Inersia kognitif: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan. |
||
(49 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Yatim|Oktober 2022}}
'''Inersia kognitif'''
Secara kausal, inersia kognitif berkaitan dengan variasi pekerjaan agar orang dengan ancaman orang tersebut kembali waspada yang akan datang karena harus membiasakan diri dari pekerjaan berbeda. Seperti, ketika seseorang melakukan pekerjaan yang sama secara terus-menerus dalam waktu yang lama, maka orang itu akan merasa ahli dan kurang berhati-hati, dan di situlah bahayanya. Fenomena inersia kognitif di bidang psikolog ekonomi dan industri menjelaskan betapa sukarnya untuk mengubah pilihan merek pada seseorang, sukar untuk menerima perubahan saat curah pendapat, dan sukar untuk mengubah strategi bisnis.<ref>{{Cite book|last=Jost|first=John T.|last2=Sidanius|first2=Jim|url=http://lib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Political-Psychology_-Key-Readings-Key-Readings-in-Social-Psychology-PDFDrive.com-.pdf|title=Key Readings in Social Psychology: Political Psychology|location=[[New York]]|publisher=Psychology Press|isbn=1-84169-069-4|pages=1|url-status=live|access-date=2021-12-14|archive-date=2021-12-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20211214064507/http://lib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Political-Psychology_-Key-Readings-Key-Readings-in-Social-Psychology-PDFDrive.com-.pdf|dead-url=yes}}</ref>
▲'''Inersia kognitif''' (''cognitive inertia'') adalah kecenderungan untuk orientasi tertentu dalam cara individu berpikir tentang suatu isu, keyakinan ataupun strategi untuk menolak perubahan. Dalam literatur klinis dan ilmu saraf dapat didefinisikan sebagai kurangnya motivasi untuk menghasilkan proses kognitif yang berbeda yang diperlukan untuk mengatasi masalah atau isu. Inertia ditandai dengan karakteristik yang menyebabkan suatu kebiasaaan<ref>{{Cite book|last=Inter-American Development Bank|date=2016|url=https://books.google.co.id/books?id=djilDAAAQBAJ&pg=PA226&lpg=PA226&dq=cognitive+inertia+in+latin&source=bl&ots=AZDlJOCNpZ&sig=ACfU3U0bhW6nJkEyHhMGsBriu4ho1DaNkQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiKmdXe2OL0AhX-yzgGHfbEBYQQ6AF6BAgTEAM#v=onepage&q=cognitive%20inertia%20in%20latin&f=false|title=Saving for Development: How Latin America and the Caribbean Can Save More and Better|location=US|publisher=Palgrave Macmillan|isbn=9781349949281|pages=226|url-status=live}}</ref> dan pola masalah bersifat fundamental.<ref>{{Cite book|last=M. Sachs|last2=A.R. Roy|date=2003|url=https://cloudflare-ipfs.com/ipfs/bafykbzaceb7ojvhumej2f7ljf3og46egiad27hsb2eafygvoc45wrdbun2pue?filename=M.%20Sachs%2C%20A.R.%20Roy%20-%20Mach%27s%20Principle_%20And%20the%20Origin%20of%20Inertia-Apeiron%20%282003%29.pdf|title=Mach's Principle: And the Origin of Inertia|publisher=Apeiron|isbn=9780973291100|pages=ii|url-status=live}}</ref> Secara istilah fisika [[inersia]] adalah untuk menekankan kekakuan dan resistensi terhadap perubahan dalam metode pemrosesan kognitif yang telah digunakan untuk waktu yang cukup lama. Biasanya karena bingung dengan keyakinan ketekunan, sehingga dapat diartikan dimana inersia kognitif sebagai ketekunan bagaimana seseorang menafsirkan informasi selain dari ketekunan dari keyakinan itu sendiri. Misalnya, dalam ilmu manajemen dan organisasi, ungkapan "Inersia kognitif" menggambarkan fenomena bahwa manajer mungkin gagal untuk mengevaluasi kembali situasi bahkan dalam menghadapi maupun mengubah situasi tersebut.<ref>{{Cite journal|last=Alós-Ferrer|first=Carlos|last2=Hügelschäfer|first2=Sabine|last3=Li|first3=Jiahui|date=2016|title=Inertia and Decision Making|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4754398/pdf/fpsyg-07-00169.pdf|journal=Journal Frontiers in Psychology|volume=7|pages=1|doi=10.3389/fpsyg.2016.00169|pmc=PMC4754398|pmid=26909061}}</ref>
Penggunaan di bidang klinis, inersia kognitif dapat digunakan sebagai peralatan diagnostik untuk penyakit neurodegeneratif, depresi, mapun kecemasan. Gangguan depresi merupakan gangguan psikis umum, siapapun dapat mengalami. Gangguan pada fungsi kognitif dikenal juga sebagai gangguan degenerasi yang ditemukan sejak puluhan tahun lalu. Bahkan seetelah degenerasi remisi, gangguan kognitif ini masih tetap ada.<ref>{{Cite web|date=2021|title=Pentingnya Fungsi Kognitif|url=http://news.unair.ac.id/2021/01/08/pentingnya-fungsi-kognitif/|website=news.unair.ac.id|publisher=UNAIR News|access-date=2021-12-18}}</ref> Para kritikus menyatakan istilah ini terlampau menyederhanakan terjadinya resistensi terhadap suatu hal hanya melibatkan proses di balik proses berpikir. Mereka menyarankan pendekatan yang lebih menyeluruh yang melibatkan faktor motivasi, emosi, dan perkembangan seseorang.
== Sejarah dan metode ==
=== Awal mula ===
Pada awal abad kedua puluh, dua pakar paling awal dalam [[psikolog]] eksperimental yakni [[Georg Elias Muller|Müller]] dan [[Pilzecker]], mengemukakan bahwa ketekunan pemikiran sebagai "kecenderungan gagasan, setelah sekali memasuki kesadaran, untuk kesadaran yang bangkit kembali secara bebas
===
Awalnya
Dalam [[studi
====
<math>\Delta</math> ''p(c) = <math>\Delta</math> p(a & b)''
Baris 26 ⟶ 27:
<math>\Delta</math> ''p(c) = <math>\Delta</math> p(a) p(b) + <math>\Delta</math> p(a) p(b) + <math>\Delta</math> p(a) p(b)''
di mana ''p(a)'' dan ''p(b)'' mengacu pada pendapat awal, sebelum komunikasi menyebabkan perubahan.</blockquote>Rumus ini digunakan oleh McGuire untuk menunjukkan bahwa efek dari pesan persuasif pada topik (''d'') yang terkait, tetapi tidak disebutkan, membutuhkan waktu untuk meresap. Asumsinya adalah bahwa topik ''d'' didasarkan pada masalah ''a'' dan ''b'', mirip dengan masalah ''c
Model ini didasarkan pada
== Contoh ==
=== Kesehatan masyarakat ===
Kelambanan
==== Kontemporer ====
Pada periode yang lebih modern, muncul posisi bahwa penyangkalan perubahan iklim antropogenik adalah semacam inersia kognitif. Terlepas dari bukti yang diberikan oleh penemuan ilmiah, masih ada orang – termasuk negara – yang menyangkal kejadiannya demi pola pembangunan yang ada.<ref>{{Cite book|last=Bellamy|first=Brent Ryan|year=2017|url=https://cloudflare-ipfs.com/ipfs/bafykbzaced2gbpioityrkjgk4eh3mft5x6xzh35iaf7ywwrcb36mgkzwbzbdo?filename=Paul%20Huebener_%20Susie%20O%E2%80%99Brien_%20Tony%20Porter_%20Liam%20Stockdale_%20Yanqiu%20Rachel%20Zhou%20-%20Time%2C%20Globalization%20and%20Human%20Experience_%20Interdisciplinary%20Explorations-Routledge%20%282016%29.pdf|title=Time, Globalization and Human Experience: Interdisciplinary Explorations|location=New York, NY|publisher=Routledge|isbn=9781138697331|editor1=Huebener, Paul|pages=145–159|chapter=Chapter 8: The Inertia of Energy|editor2=O'Brien, Susie|editor3=Porter, Anthony R. D.|editor4=Stockdale, Liam P. D.|editor5=Zhou, Yanqiu Rachel|url-status=live}}</ref>
=== Geografi ===
=== Keanggotaan grup ===
==== Politik ====
Organisasi pemerintah sering kali dapat menjadi resisten atau sangat lambat untuk berubah seiring dengan transformasi sosial dan teknologi. Bahkan ketika bukti malfungsi jelas, bentuk inersia institusional ini dapat bertahan. [[Ilmu politik|Ilmuwan politik]] [[Francis Fukuyama]] telah menegaskan bahwa manusia menanamkan nilai intrinsik pada aturan yang mereka buat dan ikuti, terutama di lembaga masyarakat yang lebih besar yang menciptakan ketertiban dan stabilitas.<ref>{{Cite web|last=Fukuyama|first=Francis|date=1999|title=Social Capital and Civil Society|url=https://www.imf.org/external/pubs/ft/seminar/1999/reforms/fukuyama.htm|website=imf.org|access-date=2021-12-18}}</ref> Terlepas dari [[perubahan sosial]] yang cepat dan meningkatnya masalah kelembagaan, nilai yang ditempatkan pada sebuah lembaga dan aturannya dapat menutupi seberapa baik sebuah lembaga berfungsi serta bagaimana lembaga itu dapat ditingkatkan.
==== Peran antarpribadi ====
Inersia peran juga
== Bisnis ==
=== Loyalitas merek ===
=== Curah pendapat ===
Inersia kognitif berperan dalam
Untuk memerangi inersia kognitif dalam curah pendapat kelompok, peneliti meminta mahasiswa bisnis untuk menggunakan pendekatan dialog tunggal atau
=== Strategi kompetitif ===
Mengadaptasi [[strategi kognitif]] untuk mengubah iklim bisnis seringkali merupakan bagian integral dari apakah bisnis berhasil atau gagal selama masa tekanan ekonomi.<ref name=":8">{{Cite journal|last1=Habersang|first1=Stefanie|last2=Küberling|first2=Jill|last3=Reihlen|first3=Markus|last4=Seckler|first4=Christoph|date=2019|title=A Process Perspective on Organizational Failure: A Qualitative Meta-Analysis|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=7aa2a8c112a18dae0b1b947b854e2f1c&key=9STRKYG2M5WD1G5M&doi=10.1111/joms.12341|journal=Journal of Management Studies|volume=56|issue=1|pages=19–56|doi=10.1111/joms.12341|doi-access=free}}</ref> Pada akhir 1980-an di Inggris, strategi kompetitif kognitif agen real estat tidak berubah dengan tanda-tanda pasar real estat yang semakin tertekan, meskipun mereka mampu mengenali tanda-tanda penurunan.<ref name=":4" />
Kelambanan kognitif pada tingkat individu dan perusahaan telah diusulkan sebagai alasan mengapa perusahaan tidak mengadopsi strategi baru untuk memerangi penurunan bisnis yang terus meningkat atau memanfaatkan potensi.
Lebih terkenal, inersia kognitif dalam
Perencanaan skenario telah menjadi salah satu saran untuk memerangi kelambanan kognitif ketika
=== Pengelolaan ===
Dalam tinjauan baru-baru ini tentang arketipe perusahaan yang mengarah pada kegagalan perusahaan, Habersang, Küberling, Reihlen, dan Seckler
Sebuah tinjauan terhadap 27 perusahaan yang mengintegrasikan penggunaan
Manajer
== Penerapan ==
=== Terapi ===
Ketidakmampuan untuk mengubah cara berpikir tentang suatu situasi terkait dengan salah satu penyebab [[Depresi (psikologi)|depresi]]. Ruminasi, atau terlalu sering memikirkan hal negatif, sering kali berkorelasi dengan tingkat keparahan depresi dan kecemasan. Orang dengan tingkat ruminasi yang tinggi memiliki tingkat flesiblitas kognitif yang rendah dan memiliki masalah dalam mengubah proses berpikir ketika terdapat masalah, bahkan ketika telah ditunjukkan fakta yang bertentangan dengan proses berpikir mereka.<ref name=":16" />
Dalam pemaparan yang menjelaskan strategi efektif untuk memerangi depresi, metode Socrates diusulkan untuk mengatasi inersia kognitif. Dengan menghadirkan keyakinan pasien yang tidak konsisten dari dekat dan dengan pasien menilai proses pemikiran mereka di balik keyakinan tersebut, terapis dapat membantu mereka memahami berbagai hal dari berbagai perspektif.<ref name=":17">{{Cite journal|last=Overholser|first=James C.|date=2011|title=Collaborative Empiricism, Guided Discovery, and the Socratic Method: Core Processes for Effective Cognitive Therapy|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=c07cdb99952d3a19c424ae882a1c9820&key=U2W3WW71HCVC6QOA&doi=10.1111/j.1468-2850.2011.01235.x|journal=Clinical Psychology: Science and Practice|volume=18|issue=1|pages=62–66|doi=10.1111/j.1468-2850.2011.01235.x|issn=0969-5893}}</ref>
=== Diagnostik klinis ===
Dalam literatur ilmiah tentang gejala atau gangguan apatis, praktisi telah menggunakan inersia kognitif sebagai salah satu dari tiga kriteria diagnostik utama. Deskripsi inersia kognitif berbeda dari penggunaannya dalam psikologi kognisi dan psikologi karena kurangnya peranan motivasi. Sebagai kriteria diagnostik dalam bidang klinis, Thant dan Yager menggambarkannya sebagai "gangguan kemampuan untuk menguraikan dan mempertahankan tujuan dan rencana tindakan, untuk mengubah set mental, dan menggunakan memori kerja".<ref>{{Cite journal|last1=Thant|first1=Thida|last2=Yager|first2=Joel|date=2019|title=Updating Apathy: Using Research Domain Criteria to Inform Clinical Assessment and Diagnosis of Disorders of Motivation|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=72e056f31b668a4978fb7bc438d9dd98&key=CMT4UH6AAOGJ9HFA&doi=10.1097/NMD.0000000000000860|journal=The Journal of Nervous and Mental Disease|language=en-US|volume=207|issue=9|pages=707–714|doi=10.1097/NMD.0000000000000860|issn=0022-3018|pmid=30256334|s2cid=52822581}}</ref> Definisi apatis ini umumnya diterapkan pada timbulnya apatis akibat gangguan neurodegeneratif seperti [[penyakit Alzheimer]] dan [[penyakit Parkinson]], tetapi juga berlaku untuk individu yang pernah mengalami trauma atau pelecehan.<ref name=":11">{{Cite journal|last1=Agüera-Ortiz|first1=Luis|last2=Hernandez-Tamames|first2=Juan A.|last3=Martinez-Martin|first3=Pablo|last4=Cruz-Orduña|first4=Isabel|last5=Pajares|first5=Gonzalo|last6=López-Alvarez|first6=Jorge|last7=Osorio|first7=Ricardo S.|last8=Sanz|first8=Marta|last9=Olazarán|first9=Javier|date=2016-07-18|title=Structural correlates of apathy in Alzheimer's disease: a multimodal MRI study|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=5a6f964e7a8ab4a2f1e1ff68c50e6b3a&key=AP80P0YZC4TFVB7U&doi=10.1002/gps.4548|journal=International Journal of Geriatric Psychiatry|volume=32|issue=8|pages=922–930|doi=10.1002/gps.4548|issn=0885-6230|pmid=27428560|s2cid=34539433}}</ref><ref name=":15">{{Cite journal|last=Leach|first=John|date=2018|title='Give-up-itis' revisited: Neuropathology of extremis|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=757528fb159943d6755008717824a817&key=C4LV16IEE37S4OMF&doi=10.1016/j.mehy.2018.08.009|journal=Medical Hypotheses|volume=120|pages=14–21|doi=10.1016/j.mehy.2018.08.009|issn=0306-9877|pmid=30220334}}</ref><ref name=":10">{{Cite journal|last1=Pagonabarraga|first1=Javier|last2=Kulisevsky|first2=Jaime|last3=Strafella|first3=Antonio P|last4=Krack|first4=Paul|date=2015|title=Apathy in Parkinson's disease: clinical features, neural substrates, diagnosis, and treatment|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=79ae98be0b8e4d024a3e910c0d3440c2&key=N5EQW4HPX4OTSZJO&doi=10.1016/s1474-4422(15)00019-8|journal=The Lancet Neurology|volume=14|issue=5|pages=518–531|doi=10.1016/s1474-4422(15)00019-8|issn=1474-4422|pmid=25895932|hdl=10609/92806|s2cid=43614772|hdl-access=free}}</ref>
== Anatomi saraf dan korelasinya ==
=== Kortikal ===
Inersia kognitif telah dikaitkan dengan penurunan penggunaan fungsi eksekutif, terutama di [[Korteks (botani)|korteks]] prefrontal, yang membantu dalam fleksibilitas proses kognitif saat beralih tugas. Respons yang tertunda pada tugas asosiasi implisit dan tugas stroop telah dikaitkan dengan ketidakmampuan untuk memerangi inersia kognitif, karena peserta kesulitan untuk beralih dari satu aturan kognitif ke aturan kognitif berikutnya untuk mendapatkan pertanyaan yang benar.<ref>{{Cite journal|last1=Messner|first1=Claude|last2=Vosgerau|first2=Joachim|date=2010|title=Cognitive Inertia and the Implicit Association Test|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=29b3d31b71c7323719e22415dd82e299&key=U6TZ2LRZJ8U7224Z&doi=10.1509/jmkr.47.2.374|journal=Journal of Marketing Research|volume=47|issue=2|pages=374–386|doi=10.1509/jmkr.47.2.374|issn=0022-2437|s2cid=144453510}}</ref>
Sebelum ikut serta dalam sesi brainstorming elektronik, para peserta disuguhi dengan gambaran yang memotivasi pencapaian untuk memerangi inersia kognitif. Dalam pencapaian, subjek/peserta yang telah mendapat perlakuan awal dapat menghasilkan lebih banyak ide baru yang berkualitas tinggi dan lebih banyak menggunakan area korteks frontal kanan yang terkait dengan pengambilan keputusan dan kreativitas.<ref>{{Cite journal|last1=Minas|first1=Randall K.|last2=Dennis|first2=Alan R.|last3=Potter|first3=Robert F.|last4=Kamhawi|first4=Rasha|date=2017-11-06|title=Triggering Insight: Using Neuroscience to Understand How Priming Changes Individual Cognition during Electronic Brainstorming|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=bea6daba4b32be7bf8d17fd9f706d72a&key=OP66B4J8OQ7A370F&doi=10.1111/deci.12295|journal=Decision Sciences|volume=49|issue=5|pages=788–826|doi=10.1111/deci.12295|issn=0011-7315}}</ref>
Inersia kognitif umumnya digunakan sebagai salah satu dimensi kunci dari [[apatis]] klinis, digambarkan sebagai kurangnya motivasi untuk menguraikan rencana untuk perilaku yang diarahkan pada tujuan atau pemrosesan otomatis.<ref name=":11" /> Pasien Parkinson yang apatisnya diukur menggunakan dimensi inersia kognitif menunjukkan kontrol fungsi eksekutif yang lebih sedikit dibandingkan pasien Parkinson tanpa apatis, mungkin menunjukkan lebih banyak kerusakan pada korteks frontal.<ref name=":9" /> Selain itu, lebih banyak kerusakan pada ganglia basal di Parkinson, Huntington, dan gangguan neurodegeneratif lainnya telah ditemukan pada pasien yang menunjukkan inersia kognitif tentang apatis bila dibandingkan dengan mereka yang tidak. Pasien dengan lesi korteks prefrontal dorsolateral telah menunjukkan penurunan motivasi untuk mengubah strategi kognitif dan bagaimana mereka memandang situasi, mirip dengan individu yang mengalami apatis dan inersia kognitif setelah trauma parah atau jangka panjang.<ref name=":15" />
=== Konektivitas fungsional ===
Pasien [[demensia]] panti jompo ditemukan mengalami penurunan konektivitas fungsional otak yang lebih besar, terutama di [[korpus luteum]], yang penting untuk komunikasi antar [[hemisfer]].<ref name=":11" /> Inersia kognitif pada pasien neurodegeneratif juga telah dikaitkan dengan penurunan koneksi [[korteks prefrontal dorsolateral]] dan area [[korteks parietal posterior]] dengan area subkortikal termasuk [[korteks cingulate anterior]] dan [[ganglia basal]].<ref name=":102">{{Cite journal|last1=Pagonabarraga|first1=Javier|last2=Kulisevsky|first2=Jaime|last3=Strafella|first3=Antonio P|last4=Krack|first4=Paul|date=2015|title=Apathy in Parkinson's disease: clinical features, neural substrates, diagnosis, and treatment|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=79ae98be0b8e4d024a3e910c0d3440c2&key=U8TV46E0MKUMSC6W&doi=10.1016/s1474-4422(15)00019-8|journal=The Lancet Neurology|volume=14|issue=5|pages=518–531|doi=10.1016/s1474-4422(15)00019-8|issn=1474-4422|pmid=25895932|hdl=10609/92806|s2cid=43614772|hdl-access=free}}</ref> Kedua temuan tersebut disarankan untuk menurunkan motivasi untuk mengubah proses berpikir seseorang atau menciptakan perilaku baru yang diarahkan pada tujuan.<ref name=":11" /><ref name=":102" />
== Teori alternatif ==
Beberapa [[peneliti]] telah membantah perspektif kognitif inersia kognitif dan menyarankan pendekatan yang lebih holistik yang memperhitungkan motivasi, emosi dan sikap yang memperkuat kerangka acuan yang ada.<ref name=":14">{{Cite journal|last=Kunda|first=Ziva|date=1990|title=The case for motivated reasoning|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=06c8d0ec44e97189abb57647af9f4120&key=C7XVWHN72691RX98&doi=10.1037/0033-2909.108.3.480|journal=Psychological Bulletin|language=en|volume=108|issue=3|pages=480–498|doi=10.1037/0033-2909.108.3.480|issn=1939-1455|pmid=2270237}}</ref>
=== Paradigma alternatif ===
==== Penalaran termotivasi ====
Teori penalaran termotivasi diusulkan untuk didorong oleh [[motivasi]] individu untuk berpikir dengan cara tertentu, seringkali untuk menghindari berpikir negatif tentang diri sendiri. Bias kognitif dan emosional individu biasanya digunakan untuk membenarkan pemikiran, keyakinan, atau perilaku. Tidak seperti inersia kognitif di mana orientasi individu dalam memproses informasi tetap tidak berubah baik karena informasi baru tidak sepenuhnya diserap atau diblokir oleh bias kognitif, penalaran termotivasi sebenarnya dapat mengubah orientasi atau tetap sama tergantung pada apakah orientasi itu menguntungkan individu.<ref name=":14" />
Dalam studi daring yang [[ekstensif]], pendapat peserta dikumpulkan setelah dua kali membaca tentang berbagai isu kebijakan untuk menilai peran inersia kognitif. Peserta memberikan pendapat mereka setelah pembacaan pertama dan kemudian menerima pembacaan kedua dengan informasi baru. Setelah diinstruksikan untuk membaca informasi lain tentang hal yang membenarkan atau menyangkal pendapat asli mereka, sebagian besar pendapat peserta tetap tidak berubah. Ketika ditanya tentang informasi yang mereka baca untuk kedua kalinya, mereka yang tidak mengubah pendapat mereka menilai informasi yang mendukung pandangan asli mereka lebih kuat daripada informasi yang bertentangan dengan pendapat awal mereka. Konsistensi tentang bagaimana partisipan mempersepsikan informasi yang masuk didasarkan pada motif mereka untuk menjadi benar pada sudut pandang aslinya, bukan berdasarkan kebebalan perspektif kognitif yang ada.<ref>{{Cite journal|last1=Stanley|first1=Matthew L.|last2=Henne|first2=Paul|last3=Yang|first3=Brenda W.|last4=De Brigard|first4=Felipe|date=2019-01-16|title=Resistance to Position Change, Motivated Reasoning, and Polarization|url=https://philpapers.org/rec/STARTP-7|journal=Political Behavior|language=en|volume=42|issue=3|pages=891–913|doi=10.1007/s11109-019-09526-z|issn=1573-6687|s2cid=150286954}}</ref>
==== Fleksibilitas sosio-kognitif ====
Dari perspektif [[Psikologi sosial (sosiologi)|psikologi sosial]], individu terus-menerus membentuk keyakinan dan sikap tentang dunia di sekitar mereka berdasarkan interaksi dengan orang lain. Informasi apa yang diperhatikan individu didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan sebelumnya tentang dunia. Inersia kognitif tidak hanya dilihat sebagai malfungsi dalam memperbarui cara informasi diproses, tetapi asumsi tentang dunia dan cara kerjanya dapat menghambat fleksibilitas kognitif.<ref>{{Cite journal|last=Stein|first=Johan|date=1997-09-01|title=How Institutions Learn: A Socio-Cognitive Perspective|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=44acfa0656b4f0df4b017229a6ca8836&key=T4GFEPQD52DVJIZ6&doi=10.1080/00213624.1997.11505962|journal=Journal of Economic Issues|volume=31|issue=3|pages=729–740|doi=10.1080/00213624.1997.11505962|issn=0021-3624}}</ref>
Kegigihan gagasan [[keluarga]] inti telah diusulkan sebagai inersia kognitif sosial (sosio-kognitif). Terlepas dari perubahan tren dalam struktur keluarga, termasuk multigenerasi, pengasuhan tunggal, pengasuhan campuran, dan homoseksualitas, konsepsi normatif keluarga yang berpusat pada pertengahan abad kedua puluh adalah konsep keluarga inti (yaitu ibu, ayah, dan anak-anak). Berbagai pengaruh sosial telah disarankan untuk melanggengkan kelambanan ini, termasuk representasi di media, kelembaman peran gender kelas pekerja, dan peran keluarga, tidak berubah meskipun ibu yang bekerja dan tekanan keluarga untuk menyesuaikan diri.<ref>{{Cite journal|last=Uhlmann|first=Allon J.|date=2005|title=The Dynamics of Stasis: Historical Inertia in The Evolution of the Australian Family|journal=The Australian Journal of Anthropology|volume=16|issue=1|pages=31–46|doi=10.1111/j.1835-9310.2005.tb00108.x|issn=1035-8811}}</ref>
[[Fenomena]] inersia kognitif dalam curah pendapat kelompok telah diperdebatkan karena efek psikologis lainnya seperti takut tidak setuju dengan figur otoritas dalam kelompok, takut pendapat baru disangkal, dan sebagian besar pembicaraan dikaitkan dengan anggota kelompok minoritas'''.'''<ref name=":12">{{Cite journal|last1=Dillehay|first1=Ronald C.|last2=Insko|first2=Chester A.|last3=Smith|first3=M. Brewster|date=1966|title=Logical consistency and attitude change|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=b530c724d2500de3126bb5849a14e566&key=2TFGNXN56R5ZI2S1&doi=10.1037/h0023286|journal=Journal of Personality and Social Psychology|volume=3|issue=6|pages=646–654|doi=10.1037/h0023286|issn=1939-1315|pmid=5939001}}</ref> Kelompok curah pendapat berbasis internet telah ditemukan untuk menghasilkan lebih banyak ide berkualitas tinggi karena mengatasi masalah berbicara dan ketakutan akan penolakan ide.<ref name=":5" />
== Lihat pula ==
{{columns-list|*[[Bias kognitif]]
*[[Teori disonansi kognitif]]
*[[Distorsi kognitif]]
*[[Konservatisme]]
*[[Psikologi industri]]
*[[Penalaran]]
*[[Inersia]]
*[[Rasionalisasi (membuat alasan)]]
*[[Sindrom]]|colwidth=20em}}
== Referensi ==
{{Reflist}}
[[Kategori:Heuristik]]
[[Kategori:Manajemen]]
|