Muntaha Al-Hafizh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(12 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
| pre-nominals = [[Kiai|K.]] [[Haji (gelar)|H.]]
| name = KH. Muntaha al-Hafidz
| image =
| birth_date = {{birth date|1912|07|09}} <ref name=www.sarkub.com>[http://www.sarkub.com/2012/kh-muntaha-al-hafizh-pecinta-al-quran-sepanjang-hayat/ www.sarkub.com: KH. Muntaha Al-Hafizh, Pecinta Al-Qur’an Sepanjang Hayat]. Diakses 2 April 2014</ref>
| birth_place = [[Kalibeber, Wonosobo|Mojotengah]], [[Kabupaten Wonosobo|Jawa Tengah]], [[Jawa Tengah]]
| death_date = {{Death date and age|2004|12|29|1912|07|09}}
| nationality = {{IDN}}
| spouse = [[Ny. Hj. Saudah]]<br /> [[Ny. Hj. Maryam Parakan]] <br /> [[Ny. Hj. Maijan Jariyah Tohari]]
| occupation = pengasuh Pondok Pesantren Al-Asy’ariyah|Tahfidzul Qur’an Al-Asy’ariyyah Kalibeber Wonosobo
| years_active = 1912-2004
| known_for = Ulama
| successor = [[KH Mustahal asyari]] <br />[[KH Faqih muntaha]] <br />[[KH Ibnu jauzi]] <br />[[KH Khoirullah Al Mujtaba]](sekarang)
| predecessor =
| father = [[K.H. Asyary]]
| children
| website =
}}
'''[https://lajnah.kemenag.go.id/artikel/biografi-kh-muntaha-1912-2004 Muntaha Al-Hafizh]''' ({{lahirmati|[[Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo|Desa Kalibeber]], [[Mojotengah, Wonosobo|Kecamatan Mojotengah]], [[Kabupaten Wonosobo]], [[Jawa Tengah]]|09|07|1912|[[Semarang]]|29|12|2004}}) adalah [[ulama]] [[Indonesia]] kelahiran [[Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo|Desa Kalibeber]], [[Mojotengah, Wonosobo|Kecamatan Mojotengah]], [[Kabupaten Wonosobo]], [[Jawa Tengah]] yang memiliki julukan Pecinta Al-Qur'an Sepanjang Hayat.<ref name="www.sarkub.com">[http://www.sarkub.com/2012/kh-muntaha-al-hafizh-pecinta-al-quran-sepanjang-hayat/ www.sarkub.com: KH. Muntaha Al-Hafizh, Pecinta Al-Qur’an Sepanjang Hayat]. Diakses 2 April 2014</ref> Julukan tersebut ia terima karena hampir seluruh hidupnya ia habiskan untuk mendalami dan menyebarkan ajaran [[al-Qur'an]].<ref name="www.sarkub.com"/> Ia adalah pengasuh [
== Riwayat Hidup ==
===
Kiai Muntaha adalah putra ketiga dari pasangan K.H. [[Asy'ari]] dan Ny. [[Safinah]].<ref name="www.sarkub.com" /> Ibunda KH. Muntaha yakni Ny. Safinah memiliki 5 orang anak dan Muntaha merupakan anak ke-3. Kakaknya adalah K. Mustangin, K. Murtadho, dan adiknya adalah KH. Mudastsir, Ny H. Maziyah. Sedangkan KH. Mustahal Asy’ari merupakan adik yang berbeda ibu yang berasal dari Kertek, Wonosobo yakni Nyai Hj. Sufiyah.<ref>{{Cite book|last=Kamal|first=Faisal|date=2021|url=http://worldcat.org/oclc/1304493263|title=Charismatic leadership : peranan, pemikiran & pandangan hidup KH. Muntaha Wonosobo|location=Wonosobo|isbn=978-623-92958-8-2|oclc=1304493263|url-status=live}}</ref> Lahir dari keluarga pesantren, Kiai Muntaha memperoleh [[pendidikan]] membaca [[al-Qur'an]] dan ilmu-ilmu keislaman langsung dari kedua orang tuanya.<ref name="www.sarkub.com" /> KH Muntaha memiliki istri-istri antara lain:
Baris 34:
Dari kelima istri tersebut KH. Muntaha mempunyai keturunan hanya dari dua orang istrinya. Putra dari Ny. Hj. Maijan Jariyah (Istri ke-3) yaitu Faqih Muntaha dan dari Ny. Hj. Sahilah (istri ke-5) yaitu Siti Nur Latifah, Agus Muhammad Abdul Malik Abu Yahya, Ahmad Syarif Syukri, dan Ahmad Walid Aufa.<ref>{{Cite book|last=Kamal|first=Faisal|date=2021|url=https://www.worldcat.org/oclc/1304493263|title=Charismatic leadership : peranan, pemikiran & pandangan hidup KH. Muntaha Wonosobo|location=Wonosobo|isbn=978-623-92958-8-2|oclc=1304493263}}</ref> Selanjutnya, ia melanjutkan perjalanan untuk mencari [[ilmu]] dari pesantren satu ke pesantren yang lain.<ref name="www.sarkub.com" />
=== Riwayat Pendidikan ===
Perjalanan belajar KH. Muntaha dalam menjalankan tradisi pemeliharaan tradisi keilmuan al-Qur’an terjalin dalam suatu jaringan guru, murid dan rekan sejawat, yang diyakini sebagai pionir dalam tokoh-tokoh tahfîdz pondok pesantren yang terhubung secara langsung terhubung, dan KH. Muntaha merupakan salah satu bagian daripada mata rantai terpenting tersebut bersama dengan guru-gurunya, yakni KH. Usman dari Kaliwungu, Kendal. K.H. Munawwir dari Krapyak, Yogyakarta, dan KH. Dimyati dari Termas, Pacitan.<ref>{{Cite journal|last=Kamal|first=Faisal|last2=Mas’ud|first2=Abdurrahman|last3=Uhbiyati|first3=Nur|date=2022-04-09|title=BIOGRAFI KH. MUNTAHA (1912-2004) SEBAGAI PEMIMPIN PONDOK PESANTREN AL-ASY’ARIYYAH WONOSOBO|url=http://ejournal.iaiibrahimy.ac.id/index.php/arrisalah/article/view/1331|journal=Jurnal Ilmiah Ar-Risalah: Media Ke-Islaman, Pendidikan dan Hukum Islam|language=en|volume=20|issue=1|pages=133–153|issn=2540-7783}}</ref> Dalam perjalanannya tersebut, Kiai Muntaha selalu menempuhnya dengan cara berjalan kaki.<ref name="www.sarkub.com" /> Di setiap melakukan perjalan menuju pesantren selanjutnya, Kiai Muntaha menggunakan waktu istirahatnya untuk mengkhatamkan (menyelesaikan bacaan) al-Qur'an.<ref name="www.sarkub.com" /> Di antara pesantren yang pernah ia singgahi yakni Pesantren [[Kaliwungu]], Pesantren [[Krapyak]], dan Pesantren [[Termas]].<ref name="www.sarkub.com" /> Setelah melakukan perjalanan dari berbagai pesantren, pada tahun [[1950]] Kiai Muntaha pulang ke Kalibeber untuk melanjutkan kepemimpinan ayahnya (K.H. Asy'ari) untuk mengembangkan Pondok Pesantren [[Al-Asy'ariyyah]] di desa kelahirannya.<ref name="www.sarkub.com" />
|