Blok Poros: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dwinug (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor
 
(76 revisi perantara oleh 38 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox geopolitical organization
[[Berkas:WWII.png|thumb|400px|warna hijau adalah pihak Sekutu (hijau terang adalah yang bergabung setelah penyerangan ke Pearl Harbor), Negara-negara sentral berwarna biru dan warna abu-abu adalah negara netral]]
| conventional_long_name = Blok Poros
{{multiple image
| native_name = {{ubl|{{native name|de|Achsenmächte}}|{{native name|it|Potenze dell'Asse}}|{{native name|ja|樞軸國, {{transl|ja|Sūjikukoku}}}}}}
<!-- Essential parameters -->
| align common_name = rightPoros
| status = [[Keamanan kolektif|Aliansi militer]]
| direction = vertical
| widthera = Perang Dunia = 235II
| life_span = 1936–1945
<!-- Image 1 -->
| event_start = [[Pakta Anti-Komintern]]
| image1 = Bundesarchiv Bild 183-L09218, Berlin, Japanische Botschaft.jpg
| width1year_start = 1936
| date_start = 25 November
| caption1 = Bendera Jerman, Jepang, dan Italia dikibarkan berurutan di Kedubes Jepang di Tiergartenstraße, Berlin (September 1940)
| event_end = [[Perang_Dunia_II#Poros_runtuh,_Sekutu_menang_(1945)|Dikalahkan]]
<!-- Image 2 -->
| year_end = 1945
| image2 = Bundesarchiv Bild 146-1969-065-24, Münchener Abkommen, Ankunft Mussolini.jpg
| width2date_end = 2 = September
| event1 = [[Pakta Baja]]
| caption2 = Dua pemimpin blok poros, yaitu [[Duce]] [[Benito Mussolini]] (Italia) dan [[Führer]] [[Adolf Hitler]] (Jerman).
| date_event1= 22 Mei 1939
<!-- Image3 -->
| event2 = [[Pakta Tripartit]]
| image3 =Greater East Asia Conference.JPG
| date_event2 = 27 September 1940
| width3 =
| flag_p1 = WWI-re.png
| caption3 =[[Perdana Menteri Jepang]] [[Hideki Tojo]] (tengah) bersama perwakilan pemerintah sesama [[Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya]]. Di sebelah kiri Tojo, dari kiri ke kanan: [[Ba Maw]] dari Burma, [[Zhang Jinghui]] dari Manchuria, [[Wang Jingwei]] dari Cina. Di sebelah kanan Tojo, dari kiri ke kanan, [[Wan Waithayakon]] dari Thailand, [[José P. Laurel]] dari Filipina, [[Subhas Chandra Bose]] dari India.
| image_map2 = Celebration of the Japan-Germany-Italy-Triparite-Pact (1940) in Tokio.jpg
| image_map2_caption = Perayaan penandatanganan Pakta Tripartit di Tokyo
----
{{Plainlist | style = padding-left: 0.6em; text-align: left; |
'''{{underline|Kekuatan utama Blok Poros:}}'''{{Efn|Jerman, Italia, dan Jepang biasanya digambarkan sebagai negara “utama” (atau serupa) di antara negara-negara Poros (lihat misalnya, ''Global Strategy'', Momah, p. 71, or ''Encyclopedia of World War II'', Tucker & Roberts, p. 102).}}
* {{flagcountry|Jerman Nazi|name=Jerman Nazi}}
* {{flagcountry|Kerajaan Italia di bawah Fasisme (1922-1943)|name=Italia Fasis}}{{Efn|Setelah [[Gencatan senjata Cassibile|penyerahan diri Italia pada bulan September 1943]], Kerajaan Italia bertempur sebagai pihak yang turut berperang dengan Sekutu, sedangkan [[Republik Sosial Italia]], negara boneka Jerman, dibentuk di Italia utara dan berdiri hingga penyerahan diri pada tanggal 29 April 1945.}}
* {{flagcountry|Kekaisaran Jepang|name=Kekaisaran Jepang}}
}}
{{Plainlist | style = padding-left: 0.6em; text-align: left; |
'''Blok Poros''' ({{lang-de|Achsenmächte}}, {{lang-ja|枢軸国}} ''Sūjikukoku'', {{lang-it|Potenze dell'Asse}}), dikenal juga sebagai '''Axis''', adalah negara-negara yang berperang dalam [[Perang Dunia Kedua]] melawan pasukan [[Sekutu (Perang Dunia II)|Sekutu]]. Kekuatan Poros sepakat tentang perlawanan mereka terhadap Sekutu, tetapi tidak mengkoordinasikan perang mereka.
'''{{underline|Negara-negara Blok Poros lainnya:}}'''
* {{flagcountry|Kerajaan Hungaria (1920–1946)|name=Kerajaan Hungaria}}{{Efn|name=Tri|Menandatangani [[Pakta Tripartit]], yang secara umum dianggap sebagai Blok Poros (lihat misalnya, ''Facts About the American Wars'', Bowman, p. 432, which includes them in a list of "Axis powers", or ''The Library of Congress World War II Companion'', Wagner, Osborne, & Reyburn, p. 39, which lists them as "The Axis").}}{{Efn|name=Hun|Setelah [[Operasi Panzerfaust]], boneka Jerman di bawah pimpinan [[Ferenc Szálasi]] dari 15 Oktober 1944 dan seterusnya (lihat ''Germany and the Axis Powers'', DiNardo, p. 189).}}
*{{flagcountry|Kerajaan Rumania|name=Kerajaan Rumania}}{{Efn|name=Tri}}
*{{flagcountry|Kerajaan Bulgaria|name=Kerajaan Bulgaria}}{{Efn|name=Tri}}
*{{flag|Finlandia|name=Republik Finlandia}}{{Efn|Posisi resmi pemerintah masa perang adalah bahwa mereka adalah rekan berperang Poros melawan Uni Soviet dan Britania Raya selama [[Perang Kelanjutan]], tetapi secara umum dianggap sebagai anggota Poros (lihat misalnya, Bowman, p. 432, Wagner, Osborne, & Reyburn p. 39, or Dinardo p. 95).}}
*{{flag|Republik Slowakia (1939–1945)|name=Republik Slowakia}}{{Efn|name=Tri}}{{Efn|name=pup|Negara boneka yang didirikan oleh Blok Poros (lihat misalnya, ''Axis Rule in Occupied Europe'', Lemkin, p. 11).}}
*{{flagicon|Negara Merdeka Kroasia}} [[Negara Merdeka Kroasia]]{{efn|name=Tri}}{{Efn|name=pup}}
*{{flagicon|Thailand}} [[Thailand]]{{Efn|Menyatakan perang terhadap Britania Raya dan Amerika Serikat dalam aliansi dengan Jepang pada tanggal 25 Januari 1942, secara umum dianggap sebagai anggota Poros (misalnya Bowman, p. 432).}}}}
|footnotes = {{clist|title={{nobold|Footnotes}}|{{notelist}}}}
|demonym=|area_km2=|area_rank=|GDP_PPP=|GDP_PPP_year=|HDI=|HDI_year=|today=
}}
 
[[Berkas:Map of participants in World War II.png|jmpl|400px|Warna hijau adalah pihak Sekutu (hijau terang adalah yang bergabung setelah penyerangan ke Pearl Harbor), Negara-negara Blok Poros berwarna biru dan warna abu-abu adalah negara netral.]]'''Blok Poros''',{{refn|{{langx|de|Achsenmächte}} {{IPA|de|ˈaksn̩ˌmɛçtə||De-Achsenmächte.ogg}}; {{langx|it|Potenze dell'Asse}} {{IPA|it|poˈtɛntse delˈlasse|}}; {{langx|ja|枢軸国}} ''Sūjikukoku'' {{IPA|ja|sɯːdʑikɯꜜkokɯ|}}|group=nb}} awalnya disebut '''Poros Roma–Berlin<ref name="Goldberg et al">{{cite web|last1=Goldberg|first1=Maren|last2=Lotha|first2=Gloria|date=24 March 2009|title=Rome-Berlin Axis|url=https://www.britannica.com/topic/Rome-Berlin-Axis|website=Britannica.Com|publisher=Britannica Group, inc.|access-date=11 February 2021|last3=Sinha|first3=Surabhi}}</ref>''' dan juga '''Poros Roma–Berlin–Tokyo''', adalah [[koalisi]] [[militer]] yang memulai [[Perang Dunia II]] dan bertempur melawan [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II|Sekutu]]. Anggota utamanya adalah [[Jerman Nazi]], [[Kerajaan Italia di bawah Fasisme (1922-1943)|Italia Fasis]], dan [[Imperium Jepang|Kekaisaran Jepang]]. Poros ini bersatu dalam posisi sayap kanan dan oposisi umum terhadap Sekutu, tetapi tidak memiliki koordinasi dan kohesi ideologis yang sebanding.
 
Poros ini tumbuh dari upaya diplomatik berturut-turut oleh Jerman, Italia, dan Jepang untuk mengamankan kepentingan ekspansionis mereka masing-masing pada pertengahan 1930-an. Langkah pertama adalah protokol yang ditandatangani oleh Jerman dan Italia pada bulan Oktober 1936, setelah itu pemimpin Italia [[Benito Mussolini]] menyatakan bahwa semua negara Eropa lainnya akan berputar pada poros Roma-Berlin, sehingga menciptakan istilah “Poros”.<ref name="Schmitz">{{cite book|author=Cornelia Schmitz-Berning|year=2007|title=Vokabular des Nationalsozialismus|location=Berlin|publisher=De Gruyter|isbn=978-3-11-019549-1|page=745}}</ref> Bulan November berikutnya adalah ratifikasi [[Pakta Anti-Komintern]], perjanjian [[Antikomunisme|anti-komunis]] antara Jerman dan Jepang; Italia bergabung dengan Pakta tersebut pada tahun 1937, diikuti oleh [[Kerajaan Hungaria (1920–1946)|Hungaria]] dan [[Spanyol di bawah Francisco Franco|Spanyol]] pada tahun 1939. “Poros Roma-Berlin” menjadi [[Keamanan kolektif|aliansi militer]] pada tahun 1939 di bawah apa yang disebut "[[Pakta Baja]]", dengan [[Pakta Tripartit]] pada tahun 1940 yang secara resmi mengintegrasikan tujuan militer Jerman, Italia, Jepang, dan kemudian diikuti oleh negara-negara lain. Ketiga pakta tersebut membentuk fondasi aliansi Poros.<ref name="Cooke1">{{cite book|last1=Cooke|first1=Tim|year=2005|url=https://books.google.com/books?id=SKDhPHvv_c0C&q=%22Tripartite+pact%22+%22The+axis%22+%22anti-comintern+pact%22&pg=PA154|title=History of World War II: Volume 1 – Origins and Outbreak|publisher=Marshall Cavendish|isbn=0761474838|page=154|access-date=28 October 2020}}</ref>
 
Pada puncaknya di tahun 1942, Poros menguasai sebagian besar wilayah Eropa, Afrika Utara, dan Asia Timur, baik melalui pendudukan, aneksasi, maupun [[negara boneka]]. Berbeda dengan Sekutu,<ref name="Tucker & Roberts1">{{cite book|last1=Tucker|first1=Spencer|last2=Roberts|first2=Priscilla Mary|year=2005|url=https://books.google.com/books?id=POspAQAAMAAJ&q=%22major%20Axis%20powers%22|title=Encyclopedia of World War II A Political, Social and Military History|publisher=ABC-Clio|isbn=9781576079997|page=102|access-date=13 February 2021}}</ref> tidak ada pertemuan puncak tiga arah, dan kerja sama serta koordinasi sangat minim; kadang-kadang, kepentingan negara-negara Poros utama bahkan bertentangan satu sama lain.<ref name="Momah1">{{cite book|last1=Momah|first1=Sam|year=1994|url=https://books.google.com/books?id=XSsvAAAAYAAJ&q=%22major+Axis+powers%22|title=Global strategy : from its genesis to the post-cold war era|publisher=Vista Books|isbn=9789781341069|page=71|access-date=13 February 2021}}</ref> Poros akhirnya berakhir dengan kekalahannya pada tahun 1945.
Blok Poros tumbuh dari upaya diplomatik [[Jerman Nazi|Jerman]], [[Kerajaan Italia (1861–1946)|Italia]] dan [[Kekaisaran Jepang|Jepang]] untuk mengamankan kepentingan ekspansionis mereka di pertengahan 1930-an. Langkah pertama adalah perjanjian yang ditandatangani oleh Jerman dan Italia pada tahun 1936. Mussolini menyatakan pada tanggal 1 November bahwa semua negara-negara Eropa lainnya akan mulai berputar pada poros Roma-Berlin, sehingga menciptakan istilah "Axis".<ref name="Schmitz">{{cite book |author=Cornelia Schmitz-Berning |title=Vokabular des Nationalsozialismus |location=Berlin |publisher=De Gruyter |page=745 |year=2007 |isbn=978-3-11-019549-1 |accessdate=26 March 2015 }}</ref><ref name="GlobSec">{{cite web |url=http://www.globalsecurity.org/military/world/int/axis.htm |title=Axis |publisher=GlobalSecurity.org |accessdate=26 March 2015 }}</ref> Secara bersamaan langkah kedua dilakukan melalui pentandatanganan [[Pakta Anti-Kominern]] pada November 1936 yang merupakan perjanjian anti-[[komunis]] antara Jerman dan Jepang. Italia bergabung dengan pakta ini pada tahun 1937. "Poros Roma-Berlin" pun menjadi [[Keamanan bersama|aliansi militer]] pada tahun 1939 melalui "[[Pakta Baja]]", dengan [[Pakta Tripartit]] (1940) yang mengarah ke integrasi tujuan militer Jerman dan dua sekutu perjanjian tersebut.
 
Khususnya di Eropa, penggunaan istilah “Poros” terkadang hanya mengacu pada aliansi antara Italia dan Jerman, meskipun di luar Eropa, istilah ini biasanya dipahami sebagai Jepang.<ref name="Hedinger1">{{cite journal|last1=Hedinger|first1=Daniel|date=8 June 2017|title=The imperial nexus: the Second World War and the Axis in global perspective|journal=Journal of Global History|volume=12|issue=2|pages=184–205|doi=10.1017/S1740022817000043|issn=1740-0228|doi-access=free}}</ref>
Dalam puncak kejayaan mereka di [[Perang Dunia II]], Axis memimpin dan menduduki sebagian besar wilayah [[Eropa]], [[Afrika Utara]], dan [[Asia Timur]]. Tidak ada pertemuan puncak/KTT antar anggota serta kerjasama dan koordinasi mereka sangat minim. Meskipun ada kedua hal tersebut antara Jerman dan Italia, namun sangatlah kecil. Perang berakhir pada tahun 1945 dengan kekalahan blok Poros dan pembubaran aliansi mereka. Seperti pihak Sekutu, keanggotaan Negara-negara Poros tidak tetap, dan beberapa negara bergabung dan kemudian meninggalkan Negara-negara Poros selama perang berlangsung.
 
== Asal nama dan pendirian ==
{{Main|Pakta Tripartit}}
Istilah "axis" digunakan pertama kali dalam hubungan Italia-Jerman oleh PM Italia [[Benito Mussolini]] pada September 1923, ketika ia menulis dalam kata pengantar untuk ''Germania Repubblica'' karya Roberto Suster, bahwa "tidak ada keraguan bahwa pada saat ini poros sejarah Eropa sedang melewati Berlin" (''non v'ha dubbio che in questo momento l'asse della storia europea passa per Berlino'').<ref>Martin-Dietrich Glessgen and Günter Holtus, eds., ''Genesi e dimensioni di un vocabolario etimologico'', Lessico Etimologico Italiano: Etymologie und Wortgeschichte des Italienischen (Ludwig Reichert, 1992), p. 63.</ref> Saat itu, ia sedang melihat adanya peluang aliansi dengan [[Republik Weimar|Jerman]] melawan [[Kerajaan Yugoslavia|Yugoslavia]] dan [[Republik Ketiga PerancisPrancis|PerancisPrancis]] dalam sengketa wilayah [[Negara Bebas Fiume|Fiume]].<ref name=Watt>D. C. Watt, "The Rome–Berlin Axis, 1936–1940: Myth and Reality", ''The Review of Politics'', 22: 4 (1960), pp. 530–31.</ref>
 
Istilah tersebut kemudian juga digunakan PM [[Kerajaan HongariaHungaria (1920–1946)|HongariaHungaria]] [[Gyula Gömbös]] ketika mendukung aliansi dengan [[Jerman Nazi|Jerman]] dan [[Kerajaan Italia (1861–1946)|Italia]] pada awal 1930-an. {{sfn|Sinor|1959|p=291}} Upaya Gömbös memberikan efeknya dalam [[Protokol Roma]] antara Italia-HongariaHungaria, namun kematiannya secara tiba-tiba pada tahun 1936 saat bernegosiasi dengan Jerman di [[Munchen]] dan diangkatnya [[Kálmán Darányi]] menjadi PM HongariaHungaria mengakhiri keterlibatan HongariaHungaria dalam membuat koalisi trilateral.{{sfn|Sinor|1959|p=291}} Negosiasi dan perdebatan antara [[menteri luar negeri]] Italia, [[Galeazzo Ciano]], dan Duta Besar Jerman, [[Ulrich von Hassell]], menghasilkan [[Protokol 19 Poin]], yang ditandatangani oleh Ciano dan rekannya dari Jerman, [[Konstantin von Neurath]], pada tahun 1936. Ketika Mussolini mengumumkan penandatanganan pada 1 November, dia mendeklarasikan berdirinya poros Roma-Berlin.<ref name=Watt/>
 
=== Proposal awal aliansi Jerman-Italia ===
[[File:Benito Mussolini Duce.jpg|thumb|right|185px|Benito Mussolini]]
[[File:Bundesarchiv Bild 102-00143, Gustav Stresemann.jpg|thumb|185px|left|Gustav Stresemann]]
Italia dibawah ''[[Duce]]'' [[Benito Mussolini]] berusaha mengupayakan aliansi strategis Italia-Jerman melawan Perancis sejak awal 1920-an.<ref name="MacGregor Knox 2000. Pp. 124">MacGregor Knox. Common Destiny: Dictatorship, Foreign Policy, and War in Fascist Italy and Nazi Germany. Cambridge University Press, 2000. Pp. 124.</ref> Sebelum menjadi kepala pemerintahan di Italia sebagai kepala gerakan [[Fasisme Italia]], Mussolini menganjurkan aliansi dengan Jerman yang kalah [[Perang Dunia I|perang]] setelah [[Konferensi Perdamaian Paris]] (1919) menyelesaikan PD I.<ref name="MacGregor Knox 2000. Pp. 124"/> Mussolini percaya Italia dalam memperluas pengaruhnya di Eropa dengan berkerjasama dengan Jerman melawan Perancis.<ref name="MacGregor Knox 2000. Pp. 124"/> Pada awal 1923, sebagai isyarat adanya niat baik ke Jerman, Italia secara diam-diam mengirimkan senjata ke tentara Jerman yang dilucuti senjatanya akibat dari ketentuan [[Perjanjian Versailles]].<ref name="MacGregor Knox 2000. Pp. 124"/>
 
[[Berkas:Bundesarchiv Bild 102-00143, Gustav Stresemann.jpg|jmpl|185px|kiri|Gustav Stresemann]]
Pada September 1923, Mussolini menawarkan [[Kanselir Jerman]] [[Gustav Stresemann]] "kebijakan umum": ia mencari dukungan militer Jerman melawan ancaman intervensi militer Perancis atas sengketa diplomatik atas [[Negara Bebas Fiume|Fiume]] dengan Yugoslavia, dimana pengambilalihan Fiume dapat menjadi perang antara Italia dan Yugoslavia. Duta Besar Jerman ke Italia pada tahun 1924 melaporkan bahwa Mussolini melihat kaum nasioanlis Jerman sebagai sekutu penting untuk Italia melawan Perancis, dan berharap untuk memanfaatkan keinginan tentara Jerman dan hak politik Jerman untuk ''perang balas dendam'' terhadap Perancis.<ref name="MacGregor Knox 2000. Pp. 124"/>
Italia di bawah ''[[Duce]]'' [[Benito Mussolini]] berusaha mengupayakan aliansi strategis Italia-Jerman melawan Prancis sejak awal 1920-an.<ref name="MacGregor Knox 2000. Pp. 124">MacGregor Knox. Common Destiny: Dictatorship, Foreign Policy, and War in Fascist Italy and Nazi Germany. Cambridge University Press, 2000. Pp. 124.</ref> Sebelum menjadi kepala pemerintahan di Italia sebagai kepala gerakan [[Fasisme Italia]], Mussolini menganjurkan aliansi dengan Jerman yang kalah [[Perang Dunia I|perang]] setelah [[Konferensi Perdamaian Paris]] (1919).<ref name="MacGregor Knox 2000. Pp. 124"/> Mussolini percaya Italia dapat memperluas pengaruhnya di Eropa dengan berkerjasama dengan Jerman melawan Prancis.<ref name="MacGregor Knox 2000. Pp. 124"/> Pada awal 1923, sebagai isyarat adanya niat baik ke Jerman, Italia secara diam-diam mengirimkan senjata ke tentara Jerman yang dilucuti senjatanya akibat dari ketentuan [[Perjanjian Versailles]].<ref name="MacGregor Knox 2000. Pp. 124"/>
 
Pada September 1923, Mussolini menawarkan [[Kanselir Jerman]] [[Gustav Stresemann]] "kebijakan umum", di mana ia mencari dukungan militer Jerman melawan ancaman intervensi militer Prancis atas sengketa diplomatik atas [[Negara Bebas Fiume|Fiume]] dengan Yugoslavia, di mana pengambilalihan Fiume dapat menjadi perang antara Italia dan Yugoslavia. Duta Besar Jerman ke Italia pada tahun 1924 melaporkan bahwa Mussolini melihat kaum nasioanlis Jerman sebagai sekutu penting untuk Italia melawan Prancis, dan berharap untuk memanfaatkan keinginan tentara Jerman dan hak politik Jerman untuk "perang balas dendam" terhadap Prancis.<ref name="MacGregor Knox 2000. Pp. 124"/>
Dalam masa [[Republik Weimar]], pemerintah Jerman tidak menghormati Perjanjian Versailles karena menganggap telah dipaksa untuk mentandatanganinya, dan berbagai tokoh pemerintahannya pada waktu itu menolak perbatasan Jerman hasil perjanjian Versailles. Jenderal [[Hans von Seeckt]] (kepala ''[[Reichswehr]]'' memimpin 1920-1926) mendukung aliansi Jerman-[[Uni Soviet]] untuk menginvasi dan membagi Polandia antara keduanya dan mengembalikan perbatasan Jerman-Rusia tahun 1914.<ref name="Christian Leitz p10">Christian Leitz. Nazi Foreign Policy, 1933-1941: The Road to Global War. p10.</ref> [[Gustav Streseman]] sebagai Menteri Luar Negeri Jerman tahun 1925 menyatakan bahwa pengambilalihan wilayah yang hilang ke [[Republik Polandia Kedua|Polandia]] dan [[Kota Bebas Danzig|Danzig]] dalam Perjanjian Versailles adalah masalah penting kebijakan luar negeri Jerman<ref name="Christian Leitz p10"/> Memorandum Menteri ''Reichswehr'' 1926 menyatakan niat unuk mencari cara pengambilalihan kembali wilayah Jerman yag hilang ke tangan Polandia sebagai prioritas pertama, dilanjutkan dengan pengembalian wilayah Saar, aneksasi Austria, dan re-milterisasi Rhineland.<ref name="Christian Leitz p10"/>
 
Dalam masa [[Republik Weimar]], pemerintah Jerman tidak menghormati Perjanjian Versailles karena menganggap telah dipaksa untuk mentandatanganinya, dan berbagai tokoh pemerintahannya pada waktu itu menolak perbatasan Jerman hasil perjanjian Versailles. Jenderal [[Hans von Seeckt]] (kepala ''[[Reichswehr]]'' 1920-1926) mendukung aliansi Jerman-[[Uni Soviet]] untuk menginvasi dan membagi Polandia antara keduanya dan mengembalikan perbatasan Jerman-Rusia tahun 1914.<ref name="Christian Leitz p10">Christian Leitz. Nazi Foreign Policy, 1933-1941: The Road to Global War. p10.</ref> [[Gustav Streseman]] sebagai Menteri Luar Negeri Jerman tahun 1925 menyatakan bahwa pengambilalihan wilayah yang hilang ke [[Republik Polandia Kedua|Polandia]] dan [[Kota Bebas Danzig|Danzig]] dalam Perjanjian Versailles adalah masalah penting kebijakan luar negeri Jerman<ref name="Christian Leitz p10"/> Memorandum Menteri ''Reichswehr'' 1926 menyatakan niat untuk mencari cara pengambilalihan kembali wilayah Jerman yang hilang ke tangan Polandia sebagai prioritas pertama, dilanjutkan dengan pengembalian wilayah Saar, aneksasi Austria, dan re-milterisasi Rhineland.<ref name="Christian Leitz p10"/>
Sejak tahun 1920-an Italia menganggap tahun 1935 adalah tahun penting untuk menyiapkan perang terhadap Perancis, karena pada tahun 1935 kewajiban Jerman dalam perjanjian Versailles akan segera berakhir.<ref>MacGregor Knox. Common Destiny: Dictatorship, Foreign Policy, and War in Fascist Italy and Nazi Germany. Cambridge University Press, 2000. Pp. 125.</ref>
 
Sejak tahun 1920-an Italia menganggap tahun 1935 adalah tahun penting untuk menyiapkan perang terhadap Prancis, karena pada tahun 1935 kewajiban Jerman dalam perjanjian Versailles akan segera berakhir.<ref>MacGregor Knox. Common Destiny: Dictatorship, Foreign Policy, and War in Fascist Italy and Nazi Germany. Cambridge University Press, 2000. Pp. 125.</ref>
Pertemuan berlangsung di Berlin pada tahun 1924 antara Jenderal Italia [[Luigi Capello]] dan tokoh penting militer Jerman seperti von Seeckt dan [[Erich von Ludendorff]] atas kerjasama militer antara Jerman dan Italia. Diskusi menyimpulkan bahwa Jerman masih ingin melakukan perang balas dendam melawan Prancis tapi hanya mempunyai sedikit persenjataan dan berharap bahwa Italia bisa membantu Jerman.<ref>John Gooch. ''Mussolini and His Generals: The Armed Forces and Fascist Foreign Policy, 1922-1940''. Cambridge University Press, 2007. P11.</ref>
 
Pertemuan berlangsung di Berlin pada tahun 1924 antara Jenderal Italia [[Luigi Capello]] dan tokoh penting militer Jerman seperti von Seeckt dan [[Erich von Ludendorff]] atas kerjasama militer antara Jerman dan Italia. Pertemuan menyimpulkan bahwa Jerman masih ingin melakukan perang balas dendam melawan Prancis, namun hanya mempunyai sedikit persenjataan dan berharap bahwa Italia bisa membantu Jerman.<ref>John Gooch. ''Mussolini and His Generals: The Armed Forces and Fascist Foreign Policy, 1922-1940''. Cambridge University Press, 2007. P11.</ref>
Namun saat ini Mussolini menekankan satu syarat penting yang harus dikejar Italia dalam aliansinya dengan Jerman: bahwa Italia "harus&nbsp;... menarik mereka, bukannya ditarik mereka".<ref name="MacGregor Knox 2000. Pp. 124"/> Menteri Luar Negeri Italia [[Dino Grandi]] pada awal 1930-an menekankan pentingnya "penentuan beban", menyangkut hubungan Italia dengan Perancis dan Jerman, dimana ia akui bahwa Italia bukanlah kekuatan utama, tapi juga dirasakan bahwa Italia tidak memiliki pengaruh cukup kuat untuk mengubah situasi politik di Eropa dengan menempatkan bobot dukungannya ke salah satu sisi atau yang lain.<ref>Gerhard Schreiber, Bern Stegemann, Detlef Vogel. ''Germany and the Second World War''. Oxford University Press, 1995. Pp. 113.</ref> Namun Grandi menekankan bahwa Italia harus berusaha untuk menghindari menjadi "budak tiga aturan" untuk mengejar kepentingannya, dengan alasan bahwa meskipun ketegangan Italia-Perancis cukup besar, Italia tidak akan beraliansi tanpa syarat dengan Jerman.<ref>Gerhard Schreiber, Bern Stegemann, Detlef Vogel. ''Germany and the Second World War''. Oxford University Press, 1995. P. 113.</ref> Rencana Grandi untuk menjaga keseimbangan diplomatik antara Perancis dan Jerman diuji pada tahun 1932 dengan tekanan oleh pihak Perancis, yang ingin menyiapkan suatu aliansi antara Britania dan Amerika Serikat melawan ancaman balas dendam Jerman.<ref name="burgwyn">H. James Burgwyn. Italian foreign policy in the interwar period, 1918–1940. Wesport, Connecticut, USA: Greenwood Publishing Group, 1997. P. 68.</ref> Pemerintah Perancis memperingatkan Italia tentang apa yang dipilihnya, apakah berada di kelompok pro-Versailles atau kelompok anti-Versailles.<ref name="burgwyn"/> Grandi merespon bahwa Italia akan memberi dukungan kepada Perancis melawan Jerman asalkan Italia diberikan mandat atas [[Kamerun]] dan mengizinkan Italia kebebasan bertindak atas [[Ethiopia]].<ref name="burgwyn"/> Perancis menolak usulan Italia, karena diyakini tuntutan Italia tidak dapat diterima dan ancaman dari Jerman belum ada.<ref name="burgwyn"/>
 
Namun saat ini Mussolini menekankan satu syarat penting yang harus dikejar Italia dalam aliansinya dengan Jerman: bahwa Italia "harus&nbsp;... menarik mereka, bukannya ditarik mereka".<ref name="MacGregor Knox 2000. Pp. 124"/> Menteri Luar Negeri Italia [[Dino Grandi]] pada awal 1930-an menekankan pentingnya "penentuan beban", menyangkut hubungan Italia dengan Prancis dan Jerman, di mana ia akui bahwa Italia bukanlah kekuatan utama, tapi juga dirasakan bahwa Italia tidak memiliki pengaruh cukup kuat untuk mengubah situasi politik di Eropa dengan menempatkan bobot dukungannya ke salah satu sisi atau yang lain.<ref>Gerhard Schreiber, Bern Stegemann, Detlef Vogel. ''Germany and the Second World War''. Oxford University Press, 1995. Pp. 113.</ref> Namun Grandi menekankan bahwa Italia harus berusaha untuk menghindari menjadi "budak tiga aturan" untuk mengejar kepentingannya, dengan alasan bahwa meskipun ketegangan Italia-Prancis cukup besar, Italia tidak akan beraliansi tanpa syarat dengan Jerman.<ref>Gerhard Schreiber, Bern Stegemann, Detlef Vogel. ''Germany and the Second World War''. Oxford University Press, 1995. P. 113.</ref> Rencana Grandi untuk menjaga keseimbangan diplomatik antara Prancis dan Jerman diuji pada tahun 1932 dengan tekanan oleh pihak Prancis, yang ingin menyiapkan suatu aliansi antara Britania dan Amerika Serikat melawan ancaman balas dendam Jerman.<ref name="burgwyn">H. James Burgwyn. Italian foreign policy in the interwar period, 1918–1940. Wesport, Connecticut, USA: Greenwood Publishing Group, 1997. P. 68.</ref> Pemerintah Prancis memperingatkan Italia tentang apa yang dipilihnya, apakah berada di kelompok pro-Versailles atau kelompok anti-Versailles.<ref name="burgwyn"/> Grandi merespon bahwa Italia akan memberi dukungan kepada Prancis melawan Jerman asalkan Italia diberikan mandat atas [[Kamerun]] dan mengizinkan Italia kebebasan bertindak atas [[Ethiopia]].<ref name="burgwyn"/> Prancis menolak usulan Italia, karena diyakini tuntutan Italia tidak dapat diterima dan ancaman dari Jerman belum ada.<ref name="burgwyn"/>
Pada 23 Oktober 1932, Mussolini menyatakan dukungan pada Direktorat Empat Kekuatan yang terdiri atas Britania, Perancis, Jerman dan Italia, untuk membawa revisi perjanjian yang tertib di luar pengaruh [[Liga Bangsa-Bangsa]] yang dianggap sudah kuno.<ref name="burgwyn"/> Direktorat ini sebenarnya dibuat untuk mengurangi pengaruh Perancis di benua Eropa, untuk mengurangi ketegangan antara para kekuatan besar dalam jangka pendek untuk membeli bantuan Italia dan ditekan menjadi aliansi perang tertentu sementara pada saat yang sama memungkinkan mereka untuk mendapatkan keuntungan dari penawaran diplomatik pada revisi perjanjian tersebut.<ref name="burgwyn"/>
 
Pada 23 Oktober 1932, Mussolini menyatakan dukungan pada Direktorat Empat Kekuatan yang terdiri atas Britania, Prancis, Jerman dan Italia, untuk merevisi perjanjian secara tertib di luar pengaruh [[Liga Bangsa-Bangsa]] yang dianggap sudah kuno.<ref name="burgwyn"/> Direktorat ini sebenarnya dibuat untuk mengurangi pengaruh Prancis di benua Eropa, untuk mengurangi ketegangan antara para kekuatan besar dalam jangka pendek untuk membeli bantuan Italia dan ditekan menjadi aliansi perang tertentu sementara pada saat yang sama memungkinkan mereka untuk mendapatkan keuntungan dari penawaran diplomatik pada revisi perjanjian tersebut.<ref name="burgwyn"/>
===Aliansi Danube, perselisihan atas Austria===
[[File:GyulaGombosByTiborPolya.jpg|thumb|right|185px|Gyula Gömbös]]
Pada tahun 1932, Gyula Gömbös dan [[Partai Jiwa Hongaria|Partai Persatuan Nasional]] mendapatkan tampuk kekuasaan di Hongaria, dan segera berupaya beraliansi dengan Italia.<ref name="burgwyn"/> Gömbös berupaya untuk mengubah batas wilayah Hongaria hasil [[Perjanjian Trianon]], tetapi ia tahu bahwa Hongaria sendiri tidak akan mampu melawan kekuatan [[Entente Kecil]]. Gömbös berusaha menghadapinya dengan rencananya untuk membuat aliansi bersama Austria dan Italia.<ref name="burgwyn"/> Mussolini sangat gembira dengan tawaran aliansi Gömbös dan mereka berkerjasama untuk membujuk [[Kanselir Austria]] [[Engelbert Dollfuss]] untuk membuat persetujuan ekonomi tripartit dengan Italia dan Hongaria.<ref name="burgwyn"/> Saat pertemuan Gömbös dan Mussolini di Roma pada tanggal 10 November 1932, pertanyaan muncul terhadap kedaulatan Austria sehubungan dengan prediksi naiknya [[Partai Nazi]] ke puncak kekuasaan.<ref name="burgwyn"/> Mussolini takut dengan ambisi Nazi terhadap Austria, dan ia menunjukkan bahwa setidaknya dalam jangka pendek ia berkomitmen untuk menjaga Austria sebagai negara berdaulat.<ref name="burgwyn"/> Italia memiliki kekhawatiran atas Jerman dan klaim wilayah oleh Austria terhadap wilayah yang mayoritas penduduknya orang Jerman di [[Tyrol Selatan]] (juga dikenal sebagai Alto-Adige) di Italia, yang berbatasan dengan Austria pada [[Brenner Pass]]. Gömbös menanggapi Mussolini bahwa warga Austria umumnya mengidentifikasikan mereka sebagai orang Jerman, [[Anschluss]] Austria-Jerman tak terelakkan, dan menyarankan lebih baik Italia untuk memiliki "Jerman yang ramah" di sepanjang [[Brenner Pass]] daripada bermusuhan dengan Jerman yang mungkin bertekad memasuki Adriatik.<ref name="burgwyn"/> Mussolini berharap Anschluss bisa ditunda selama mungkin sampai mulainya perang Eropa, yang ia perkirakan akan dimulai pada tahun 1938.<ref name="burgwyn"/>
 
=== Aliansi Danube, perselisihan atas Austria ===
[[File:Adolf Hitler-1933.jpg|thumb|left|185px|Adolf Hitler]]
[[Berkas:GyulaGombosByTiborPolya.jpg|jmpl|ka|185px|[[Gyula Gömbös]]]]
Pada tahun 1933, [[Adolf Hitler]] dan Partai Nazi mendapatkan kekuasaan di Jerman. Kunjungan diplomatik pertamanya adalah ke Gömbös. Dalam suratnya ke Hitler beberapa hari setelah pengangkatanya sebagai Kanselir, Gömbös memberitahu Duta Besar Hongaria ke Jerman mengingatkan Hitler "Sepuluh tahun yang lalu, atas dasar prinsip-prinsip umum dan ideologi, kami berada dalam kontak melalui Dr. Scheubner-Richter".<ref>Iván T. Berend, Tibor Iván Berend. ''Decades of Crisis: Central and Eastern Europe Before World War 2''. First paperback edition. Berkeley and Los Angeles, California, USA: University of California Press, 2001. P. 310.</ref> Gömbös memberiahu Duta Besar Hongaria untuk memberitahu Hitler niat Hongaria "agar kedua negara untuk bekerja sama dalam kebijakan luar negeri dan ekonomi".
Pada tahun 1932, Gyula Gömbös dan [[Partai Jiwa Hungaria|Partai Persatuan Nasional]] mendapatkan tampuk kekuasaan di Hungaria, dan segera berupaya beraliansi dengan Italia.<ref name="burgwyn"/> Gömbös berupaya untuk mengubah batas wilayah Hungaria hasil [[Perjanjian Trianon]], tetapi ia tahu bahwa Hungaria sendiri tidak akan mampu melawan kekuatan [[Entente Kecil]]. Gömbös berusaha menghadapinya dengan rencananya untuk membuat aliansi bersama Austria dan Italia.<ref name="burgwyn"/> Mussolini sangat gembira dengan tawaran aliansi Gömbös dan mereka berkerjasama untuk membujuk [[Kanselir Austria]] [[Engelbert Dollfuss]] untuk membuat persetujuan ekonomi tripartit dengan Italia dan Hungaria.<ref name="burgwyn"/> Saat pertemuan Gömbös dan Mussolini di Roma pada tanggal 10 November 1932, pertanyaan muncul terhadap kedaulatan Austria sehubungan dengan prediksi naiknya [[Partai Nazi]] ke puncak kekuasaan.<ref name="burgwyn"/> Mussolini takut dengan ambisi Nazi terhadap Austria, dan ia menunjukkan bahwa setidaknya dalam jangka pendek ia berkomitmen untuk menjaga Austria sebagai negara berdaulat.<ref name="burgwyn"/> Italia memiliki kekhawatiran atas Jerman dan klaim wilayah oleh Austria terhadap wilayah yang mayoritas penduduknya orang Jerman di [[Tirol Selatan|Tyrol Selatan]] (juga dikenal sebagai Alto-Adige) di Italia, yang berbatasan dengan Austria di [[Brenner Pass]]. Gömbös menanggapi Mussolini bahwa warga Austria umumnya mengidentifikasikan mereka sebagai orang Jerman, [[Anschluss]] Austria-Jerman tak terelakkan, dan menyarankan lebih baik Italia memiliki "Jerman yang ramah" di sepanjang [[Brenner Pass]] daripada bermusuhan dengan Jerman yang mungkin bertekad memasuki Adriatik.<ref name="burgwyn"/> Mussolini berharap Anschluss bisa ditunda selama mungkin sampai mulainya perang Eropa, yang ia perkirakan akan dimulai pada tahun 1938.<ref name="burgwyn"/>
 
[[Berkas:Adolf Hitler-1933.jpg|jmpl|kiri|185px|[[Adolf Hitler]]]]
Hitler menyarankan adanya hubungan antara Jerman-Italia sejak 1920-an.<ref>Christian Leitz. Nazi Foreign Policy, 1933–1941: The Road to Global War. Pp. 10.</ref> Setelah diangkat menjadi Kanselir, Hitler mengirim pesan singkat kepada Mussolini, menyatakan "kekaguman dan penghormatan" dan menyatakan antisipasi tentang prospek persahabatan Jerman-Italia dan bahkan aliansi.<ref>H. James Burgwyn. Italian foreign policy in the interwar period, 1918–1940. Wesport, Connecticut, USA: Greenwood Publishing Group, 1997. P. 75.</ref> Hitler sadar bahwa Italia punya kekhawatiran atas potensi klaim tanah Jerman di Tyrol Selatan, dan meyakinkan Mussolini bahwa Jerman tidak tertarik pada Tyrol Selatan. Hitler di bukunya, ''[[Mein Kampf]]'' telah menyatakan bahwa Tyrol Selatan adalah bukan sebuah isu setelah mempertimbangkan keuntungan yang akan diperoleh dari aliansi Jerman-Italia. Setelah Hitler berkuasa, proposal Direktorat Empat Daya oleh Italia dilihat dengan penuh minat oleh Britania tetapi Hitler tidak punya komitmen untuk hal itu, sehingga Mussolini mendesak Hitler untuk mempertimbangkan keuntungan diplomatik Jerman yang akan didapatkannya dengan melanggar dan keluar dari isolasi dengan memasuki Direktorat dan menghindari konflik bersenjata langsung.<ref>H. James Burgwyn. Italian foreign policy in the interwar period, 1918–1940. Wesport, Connecticut, USA: Greenwood Publishing Group, 1997. P. 81.</ref> Usulan Direktorat Empat Kekuatan menetetapkan bahwa Jerman tidak lagi memiliki senjata secara terbatas dan akan diberikan hak untuk persenjataan kembali dibawah pengawasan asing secara bertahap.<ref name="burgwyn2">H. James Burgwyn. Italian foreign policy in the interwar period, 1918–1940. Wesport, Connecticut, USA: Greenwood Publishing Group, 1997. P. 82.</ref> Namun Hitler sangat tidak setuju persenjataan kembali dibawah instruksi asing.<ref name="burgwyn2"/>
Pada tahun 1933, [[Adolf Hitler]] dan Partai Nazi mendapatkan kekuasaan di Jerman. Kunjungan diplomatik pertamanya adalah ke Gömbös. Dalam suratnya ke Hitler beberapa hari setelah pengangkatanya sebagai Kanselir, Gömbös memberitahu Duta Besar Hungaria ke Jerman mengingatkan Hitler "Sepuluh tahun yang lalu, atas dasar prinsip-prinsip umum dan ideologi, kami berada dalam kontak melalui Dr. Scheubner-Richter".<ref>Iván T. Berend, Tibor Iván Berend. ''Decades of Crisis: Central and Eastern Europe Before World War 2''. First paperback edition. Berkeley and Los Angeles, California, USA: University of California Press, 2001. P. 310.</ref> Gömbös memberiahu Duta Besar Hungaria untuk memberitahu Hitler niat Hungaria "agar kedua negara untuk bekerja sama dalam kebijakan luar negeri dan ekonomi".
[[File:Engelbert Dollfuss.png|thumb|right|185px|Engelbert Dollfuss]]
Mussolini tidak percaya niat Hitler mengenai Anschluss ataupun janjinya yang tidak akan mengklaim Tyrol Selatan.<ref name="burgwyn3">H. James Burgwyn. Italian foreign policy in the interwar period, 1918–1940. Wesport, Connecticut, USA: Greenwood Publishing Group, 1997. P. 76.</ref> Mussolini memberitahu Hitler bahwa ia puas dengan keberadaan pemerintahan anti-Marxis Dollfuss di Austria, dan memperingatkan Hitler bahwa ia sangat tidak setuju akan Anschluss.<ref name="burgwyn3"/> Hitler merespon dengan penghinaan kepada Mussolini dengan akan "melempar Dollfuss ke laut".<ref name="burgwyn3"/>Dengan ketidaksetujuaannya tentang Austria, hubungan Hitler-Mussolini malah semakin jauh.<ref name="burgwyn3"/>
 
Hitler menyarankan adanya hubungan antara Jerman-Italia sejak 1920-an.<ref>Christian Leitz. Nazi Foreign Policy, 1933–1941: The Road to Global War. Pp. 10.</ref> Setelah diangkat menjadi Kanselir, Hitler mengirim pesan singkat kepada Mussolini, menyatakan "kekaguman dan penghormatan" dan menyatakan antisipasi tentang prospek persahabatan Jerman-Italia dan bahkan aliansi.<ref>H. James Burgwyn. Italian foreign policy in the interwar period, 1918–1940. Wesport, Connecticut, USA: Greenwood Publishing Group, 1997. P. 75.</ref> Hitler sadar bahwa Italia punya kekhawatiran atas potensi klaim tanah Jerman di Tyrol Selatan, dan meyakinkan Mussolini bahwa Jerman tidak tertarik pada Tyrol Selatan. Hitler di bukunya, ''[[Mein Kampf]]'' telah menyatakan bahwa Tyrol Selatan adalah bukan sebuah isu setelah mempertimbangkan keuntungan yang akan diperoleh dari aliansi Jerman-Italia. Setelah Hitler berkuasa, proposal Direktorat Empat Kekuatan Italia dilihat dengan penuh minat oleh Britania tetapi Hitler tidak berkomitmen untuk hal itu, sehingga Mussolini mendesak Hitler untuk mempertimbangkan keuntungan diplomatik Jerman yang akan didapatkannya dengan melanggar dan keluar dari isolasi dengan memasuki Direktorat dan menghindari konflik bersenjata langsung.<ref>H. James Burgwyn. Italian foreign policy in the interwar period, 1918–1940. Wesport, Connecticut, USA: Greenwood Publishing Group, 1997. P. 81.</ref> Usulan Direktorat Empat Kekuatan menetetapkan bahwa Jerman tidak lagi memiliki senjata secara terbatas dan akan diberikan hak untuk persenjataan kembali di bawah pengawasan asing secara bertahap.<ref name="burgwyn2">H. James Burgwyn. Italian foreign policy in the interwar period, 1918–1940. Wesport, Connecticut, USA: Greenwood Publishing Group, 1997. P. 82.</ref> Namun Hitler sangat tidak setuju persenjataan kembali di bawah instruksi asing.<ref name="burgwyn2"/>
Hitler berusaha untuk memecahkan kebuntuan dengan Italia atas Austria dengan mengirimkan [[Hermann Göring]] untuk bernegosiasi dengan Mussolini pada tahun 1933 untuk meyakinkan Mussolini untuk menekan pemerintah Austria untuk menunjuk anggota Nazi Austria menjadi anggota pemerintahan.<ref name="burgwyn4">H. James Burgwyn. Italian foreign policy in the interwar period, 1918–1940. Wesport, Connecticut, USA: Greenwood Publishing Group, 1997. P. 78.</ref> Göring mengklaim dominasi Nazi atas Austria tidak terelakkan dan that Italia harus menyetujuinya, serta mengulangi janji Hitler untuk "menganggap pertanyaan dari perbatasan Tyrol Selatan akhirnya dilikuidasi oleh perjanjian damai".<ref name="burgwyn4"/> Sebagai respon atas kunjungan Göring kepada Mussolini, Dollfuss segera pergi ke Italia untuk melawan setiap kemajuan diplomatik Jerman.<ref name="burgwyn4"/> Dollfuss mengkaim pemerintahanya secara aktif melawan kaum Marxis di Austria dan mengklaim jika kaum komunis kalah, makan dukungan kepada kaum Nazi Austria akan menurun<ref name="burgwyn4"/>
[[Berkas:Engelbert Dollfuss.png|jmpl|ka|185px|[[Engelbert Dollfuß|Engelbert Dollfuss]]]]
Mussolini tidak percaya niat Hitler mengenai Anschluss ataupun janjinya yang tidak akan mengklaim Tyrol Selatan.<ref name="burgwyn3">H. James Burgwyn. Italian foreign policy in the interwar period, 1918–1940. Wesport, Connecticut, USA: Greenwood Publishing Group, 1997. P. 76.</ref> Mussolini memberitahu Hitler bahwa ia puas dengan keberadaan pemerintahan anti-Marxis Dollfuss di Austria, dan memperingatkan Hitler bahwa ia sangat tidak setuju akan Anschluss.<ref name="burgwyn3"/> Hitler merespon dengan penghinaan kepada Mussolini dengan akan "melempar Dollfuss ke laut".<ref name="burgwyn3"/> Dengan ketidaksetujuaannya tentang Austria, hubungan Hitler-Mussolini malah semakin jauh.<ref name="burgwyn3"/>
 
Hitler berusaha untuk memecahkan kebuntuan dengan Italia atas Austria dengan mengirimkan [[Hermann Göring]] untuk bernegosiasi dengan Mussolini pada tahun 1933 untuk meyakinkan Mussolini untuk menekan pemerintah Austria untuk menunjuk anggota Nazi Austria menjadi anggota pemerintahan.<ref name="burgwyn4">H. James Burgwyn. Italian foreign policy in the interwar period, 1918–1940. Wesport, Connecticut, USA: Greenwood Publishing Group, 1997. P. 78.</ref> Göring mengklaim dominasi Nazi atas Austria tidak terelakkan dan Italia harus menyetujuinya, serta mengulangi janji Hitler untuk "menganggap pertanyaan tentang perbatasan Tyrol Selatan akan hilang dengan perjanjian damai".<ref name="burgwyn4"/> Sebagai respon atas kunjungan Göring kepada Mussolini, Dollfuss segera pergi ke Italia untuk melawan setiap kemajuan diplomatik Jerman.<ref name="burgwyn4"/> Dollfuss mengklaim pemerintahannya secara aktif melawan kaum Marxis di Austria dan mengklaim jika kaum komunis kalah, makan dukungan kepada kaum Nazi Austria akan menurun<ref name="burgwyn4"/>
Pada tahun 1934, Hitler dan Mussolini bertemu untuk pertama kali di [[Venesia]]. Pertemuan tidak dilanjutkan secara damai. Hitler menuntut Mussolini berkompromi padanya dengan menekan Dollfuss untuk menunjuk kaum Nazi Austria dalam kabinetnya. Mussolini menolak permintaan tersebut. Menanggapi hal itu, Hitler berjanji bahwa ia akan menerima kemerdekaan Austria untuk saat ini karena ketegangan internal di Jerman (merujuk ke bagian SA Nazi dimana Hitler akan segera membunuh mereka di [[Malam Pisau Panjang]]) dan Jerman tidak mampu untuk memprovokasi Italia.<ref name="neville">Peter Neville. ''Mussolini''. London, England: Routledge, 2004. P. 123.</ref> [[Galeazzo Ciano]] memberitahu jurnalis bahwa keduanya telah membuat "persetujuan lelaki" untuk menghindari gangguan di Austria.<ref name="knickerbocker1941">{{cite book | url=http://books.google.com/books?id=RwGwpIBHhgcC&lpg=PR2&pg=PA7#v=onepage&f=false | title=Is Tomorrow Hitler's? 200 Questions On the Battle of Mankind | publisher=Reynal & Hitchcock | author=Knickerbocker, H.R. | year=1941 | pages=7–8}}</ref>
 
Pada tahun 1934, Hitler dan Mussolini bertemu untuk pertama kali di [[Venesia]]. Pertemuan tidak dilanjutkan secara damai. Hitler menuntut Mussolini berkompromi padanya dengan menekan Dollfuss untuk menunjuk kaum Nazi Austria sebagai anggota kabinetnya. Mussolini menolak permintaan tersebut. Menanggapi hal itu, Hitler berjanji bahwa ia akan menerima kemerdekaan Austria untuk saat ini karena ketegangan internal di Jerman (merujuk ke bagian SA Nazi di mana Hitler akan segera membunuh mereka di [[Malam Pisau Panjang]]) dan Jerman tidak mampu untuk memprovokasi Italia.<ref name="neville">Peter Neville. ''Mussolini''. London, England: Routledge, 2004. P. 123.</ref> [[Galeazzo Ciano]] memberitahu jurnalis bahwa keduanya telah membuat "persetujuan lelaki" untuk menghindari gangguan di Austria.<ref name="knickerbocker1941">{{cite book|url=http://books.google.com/books?id=RwGwpIBHhgcC&lpg=PR2&pg=PA7#v=onepage&f=false|title=Is Tomorrow Hitler's? 200 Questions On the Battle of Mankind|publisher=Reynal & Hitchcock|author=Knickerbocker, H.R.|year=1941|pages=7–8}}</ref>
Beberapa bulan setelah pertemuan Venesia, pada 25 Juni 1934, kaum Nazi Austria membunuh Dollfuss.<ref>Peter Neville. ''Mussolini''. London, England: Routledge, 2004. Pp. 123.</ref> Mussolini marah karena ia menganggap Hitler secara langsung bertanggung jawab atas pembunuhan yang melanggar janji Hitler yang dibuat hanya beberapa minggu yang lalu untuk menghormati kemerdekaan Austria<ref>Peter Neville. ''Mussolini''. London, England: Routledge, 2004. Pp.&nbsp;123–125.</ref>{{r|knickerbocker1941}} Mussolini dengan cepat mengerahkan beberapa divisi tentara dan skuadron udara ke Brenner Pass, dan memperingatkan bahwa langkah Jerman melawan Austria akan mengakibatkan perang antara Jerman dan Italia.<ref>Gordon Martel. ''Origins of Second World War Reconsidered: A. J. P. Taylor and Historians''. Digital Printing edition. Routledge, 2003. Pp. 179.</ref> Hitler menanggapi dengan menyangkal tanggung jawab Nazi atas pembunuhan tersebut dan mengeluarkan perintah untuk membubarkan semua hubungan antara Partai Nazi Jerman dan cabang Austria-nya, yang diklaim Jerman bertanggung jawab atas krisis politik. <ref>Gordon Martel. ''Austrian Foreign Policy in Historical Context''. New Brunswick, New Jersey, USA: Transaction Publishers, 2006. Pp. 179.</ref>
 
Beberapa bulan setelah pertemuan Venesia, pada 25 Juni 1934, kaum Nazi Austria membunuh Dollfuss.<ref>Peter Neville. ''Mussolini''. London, England: Routledge, 2004. Pp. 123.</ref> Mussolini marah karena ia menganggap Hitler secara langsung bertanggung jawab atas pembunuhan yang melanggar janji Hitler yang dibuat hanya beberapa minggu yang lalu untuk menghormati kemerdekaan Austria<ref>Peter Neville. ''Mussolini''. London, England: Routledge, 2004. Pp.&nbsp;123–125.</ref>{{r|knickerbocker1941}} Mussolini dengan cepat mengerahkan beberapa divisi tentara dan skuadron udara ke Brenner Pass, dan memperingatkan bahwa langkah Jerman melawan Austria akan mengakibatkan perang antara Jerman dan Italia.<ref>Gordon Martel. ''Origins of Second World War Reconsidered: A. J. P. Taylor and Historians''. Digital Printing edition. Routledge, 2003. Pp. 179.</ref> Hitler menanggapi dengan menyangkal tanggung jawab Nazi atas pembunuhan tersebut dan mengeluarkan perintah untuk membubarkan semua hubungan antara Partai Nazi Jerman dan cabang Austria-nya, yang diklaim Jerman bertanggung jawab atas krisis politik.<ref>Gordon Martel. ''Austrian Foreign Policy in Historical Context''. New Brunswick, New Jersey, USA: Transaction Publishers, 2006. Pp. 179.</ref>
Italia secara efektif meninggalkan hubungan diplomatik dengan Jerman saat beralih ke Prancis untuk menantang kerasnya Jerman dengan menandatangani kesepakatan Perancis-Italia untuk melindungi kemerdekaan Austria.<ref>Peter Neville. ''Mussolini''. London, England: Routledge, 2004. Pp. 125.</ref> Staf militer Perancis dan Italia membahas kerjasama militer yang mungkin jika terlibat perang dengan Jerman jika Hitler perlu menyerang Austria. Sampai akhir Mei 1935, Mussolini berbicara tentang keinginannya untuk menghancurkan Hitler.
 
Italia secara efektif meninggalkan hubungan diplomatik dengan Jerman saat beralih ke Prancis untuk menantang kerasnya Jerman dengan menandatangani kesepakatan Prancis-Italia untuk melindungi kemerdekaan Austria.<ref>Peter Neville. ''Mussolini''. London, England: Routledge, 2004. Pp. 125.</ref> Staf militer Prancis dan Italia membahas kerjasama militer yang mungkin jika terlibat perang dengan Jerman jika Hitler perlu menyerang Austria. Sampai akhir Mei 1935, Mussolini berbicara tentang keinginannya untuk menghancurkan Hitler.
Hubungan Italia-Jerman kembali karena dukungan Hitler terhadap invasi Italia terhadap Ethiopia pada tahun 1935, dimana negara lain mengutuk serangan itu dan memberikan sanksi kepada Italia.
 
Hubungan Italia-Jerman kembali karena dukungan Hitler terhadap invasi Italia terhadap Ethiopia pada tahun 1935, di mana negara lain mengutuk serangan itu dan memberikan sanksi kepada Italia.
===Pengembangan aliansi Jerman-Jepang-Italia===
[[File:1938 Naka yoshi sangoku.jpg|thumb|right|230px|"Teman-teman yang baik di tiga negara" (1938): propaganda kartu pos Jepang merayakan partisipasi Italia di [[Pakta Anti-Komintern]] pada tanggal [[6 November]] 1937. Di atas terdapat gambar [[Hitler]], [[Fumimaro Konoe|Konoe]] dan [[Mussolini]].]]
Ketertarikan Jerman dan Jepang beraliansi dimulai pada saat [[Oshima Hiroshi]] mengunjungi [[Joachim von Ribbentrop]] di Berlin pada tahun 1935.<ref name="boscaro">Adriana Boscaro, Franco Gatti, Massimo Raveri, (eds). ''Rethinking Japan. 1. Literature, visual arts & linguistics''. P. 32.</ref> Oshima memberitahu Ribbentrop ketertarikan Jepang membentuk aliansi Jerman-Jepang melawan pengaruh [[Uni Soviet]].<ref name="boscaro"/> Ribbentrop memperluas proposal Oshima dengan menganjurkan aliansi tersebut berkonteks pada konteks politik untuk menentang [[Komintern]].<ref name="boscaro"/> Rencana tersebut menuai tanggapan beragam di Jepang, dimana faksi ultra-nasionalis mensetujui pakta tersebut sedangkan Angkatan Laut Jepang dan Menteri Luar Negeri Jepang menolak pakta tersebut.<ref>Adriana Boscaro, Franco Gatti, Massimo Raveri, (eds). ''Rethinking Japan. 1. Literature, visual arts & linguistics''. P. 33.</ref> Ada kekhawatiran besar dalam pemerintahan Jepang, pakta dengan Jerman bisa mengganggu hubungan Jepang dengan Britania, dimana membahayakan perjanjian Anglo-Jepang, yang memungkinkan Jepang untuk mendapat tempat pertama di masyarakat internasional.<ref>Adriana Boscaro, Franco Gatti, Massimo Raveri, (eds). ''Rethinking Japan. 1. Literature, visual arts & linguistics''. P. 38.</ref> Respon terhadap pakta itu hampir sama di Jerman, perjanjian yang diusulkan tersebut populer di kalangan eselon atas Partai Nazi, namun ditentang oleh banyak orang di Kementerian Luar Negeri, Angkatan Darat, dan komunitas bisnis yang memiliki kepentingan keuangan di Tiongkok yang bermusuhan dengan Jepang.
 
=== Pengembangan aliansi Jerman-Jepang-Italia ===
Belajar dari negosiasi Jepang-Jerman, Italia juga tertarik membina aliansi dengan Jepang.<ref name="boscaro">Adriana Boscaro, Franco Gatti, Massimo Raveri, (eds). ''Rethinking Japan. 1. Literature, visual arts & linguistics''. P. 39.</ref> Italia berharap karena hubungan dekat Britania-Jepang, aliansi Jepang-Italia dapat menekan Britania untuk mengadopsi
[[Berkas:1938 Naka yoshi sangoku.jpg|jmpl|ka|230px|"Teman-teman yang baik di tiga negara" (1938): propaganda kartu pos Jepang merayakan partisipasi Italia di [[Pakta Anti-Komintern]] pada tanggal [[6 November]] 1937. Di atas terdapat gambar [[Hitler]], [[Fumimaro Konoe|Konoe]] dan [[Mussolini]].]]
sikap yang lebih akomodatif terhadap Italia di Mediterania.<ref name="boscaro"/> Pada musim panas 1936, Menteri luar negeri Italia Ciano memberitahu Duta Besar Jepang di Italia, Sugimura Yotaro, "Saya mendengar persetujuan Jepang-Jerman tentang masalah Uni Soviet sudah dicapai, dan saya pikir hal alami akan terjadi juga untuk perjanjian serupa yang akan dibuat antara Italia dan Jepang".<ref name="boscaro"/> Awalnya Jepang menyepelekan usulan Italia, melihat aliansi Jerman-Jepang melawan Uni Soviet sebagai yang utama dan mengenai aliansi Italia-Jepang hanyalah sebagai hal sekunder, seperti Jepang menghindari aliansi Italia-Jepang yang mungkin akan membuat Jepang memusuhi Britania yang mengutuk invasi Italia ke Ethiopia.<ref name="boscaro"/>
Ketertarikan Jerman dan Jepang beraliansi dimulai pada saat [[Oshima Hiroshi]] mengunjungi [[Joachim von Ribbentrop]] di Berlin pada tahun 1935.<ref name="boscaro">Adriana Boscaro, Franco Gatti, Massimo Raveri, (eds). ''Rethinking Japan. 1. Literature, visual arts & linguistics''. P. 32.</ref> Oshima memberitahu Ribbentrop ketertarikan Jepang membentuk aliansi Jerman-Jepang melawan pengaruh [[Uni Soviet]].<ref name="boscaro"/> Ribbentrop memperluas proposal Oshima dengan menganjurkan aliansi tersebut berkonteks pada konteks politik untuk menentang [[Komintern]].<ref name="boscaro"/> Rencana tersebut menuai tanggapan beragam di Jepang, di mana faksi ultra-nasionalis mensetujui pakta tersebut sedangkan Angkatan Laut Jepang dan Menteri Luar Negeri Jepang menolak pakta tersebut.<ref>Adriana Boscaro, Franco Gatti, Massimo Raveri, (eds). ''Rethinking Japan. 1. Literature, visual arts & linguistics''. P. 33.</ref> Ada kekhawatiran besar dalam pemerintahan Jepang, pakta dengan Jerman bisa mengganggu hubungan Jepang dengan Britania, di mana membahayakan perjanjian Anglo-Jepang, yang memungkinkan Jepang untuk mendapat tempat pertama di masyarakat internasional.<ref>Adriana Boscaro, Franco Gatti, Massimo Raveri, (eds). ''Rethinking Japan. 1. Literature, visual arts & linguistics''. P. 38.</ref> Respon terhadap pakta itu hampir sama di Jerman, perjanjian yang diusulkan tersebut populer di kalangan eselon atas Partai Nazi, namun ditentang oleh banyak orang di Kementerian Luar Negeri, Angkatan Darat, dan komunitas bisnis yang memiliki kepentingan keuangan di Tiongkok yang bermusuhan dengan Jepang.
Sikap Jepang terhadap Italia diubah pada tahun 1937 setelah Liga Bangsa-Bangsa mengutuk Jepang karena serangannya di Tiongkok dan isolasi internasional yang dihadapi, sementara Italia tetap menguntungkan ke Jepang.<ref name="boscaro"/>Sebagai hasil dari dukungan Italia terhadap Jepang dalam kecaman internasional, Jepang mengambil sikap yang lebih positif terhadap Italia dan menawarkan proposal perjanjian non-agresi atau netralitas dengan Italia.<ref>Adriana Boscaro, Franco Gatti, Massimo Raveri, (eds). ''Rethinking Japan. 1. Literature, visual arts & linguistics''. Pp.&nbsp;39–40.</ref>
 
Belajar dari negosiasi Jepang-Jerman, Italia juga tertarik membina aliansi dengan Jepang.<ref name="boscaro">Adriana Boscaro, Franco Gatti, Massimo Raveri, (eds). ''Rethinking Japan. 1. Literature, visual arts & linguistics''. P. 39.</ref> Italia berharap karena hubungan dekat Britania-Jepang, aliansi Jepang-Italia dapat menekan Britania untuk mengadopsi
"Blok Poros" secara resmi dinamakan pada tanggal 27 September 1940, di Berlin. Pakta tersebut ditandatangan oleh Jerman, Italia dan Jepang. Pakta tersebut kemudian ditandatangani selajnutnya oleh Hongaria (20 November 1940), [[Kerajaan Rumania|Rumania]] (23 November 1940), [[Republik Slowakia (1939-1945)|Slowakia]] (24 November 1940), dan [[Kerajaan Bulgaria|Bulgaria]] (1 Maret 1941). {{sfn|Hill|2003|p=91}}
sikap yang lebih akomodatif terhadap Italia di Mediterania.<ref name="boscaro"/> Pada musim panas 1936, Menteri luar negeri Italia Ciano memberitahu Duta Besar Jepang di Italia, Sugimura Yotaro, "Saya mendengar persetujuan Jepang-Jerman tentang masalah Uni Soviet sudah dicapai, dan saya pikir hal alami akan terjadi juga untuk perjanjian serupa yang akan dibuat antara Italia dan Jepang".<ref name="boscaro"/> Awalnya Jepang menyepelekan usulan Italia, melihat aliansi Jerman-Jepang melawan Uni Soviet sebagai yang utama dan mengenai aliansi Italia-Jepang hanyalah sebagai hal sekunder, seperti Jepang menghindari aliansi Italia-Jepang yang mungkin akan membuat Jepang memusuhi Britania yang mengutuk invasi Italia ke Ethiopia.<ref name="boscaro"/>
Sikap Jepang terhadap Italia diubah pada tahun 1937 setelah Liga Bangsa-Bangsa mengutuk Jepang karena serangannya di Tiongkok dan isolasi internasional yang dihadapi, sementara Italia tetap menguntungkan ke Jepang.<ref name="boscaro"/> Sebagai hasil dari dukungan Italia terhadap Jepang dalam kecaman internasional, Jepang mengambil sikap yang lebih positif terhadap Italia dan menawarkan proposal perjanjian non-agresi atau netralitas dengan Italia.<ref>Adriana Boscaro, Franco Gatti, Massimo Raveri, (eds). ''Rethinking Japan. 1. Literature, visual arts & linguistics''. Pp.&nbsp;39–40.</ref>
 
"Blok Poros" secara resmi dinamakan pada tanggal 27 September 1940, di Berlin. Pakta tersebut ditandatangan oleh Jerman, Italia dan Jepang. Pakta tersebut kemudian ditandatangani selajnutnya oleh Hungaria (20 November 1940), [[Kerajaan Rumania|Rumania]] (23 November 1940), [[Republik Slowakia (1939-1945)|Slowakia]] (24 November 1940), dan [[Kerajaan Bulgaria|Bulgaria]] (1 Maret 1941). {{sfn|Hill|2003|p=91}}
==Ideologi==
 
Dalam ideologinya blok poros bertujuan untuk menghancurkan [[plutokrasi]]-[[kapitalis]] kekuatan barat dan melindungi peradaban dari pengaruh [[komunisme]].<ref>Stanley G. Payne. ''A History of Fascism, 1914–1945''. Madison, Wisconsin, USA: University of Wisconsin Press, 1995. P. 379</ref>
== Ideologi ==
Tujuan utama Blok Poros adalah ekspansi teritorial dengan mengorbankan tetangga mereka. Dalam ideologinya blok poros bertujuan untuk menghancurkan kekuatan barat [[plutokrasi]]-[[kapitalis]] dan melindungi peradaban dari pengaruh [[komunisme]].<ref>Stanley G. Payne. ''A History of Fascism, 1914–1945''. Madison, Wisconsin, USA: University of Wisconsin Press, 1995. P. 379</ref>
 
== Sumber ekonomi ==
Baris 86 ⟶ 109:
* Jepang 71,9 juta orang (tidak termasuk jajahannya)
* Italia 43,4 juta orang (tidak termasuk koloninya)
[[Britania Raya]] (tidak termasuk koloninya) memiliki populasi 47,5 juta orang dan PerancisPrancis (tidak termasuk koloninya) 42 juta orang {{sfn|Harrison|2000|p=3}}.
 
[[Produk domestik bruto]] (PDB) Blok Poros tertinggi (1941) adalah $911 juta [[Dolar Geary-Khamis|dolar internasional]] (harga 1990-an). {{sfn|Harrison|2000|p=10}} PDB dari Sekutu adalah $1,798 miliar. Amerika Serikat memiliki PDB $1,094 miliar, jauh lebih besar dari Blok Poros digabungkan. {{sfn|Harrison|2000|p=10,25}}
 
Beban perang terhadap negara-negara peserta perang telah diukur melalui persentase [[produk nasional bruto]] (PNB) yang ditujukan untuk pengeluaran militer. {{sfn|Harrison|2000|p=20}} Hampir seperempat dari PNB Jerman digunakan untuk perang pada tahun 1939, dan kemudian meningkat menjadi tiga perempat dari PNB pada tahun 1944, sebelum runtuhnya perekonomian. {{sfn|Harrison|2000|p=20}} Pada tahun 1939, Jepang menggunakan 22% dari PNB untuk perang di Tiongkok, kemudian meningkat menjadi tiga perempat dari PNB pada tahun 1944 {{sfn|Harrison|2000|p=20}} Italia tidak memobilisasi ekonominya, dimanadi mana PNB yang digunakan untuk perang tetap pada tingkat sebelum perang. {{sfn|Harrison|2000|p=20}}
 
Italia dan Jepang tidak memiliki kapasitas industri, ekonomi mereka yang kecil, tergantung pada [[perdagangan internasional]] serta sumber bahan bakar dan sumber daya industri mereka berasal dari luar.{{sfn|Harrison|2000|p=20}} Akibatnya, mobilisasi Italia dan Jepang tetap rendah, bahkan pada tahun 1943.{{sfn|Harrison|2000|p=20}}
Baris 103 ⟶ 126:
Pada tanggal 7 Desember 1941, Jepang menyerang pangkalan angkatan laut AS di [[Pearl Harbor]], [[Hawaii]]. Sesuai dengan ketentuan dari Pakta Tripartit, Nazi Jerman diminta untuk datang ke wilayah pertahanan sekutu-sekutunya jika mereka diserang. Sejak Jepang membuat langkah pertamanya, Jerman dan Italia tidak wajib untuk membantunya kecuali jika Amerika Serikat melakukan serangan balasan. Meskipun demikian, Hitler malah memerintahkan ''[[Reichstag (Republik Weimar)|Reichstag]]'' untuk secara resmi menyatakan perang terhadap Amerika Serikat.{{sfn|Kershaw|2007|p=385}} Italia juga tiba-tiba menyatakan perang.
 
Sejarawan [[Ian Kershaw]] menunjukkan bahwa deklarasi perang melawan Amerika Serikat adalah kesalahan serius yang dibuat oleh Jerman, karena memungkinkan Amerika Serikat untuk bergabung dalam perang tanpa batasan apapun.{{sfn|Kershaw|2007|loc=Chapter 10}} Di sisi lain, kapal perusak Amerika yang memimpin konvoi [[Pertempuran Atlantik|sudah ''de facto'' berperang selama berbulan-bulan]] dengan U-boat Jerman di Atlantik, dan deklarasi perang membuat ''[[Second Happy Time]]'' menjadi mungkin untuk para armada U-boat.<ref>{{cite book |author1=Duncan Redford |author2=Philip D. Grove |title=The Royal Navy: A History Since 1900 |url=http://books.google.com/books?id=U6FrAwAAQBAJ&pg=PA182 |year=2014 |publisher=I.B. Tauris |page=182}}</ref> AS memainkan peran kunci dalam mensuplai dan membantu keuangan Sekutu, dalam pembomanpengeboman strategis Jerman, dan dalam invasi benua terakhir.
 
<gallery widths="200px" heights="145px">
Baris 113 ⟶ 136:
== Negara Anggota ==
=== Anggota Negara-negara Poros yang utama ===
* {{flagicon|Jerman Nazi}} [[Jerman Nazi|Jerman]], di bawah [[Adolf Hitler]]
* {{flagicon|Italia|1861}} [[Kerajaan Italia (1861-1946)|Italia]], di bawah [[Benito Mussolini]]
* {{flagicon|Jepang}} [[Kekaisaran Jepang|Jepang]], [[Hideki Tōjō]] dan [[Kaisar Shōwa]] (Hirohito)
 
<gallery>
Baris 121 ⟶ 144:
Image:Kingdom_of_Italy_1942_with_provinces.svg
Image:Japanese_Empire_%28orthographic_projection%29.svg
</gallery>
 
=== Anggota Negara-negara Poros minoritas ===
* [[Kerajaan Bulgaria|Bulgaria]]
* [[Kerajaan Hongaria (1920&ndash;1946)|Hongaria]]
* [[Thailand]]
* [[Kerajaan Rumania|Rumania]]
* [[Kerajaan Irak|Irak]]
* [[Uni Soviet]] (sebelum 1941)
* [[Finlandia]]
* [[San Marino]]
* [[Yugoslavia]]
 
<gallery>
Image:Map of Bulgaria during WWII.png
Image:Hungary map.png
Image:Romania1941.png
Image:Map of Finnish areas ceded to Soviet Union 1940.png
</gallery>
 
=== Negara Boneka Jepang ===
* [[{{flag|Manchukuo]]}}
* [[{{flag|Mengjiang]]}} (bagian wilayah di [[Mongolia]])
* {{Flagicon image|Flag of the Republic of China-Nanjing (Peace, Anti-Communism, National Construction).svg}} [[Republik China-Nanjing|Nanking]] (bagian wilayah di [[Tiongkok]])
* {{flagdeco|Burma|1943}} [[Negara Burma|Burma]]
* {{flagdeco|Philippines}} [[Republik Filipina Kedua|Filipina]]
* {{flagdeco|Vietnam|1945}} [[Kekaisaran Vietnam|Vietnam]]
* {{flagicon|Kerajaan Laos|1893}} [[Kerajaan Luang Phrabang|Laos]]
* [[Laos]]
* {{flagdeco|Cambodia|1942}} [[Pendudukan_Jepang_di_Kamboja|Kamboja]]
* [[Kamboja]]
*
* [[Azad Hind|Pemerintahan Sementara India Bebas]]
Disini [[Indonesia]] tidak terlibat perang karena tidak mau bekerjasama dengan [[Jepang]]
 
<gallery>
Image:Location0fVietnamVietnam in its region.svg
Image:Mengjiang map 1939.svg
Image:Manchukuo map 1939.svg
Baris 160 ⟶ 164:
 
=== Negara boneka Italia ===
* {{flagicon|Albania|1939}} [[Kerajaan Albania (1939&ndash;1944-43)|Albania]]
* [[Kerajaan{{flagicon image|Flag of Montenegro (1941&ndash;19441905–1918, 1941–1944).svg}} [[Kegubernuran Montenegro Italia|Montenegro Italia]]
* {{flag|Kekaisaran Etiopia}}
* [[Ethiopia]]
 
<gallery>
Baris 170 ⟶ 174:
 
=== Negara boneka Jerman ===
* {{flag|Prancis Vichy|state}}
* [[Serbia]]
* {{flagicon|Serbia|1941}} [[Pemerintahan Penyelamatan Nasional|Serbia]]
* [[Republik Sosial Italia]]
* {{flagicon|Italia|1943}} [[Republik Slowakia (1939-1945)|Sosial SlowakiaItalia]]
* {{flagicon|Slowakia|1938}} [[Republik Slowakia (1939-1945)|Slowakia]]
*{{Flagicon image|Flag of Greece (1822-1978).svg}} [[Yunani]] - (kontrol oleh Jerman, Italia, dan Bulgaria )
* {{flagcountry|Negara Merdeka Kroasia}}- (kontrol oleh Jerman dan Italia)
 
<gallery>
Baris 180 ⟶ 187:
</gallery>
 
=== Negara lainnya yang terlibat atau berkoalisi ===
* {{flag|Prancis Vichy|state}}
* [[Negara Merdeka Kroasia|Kroasia]]
* {{flagicon|Spanyol|1939}} [[Spanyol di bawah Francisco Franco|Spanyol Nasionalis]]
* [[Vichy Perancis]]
* {{flag|Denmark}}
* [[Spanyol]]
* {{Flag|Thailand}}
* [[Denmark]]
* {{flagicon image|Flag of Iraq (1921–1959).svg}} [[Kerajaan Irak]]
 
 
<gallery>
Baris 192 ⟶ 201:
 
=== Bekas anggota ===
*{{flagcountry|Kerajaan [[Uni Soviet]]Irak}}, memihak [[Sekutu Perang Dunia II|Sekutu]] pada [[19411943]]. Sebelumnya berpihak pada Poros pada [[Perang Inggris-Irak]].
* {{flagicon|Italia|1861}} [[FinlandiaKerajaan Italia (1861-1946)|Italia]], memihak sekutu karena [[Sekutu Perang DuniaSaudara II|SekutuItalia]] pada [[1944]].
* [[Yugoslavia]]{{flagcountry|Finlandia}}, memihak [[Sekutu Perang Dunia II|Sekutu]] pada [[19411944]]. Sebelumnya berpihak kepada Poros pada [[Perang Kontinuasi]].
* {{flagcountry|Kerajaan Rumania}}, menyerah kepada Uni Soviet pada 1945.
* [[Italia]], memihak [[Sekutu Perang Dunia II|Sekutu]] pada [[1943]].
* {{flagcountry|Kerajaan Bulgaria}}, menyerah kepada Uni Soviet pada 1944
* [[Rumania]], memihak [[Sekutu Perang Dunia II|Sekutu]] pada [[1944]].
* {{flagcountry|Kerajaan Hungaria (1920–1946)}}, di kuasai Uni Soviet pada 1945
* [[Bulgaria]], memihak [[Sekutu Perang Dunia II|Sekutu]] pada [[1944]].
 
== Lihat juga ==
* [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II]]
* [[Blok Sentral]]
* [[Grande Italia|Kekaisaran Italia]]
Baris 214 ⟶ 224:
* ''[[Zweites Buch]]''
 
== Rujukan ==
{{reflist}}
 
== Referensi ==
* {{Cite book
| last = Sinor
| first = Denis
| authorlink = Denis Sinor
| year = 1959
| title = History of Hungary
|url = https://archive.org/details/historyofhungary0000deni
| publisher = [[George Allen and Unwin]]
|publisher = [[George Allen and Unwin]]
| location = Woking; London
|location = Woking; London
| isbn =
|isbn =
|ref = harv
}}
 
* {{cite book
 
| last = Harrison
| first = Mark
| year = 2000
| origyear = 1998
| title = The Economics of World War II: Six Great Powers in International Comparison
| publisher = [[Cambridge University Press]]
| location = Cambridge
| isbn = 978-0-521-78503-7
| ref = harv
}}
* {{cite book
 
| last = Hill
| first = Richard
| year = 2003
| origyear = 2002
| title = Hitler Attacks Pearl Harbor: Why the United States Declared War on Germany
| publisher = [[Lynne Rienner]]
| location = Boulder, CO
| isbn =
| ref = harv
}}
* {{cite book
 
| last = Kershaw
| first = Ian
| authorlink = Ian Kershaw
| year = 2007
| title = Fateful Choices: Ten Decisions That Changed the World, 1940–1941
|url = https://archive.org/details/fatefulchoiceste0000kers
| publisher = [[Allen Lane]]
|publisher = [[Allen Lane]]
| location = London
|location = London
| isbn = 978-1-59420-123-3
|isbn = 978-1-59420-123-3
| ref = harv
|ref = harv
}}
 
 
[[Kategori:Perang Dunia II]]
{{Perang Dunia II}}