Jalur kereta api lintas Jakarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gilang Bayu Rakasiwi (bicara | kontrib)
 
(29 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 8:
| system = Jalur kereta api perkotaan
| status = Beroperasi
| stations = 26 (lintas sekitar Jakarta)22
| open = Bervariasi, ''lihat di bawah.''
| owner =*[[Direktorat Jenderal Perkeretaapian]]
| operator = {{unbulleted list|[[Kereta Api Indonesia]]|[[Daerah Operasi I Jakarta]]{{efn|Swakelola Daop I hanya mengelola {{slk|KAI|Gambir}}, {{slk|KAI|Pasar Senen}}, {{slk|KAI|Jakarta Kota}}, {{slk|KAI|Jatinegara}}}}|[[KAI Commuter]]{{efn|Kecuali stasiun ujung Jakarta: {{slk|KAI|Jakarta Kota}}, dan {{slk|KAI|Jatinegara}}}}|[[KAI Logistik]]{{efn|Hanya melayani stasiun barang: {{slk|KAI|Jakarta Gudang}}, {{slk|KAI|Sungai Lagoa}}, dan {{slk|KAI|Pasoso}}, serta pengelolaan jalur cabang menuju JICT}}}}
*[[Kereta Api Indonesia|PT Kereta Api Indonesia (Persero)]] (pemilik aset tanah dan bangunan)
| operator = [[Kereta Api Indonesia]]
* [[KAI Commuter]]{{efn|Kecuali stasiun ujung Jakarta, [[Stasiun Jakarta Kota]], dan {{sta|Jatinegara}}}}
* Daerah Operasi I Jakarta
** Terminus Jakarta
*** [[Stasiun Gambir]]
*** [[Stasiun Pasar Senen]]
*** [[Stasiun Jakarta Kota]]
** [[Stasiun Jatinegara]]
* [[KAI Logistik]]
** [[Stasiun Jakarta Gudang]]
** [[Stasiun Sungai Lagoa]]
** [[Stasiun Pasoso]]
| depot = Jakarta Kota (JAKK, kereta api penumpang)<br>Cipinang (CPN, lokomotif)<br>Bukit Duri (BUD, [[KAI Commuter]])
| gauge = {{Track gauge|Cape|allk=on|unitlink=on|first=met}}
Baris 33 ⟶ 21:
}}
[[Berkas:Jalur kereta api di daerah Juanda..jpg|al=Jalur kereta api di daerah Juanda.|jmpl|Jalur kereta api di daerah Juanda.]]
'''Jalur kereta api lintas Jakarta''' adalah jalur kereta api yang mengitari seluruh kota administrasi di Provinsi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]]. Semua jalur kereta api di lintas ini termasuk ke dalam [[Daerah Operasi I Jakarta]] serta [[KAI Commuter]] dimanadengan stasiun kereta api utama di provinsi ini adalah, [[Stasiun Gambir]], {{sta|Pasar Senen}}, {{sta|Jakarta Kota}}, dan {{sta|Manggarai}} kecuali [[Stasiun Halim]] yang terletak di jalur kereta cepat Jakarta–Bandung. Jalur ini merupakan kumpulan dari banyak segmen jalur kereta api yang melayani kereta api antarkota, komuter, dan kereta bandara. Layanan kereta api antarkota di jalur KA dalam kota Jakarta menghubungkan DKI Jakarta dengan [[Kota Cirebon|Cirebon]], [[Semarang]], [[Surabaya]] di lintas utara, dan [[PurwokertoKota Bandung|Bandung]], [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], Surabaya, [[Kota Malang|Malang]] di lintas tengah, dan [[Kota Bandung|Bandung]] di lintas selatan [[Pulau Jawa]]. Selain itu, jalur kereta api dalam kota Jakarta juga melayani kereta api komuter maupun menuju berbagai tujuan di [[Jabodetabekpunjur]] dan [[Bandara Internasional Soekarno-Hatta]].
 
Artikel ini hanya membahas jalur-jalur kereta api yang pada masa pembangunannya bukan merupakan bagian dari proyek kereta api antarkota, dan fokus kepada segmen-segmen pendek yang melayani sekitar Jakarta. Semua jalur ini saat ini merupakan [[jalur ganda]].
Baris 40 ⟶ 28:
 
=== Jakarta–Tanjung Priok ===
Jalur [[Stasiun Batavia NIS|Batavia NIS]]–[[Stasiun Tanjung Priok#Generasi pertama|Tanjung Priok]] lama mulai dibuka pada tanggal 2 November 1885; dibangun langsung oleh Pemerintah Kolonial. Pembangunan jalur kereta api ini sempat diwarnai upaya negosiasi antara dua perusahaan yang hendak mengoperasikan kereta api di kawasan Batavia: [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]] (NIS) dan [[Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij]] (BOS). Semula, NIS menyatakan bahwa mereka tidak berminat untuk mengeksploitasi jalur ini, sedangkan BOS yang masih merupakan perusahaan baru, masih pikir-pikir untuk menjalankan rute tersebut. Pemerintah Kolonial memutuskan bahwa eksploitasi kereta api menuju [[Pelabuhan Tanjung Priok]] juga mewajibkan eksploitasi atas pelabuhan tersebut, sehingga Pemerintah Kolonial menugasi [[Staatsspoorwegen]], perusahaan yang dibentuk oleh Pemerintah Kolonial, untuk mengoperasikan jalur tersebut. Beberapa kali upaya untuk menjadikan salah satu dari dua perusahaan swasta tersebut sebagai operator terus bergulir, tetapi negara tetaplah menjadi pengelola jalur tersebut. Di samping membangun jalur tersebut, juga dibangun sebuah stasiun di Heemradenplein (sekarang [[Stasiun Jakarta Gudang|Jakarta Gudang]]) pada Maret 1887.{{Sfn|de Bruyn Kops|1940|p=435}}
 
Pada tahun 1898, seluruh jalur BOS diakuisisi oleh SS. Segera setelah akuisisi rampung, dibuat jalur dari [[Stasiun Batavia BOS]] ke Tanjung Priok, serta [[Jalur kereta api Anyer Kidul–Kampung Bandan|jalur menuju Anyer Kidul]], sehingga Batavia BOS tidak lagi dipandang sebagai stasiun terminus. Persambungan kedua jalur ini bertemu di sebuah stasiun sekaligus pos sinyal, yang kelak bernama [[Stasiun Kampung Bandan|Kampung Bandan]]. Sambungan dengan Tanjung Priok ini dioperasikan sebagai dua jalur tunggal; kemudian beberapa tahun kemudian diubah menjadi satu jalur ganda pada jalur Kampong Bandan–Priok. Dengan adanya "dualisme" stasiun Batavia (NIS dan BOS), pengoperasian sistem ini menjadi semakin kompleks, mengingat terdapat perpotongan yang jaraknya berdekatan tersebut merupakan daerah yang sangat rentan terhadap bahaya kecelakaan kerja serta kesulitan bagi pelayanan kereta api.{{Sfn|de Bruyn Kops|1940|p=436}}
 
Untuk menghubungkan ruas [[Jalur kereta api Jakarta Kota–Cikampek|Batavia–Meester Cornelis]] (Jatinegara) dengan Tanjung Priok, pada 1 Maret 1904 telah rampung dibangun jalur Kemayoran–Ancol–Tanjung Priok.{{Sfn|de Bruyn Kops|1940|p=436}} Jalur ini menghubungkan [[Stasiun Ancol|Ancol]] dengan sebuah pos blok bernama Pisangbatu (sekarang [[Stasiun Rajawali]]). Selanjutnya, jalur ini kemudian disambungkan menuju Meester Cornelis, sehingga jalur ini sudah dipandang mirip [[jalur ganda]], meski sebenarnya adalah sepasang jalur tunggal yang tugasnya untuk memisahkan kereta api yang menuju Batavia dan yang menuju Tanjung Priok.{{Sfn|de Bruyn Kops|1940|p=437}}
=== Lintas tengah Jakarta (Tanah Abang–Salemba) ===
 
Karena lalu lintas kereta api di sekitar Batavia semakin ramai, sejumlah perombakan pada jalur Batavia–Tanjung Priok mulai dilakukan. ''Pertama'', jalur baru menuju bangunan baru [[Stasiun Tanjung Priok]], untuk memisah KA barang yang akan bongkar muat ke Pelabuhan dan KA penumpang tanpa mengganggu aktivitas barang. Stasiun baru ini, dibuka untuk umum pada 6 April 1925 yang bertepatan dengan peluncuran pertama KRL rute Priok–[[Meester Cornelis]] ([[Jatinegara]]). Peluncuran pertama itu sekaligus dilakukan untuk memperingati hari ulang tahun SS yang ke-50.<ref name=":024">{{Cite book|last=Reitsma|first=S.A.|year=1925|title=Boekoe peringetan dari Staatsspoor-en-Tramwegen di Hindia Belanda|location=Weltevreden|publisher=Topografische Inrichting|isbn=|pages=}}</ref> ''Kedua'', sehubungan dengan rampungnya Stasiun Batavia-Benedenstad (kini [[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]]), perpotongan jalur dihilangkan pada 1925 dan dibangun jembatan persilangan jalur ganda Batavia–Priok di atas jalur ganda eksisting Batavia–Kemayoran–Meester Cornelis (sekarang [[Stasiun Kampung Bandan]] hasil studi pemerintah dan [[Badan Kerja Sama Internasional Jepang|JICA]]). Tujuannya agar tidak mengganggu operasional kereta api dan KRL dari Weltevreden yang akan melanjutkan perjalanannya ke Priok. Titik persilangan tersebut berjarak {{Convert|1700|m|ft}} dari area Stasiun Jakarta Kota.{{Sfn|Sleeswijk|1929|p=8}}
=== Pembangunan jalur baru Tanah Abang–Manggarai ===
 
=== Lintas lingkar Jakarta ===
Jalur ini juga rampung pada 1 Maret 1904, bersama dengan segmen Tanjung Priok–Kemayoran<ref name="korte" />{{rp|117}}, menghubungkan [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]] dengan [[Jalur kereta api Jakarta Kota–Cikampek|Batavia–Karawang]] melalui Struiswijk (sekarang [[Stasiun Salemba|Salemba]]). Jalur ini berpotongan dengan dengan [[Jalur kereta api Jakarta Kota–Bogor|jalur Batavia–Buitenzorg]] yang kala itu masih dimiliki NIS, tepatnya di [[Stasiun Pegangsaan]], mulanya dibangun untuk kepentingan militer.{{Sfn|de Bruyn Kops|1940|p=436}} Ke arah timur dari Salemba, jalur ini bercabang dua: yang satu ke arah [[Stasiun Kramat|Kramat]], dan yang lain ke arah [[Stasiun Gang Sentiong|Gang Sentiong]]. Semula, jalur ini direncanakan disambungkan dengan [[Stasiun Gambir|Stasiun Weltevreden NIS]] berdasarkan undang-undang tertanggal 15 Juli 1896, tetapi diubah sehubungan dengan akuisisi BOS oleh SS.<ref name="korte" />{{rp|59}}
 
Seiring berkembangnya kawasan pinggiran Batavia, jalur lintas tengah ini mengalami permasalahan, karena terdapat tiga perpotongan sekaligus: dengan Batavia–Buitenzorg, jalan raya Batavia–Meester Cornelis; serta jalur milik [[Nederlandsch-Indische Tramweg Maatschappij]] (NITM). Setelah jalur Batavia–Buitenzorg diambil alih oleh SS, pada jalur Batavia–Buitenzorg dibuatkan sebuah percabangan di antara [[Stasiun Cikini|''Halte'' Cikini]] dan [[Stasiun Pegangsaan|''Halte'' Pegangsaan]], menuju Salemba. Percabangan jalur ini tidaklah penting bagi lalu lintas penumpang; dan hanya diperuntukkan bagi lalu lintas barang. Meski hubungan ini kurang terjalin, kemacetan lalu lintas jalan raya di perlintasan sebidang dapat diupayakan untuk terus berkurang secara signifikan.{{Sfn|de Bruyn Kops|1940|p=437}}
 
Karena kawasan perkotaan Batavia semakin meluas ke arah selatan, dan [[Stasiun Manggarai]] telah dioperasikan 1 Mei 1918, sekaligus pengoperasian jalur Manggarai–Meester Cornelis;<ref name="mka">{{cite journal|last=Pratiwi|first=R.|last2=Soviana|first2=N.|last3=Sudarsih|first3=A.|year=2014|title=Manggarai: Stasiun Simpang Tujuh Dilengkapi Bancik Terpanjang|url=|journal=Majalah KA|volume=97|issue=|page=19-21|pages=|doi=}}</ref> muncul upaya untuk membuat jalur baru yang membentang sepanjang [[Kanal Banjir Jakarta|Kanal Banjir Barat]] untuk menghubungkan Tanah Abang dengan stasiun tersebut. Jalur ini langsung dibangun sebagai jalur ganda dan beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1922. Setelah pembangunan jalur tersebut, maka jalur lama Tanah Abang–Salemba–Kramat dibongkar sebagian, menyisakan segmen Pegangsaan–Salemba.{{Sfn|de Bruyn Kops|1940|p=437-438}} Pada tanggal 12 September 1923, sehubungan dengan penataan tata ruang Batavia yang baru, segmen Angke menuju Batavia BOS (Batavia-Zuid) kemudian diubah menjadi membelok ke kanan melalui [[Gerbang Amsterdam]], kemudian membelok lagi ke kanan menuju [[Stasiun Kampung Bandan|Stasiun Kampung Bandan lama]],<ref name="korte" />{{rp|73}} dan digandakan.{{Sfn|Sleeswijk|1929|p=6}} Per 1930, semua jalur kereta api di lintas Jakarta sudah ganda.{{Sfn|de Bruyn Kops|1940|p=437}}
 
=== Pasca-kemerdekaan dan masa depan ===
Baris 53 ⟶ 48:
Baru pada tahun 1972, kereta listrik mulai mulai mengalami regenerasi. KRL dan kereta rel diesel (KRD) produksi [[Nippon Sharyo]], Jepang tiba di Jakarta tahun 1976. KRL-KRL ini akan menggantikan lokomotif listrik lama peninggalan Belanda yang sudah dianggap tidak layak. Tiap rangkaian KRL terdiri atas empat kereta dengan kapasitas angkut 134 penumpang per kereta.<ref name=":02"/>
 
Sepanjang dekade 1980-an, Pemerintah Indonesia, bekerja sama dengan [[Badan Kerja Sama Internasional Jepang]] (JICA), melaksanakan studi kelayakan pengembangan lintas Jakarta. Pengembangan ini dimaksudkan untuk menambah kapasitas lintas serta memperluas operasional KRL Jabotabek agar dapat menjangkau seluruh wilayah Jakarta. Selain elektrifikasi menyeluruh di lintas lingkar, diproposalkan sebuah konsep [[Stasiun Jakarta Kota]] baru dan [[Stasiun Kampung Bandan]] baru. Proposal ini kemudian dibukukan dalam sebuah laporan pada Januari 1986 oleh JICA. Pada masa itu, hubungan Rajawali dan Angke belum terbentuk, karena KA dari Angke harus dua kali langsir; di Kampung Bandan dan Jakarta Kota. Karena dianggap tidak praktis lagi seiring pertumbuhan mobilitas, muncul upaya untuk menggeser Stasiun Kampung Bandan ke arah persilangan dua jalur kereta api yang telah ada sejak 1929 tersebut, sehingga memungkinkan Rajawali dan Angke tersambung pada sisi bawah stasiun.<ref>{{Cite report|url=https://openjicareport.jica.go.jp/pdf/10400315.pdf|title=Report of the feasibility study on the railway improvement in Kampung Bandan Station area|last=Japan International Cooperation Agency|date=Januari 1986}}</ref> Usulan yang terwujud adalah elektrifikasi menyeluruh serta pindahnya Stasiun Kampung Bandan ke tempat yang sekarang. Proses elektrifikasi lintas lingkar Jabotabek akhirnya rampung dengan dibukanya KRL Lin Lingkar pada tanggal 7 April 1987.<ref>{{Cite news|last=pam|date=8 April 1987|title=KRL Jalur Lingkar Diresmikan|url=https://www.facebook.com/photo?fbid=3510657998974562&set=a.380549651985428|work=[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]}}</ref>
Sejak saat itu, Indonesia rutin mendatangkan KRL buatan Jepang (baru maupun bekas) untuk memperkuat armada KRL di Jakarta. Pada Mei 2000, pemerintah [[Jepang]] melalui [[Badan Kerjasama Internasional Jepang|JICA]] dan Pemerintah Kota [[Tokyo]] menghibahkan [[Kereta rel listrik Toei seri 6000|72 unit]] KRL bekas yang sebelumnya dioperasikan oleh [[Biro Transportasi Metropolitan Tokyo]]. Kereta ini diresmikan pada tanggal 25 Agustus 2000 dan menjadi KRL berpendingin udara (AC) pertama di Indonesia.<ref>{{Cite journal|last=Fadhli|first=Faris|year=2014|title=KRL Jepang (Masih) Merajai Jabodetabek|url=|journal=Majalah KA|volume=95|issue=|pages=12-13|doi=}}</ref>
 
Sejak 1972, Indonesia rutin mendatangkan KRL buatan Jepang (baru maupun bekas) untuk memperkuat armada KRL di Jakarta. Pada Mei 2000, pemerintah [[Jepang]] melalui JICA dan Pemerintah Kota [[Tokyo]] menghibahkan [[Kereta rel listrik Toei seri 6000|72 unit]] KRL bekas yang sebelumnya dioperasikan oleh [[Biro Transportasi Metropolitan Tokyo]]. Kereta ini diresmikan pada tanggal 25 Agustus 2000 dan menjadi KRL berpendingin udara (AC) pertama di Indonesia.<ref>{{Cite journal|last=Fadhli|first=Faris|year=2014|title=KRL Jepang (Masih) Merajai Jabodetabek|url=|journal=Majalah KA|volume=95|issue=|pages=12-13|doi=}}</ref>
 
KRL mulai merambah seluruh Jabotabek sejak 1990-an, menggantikan KRD. Kala itu, untuk mendukung wilayah suburban, KRL yang tadinya hanya Jakarta–Bogor, Jakarta–Tanjung PriukPriok, dan Tanjung Priuk–JatinegaraPriok–Jatinegara dibuatkan relasi baru rutenya hingga merambah ke Bekasi (1992) dan Serpong (1994).<ref>{{Cite book|title=Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2014|last=DJKA|first=|publisher=Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia|year=2014|isbn=|location=Jakarta|page=|url=http://dephub.go.id/public/ppid_assets/files/dataka/BI_Final_RevMei.pdf|access-date=2019-07-11|archive-date=2019-07-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20190711112310/http://dephub.go.id/public/ppid_assets/files/dataka/BI_Final_RevMei.pdf|dead-url=yes}}</ref> Persinyalan yang semula mekanik mulai dilistriki per 1994–1996 dengan sistem ''Solid State Interlocking.'' Untuk mendukungnya, ''centralized traffic control'' (CTC) dibangun di Manggarai.<ref>{{cite journal|last1=Sugiana|first1=A.|last2=Lee|first2=Key-Seo|last3=Lee|first3=Kang-Soo|last4=Hwang|first4=Kyeong-Hwan|last5=Kwak|first5=Won-Kyu|year=2015|title=Study on Interlocking System in Indonesia|url=https://pdfs.semanticscholar.org/beab/714af554a793a1ddb3e041eaee31fa02a4b9.pdf|journal=Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway)|issue=46}}</ref>
 
Di samping elektrifikasi jalur kereta api non-KRL di Jakarta, pemerintah juga membangun jalur rel layang guna mengurangi kemacetan. Jalur tersebut adalah Jakarta Kota–Manggarai. Sebagai akibatnya, jalur kereta api peninggalan NIS/SS dinonaktifkan dan stasiun-stasiunnya dibongkar seluruhnya. Jalur ini dibangun mulai tahun 1988 dan mulai digunakan pada tahun 1992.<ref>{{Cite news|title=Setelah 22 Tahun, Proyek Jalur Layang Kereta Jakarta Dilanjutkan|url=http://megapolitan.kompas.com/read/2013/08/30/0823023/Setelah.22.Tahun.Proyek.Jalur.Layang.Kereta.Jakarta.Dilanjutkan|last=Rudi|first=Alsadad|publisher=Kompas.com|date=30 Agustus 2013|accessdate=30 Agustus 2017|editor-last=Syatiri|editor-first=Ana Shofiana|work=[[Kompas.com]]}}</ref> Bagian dari proyek jalur dwiganda Manggarai–Cikarang, Direktorat Jenderal Perkeretaapian merenovasi [[Stasiun Manggarai]] sebagai stasiun sentral di Provinsi DKI Jakarta yang direncanakan beroperasi pada tahun 2025.<ref>{{Cite news|url=https://www.cnbcindonesia.com/news/20191008074031-4-105116/meraba-masa-depan-stasiun-gambir-manggarai-sekeren-apa-ya|title=Meraba Masa Depan Stasiun Gambir & Manggarai, Sekeren Apa Ya?|last=Anwar|first=Muhammad Choirul|work=[[CNBC Indonesia]]|location=[[Jakarta]]|publisher=[[Trans Media]]|language=id|access-date=2019-10-08}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://finance.detik.com/infrastruktur/d-4738238/mengintip-suasana-stasiun-manggarai-yang-bakal-gantikan-gambir|title=Mengintip Suasana Stasiun Manggarai yang Bakal Gantikan Gambir|last=Hamdani|first=Trio|work=[[Detik.com|Detik]]|location=[[Jakarta]]|publisher=[[Trans Media]]|access-date=2019-10-08}}</ref><ref>{{cite news|url=https://kumparan.com/kumparanbisnis/bos-kai-akui-stasiun-manggarai-belum-siap-menjadi-stasiun-sentral-ini-alasannya-1zsQG0ZFZap/full|title=Bos KAI Akui Stasiun Manggarai Belum Siap Menjadi Stasiun Sentral, Ini Alasannya|last=Angga|first=Sukmawijaya|work=[[Kumparan (situs web)|Kumparan]]|date=21 Februari 2023|accessdate=26 Oktober 2023|location=[[Jakarta]]}}</ref>
Baris 97 ⟶ 94:
==== Antarkota ====
{| class="wikitable"
|+Lintas utaraselatan Jawa
|-
! Nama kereta api
! Relasi perjalanan
|-
! colspan="2" |Eksekutif
|-
|{{kereta api|Argo Cheribon}}
|{{sta|Gambir}}–{{Sta|Cirebon}}
|-
|{{kereta api|Argo Sindoro}}
| rowspan="3" |Gambir–{{sta|Semarang Tawang}}
|-
|{{kereta api|Argo Muria}}
|-
|{{kereta api|Argo Merbabu}}
|-
|{{kereta api|Argo Bromo Anggrek}}
| rowspan="2" |Gambir–{{sta|Surabaya Pasarturi}}
|-
|{{kereta api|Sembrani}}
|-
|{{kereta api|Brawijaya}}
|Gambir–{{sta|Malang}}
|-
|{{kereta api|Pandalungan}}
|Gambir–Surabaya Pasarturi–{{sta|Jember}}
|-
! colspan="2" |Eksekutif-ekonomi
|-
|{{kereta api|Argo Cheribon}}
|{{sta|Gambir}}–{{Sta|Cirebon}}–{{sta|Tegal}}
|}
 
{| class="wikitable"
|+Lintas tengah Jawa
|-
! Nama kereta api
Baris 138 ⟶ 100:
|-
! colspan="2" |Eksekutif
|-
|{{kereta api|Argo Parahyangan}}
|{{Sta|Gambir}}–{{sta|Bandung}}
|-
|{{kereta api|Purwojaya}}
|{{Sta|Gambir}}–Gambir–{{sta|Purwokerto}}–{{sta|Cilacap}}
|-
|{{kereta api|Taksaka}}
Baris 159 ⟶ 124:
|{{kereta api|Gajayana}}
|Gambir–{{sta|Malang}}
|-
! colspan="2" |Eksekutif-ekonomi premium
|-
|{{kereta api|Argo Parahyangan}}
|{{Sta|Gambir}}–{{sta|Bandung}}
|-
|{{kereta api|Papandayan}}
|Gambir–{{sta|Bandung}}–{{sta|Garut}}
|-
|{{kereta api|Pangandaran}}
|Gambir–Bandung–{{Sta|Banjar}}
|}
 
{| class="wikitable"
|+Lintas selatanutara Jawa
|-
! Nama kereta api
! Relasi perjalanan
|-
! colspan="2" |Eksekutif
|-
|{{kereta api|Argo ParahyanganCheribon}}
|{{Sta|Gambir}}–{{staSta|BandungCirebon}}
|-
|{{kereta api|Argo Sindoro}}
! colspan="2" |Eksekutif-ekonomi premium
| rowspan="3" |Gambir–{{sta|Semarang Tawang}}
|-
|{{kereta api|Argo ParahyanganMuria}}
|{{Sta|Gambir}}–{{sta|Bandung}}
|-
|{{kereta api|PapandayanArgo Merbabu}}
|Gambir–{{sta|Bandung}}–{{sta|Garut}}
|-
|{{kereta api|PangandaranArgo Bromo Anggrek}}
| rowspan="2" |Gambir–{{sta|Surabaya Pasarturi}}
|Gambir–Bandung–{{Sta|Banjar}}
|-
|{{kereta api|Sembrani}}
|-
|{{kereta api|Brawijaya}}
|Gambir–{{sta|Malang}}
|-
|{{kereta api|Pandalungan}}
|Gambir–Surabaya Pasarturi–{{sta|Jember}}
|-
! colspan="2" |Eksekutif-ekonomi
|-
|{{kereta api|Argo Cheribon}}
|{{Sta|Gambir}}–{{Sta|Cirebon}}–{{sta|Tegal}}
|}
 
Baris 259 ⟶ 247:
| {{sta|Tangerang}}
|-
|colspan=2 | {{rint|jakarta|pink}} [[KRL Commuter Line Tanjung PriukPriok|Commuter Line Tanjung PriukPriok]]
| {{sta|Jakarta Kota}}
| {{sta|Tanjung PriukPriok}}
|}
==== Barang ====
Baris 268 ⟶ 256:
! Nama kereta api
! colspan=2 | Relasi perjalanan
|-
! align=center colspan=3 | Lintas selatan Jawa
|-
|[[Kereta api peti kemas di Indonesia|Angkutan peti kemas]]
| rowspan="2" |{{sta|Kampung Bandan}}
|{{sta|Gedebage}}
|-
| [[Kereta api Over Night Services|Angkutan logistik ONS]] Parcel Tengah
| {{Sta|Malang}}
|-
! align=center colspan=3 | Lintas utara Jawa
|-
| rowspan=5|"4" |[[Kereta api peti kemas di Indonesia|Angkutan peti kemas]]
| rowspan="3" |{{sta|Kampung Bandan}}
|-
| rowspan="3" | {{sta|Kampung Bandan}}
| Terminal Peti Kemas {{sta|Semarang Tawang}}
|-
Baris 298 ⟶ 294:
|-
| {{sta|Brambanan}} via {{sta|Semarang Poncol}}
|-
! align=center colspan=3 | Lintas tengah Jawa
|-
| [[Kereta api Over Night Services|Angkutan logistik ONS]] Parcel Tengah
| {{sta|Kampung Bandan}}
| {{Sta|Malang}}
|-
! align=center colspan=3 | Lintas barat Jawa
Baris 310 ⟶ 300:
| {{Sta|Nambo}}
| {{Sta|Cigading}}
|-
|}
 
=== Segmen Jakarta Kota–Tanjung PriukPriok ===
 
==== Penumpang ====
Baris 321 ⟶ 310:
! colspan="2" |Relasi perjalanan
|-
| colspan="2" | {{rint|jakarta|pink}} [[KRL Commuter Line Tanjung PriukPriok|Commuter Line Tanjung PriukPriok]]
| {{sta|Jakarta Kota}}
| {{sta|Tanjung PriukPriok}}
|}
 
Baris 333 ⟶ 322:
|-
| [[Kereta api peti kemas di Indonesia|Angkutan peti kemas]]
| {{sta|Tanjung PriukPriok}}
| {{sta|Lemahabang}}
|-
! colspan="3" align="center" | Lintas utara Jawa
|-
| rowspan="23" |[[Kereta api peti kemas di Indonesia|Angkutan peti kemas]]
| rowspan="23" |{{sta|Tanjung PriukPriok}}
| Terminal Peti Kemas {{sta|Semarang Tawang}}
|-
| {{Sta|Kalimas}}
|-
! colspan="3" |Lintas selatan Jawa
|-
|[[Kereta api peti kemas di Indonesia|Angkutan peti kemas]]
|{{sta|Tanjung Priuk}}
|{{sta|Gedebage}}
|}
Baris 353 ⟶ 338:
== Daftar stasiun ==
=== Segmen Jakarta Kota–Tanjung Priok ===
==== Segmen aktif ====
{{DaftarStasiun-start}}
{{DaftarStasiun-lintas|nomor=2|lintas=[[Stasiun Tanjung Priuk{{slk|KAI|Tanjung Priuk]]Priok}}[[Stasiun Jakarta Kota{{slk|KAI|Jakarta Kota]] dengan percabangan dari [[Stasiun Ancol|Ancol]] menuju [[Stasiun Rajawali|Rajawali]]}}|segmen=[[Stasiun Tanjung Priuk{{slk|KAI|Tanjung Priuk]]–[[StasiunPriok}}–Sungai Jakarta Kota|Jakarta Kota]]Tirem|dibuka=26 NovemberApril 18851925|operator=[[Staatsspoorwegen]] Westerlijnen|daop=D1}}
{{DaftarStasiun|nomor=0480|nama=Tanjung PriukPriok|kelas=Besar|singkatan=TPK|alamat=Jalan Taman Stasiun Tanjung Priok, [[Tanjung Priok, Tanjung Priok, Jakarta Utara]]|ketinggian=+4 m|status=Beroperasi|gambar=Stasiun Tanjung Priok 2022.jpg|letak=km 8+115 lintas [[Jakarta Kota|Jakarta]]-[[Ancol]]-[[Tanjung PriukPriok]]}}
{{DaftarStasiun|nomor=|nama=Tanjungpriukpelabuhan|singkatan=TPH|status=Tidak beroperasi|letak=}}
{{DaftarStasiun|nomor=|nama=Tanjungpriukgudang|singkatan=TPG|status=Tidak beroperasi|letak=}}
{{DaftarStasiun|nomor=0483|nama=Sungai Lagoa|kelas=I|singkatan=SAO|status=Beroperasi|letak=|alamat=Kompleks Pelabuhan Tanjung Priok, [[Tanjung Priok, Tanjung Priok, Jakarta Utara]]|ketinggian=+4 m}}
{{DaftarStasiun|nomor=|nama=Sungai Tirem|singkatan=SGT|status=Tidak beroperasi|letak=}}
{{DaftarStasiun-lintas|segmen=Sungai Tirem–Wesel timur Kampung Bandan|dibuka=2 November 1885}}
{{DaftarStasiun|nomor=0484|nama=Jakarta International Stadium|kelas=II|singkatan=JIS|alamat={{rute|1}} Jalan R.E. Martadinata, [[Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara]]|ketinggian=+4 m|status=Konstruksi|gambar=|letak=}}
{{DaftarStasiun|nomor=0485|nama=Ancol|kelas=III|singkatan=AC|alamat={{rute|1}} Jalan R.E. Martadinata, [[Ancol, Pademangan, Jakarta Utara]]|ketinggian=+4 m|status=Beroperasi|gambar=Stasiun Ancol 01.jpg|letak=km 0+134 lintas [[Ancol]]-[[Rajawali]]-[[Kemayoran]]<br>km 3+549 lintas [[Jakarta Kota|Jakarta]]-[[Ancol]]-[[Tanjung PriukPriok]]}}
{{DaftarStasiun-lintas|segmen=Wesel timur Kampung Bandan–{{slk|KAI|Jakarta Kota}}|dibuka=1929}}
{{DaftarStasiun|nomor=0486|nama=Kampung Bandan|kelas=II|singkatan=KPB|alamat=[[Ancol, Pademangan, Jakarta Utara]]|ketinggian=+2 m|status=Beroperasi|gambar=Stasiun Kampung Bandan KPB fasad depan 2020-12-14.jpg|letak=km 2+000 lintas [[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]]-[[Stasiun Tanjung Priok|Tanjung Priok]]}}
{{DaftarStasiun|nomor=04200486|nama=JakartaKampung KotaBandan|kelas=BesarII|singkatan=JAKKKPB|alamat=Jalan Stasiun Kota No. 1, [[PinangsiaAncol, Taman SariPademangan, Jakarta BaratUtara]]|ketinggian=+45 m (atas)|status=Beroperasi|gambar=Stasiun JakartaKampung KotaBandan JAKKKPB fasad belakangdepan 2020-12-14.jpg|letak=km -(0+000363) (pusatlintas utama){{slk|KAI|Kampung Bandan}}–{{slk|KAI|Angke}}<br/>km 1+364 lintas {{slk|KAI|Jakarta Kota}}–{{slk|KAI|Jatinegara}}–{{slk|KAI|Cikampek}}–{{slk|KAI|Purwakarta}}–{{slk|KAI|Padalarang}}<br/>km 1+364 lintas {{slk|KAI|Jakarta Kota}}–{{slk|KAI|Tanjung Priok}}}}
{{DaftarStasiun|nomor=0420|nama=Jakarta Kota|kelas=Besar|singkatan=JAKK|alamat=Jalan Stasiun Kota No. 1, [[Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat]]|ketinggian=+4 m|status=Beroperasi|gambar=Stasiun Jakarta Kota JAKK fasad belakang 2020-12-14.jpg|letak=km 0+000}}
|}
 
==== Jalur historis Batavia Noord–Kampung Bandan lama ====
=== Segmen Tanah Abang–Manggarai ===
{{DaftarStasiun-start}}
{{DaftarStasiun-lintas|nomor=2|segmen=[[StasiunSungai TanahTirem–Tanjung AbangPriok Pelabuhan|Tanahdibuka=2 Abang]]–[[StasiunNovember Manggarai|Manggarai]]|daop=D11885}}
{{DaftarStasiun|nomor=|nama=Batavia (Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij)|kelas=Besar|singkatan=|alamat=Jalan Lada 1, [[Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat]]|status=Tidak beroperasi|gambar=KITLV 19196 - Eerste station van de Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij aan de noordkant van Batavia in de buurt van de Amsterdamse Poort, gebouwd in 1871.jpg|letak=km 0+000}}
{{DaftarStasiun|nama=[[Stasiun Kampung Bandan|Kampongbandan]] (lama)|status=Tidak beroperasi}}
|}
 
==== Jalur historis Batavia Zuid–Kampung Bandan lama ====
{{DaftarStasiun-start}}
{{DaftarStasiun-lintas|nomor=2|segmen=Sungai Tirem–Tanjung Priok Pelabuhan|dibuka=1898–1899}}
{{DaftarStasiun|nomor=|nama=Batavia (Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij)|kelas=Besar|singkatan=|alamat=Jalan Lada, [[Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat]]|status=Tidak beroperasi|gambar=COLLECTIE TROPENMUSEUM Het voormalige station van de BOS ( Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij) het latere station Batavia Zuid van de Staatsspoorwegen (SS) in Batavia TMnr 10013995.jpg|letak=km 0+000}}
{{DaftarStasiun|nama=[[Stasiun Kampung Bandan|Kampongbandan]] (lama)|status=Tidak beroperasi}}
|}
 
==== Jalur sekitar Pelabuhan Tanjung Priok ====
{{DaftarStasiun-start}}
{{DaftarStasiun-lintas|nomor=2|segmen=Sungai Tirem–Tanjung Priok Pelabuhan|dibuka=2 November 1885 (segmen jalur)}}
|-
! colspan=8| Segmen nonaktif Sungai Tirem–Sungai Lagoa
|-
{{DaftarStasiun|nomor=|nama=Sungai Tirem|singkatan=SGT|status=Tidak beroperasi|letak=}}
|-
! colspan=8| Segmen aktif Sungai Lagoa–Pasoso–JICT
|-
{{DaftarStasiun|nomor=0483|nama=[[Stasiun Sungai Lagoa|Sungai Lagoa]]<br/>{{small|d.h. Tanjung Priok Gudang}}|kelas=I|singkatan=SAO|status=Beroperasi|letak=|alamat=Kompleks Pelabuhan Tanjung Priok, [[Tanjung Priok, Tanjung Priok, Jakarta Utara]]|ketinggian=+4 m|gambar=Sungai Lagoa railway station.jpg}}
{{DaftarStasiun|nomor=0490|nama=Pasoso|kelas=I|singkatan=POO|status=Beroperasi|letak=|alamat=Kompleks Pelabuhan Tanjung Priok, [[Tanjung Priok, Tanjung Priok, Jakarta Utara]]|ketinggian=+4 m|gambar=Stasiun Pasoso 2022.jpg}}
|-
! colspan=8|ke arah [[Terminal Peti Kemas Internasional Jakarta|JICT]]
|-
! colspan=8| Segmen nonaktif Sungai Lagoa–Tanjung Priok Pelabuhan
|-
{{DaftarStasiun|nomor=|nama=Tanjung Priok Pelabuhan|singkatan=TPKH|status=Tidak beroperasi|letak=|alamat=Kompleks Pelabuhan Tanjung Priok, [[Tanjung Priok, Tanjung Priok, Jakarta Utara]]|gambar=COLLECTIE TROPENMUSEUM 'S.S. Jan Pieterszoon Coen' in Tandjoengpriok de haven van Batavia Java TMnr 10007953.jpg}}
|}
 
=== Segmen Tanah Abang–Manggarai–Jatinegara ===
{{DaftarStasiun-start}}
{{DaftarStasiun-lintas|nomor=|segmen=[[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]]–[[Stasiun Manggarai|Manggarai]]|daop=D1|dibuka=1 Agustus 1922}}
{{DaftarStasiun|nomor=0410|nama=[[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]]|kelas=I|singkatan=THB|alamat=Jalan Jatibaru, [[Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat]]|letak=km 6+925 lintas [[Stasiun Angke|Angke]]-'''Tanah Abang'''-[[Stasiun Rangkasbitung|Rangkasbitung]]-[[Stasiun Merak|Merak]]<br />km 0+000 lintas '''Tanah Abang'''-[[Stasiun Manggarai|Manggarai]]|ketinggian=+9 m|status=Beroperasi|gambar=Stasiun Tanah Abang THB fasad depan 2020-12-14.jpg}}
{{DaftarStasiun|nomor=|nama=Karet|kelas=III|singkatan=KAT|alamat=Jalan K.H. Mas Mansyur, [[Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat]]|ketinggian=+11 m|status=Beroperasi|gambar=Peron Stasiun Karet arah Sudirman.jpg|letak=km 1+944 lintas [[Tanah Abang]]-[[Manggarai]]}}
Baris 374 ⟶ 393:
{{DaftarStasiun|nomor=|nama=Sudirman|kelas=III|singkatan=SUD|alamat=Jalan Kendal No. 1, [[Menteng, Menteng, Jakarta Pusat]]|ketinggian=+6 m|status=Beroperasi|gambar=StasiunSudirman.jpg|letak=km 2+800 lintas [[Tanah Abang]]-[[Manggarai]]}}
{{DaftarStasiun|nomor=|nama=Mampang|singkatan=MPG|alamat=[[Menteng, Menteng, Jakarta Pusat]]|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|<!--gambar=Mampangstasiun.jpg-->|letak=km 4+544 lintas Tanah Abang–Manggarai|gambar=Stasiun Mampang 2023.jpg}}
{{DaftarStasiun-lintas|segmen=[[Stasiun Manggarai|Manggarai]]–[[Stasiun Jatinegara|Jatinegara]]|dibuka=1 Mei 1918}}
{{DaftarStasiun|nomor=0440|nama=Manggarai|singkatan=MRI|alamat=Jalan Manggarai Utara 1, [[Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan]]|letak=km 9+890 lintas [[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta]]–'''Manggarai'''–[[Stasiun Bogor|Bogor]]<br>km 6+026 lintas [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]]–'''Manggarai'''<br>km 0+010 lintas '''Manggarai'''–[[Stasiun Jatinegara|Jatinegara]]<br>km 0+000 lintas '''Manggarai'''–Depo KRL Bukit Duri|kelas=I|status=Beroperasi|gambar=West Entrance of Manggarai Railway Station.jpg|ketinggian=+13 m}}
|}
 
=== Segmen Manggarai–Jatinegara ===
{{DaftarStasiun-start}}
{{DaftarStasiun-lintas|segmen=[[Stasiun Manggarai|Manggarai]]–[[Stasiun Jatinegara|Jatinegara]]|daop=D1}}
{{DaftarStasiun|nomor=0440|nama=Manggarai|singkatan=MRI|alamat=Jalan Manggarai Utara 1, [[Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan]]|letak=km 9+890 lintas [[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta]]–'''Manggarai'''–[[Stasiun Bogor|Bogor]]<br>km 6+026 lintas [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]]–'''Manggarai'''<br>km 0+010 lintas '''Manggarai'''–[[Stasiun Jatinegara|Jatinegara]]<br>km 0+000 lintas '''Manggarai'''–Depo KRL Bukit Duri|kelas=I|status=Beroperasi|gambar=Bangunan utama Stasiun Manggarai, 2021.jpg|ketinggian=+13 m}}
{{DaftarStasiun|nomor=0441|nama=Kebonpala|singkatan=KBO|alamat=Jalan Matraman Raya, [[Jakarta Timur]]|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=Viaduct Matraman in Meester Cornelis te Batavia vanuit het zuiden, KITLV 34673.tiff|letak=km 1+471 lintas [[Stasiun Manggarai|Manggarai]]-[[Stasiun Jatinegara|Jatinegara]]<ref name=matraman/>}}
{{DaftarStasiun|nomor=|nama=Matraman|singkatan=MTR|alamat=Jalan Matraman Raya, [[Jakarta Timur]]|ketinggian=|status=Beroperasi|gambar=Matraman railway station entrance, 2022 (cropped).jpg|letak=km 1+285 lintas [[Stasiun Manggarai|Manggarai]]-[[Stasiun Jatinegara|Jatinegara]]<ref name=matraman>{{Cite news|last=Bestari|first=Fardi|date=21 Oktober 2021|title=Melihat Proses Pembangunan Stasiun Matraman|url=https://foto.tempo.co/read/92486/melihat-proses-pembangunan-stasiun-matraman|work=[[Tempo.co]]|access-date=21 Mei 2022|language=id}}</ref>}}
{{DaftarStasiun|nomor=0441|nama=Kebon Pala|singkatan=KBO|alamat=Jalan Matraman Raya, [[Jakarta Timur]]|ketinggian=|status=Tidak beroperasi|gambar=Viaduct Matraman in Meester Cornelis te Batavia vanuit het zuiden, KITLV 34673.tiff|letak=km 1+471 lintas [[Stasiun Manggarai|Manggarai]]-[[Stasiun Jatinegara|Jatinegara]]<ref name=matraman/>}}
{{DaftarStasiun|nomor=0450|nama=Jatinegara|singkatan=JNG|alamat=Jalan Bekasi Barat Raya, [[Pisangan Baru, Matraman, Jakarta Timur]]|letak=km 11+750 lintas [[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]]-[[Stasiun Cikampek|Cikampek]]-[[Stasiun Cirebon Prujakan|Cirebon Prujakan]]-[[Stasiun Purwokerto|Purwokerto]]-[[Stasiun Kroya|Kroya]]<br>km 2+662 lintas [[Stasiun Manggarai|Manggarai]]-'''Jatinegara'''|kelas=I|status=Beroperasi|gambar=Stasiun Jatinegara 1.jpg|ketinggian=+16 m}}
|}
Baris 390 ⟶ 404:
{{DaftarStasiun-lintas|nomor=|segmen=[[Stasiun Kampung Bandan|Kampung Bandan]]–[[Stasiun Jakarta Gudang|Jakarta Gudang]]|daop=D1}}
{{DaftarStasiun|nomor=0486|nama=Kampung Bandan|kelas=II|singkatan=KPB|alamat=[[Ancol, Pademangan, Jakarta Utara]]|ketinggian=+2 m|status=Beroperasi|gambar=Stasiun Kampung Bandan KPB fasad depan 2020-12-14.jpg|letak=km 2+000 lintas [[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]]-'''Kampung Bandan'''}}
{{DaftarStasiun|nomor=0421|nama=Jakarta Gudang|kelas=Besar|singkatan=JAKG|alamat=Jalan Kampung Bandan, [[Ancol, Pademangan, Jakarta Utara]]|ketinggian=+4 m|status=Beroperasi|gambar=Hemradenplein (Jakarta Gudang railway station).jpg|letak=km 0+000 lintas [[Stasiun Jakarta Gudang|Jakarta Gudang]]–[[Kampung Bandan|Kp. Bandan Lama]]–[[Tanjung PriukPriok]]}}
{{DaftarStasiun-end}}
 
<!--== Daftar stasiun non aktif ==-->
 
== Catatan ==
Baris 402 ⟶ 414:
== Daftar pustaka ==
{{Attached KML|display=inline,title}}
* {{Cite journal|last=de Bruyn Kops|first=A.L.|date=1940|title=De Ringbaan in en om Batavia|url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMUTRA03:004507023:pdf|journal=Spoor- en Tramwegen|volume=13|issue=22|pages=435-439|ref=harv}}
 
* {{Cite magazine|url=https://www.delpher.nl/nl/tijdschriften/view?identifier=dts:2957109:mpeg21:0001&query=station+passar+senen+19+Maart+1925&coll=dts|title=Uitbreiding van de spoorwegen in en om Batavia en Tandjong Priok|first=F.O.W.|last=Sleeswijk|magazine=De Ingenieur|issue=2|date=12 Januari 1929|ref=harv}}
* {{Cite journal|last=de Bruyn Kops|first=A.L.|date=1940|title=De Ringbaan in en om Batavia|url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMUTRA03:004507023:pdf|journal=Spoor- en Tramwegen|volume=13|issue=22|pages=435-439}}
 
[[Kategori:Jalur kereta api aktif di Indonesia|Lintas Jakarta]]