Duta Pertiwi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menghapus pengalihan ke Sinar Mas Land Tag: Menghapus pengalihan Pengembalian manual Mengosongkan sebagian besar isi |
k Merapikan |
||
(22 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox
|
| trading_name =
| logo =
| logo_size = 250px
| image_caption =
| type = [[Perseroan terbatas]] [[perusahaan publik|terbuka]]
location = [[Jakarta]], [[Indonesia]]|▼
| traded_as = {{IDX|DUTI}}
| foundation = {{Start date and age|df=yes|1972|12|29}}
| fate =
▲ industry = [[real estate]]|
| founder =
| area_served = [[Indonesia]]
| locations =
| key_people = [[Teky Mailoa]]<ref name="direksi">{{Cite web|url=http://dutapertiwi.com/investor/commissioners-directors|title=Komisaris & Direksi|publisher=PT Duta Pertiwi Tbk|language=id|access-date=1 Maret 2022}}</ref><br/>([[Direktur Utama]])<br/>[[Muktar Widjaja]]<ref name="direksi"/><br/>([[Komisaris Utama]])
| brands =International Trade Center (ITC)
| products = {{hlist|[[Perumahan]]|[[Apartemen]]|[[Ruko]]|[[Kios]]|[[Pergudangan]]|[[Perkantoran]]|[[Pusat perbelanjaan]]|[[Hotel]]|[[Water park]]}}
| services =
| revenue = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 1,725 triliun <small>(2020)</small><ref name=annual/>
| net_income = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 639,349 milyar <small>(2020)</small><ref name="annual">{{Cite web|url=https://www.sinarmasland.com/download/index.php?id=13634|title=Laporan Tahunan 2020|publisher=PT Duta Pertiwi Tbk|language=id|access-date=1 Maret 2022}}</ref>
| owner = PT [[Bumi Serpong Damai (perusahaan)|Bumi Serpong Damai]] Tbk (91,45%)<br>[[Publik]] (8,55%)
| assets = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 13,754 triliun <small>(2020)</small><ref name=annual/>
| equity = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 10,330 triliun <small>(2020)</small><ref name=annual/>
| num_employees = 964 <small>(2020)</small><ref name="annual"/>
| subsid = Lihat [[#Anak usaha|anak usaha]]
| slogan =
| homepage = {{URL|www.dutapertiwi.co.id}}
}}
'''PT
== Sejarah ==
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1987 dengan mengembangkan kompleks ruko di Jl. Pangeran Jayakarta dan perumahan [[Taman Duta Mas]] di Jakarta. Perusahaan ini kemudian juga mulai mengembangkan [[ITC Mangga Dua]]. Pada tahun 1990, perusahaan ini mulai mengembangkan [[ITC Roxy Mas]]. Perusahaan ini kemudian juga mulai mengembangkan perumahan [[Taman Banjar Wijaya]] di [[Tangerang]], [[Kota Bunga]] di [[Bogor]] dan [[Taman Permata Buana]] di Jakarta. Perusahaan ini lalu mulai mengembangkan Hotel Le Grandeur di [[Balikpapan]].
Pada tahun 1994, perusahaan ini resmi melantai di [[Bursa Efek Surabaya]] dan mulai mengembangkan [[ITC Cempaka Mas]]. Pada tahun 1995, perusahaan ini mulai mengembangkan [[Mal Ambassador]] dan Plaza BII di Jakarta. Pada tahun 1996, perusahaan ini mulai mengembangkan [[ITC Fatmawati]] Jakarta dan perumahan [[Kota Wisata]] di Cibubur. Pada tahun 1997, perusahaan ini mulai mengembangkan Mall Mangga Dua di Jakarta dan kemudian juga mulai mengembangkan perumahan [[Legenda Wisata]] di Cibubur. Pada tahun 2002, perusahaan ini mulai mengembangkan [[ITC Permata Hijau]] dan [[ITC Depok]]. Perusahaan ini kemudian juga mulai mengembangkan perumahan [[Grand Wisata]] di [[Bekasi]]. Perusahaan ini lalu mulai mengoperasikan [[ITC Surabaya Mega Grosir]] dan [[DP Mall]] Semarang. Pada tahun 2010, perusahaan ini resmi diakuisisi oleh PT [[Bumi Serpong Damai]] Tbk.
Pada tahun 2013, perusahaan ini mengakuisisi 64,25% saham PT Wijaya Pratama Raya yang memiliki DP Mall Semarang. Nama Plaza BII kemudian diubah menjadi [[Sinarmas Land Plaza]]. [[Go!Wet Water Park]] di Grand Wisata kemudian juga mulai dioperasikan. Pada tahun 2017, perusahaan ini mulai mengembangkan Apartemen Southgate di [[Jakarta Selatan]]. Pada tahun 2019, perusahaan ini membentuk sebuah [[perusahaan patungan]] untuk membangun pusat perbelanjaan di Grand Wisata. Perusahaan ini kemudian juga membentuk PT [[Duti Diamond Development]] untuk membangun apartemen di ITC Fatmawati. Pada tahun 2020, akibat [[pandemi COVID-19]], perusahaan ini menghentikan operasional Hotel Le Grandeur Mangga Dua dan Hotel Le Grandeur Balikpapan.<ref name="annual" /><ref name="profil">{{Cite web|url=http://dutapertiwi.com/about/|title=Tentang Perusahaan|publisher=PT Duta Pertiwi Tbk|language=id|access-date=1 Maret 2022}}</ref>
== Isu pencemaran nama baik ==
Kasus gugatan hukum PT Duta Pertiwi kepada Fifi Tanang (penghuni, sekaligus Ketua Perhimpunan Penghuni Apartemen Mangga Dua Court), dan tiga pemilik kios di International Trade Center (ITC) Mangga Dua: Khoe Seng Seng, Pan Esther, dan Kwee Meng Luan alias Winny, pada Mei 2009, menjadi sorotan publik karena untuk pertama kalinya seseorang dihukum gara-gara menulis surat pembaca.
Fifi Tanang menulis surat pembaca yang dimuat di Warta Kota edisi 4 November 2006. Dalam surat berjudul "''Hati-hati Modus Operandi Penipuan PT Duta Pertiwi''" itu, Fifi antara lain menceritakan status kepemilikan apartemen seharga Rp 2,25 miliar yang tertera dalam sertifikat selama ini adalah HGB [[hak guna bangunan]] ternyata belakangan baru diketahui berada di atas [[hak pengelolaan lahan]] milik pemerintah daerah. Selain menggugat Fifi secara perdata, Duta Pertiwi juga melaporkan perempuan ini ke polisi karena dianggap telah melakukan pencemaran nama baik
Khoe Seng Seng, Pan Esther, dan Kwee Meng Luan alias Winny juga mengirim surat pembaca, mengeluhkan hal yang sama, kekecewaan bahwa ternyata kios yang dibeli berada di atas hak pengelolaan lahan milik pemerintah daerah. Kasus ini bermula saat mereka di beritahukan dalam rapat perpanjangan HGB ITC Mangga Dua di bulan Agustus 2006 bahwa status tanah bersama di ITC-Mangga Dua yang diperjual belikan oleh PT.Duta Pertiwi Tbk., pada tahun 1992 dengan status atas tanah bersama adalah HGB seperti yang tertera di dalam setiap sertifikat para pemilik selama ini, sebenarnya adalah HGB diatas HPL Pemprov DKI. Dengan adanya informasi baru mengenai status tanah ITC-Mangga Dua yang sebenarnya ini, pihak pengelola gedung (PT. Jakarta Sinar Intertrade, yang juga merupakan anak perusahaan PT.Duta Pertiwi Tbk.) mengatakan bahwa para pemilik kios dikenakan biaya-biaya selain biaya perpanjangan HGB juga dikenakan biaya HPL/sewa lahan Rp 3 juta lebih (untuk kios sebesar +/- 8m2). Setelah diperpanjang di dalam sertifikat setiap pemilik sekarang tertera informasi adanya HPL ini.<ref>[http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2009/02/18/brk,20090218-160735,id.html Sidang Pidana Surat Pembaca Ditunda], Tempointeraktif.com</ref>
Baris 32 ⟶ 52:
Robinson Tarigan S.H. Bahkan dalam persidangan Khoe Seng Seng, saksi Hasnawi Thamrin ketua PPRS ITC-M2, yang jelas-jelas telah memberikan kesaksian palsu tidak dijadikan pertimbangan sama sekali dan kenyataan bahwa Pengadilan Jakarta Pusat memutuskan telah memutuskan Hasnawi Thamrin telah terbukti secara sah dan meyakinkan telah melakukan tindak pidana penganiayaan terhadap pemilik kios ITC-Roxy Mas saat rapat umum perhimpunan penghuni pada tahun 2006, dan TIDAK diberikannya Notulen rapat ITC-M2 yang menurutnya hanya sebagian kecil dari pemilik kios ITC-M2 yang berkeberatan membayar biaya HPL juga tidak dijadikan bahan pertimbangan oleh Majelis Hakim dalam membuat keputusan.
Pada tanggal 8 September 2009, kembali PT. Duta Pertiwi Tbk., melalui anak perusahaannya PT. Jakarta Sinar Intertrade mengejutkan dunia media, dengan memenjarakan Aguswandi Tanjung (penghuni sekaligus pemilik salah satu unit apartment di ITC Roxy Mas) dengan tuduhan mencuri listrik untuk men-charge telephone gengamnya di koridor milik bersama para penghuni/pemilik apartment ITC-Roxy Mas. Kasus ini sekali lagi menjadi sorotan publik karena merupakan kasus pertama diIndonesia, bahkan di Dunia. Aguswandi Tanjung sejak tahun 2004 telah menggugat PT. Duta Pertiwi Tbk., atas perpanjangan tanah milik bersama para pemilik rumah susun campuran ITC-Roxy Mas yang diperpanjang kepada PT.Duta Pertiwi Tbk., tanpa sepengetahuan para pemilik ITC-Roxy Mas, sehingga secara langsung menurut BPN telah menghilangkan hak atas tanah bersama para pemilik ITC Roxy Mas lainnya. Dengan adanya permohonan perpanjangan atas tanah bersama ini kepada PT.Duta Pertiwi Tbk., oleh ketua PPRS, Kent W, yang nota bene adalah pegawai dari PT.Duta Pertiwi Tbk., maka buku Tanah yang ada dalam setiap sertifikat para pemilik ITC-Roxy Mas terpaksa dicoret setelah perpanjangan dilakukan. Kasus ini terus bergulir, dan Aguswandi Tanjung didampingi kuasa hukum dari kantor hukum OC Kaligis, pro-bono.<ref>[http://www.tvone.co.id/arsip/view/26557/2009/10/30/isi_batere_ponsel_di_tempat_umum_ditahan_polisi/ http://news.okezone.com/read/2009/06/04/1/226270/lagi-penulis-surat-pembaca-dihukum Lagi, Penulis Surat Pembaca Dihukum] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20091102012432/http://www.tvone.co.id/arsip/view/26557/2009/10/30/isi_batere_ponsel_di_tempat_umum_ditahan_polisi |date=2009-11-02 }}, Okezone.com</ref>
== Anak usaha ==
Hinga tahun 2020, perusahaan ini memiliki 17 anak usaha yang bertugas mengelola dan mengembangkan properti, yakni:
{{div col}}
# PT Anekagriya Buminusa
# PT Kanaka Grahaasri
# PT Mekanusa Cipta
# PT Prima Sehati
# PT Putra Prabukarya
# PT Duta Semesta Mas
# PT Kembangan Permai Development
# PT Misaya Properindo
# PT Mustika Karya Sejati
# PT Pangeran Plaza Utama
# PT Saranapapan Ekasejati
# PT Perwita Margasakti
# PT Phinisindo Zamrud Nusantara
# PT Putra Alvita Pratama
# PT Royal Oriental
# PT Sinarwijaya Ekapratista
# PT Wijaya Pratama Raya
{{div col end}}
== Referensi ==
{{reflist}}
== Lihat juga ==
* [[Duta Pertiwi]]
* [[Hegel Solar]]
* [[Himalaya Energi Perkasa]]
* [[Indobuana Autoraya]]
== Pranala luar ==
* [http://www.simasred.com Situs resmi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070929212535/http://www.simasred.com/ |date=2007-09-29 }}
{{Sinar Mas Land}}
[[Kategori:Perusahaan Indonesia]]
[[Kategori:Perusahaan
|