[[Berkas:Souvereiniteitsoverdracht aan Indonesië in het Koninklijk Paleis op de Dam. Mini, Bestanddeelnr 903-7669.jpg|jmpl|ka|250px|[[Mohammad Hatta|Bung Hatta]] (keempat dari kiri) di [[Istana DamRaja Amsterdam]], [[Amsterdam]], dan [[Juliana dari Belanda|Ratu Juliana]] (ketiga dari kanan) pada saat penyerahan kedaulatan]]
'''Pengakuan tanggal kemerdekaan Indonesia oleh Belanda''' atau '''Pengakuan Kedaulatan Indonesia''' adalah peristiwa di mana [[Belanda]] akhirnya mengakui bahwa kemerdekaan [[Indonesia]] adalah tanggal [[17 Agustus]] [[1945]] sesuai dengan [[proklamasiProklamasi kemerdekaanKemerdekaan Indonesia]], bukan tanggal [[27 Desember]] [[1949]] saat ''soevereiniteitsoverdrachtAkte van Soevereiniteitsoverdracht'' (penyerahanAkta kedaulatanPenyerahan Kedaulatan) ditandatangani di [[Istana Raja Amsterdam|Istana Dam]], [[Amsterdam]].<ref>{{Cite web|title=Soevereiniteitsoverdracht aan Indonesië in 1949|url=https://www.parlement.com/id/vhm0l02igvut/soevereiniteitsoverdracht_aan_indonesie|website=www.parlement.com|language=nl|access-date=2024-09-25}}</ref>
Pengakuan ini baru dilakukan pada [[16 Agustus]] [[2005]], sehari sebelum peringatan 60 tahun proklamasi kemerdekaan Indonesia, oleh [[Menteri Luar Negeri]] [[Belanda]] [[Bernard Rudolf Bot]] dalam pidato resminya di Gedung [[DepartemenKementerian Luar Negeri Republik Indonesia|Deplu]]. Pada kesempatan itu, [[Pemerintah Indonesia]] diwakili oleh [[Daftar Menteri Luar Negeri RepublikIndonesia|Menteri Luar Negeri Indonesia]] [[Hassan Wirajuda]]. Keesokan harinya, Bot juga menghadiri Upacara Kenegaraan Peringatan Hari Ulang Tahun ke-60 Kemerdekaan RI di [[Istana Negara]], [[Jakarta]].<ref>{{Cite web|last=Sani|first=Ahmad Faiz Ibnu|date=2021-08-16|title=Selama 60 Tahun Belanda tidak Akui Indonesia Merdeka Pada 17 Agustus 1945|url=https://dunia.tempo.co/read/1494896/selama-60-tahun-belanda-tidak-akui-indonesia-merdeka-pada-17-agustus-1945|website=Tempo|language=en|access-date=2024-09-25}}</ref>
Pada [[4 September]] [[2008]], juga untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang [[Perdana Menteri Belanda]], [[Jan Peter Balkenende]], menghadiri Peringatan HUT Kemerdekaan RI. Balkenende menghadiri resepsi diplomatik HUT Kemerdekaan RI ke-63 yang digelar oleh [[Daftar perwakilan diplomatik Indonesia|Kedutaan Besar Republik Indonesia]] (KBRI) Belanda di [[Wisma Duta]], [[Den Haag]]. Kehadirannya didampingi oleh para menteri utama [[Kabinet Balkenende IV]], antara lain Menteri Luar Negeri [[Maxime Jacques Marcel Verhagen]], Menteri Hukum [[Ernst Hirsch Ballin]], Menteri Pertahanan [[Eimert van Middelkoop]], dan para pejabat tinggi kementerian luar negeri, parlemen, serta para mantan Duta Besar Belanda untuk Indonesia.<ref>[http{{Cite web|last=#|date=2022-08-13|title=60 Tahun Merdeka, Belanda Baru Akui 17 Agustus 1945 Tanggal Kemerdekaan Indonesia - Habar Kalimantan|url=https://www.detiknewshabarkalimantan.com/readperistiwa/2008/09/05/180222/1001252/10/pertama60-dalam-sejarahtahun-pmmerdeka-belanda-hadiribaru-resepsiakui-hut17-riagustus-171945-8 Pertama Dalam Sejarah PM Belanda Hadiri Resepsi HUT RI 17tanggal-8], ''detikNews'', 5 September 2008kemerdekaan-indonesia/|language=id|access-date=2024-09-25}}</ref>
Selama hampir 60 tahun, Belanda tidak bersedia mengakui kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Belanda menganggap kemerdekaan Indonesia baru terjadi pada [[27 Desember]] [[1949]], yaitu ketika ''soevereiniteitsoverdracht'' (penyerahan kedaulatan) ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam. Di Belanda selama ini juga ada kekhawatiran bahwa mengakui Indonesia merdeka pada tahun 1945 sama saja mengakui tindakan ''politionele acties'' ([[agresiAksi militerPolisionil|aksi polisionil]]) pada [[1945]]-[[1949]] adalah ilegal.<ref>{{Citation|title=Pengakuan PM Belanda soal Kemerdekaan Indonesia Dinilai Kemunduran|url=https://www.metrotvnews.com/play/ba4C08Q0-pengakuan-pm-belanda-soal-kemerdekaan-indonesia-dinilai-kemunduran|accessdate=2024-09-25|language=id}}</ref>
Sebelumnya, pada tahun [[1995]], [[Beatrix dari Belanda]] sempat ingin menghadiri Peringatan [[Ulang tahun|Hari Ulang Tahun]] RI ke-50. Tapi keinginan ini ditentang PM [[Wim Kok]]. Akhirnya Beatrix terpaksa mampir di [[Singapura]] dan baru memasuki Indonesia beberapa hari setelah peringatan proklamasi.
== Referensi ==
== Sikap Pemerintah Indonesia ==
{{Reflist}}
Menlu Hassan pun hanya mengatakan,"Kami menerima pernyataan penyesalan dari pemerintah Belanda". Saat ditanya apakah dengan menerima penyesalan dari pemerintah Belanda berarti Indonesia memaafkan kejahatan Belanda semasa penjajahan dulu, Hassan tidak membenarkan dan tidak membantahnya. "Kita sudah dengar sendiri dari Menlu Bot. Ini adalah pernyataan yang sensitif. Di Belanda pun untuk menyatakan penyesalan ini menjadi perdebatan sejumlah pihak. Kita harus menghargai sikap Belanda," tutur Hassan.
Acara yang dimulai pukul 19.30 ini berakhir pada pukul 20.15 WIB. Usai menyampaikan pidatonya, kedua Menlu ini saling memotong [[tumpengan nasi kuning]] sebagai tanda dimulainya babak baru hubungan Indonesia dan Belanda.
== Lihat pula ==
|