Dampak pandemi COVID-19 terhadap industri mode: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k pembersihan kosmetika dasar
Kim Nansa (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 8:
 
== Saluran distribusi ==
Pembatasan sosial menyebabkan banyak toko tutup, baik itu total selama pandemi maupun pengurangan jam operasional. Hal ini mendorong masyarakat untuk beralih ke sistem [[belanja daring]]. Selain itu, kewajiban untuk tinggal di rumah juga menjadi faktor pendorong kenaikan transaksi daring. Bagi pedagang, beralih ke [[perdagangan elektronik]] merupakan jalan satu-satunya untuk mempertahankan usaha.<ref>{{Cite web|title=COVID-19: Impact on retail consumer behavior &#124; Accenture|url=https://www.accenture.com/us-en/insights/retail/coronavirus-consumer-behavior-research|website=www.accenture.com|access-date=11 October 2020}}</ref>
 
== Penjualan ==
Baris 17:
 
== Mode yang berkelanjutan ==
Industri mode merupakan salah satu industri paling boros dan paling banyak menyumbang sampah di dunia.<ref>{{Cite journal|date=2021-04-15|title=Closing the loop on take, make, waste: Investigating circular economy practices in the Swedish fashion industry|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0959652621004650|journal=Journal of Cleaner Production|language=en|volume=293|pages=126245|doi=10.1016/j.jclepro.2021.126245|issn=0959-6526}}</ref> Salah satu laporan menyebutkan bahwa sekitar 85% bahan [[tekstil]] berakhir di tempat sampah setiap tahunnya.<ref>{{Cite web|last=McFall-Johnsen|first=Morgan|title=The fashion industry emits more carbon than international flights and maritime shipping combined. Here are the biggest ways it impacts the planet.|url=https://www.businessinsider.com/fast-fashion-environmental-impact-pollution-emissions-waste-water-2019-10|website=Business Insider|access-date=2021-03-25}}</ref> [[Pandemi]] COVID-19 mendorong orang untuk tinggal dan bekerja dari rumah dan tidak berganti-ganti baju dalam sehari. Kondisi ini dapat membuat orang berpikir ulang saat akan berbelanja pakaian baru. Dewan Mode Inggris bersama Dewan Desainer Amerika dalam sebuah forum menyatakan bahwa pandemi membuka peluang untuk perombakan industri secara mendasar dan mengarah pada industri mode yang benar-benar baru dan lebih lambat.<ref name=":2" />
 
Beberapa pakar bidang [[keberlanjutan]] mengkaji dampak pandemi COVID-19 terhadap prospek pengembangan industri mode berkelanjutan.<ref name=":2">{{Cite journal|last=Brydges|first=Taylor|last2=Retamal|first2=Monique|last3=Hanlon|first3=Mary|date=2020-12-10|title=Will COVID-19 support the transition to a more sustainable fashion industry?|url=https://doi.org/10.1080/15487733.2020.1829848|journal=Sustainability: Science, Practice and Policy|volume=16|issue=1|pages=298–308|doi=10.1080/15487733.2020.1829848}}</ref> Mereka juga membahas kemungkinan mendorong industri mode agar lebih berkelanjutan dan di saat yang sama, mampu berlaku [[Etika|etis]] dan mengurangi ketidaksetaraan di pihak buruh.<ref name=":1">{{Cite web|date=2020-12-28|title=Could the Covid pandemic make fashion more sustainable?|url=http://www.theguardian.com/world/2020/dec/28/could-the-covid-pandemic-make-fashion-more-sustainable|website=the Guardian|language=en|access-date=2021-03-25}}</ref> Tren yang muncul di saat pandemi dan diperkirakan akan bertahan adalah kenaikan konsumsi baju bekas dan membuat pakaian dan padu padan sendiri.<ref name=":1" /> Perbincangan juga menyentuh peluang penerapan [[ekonomi sirkular]] dalam industri mode. Beberapa bentuk penerapannya untuk kalangan produsen antara lain berupa reorientasi metode dari pembelian ke sewa, menjual garmen dengan cara berlangganan, dan mempromosikan perbaikan dan [[Regenerasi (biologi)|regenerasi]] pakaian, sehingga menciptakan pakaian dengan siklus hidup yang tidak terbatas.<ref>{{Cite journal|last=D’Adamo|first=Idiano|last2=Lupi|first2=Gianluca|date=2021/1|title=Sustainability and Resilience after COVID-19: A Circular Premium in the Fashion Industry|url=https://www.mdpi.com/2071-1050/13/4/1861|journal=Sustainability|language=en|volume=13|issue=4|pages=1861|doi=10.3390/su13041861}}</ref>
 
== Referensi ==
Baris 26:
[[Kategori:Perhiasan]]
[[Kategori:Pakaian]]
[[Kategori:Dampak pandemi COVIDCovid-19]]