Arabisasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak 2 perubahan teks terakhir (oleh Bebasnama) dan mengembalikan revisi 16210524 oleh Kevin Faoziduhu P. M.
Dewinta88 (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.
 
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{periksa terjemahan|en|Arabization}}
[[Berkas:First Umayyad gold dinar, Caliph Abd al-Malik, 695 CE (cropped).jpg|jmpl|262x262px|[[Abdul al-Malik bin Marwan|Abdul al-Malik]] menjadikan [[bahasa Arab]] menjadi bahasa resmi [[Kekhalifahan Umayyah]] pada 686.]]
'''Arabisasi''' ({{lang-ar|تعريب}} ''{{transl|ar|ALA-LC|taʻrīb}}'') mendeskripsikan penaklukan sebuah kawasan non-Arab dan pertumbuhan budaya Arab pada populasi non-Arab "[[Umat Arab Kristen]]", yang menyebabkan adopsi bertahan mereka terhadap [[bahasa Arab]] dan/atau pemasukan mereka ke [[budaya Arab]] dan [[bangsa Arab#Identitas|identitas Arab]]. Agama [[Islam]] dan [[Arab Kristen]] tatanan sosio-budaya terkait [[Islamisme|Islamisasi]] (pemerintahan dan masyarakat yang ditata sesuai dengan hukum yang dianjurkan oleh Islam), dengan teks [[al-Qur'an]] utama mereka yang ditulis dalam bahasa Arab dan diiringi oleh budaya Arab, yang memiliki peran utama dalam Arabisasi, biasanya menjadi perpanjangan tangan dari [[Islamisasi]] dari tanah-tanah yang diduduki oleh [[Umat Arab Kristen]]. Pada umumnya, unsur-unsur dari [[Semenanjung Arab|Arab]] berpadu dalam berbagai bentuk dengan unsur-unsur dari peradaban yang diduduki dan secara mutlak mendenominasikan "Arab". Arabisasi juga berlanjut pada zaman modern, kebanyakan dilakukan oleh rezim-rezim nasionalis Arab dari [[kampanye Arabisasi Ba'athis di Irak Utara|Irak]],<ref>''Iraq, Claims in Conflict: Reversing Ethnic Cleansing in Northern Iraq''. [https://books.google.co.il/books?id=S36CEfg_hp4C&pg=PA7&lpg=PA7&dq=forced+arabization+iraq&source=bl&ots=2GcQl7psRD&sig=YW3G-Kks9o8rfW7N6I3Zi7HHIM0&hl=iw&sa=X&ved=0CEkQ6AEwBmoVChMI0MHmytCbyAIVgbgUCh1mjQB3#v=onepage&q=forced%20arabization%20iraq&f=false]</ref> [[Suriah]], [[Sudan]],<ref name=dwight49/> [[Mauritus]], [[Aljazair]]<ref name="dwight49">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=ifcGBwAAQBAJ|title=The Cambridge Companion to Modern Arab Culture|last=Reynolds|first=Dwight F. |date=2 April 2015 |publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521898072}}</ref> dan [[Libya]] dengan kebijakan-kebijakan yang meliputi perluasan pemukiman [[kolonialisme pemukim|kolonial]] Arab, pengusiran minoritas non-Arab [[Arab Kristen]] dan pemaksaan identitas dan budaya Arab terhadap penduduk non-Arab, terutama dalam artian tak mengijinkan pemakaian [[bahasa ibu]] selain bahasa Arab dalam pendidikan. [[Kantor Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusia|Komisioner Tinggi PBB untuk HAM]], mengutip para saksi lokal, juga mengklaim bahwa penindasan agresif terhadap minoritas non-Arab oleh kelompok teror [[Negara Islam Irak dan Syam]] adalah Arabisasi paksa.<ref name=OHCHR-2014/><ref name=OHCHR-27>{{cite web|title=Selected testimonies from victims of the Syrian conflict: Twenty-seventh session |url=http://www.ohchr.org/EN/HRBodies/HRC/RegularSessions/Session27/Documents/A-HRC-27-CRP1.pdf|website=UN Human Rights Council}}</ref>
 
Setelah [[kebangkitan Islam]] di [[Hejaz]], budaya dan bahasa Arab menyebar ke luar semenanjung Arab melalui penaklukkan, perdagangan dan pernikahan silang antara penduduk lokal non-Arab yang beragama ([[Kristen Yunani]], Kristen [[Maronite]], [[Koptik]] dan [[Katholik]]) dengan Umat [[Islam]] di semenanjung Arab. Bahasa Arab mulai dijadikan [[Basantara|lingua franca]] di kawasan-kawasan tersebut dan [[logat]]-logatnya pun bermunculan. Meskipun [[Yaman]] secara tradisional merupakan tanah air bangsa Arab, kebanyakan penduduk Yaman pada kenyataannya tak memakai bahasa Arab sebelum persebaran Islam, namun memakai bahasa-bahasa [[Semitik Selatan]].<ref>Nebes, Norbert, "Epigraphic South Arabian," in Uhlig, Siegbert, ed. ''Encyclopaedia Aethiopica'' (Wiesbaden: Harrassowitz Verlag, 2005), p. 335</ref><ref>Leonid Kogan and [[Andrey Korotayev]]: Sayhadic Languages (Epigraphic South Arabian) // Semitic Languages. London: Routledge, 1997, p[. 157-183.</ref> Pengaruh Arab juga ditemukan di beberapa negara lainnya, yang budaya-budayanya dipengaruhi oleh Islam. Arab adalah sumber besar dari pengucapan untuk berbagai bahasa. Proses ini meraih puncaknya pada abad ke-10 sampai ke-14, titik tinggi dari budaya Arab, dan meskipun beberapa kata Arab sejak itu banyak ditinggalkan, beberapa masih dipakai.
 
== Catatan ==
Baris 15 ⟶ 16:
* {{PD-old-text|title=Journal of the Royal Anthropological Institute of Great Britain and Ireland, Volume 17|year=1888|author=Royal Anthropological Institute of Great Britain and Ireland, JSTOR (Organization)}}
* {{PD-old-text|title=Journal of the Royal Anthropological Institute of Great Britain and Ireland, Volume 17|year=1888|author=Royal Anthropological Institute of Great Britain and Ireland, JSTOR (Organization)}}
{{Asimilasi budaya}}
 
[[Kategori:Arab]]