ADDIE Model: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, added orphan, underlinked tags |
Wiki Ridha (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 7:
== Sejarah Singkat ADDIE ==
Pada awal perkembangannya, ADDIE merupakan suatu gagasan yang berasal dari [[Florida State University]] untuk mengatur proses dalam perumusan sistem instruksional pada program pelatihan militer yang memadai. Salah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.<ref>{{Cite book|last=Chaeruman|first=Uwes Anis|date=2021|url=https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/TPEN4303-M1.pdf|title=Desain Sistem Pembelajaran|location=Tangerang Selatan|publisher=Universitas Terbuka|isbn=9786233121095|pages=1.35|url-status=live}}</ref> Dengan berhasilnya konsep tersebut, tahun demi tahun semakin berkembang serta bertahap. ADDIE selalu diperbaharui dengan mengikuti perkembangan zaman dan pada akhirnya model itu sekarang menjadi lebih interaktif dan dinamis. Pada tahun 70-an versi terbaru dari ADDIE semakin populer seperti yang dikenal sekarang ini.<ref>{{Cite web |url=https://blog.pinteraktif.com/addie-formula-wajib-untuk-desain-instruksional/ |title=Salinan arsip |access-date=2018-02-27 |archive-date=2018-07-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180719093507/http://blog.pinteraktif.com/addie-formula-wajib-untuk-desain-instruksional/ |dead-url=yes }}</ref>
== Fase Dalam ADDIE ==
===
Sebelum mulai mengembangkan strategi konten pembelajaran apa pun, Anda harus menganalisis situasi saat ini dalam hal pembelajaran, kesenjangan pengetahuan, dan lain-lain. Mulailah dengan membuat serangkaian pertanyaan untuk memahami situasi saat ini dan juga memahami tujuan pembelajaran itu sendiri. Hal ini dapat mempengaruhi sejumlah besar keputusan dalam proses pembuatan materi pembelajaran. Beberapa pertanyaan yang mungkin bisa menjadi bahan untuk analisis adalah: Apa gunanya pelatihan? Kenapa kita melakukannya? Apa output yang diinginkan? Akankah pelatihan ini benar-benar membantu?, dan pertanyaan-pertanyaan lain yang sekiranya bisa membantu.<ref name=":0" />
Dengan membuat serangkaian pertanyaan seperti diatas, nantinya akan banyak membantu tahap analisis. Dimana tahap analisis ini terdiri dari dua tahap, yaitu analisis kinerja (performance analysis) dan analisis kebutuhan (need analysis). Tahap pertama, yaitu analisis kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen. Pada tahap kedua, yaitu analisis kebutuhan, merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar.<ref name=":0">Dyah Ayu Mentari, W. M. (2013). MODEL DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN ANALYSIS, DESIGN, DEVELOPMENT, IMPLEMENTATION, EVALUATION (ADDIE) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT STENOGRAFI</ref>
Menurut Robert Maribe Branch berdasarkan hasil analisis pada tahap pertama ini nanti ada tiga kesenjangan yang dapat diidentifikasi, yaitu kurang sumber (lack of resources), kurang motivasi (lack of motivation) dan kurang pengetahuan dan keterampilan (lack of knowledge and skill). Hanya kesenjangan performa yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang dapat diatasi melalui ADDIE. <ref>{{Cite book|last=Branch|first=Robert Maribe|date=2009|url=http://link.springer.com/10.1007/978-0-387-09506-6|title=Instructional Design: The ADDIE Approach|location=Boston, MA|publisher=Springer US|isbn=978-0-387-09505-9|pages=24|language=en|doi=10.1007/978-0-387-09506-6|url-status=live}}</ref>
=== Design ===
|