Muatan sumbu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(21 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
: ''Artikel ini tentang transportasi beroda. Untuk besaran fisika lihat halaman [[Muatan listrik]].
[[Berkas:MST.jpg|thumb|Distribusi beban muatan sumbu ke badan jalan]] '''Muatan sumbu''' adalah jumlah [[tekanan]] [[roda]] dari satu sumbu [[kendaraan]] terhadap [[jalan]]; Beban tersebut selanjutnya didistribusikan ke fondasi [[jalan]], bila daya dukung jalan tidak mampu menahan muatan sumbu maka jalan akan rusak. Oleh karena itu ditetapkanlah Muatan Sumbu Terberat (MST) yang bisa melalui suatu kelas jalan tertentu. Untuk jalan Kelas II, MST ditetapkan 10 ton, Kelas III A, B, C ditetapkan 8 ton.▼
[[Berkas:MST.jpg|jmpl|Distribusi beban muatan sumbu ke badan jalan]]
▲
==
Muatan sumbu terberat adalah jumlah tekanan maksimum roda terhadap jalan, penetapan muatan sumbu terberat ditujukan untuk mengoptimalkan antara [[biaya]] [[konstruksi]] dengan effisiensi [[angkutan]]. Muatan sumbu terberat untuk masing-masing kelas jalan ditunjukkan dalam daftar berikut:
{| class="wikitable"
|-
! Kelas jalan
! MST
|-
! I
| Belum ditetapkan <sup>1</sup>)
|-
! II
! 10 ton
|-
! III
! 8 ton
|}
<sup>1</sup>) <sub>Belum ditetapkan, dibeberapa negara Eropa sudah ditetapkan 13 ton</sub>
Muatan Sumbu Terberat ditentukan dengan pertimbangan kelas jalan terendah yang dilalui, kekuatan ban, kekuatan rancangan sumbu dan GVW atau jumlah yang diperbolehkan yang ditetapkan oleh pabrikan. Penghitungan Muatan Sumbu Terberat menggunakan prinsip kesetimbangan momen gaya. Muatan Sumbu Terberat pada kendaraan dengan konfigurasi 1.1 umumnya terletak pada sumbu belakang,sehingga sumbu depan menjadi titik awal momen sehingga dapat diformulasikan menjadi:
<math>MST=((q * L)/a)+S2</math>
* q = jarak dari Sumbu pertama (As roda depan) ke titik berat muatan;
* L = ''Load'' atau muatan dalam kg;
* a = jarak ''wheelbase'' atau As roda depan sampai dengan As roda belakang;
* S2 = Berat timbangan sumbu kedua(belakang)dalam kg.
== Pelanggaran terhadap muatan sumbu ==
Pelanggaran terhadap muatan sumbu dikendalikan melalui [[jembatan timbang]]. Penempatan jembatan timbang dilakukan pada lintasan strategis sehingga kelebihan muatan dapat dikendalikan dengan lebih baik. Pelaksanaan pengendalian di jembatan timbang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Provinsi.
Tingkat pengrusakan jalan dinyatakan dengan rumus berikut:
:<math>TKJ = \frac{MST}{MSR}^4</math>
di mana:
:''TKJ'' adalah Tingkat kerusakan jalan (kali)
:''MST'' adalah Muatan Sumbu Terberat hasil penimbangan
:''MSR'' adalah Muatan Sumbu Rencana
== Lihat pula ==
* [[Jalan]]
* [[Jembatan timbang]]
* [[Jumlah berat yang diijinkan]]
* [[Lalu lintas]]
* [[Rekayasa lalu lintas]]
* [[As roda]]
[[Kategori:Transportasi di Indonesia]]
{{transportasi-stub}}
|