Sementara semprong merupakan bagian penutup lampu yang memiliki lubang di bagian atasnya.<ref>{{Cite book|last=Mustopa|date=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/Ramadhan_Menyapa_Penduduk_Bumi_Menaiki_T/xzQhEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Lampu+minyak+tanah&pg=PA80&printsec=frontcover|title=Ramadhan Menyapa Penduduk Bumi, Menaiki Tangga Langit|location=Sleman|publisher=Penerbit Deepublish|isbn=978-623-02-2484-3|pages=80|url-status=live}}</ref>
 
Baris 35 ⟶ 38:
 
=== Pemanfaatan kebudayaan ===
[[Berkas:Alikusu_Tumbilo_Tohe.jpg|jmpl|Festival [[Tumbilo tohe|Tumbilo Tohe]]]]
 
==== Festival Tumbilo Tohe ====
Lampu minyak tanah digunakan dalam salah satu tradisi [[Suku Gorontalo]] yang disebut Festival Tumbilo Tohe. Festival TumbilotoheTumbilo Tohe merupakan tradisi pemasangan lampu pada tiga malam terakhir bulan [[Ramadan]]. Tumbilo Tohe dalam [[bahasa Gorontalo]] berasal dari kata ''tumbilo'' dan ''tohe'' yang berarti pasang lampu. Lampu minyak tanah yang digunakan dibuat dari botol atau kaleng bekas yang sumbunya terbuat dari sumbu kompor minyak. Sumbu dipasang pada bagian penutup lampu minyak tanah. Tradisi Tumbilo Tohe telah dimulai sejak abad ke-15 dengan bahan bakar sebelum memakai minyak tanah berupa [[damar]] lalu [[minyak kelapa]]. Lampu minyak tanah dipasang di pagar, tepi jalan dan di depan rumah.<ref>{{Cite book|last=Yusuf dan Toet|date=2012|url=https://www.google.co.id/books/edition/Indonesia_Punya_Cerita/e3-sCAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Lampu+minyak+tanah&pg=PA95&printsec=frontcover|title=Indonesia Punya Cerita|location=Jakarta Timur|publisher=Cerdas Interaktif|isbn=978-979-788-346-1|pages=95|url-status=live}}</ref>   
 
== Referensi ==
Baris 55 ⟶ 59:
{{Sumber Pencahayaan Buatan}}
[[Kategori:Lampu]]
[[Kategori:Minyak tanah]]