Kota Sibolga: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib) |
. Tag: Pengembalian manual VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(24 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Dati2
|
|
|
▲| nama = Kota Sibolga
▲| propinsi = [[Sumatera Utara]]
|caption
|lambang = Lambang Kota Sibolga.png
▲| caption = Panorama Kota Sibolga dari Tor Simarbarimbing
|peta
▲| julukan = {{hlist|Kota Berbilang Kaum|Kota Ikan}}
▲| motto = Sibolga nauli<br/>{{small|{{lang icon|Batak Toba}} Sibolga yang indah}}
|dasar hukum = UU No. 27 Tahun 2024<ref name="UU dasar hukum">{{cite web| date = 2024-07-02 | url = https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/177258/Salinan_UU_Nomor_27_Tahun_2024.pdf | title = Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2024 tentang Kota Sibolga di Provinsi Sumatera Utara | publisher = Lembaran Negara Republik Indonesia | access-date = 2024-07-15 | archive-date = 2024-07-15 | archive-url = https://web.archive.org/web/20240715085828/https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/177258/Salinan_UU_Nomor_27_Tahun_2024.pdf }}</ref>
▲| koordinat =
|
|tanggal = [[24 November]] [[1956]]<ref name="UU dasar hukum"/>
▲| hari jadi = {{start date and age|1700|4|5}}<ref>{{Cite web|date= 5 April 2021|title=Peringati Hari Jadi Sibolga ke-321, Wali Kota Ajak Warga Lakukan Ini|url=https://www.merdeka.com/sumut/peringati-hari-jadi-sibolga-ke-321-wali-kota-ajak-warga-lakukan-ini.html|website=merdeka.com|language=en|access-date=2023-07-25}}</ref>
▲| nama kepala daerah = [[Jamaluddin Pohan|H. Jamaluddin Pohan]]
▲| nama wakil kepala daerah = [[Pantas Maruba Lumbantobing]]
|kelurahan = 17 [[kelurahan]]
▲| sekretaris daerah = M. Yusuf Batubara
▲| ketua DPRD = Akhmad Syukri Nazry Penarik
▲| kecamatan = 4 [[kecamatan]]
|
▲| luas = 10,77
▲| penduduk = 90366
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|57,39% [[Islam]]
▲| pendudukref = <ref name="SIBOLGA"/>
|{{Tree list}}
▲| kepadatan =
* 39,67% [[Kekristenan]]
** 34,58% [[Protestan]]
| bahasa = [[Bahasa Indonesia]], [[Bahasa Batak Toba|Batak Toba]], [[Bahasa Pesisir|Pesisir]], [[Bahasa Batak Angkola|Batak Angkola]], [[Bahasa Minangkabau|Minangkabau]], [[Bahasa Tionghoa|Tionghoa]], dan [[Bahasa Nias|Nias]]▼
** 5,09% [[Katolik]]
| kodearea = +62 631▼
{{Tree list/end}}
| zona waktu = [[WIB]]▼
|2,94% [[Agama Buddha|Buddha]]<ref name="AGAMA"/>}}
| dau = Rp 429.362.930.000,- ([[2020]])▼
▲|
| dauref = <ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2021)|accessdate=15 April 2021}}</ref>▼
|
| web = {{url|http://www.sibolgakota.go.id/}}▼
▲|
}}
'''Kota Sibolga''' ([[Surat Batak]]: {{btk|ᯘᯪᯅᯞᯬ᯲ᯎ}}) adalah salah satu [[Kota (Indonesia)|kota]] yang berada di [[provinsi]] [[Sumatera Utara]], [[Indonesia]]. Kota ini terletak di pantai barat pulau [[
Pada masa [[Hindia Belanda]], kota ini merupakan ibu kota dari [[Keresidenan Tapanuli]]. Setelah masa kemerdekaan hingga tahun [[1998]], Sibolga menjadi kotamadya Sibolga.
== Sejarah ==
Pada awalnya Sibolga hanya berupa sebuah bandar kecil di [[Teluk Tapanuli]] yang terletak di Pulau Poncan Ketek, sebuah pulau yang terletak di sebelah selatan Sibolga sekarang. Bandar tersebut diperkirakan berdiri sekitar abad ke-18 oleh [[Orang Minangkabau|perantau Minangkabau]] yang berdagang di pantai barat Sumatera. Penguasa bandar tersebut adalah Datuk Itam dengan gelar Datuk Bandar yang berada di bawah pengawasan Inggris sejak tahun 1801. Pada tahun 1837, Poncan Ketek dan sekitarnya diambil alih oleh [[Hindia Belanda|kolonial Belanda]] dan memasukkannya ke dalam Keresidenan Air Bangis.
Karena bandar di Pulau Poncan Ketek dianggap tidak akan dapat berkembang, pada tahun 1841 Belanda membangun bandar baru yang terletak di Kota Sibolga sekarang. Masyarakat dari Pulau Poncak Ketek-pun kemudian berpindah ke Sibolga dan mendirikan pasar baru di kawasan Pasar Belakang sekarang (Sibolga Kota). Selain dari Pulau Poncan Ketek, [[Saudagar Minangkabau|saudagar Minang]] dari Barus dan Sorkam-pun juga berdatangan ke Sibolga. Akhirnya bandar Poncan Ketek mati, bahkan bekas-bekasnya-pun tidak terlihat saat ini kecuali makam Datuk Itam.
Selain pedagang Minangkabau, masyarakat [[Suku Batak Toba|Batak]] dari [[Silindung]] pimpinan Ompu Hurinjom juga telah menetap di Sibolga sejak abad ke-18.<ref>Sahat Simatupang, Pasang Surut Kerajaan Sibolga Tempo Doeloe, 2014</ref> Jauh sebelum itu, masyarakat Silindung telah ulang-alik menyusuri bukit untuk menjual hasil alam kepada para pedagang di pesisir. Salah seorang cucu Ompu Hurinjom yang bergelar Tuanku Dorong Hutagalung, kemudian menikah dengan salah satu putri Datuk Itam. Sejak itulah terjadi percampuran adat Batak dan Minangkabau di Sibolga yang kemudian dikenal dengan ''adat sumando''.
Tata cara pemerintahan yang telah teratur di Poncan Ketek diteruskan di Sibolga ini dengan dimulainya pemberlakuan penetapan adat tanggal 1 Maret 1851 oleh Raja Sibolga di hadapan Residen Tapanuli. Sebagai ketua adat diangkatlah
keturunan Datuk Itam mengepalai seluruh pemangku adat yang lain. Jabatan itu disebut ''Datuk Pasa'' (Datuk Pasar) yang membawahi Sibolga dan pulau-pulau di sekitarnya. ''Datuk Pasa'' ini turun temurun dipangku oleh keturunan Datuk Itam. Sedangkan raja Sibolga yang kemudian disebut kepala kuria dijabat oleh keturunan Ompu Hurinjom. Jabatan kepala kuria terakhir dijabat oleh Sultan Parhimpunan Muhamad Sahib, dan setelah kemerdekaan jabatan ini dihapuskan.
Setelah terjadi perlawanan masyarakat Sibolga di akhir abad ke-19, tahun 1906 Belanda memindahkan ibu kota [[Keresidenan Tapanuli]] dari Sibolga ke [[Kota Padangsidimpuan|Padangsidimpuan]].
Pada masa pemerintahan militer Jepang, Sibolga dipimpin oleh seorang ''sityotyo'' yang memegang pimpinan kota. Jabatan ini sebagai kelanjutan dari kepala distrik yang masih dijabat oleh ''districhoofd'' (demang) pada masa pendudukan Belanda yaitu [[Zainal Abidin (gubernur)|Zainal Abidin gelar Sutan Kumala Pontas]]. Pada tahun 1947, A. M. Djalaluddin diangkat menjadi kepala daerah di Sibolga dan pada masa inilah Sibolga menjadi daerah otonom tingkat B sesuai dengan surat keputusan Residen Tapanuli Negara Republik Indonesia<ref>M. Solly Lubis, Sibolga dan sekeping sejarahnya, di dalam
buku “Hari Jadi Sibolga,” Pemko Sibolga, 1998</ref>.
== Geografi ==
=== Topografi ===
[[Berkas:Fort-Tapanoeli-on-Poncan-Ketek.png|kiri|jmpl|
Kota Sibolga terletak di pesisir barat provinsi [[Sumatera
{| class="wikitable"
Baris 63 ⟶ 83:
|}
===
Iklim kota Sibolga termasuk cukup panas dengan suhu maksimum mencapai 32 °C dan minimum 21.6 °C. Sementara curah hujan di Sibolga cenderung tidak teratur di sepanjang tahunnya. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November dengan jumlah 798 mm, sedang hujan terbanyak terjadi pada Desember yakni 26 hari. Pulau-pulau yang termasuk dalam kawasan kota Sibolga adalah Pulau Poncan Gadang, Pulau Poncan Ketek, Pulau Sarudik dan Pulau Panjang.▼
Batas-batas wilayahnya: timur, selatan, utara pada [[Kabupaten Tapanuli Tengah]], dan barat dengan [[Samudra Hindia]]. Sementara sungai-sungai yang mengalir di kota tersebut adalah Aek Doras, Sihopo-hopo, Aek Muara Baiyon, dan Aek Horsik.
=== Iklim ===
▲Iklim kota Sibolga termasuk cukup panas dengan suhu maksimum mencapai 32 °C dan minimum 21.6 °C. Sementara curah hujan di Sibolga cenderung tidak teratur di sepanjang tahunnya. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November dengan jumlah 798 mm, sedang hujan terbanyak terjadi pada Desember yakni 26 hari.{{cn}} Pulau-pulau yang termasuk dalam kawasan kota Sibolga adalah Pulau Poncan Gadang, Pulau Poncan Ketek, Pulau Sarudik dan Pulau Panjang.
{{Sibolga weatherbox}}
== Pemerintahan ==
Baris 80 ⟶ 102:
!style="background: lavender;"|Akhir jabatan
!style="background: lavender;"|Prd.
!style="background: lavender;" colspan=2|Wakil Wali Kota
|-
Baris 88 ⟶ 109:
| 26 Februari 2021
|''petahana''
|1<br><small>([[Pemilihan umum Wali Kota Sibolga 2020|2020]])
|[[Berkas:Wakil Walikota Sibolga periode 2021-2024.jpg|100px]]
|[[Pantas Maruba Lumbantobing]]
Baris 106 ⟶ 126:
==== Mars Sibolga ====
<blockquote>"Hidup rukun damai sentosa, Bersatu padu membangun negara, Bersama masyarakat Sibolga, Dari berbagai suku dan agama, Berbilang kaumlah semboyannya, Kota perekat
== Demografi ==
Baris 146 ⟶ 166:
=== Agama ===
[[Berkas:HKBP Sibolga Baru, Res. Sibolga Nauli (01).jpg|jmpl|200px|
[[Berkas:Mosque-in-sibolga-2013-10-18.jpg|jmpl|ka|200px|ka|Sebuah masjid di Sibolga]]
Baris 201 ⟶ 221:
[[Kategori:Kota Sibolga| ]]
[[Kategori:Kota di
[[Kategori:Kota di Indonesia|Sibolga]]
|