Kota Sibolga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
.
Tag: Pengembalian manual VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(14 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 12:
|motto = Sibolga nauli<br/>{{small|{{lang icon|Batak Toba}} Sibolga yang indah}}
|koordinat =
|dasar hukum = UU No. 27 Tahun 2024<ref name="UU dasar hukum">{{cite web| date = 2024-07-02 | url = https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/177258/Salinan_UU_Nomor_27_Tahun_2024.pdf | title = Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2024 tentang Kota Sibolga di Provinsi Sumatera Utara | publisher = Lembaran Negara Republik Indonesia | access-date = 2024-07-15 | archive-date = 2024-07-15 | archive-url = https://web.archive.org/web/20240715085828/https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/177258/Salinan_UU_Nomor_27_Tahun_2024.pdf }}</ref>
|dasar hukum =
|hari jadi = {{start date and age|1700|4|5}}<ref>{{Cite web|date= 5 April 2021|title=Peringati Hari Jadi Sibolga ke-321, Wali Kota Ajak Warga Lakukan Ini|url=https://www.merdeka.com/sumut/peringati-hari-jadi-sibolga-ke-321-wali-kota-ajak-warga-lakukan-ini.html|website=merdeka.com|language=en|access-date=2023-07-25}}</ref>
|tanggal = [[24 November]] [[1956]]<ref name="UU dasar hukum"/>
|kepala daerah nama_walikota = [[WaliJamaluddin Pohan|H. Jamaluddin KotaPohan]]
|nama wakil kepala daerahnama_wakil_walikota = [[Pantas Maruba Lumbantobing]]
|nama kepala daerah = [[Jamaluddin Pohan|H. Jamaluddin Pohan]]
|wakil kepala daerah = Wakil Wali Kota
|nama wakil kepala daerah = [[Pantas Maruba Lumbantobing]]
|sekretaris daerah = M. Yusuf Batubara
|ketua DPRD = Akhmad Syukri Nazry Penarik
Baris 37 ⟶ 35:
|2,94% [[Agama Buddha|Buddha]]<ref name="AGAMA"/>}}
|bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Batak Toba|Batak Toba]], [[Bahasa Pesisir|Pesisir]], [[Bahasa Batak Angkola|Batak Angkola]], [[Bahasa Minangkabau|Minangkabau]], [[Bahasa Tionghoa|Tionghoa]], dan [[Bahasa Nias|Nias]]
|IPM = {{increase}} 7477,7407 ([[20222023]])<br>{{fontcolor|green#00726a|tinggi}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://wwwsumut.bps.go.id/indicator/26/413750/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurutumur-harapan-hidup-hasil-long-form-sp2020-provinsi.html|title=Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-20222023|website=www.sumut.bps.go.id|accessdate=1730 AprilDesember 2023}}</ref>
|kodearea = +62 631
|zona waktu = [[WIB]]
Baris 45 ⟶ 43:
}}
 
'''Kota Sibolga''' ([[Surat Batak]]: {{btk|ᯘᯪᯅᯞᯬ᯲ᯎ}}) adalah salah satu [[Kota (Indonesia)|kota]] yang berada di [[provinsi]] [[Sumatera Utara]], [[Indonesia]]. Kota ini terletak di pantai barat pulau [[Sumatera]], membujur sepanjang pantai dari Utara ke Selatan dan berada pada kawasan Teluk Tapian Nauli. Jaraknya sekitar 350&nbsp;km dari [[Kota Medan]], atau sekitar 8 jam perjalanan. Kota Sibolga hanya memiliki luas 10,77&nbsp;km² dan berdasarkan data [[Badan Pusat Statistik]] kota Sibolga [[2023]], kota ini memiliki penduduk sebanyak 90.366 jiwa, dengan kepadatan penduduk 8.391 jiwa/km².<ref name="SIBOLGA">{{cite web|url=https://sibolgakota.bps.go.id/publication/2023/02/28/77a57f647d6f34e3e85e96ff/kota-sibolga-dalam-angka-2023.html|title=Kota Sibolga Dalam Angka 2023|website=www.sibolgakota.bps.go.id|accessdate=17 April 2023|pages=6, 65|format=pdf}}</ref>
 
Pada masa [[Hindia Belanda]], kota ini merupakan ibu kota dari [[Keresidenan Tapanuli]]. Setelah masa kemerdekaan hingga tahun [[1998]], Sibolga menjadi kotamadya Sibolga.
 
== Sejarah ==
Pada awalnya Sibolga hanya berupa sebuah bandar kecil di [[Teluk Tapanuli]] yang terletak di Pulau Poncan Ketek, sebuah pulau yang terletak di sebelah selatan Sibolga sekarang. Bandar tersebut diperkirakan berdiri sekitar abad ke-18 oleh [[Orang Minangkabau|perantau Minangkabau]] yang berdagang di pantai barat Sumatera. Penguasa bandar tersebut adalah Datuk Itam dengan gelar Datuk Bandar yang berada di bawah pengawasan Inggris sejak tahun 1801. Pada tahun 1837, Poncan Ketek dan sekitarnya diambil alih oleh [[Hindia Belanda|kolonial Belanda]] dan memasukkannya ke dalam Keresidenan Air Bangis.
 
Karena bandar di Pulau Poncan Ketek dianggap tidak akan dapat berkembang, pada tahun 1841 Belanda membangun bandar baru yang terletak di Kota Sibolga sekarang. Masyarakat dari Pulau Poncak Ketek-pun kemudian berpindah ke Sibolga dan mendirikan pasar baru di kawasan Pasar Belakang sekarang (Sibolga Kota). Selain dari Pulau Poncan Ketek, [[Saudagar Minangkabau|saudagar Minang]] dari Barus dan Sorkam-pun juga berdatangan ke Sibolga. Akhirnya bandar Poncan Ketek mati, bahkan bekas-bekasnya-pun tidak terlihat saat ini kecuali makam Datuk Itam.
 
Selain pedagang Minangkabau, masyarakat [[Suku Batak Toba|Batak]] dari [[Silindung]] pimpinan Ompu Hurinjom juga telah menetap di Sibolga sejak abad ke-18.<ref>Sahat Simatupang, Pasang Surut Kerajaan Sibolga Tempo Doeloe, 2014</ref> Jauh sebelum itu, masyarakat Silindung telah ulang-alik menyusuri bukit untuk menjual hasil alam kepada para pedagang di pesisir. Salah seorang cucu Ompu Hurinjom yang bergelar Tuanku Dorong Hutagalung, kemudian menikah dengan salah satu putri Datuk Itam. Sejak itulah terjadi percampuran adat Batak dan Minangkabau di Sibolga yang kemudian dikenal dengan ''adat sumando''.
 
Tata cara pemerintahan yang telah teratur di Poncan Ketek diteruskan di Sibolga ini dengan dimulainya pemberlakuan penetapan adat tanggal 1 Maret 1851 oleh Raja Sibolga di hadapan Residen Tapanuli. Sebagai ketua adat diangkatlah
keturunan Datuk Itam mengepalai seluruh pemangku adat yang lain. Jabatan itu disebut ''Datuk Pasa'' (Datuk Pasar) yang membawahi Sibolga dan pulau-pulau di sekitarnya. ''Datuk Pasa'' ini turun temurun dipangku oleh keturunan Datuk Itam. Sedangkan raja Sibolga yang kemudian disebut kepala kuria dijabat oleh keturunan Ompu Hurinjom. Jabatan kepala kuria terakhir dijabat oleh Sultan Parhimpunan Muhamad Sahib, dan setelah kemerdekaan jabatan ini dihapuskan.
 
Setelah terjadi perlawanan masyarakat Sibolga di akhir abad ke-19, tahun 1906 Belanda memindahkan ibu kota [[Keresidenan Tapanuli]] dari Sibolga ke [[Kota Padangsidimpuan|Padangsidimpuan]].
 
Pada masa pemerintahan militer Jepang, Sibolga dipimpin oleh seorang ''sityotyo'' yang memegang pimpinan kota. Jabatan ini sebagai kelanjutan dari kepala distrik yang masih dijabat oleh ''districhoofd'' (demang) pada masa pendudukan Belanda yaitu [[Zainal Abidin (gubernur)|Zainal Abidin gelar Sutan Kumala Pontas]]. Pada tahun 1947, A. M. Djalaluddin diangkat menjadi kepala daerah di Sibolga dan pada masa inilah Sibolga menjadi daerah otonom tingkat B sesuai dengan surat keputusan Residen Tapanuli Negara Republik Indonesia<ref>M. Solly Lubis, Sibolga dan sekeping sejarahnya, di dalam
buku “Hari Jadi Sibolga,” Pemko Sibolga, 1998</ref>.
 
== Geografi ==
Baris 53 ⟶ 66:
[[Berkas:Fort-Tapanoeli-on-Poncan-Ketek.png|kiri|jmpl|250px|Gambar Benteng [[Tapian Nauli, Tapanuli Tengah|Tapanuli]] di [[Pulau Poncan]] Ketek tertanggal 1878]]
 
Kota Sibolga terletak di pesisir barat provinsi [[Sumatera Utara]]. Lokasinya berada di sebelah selatan [[Danau Toba]].<ref>{{Cite book|last=Koestoro, L. P., dkk.|date=Juni 2001|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/19356/1/BPA%20No.%206%2C%202001_Sibolga%2CTapTeng.pdf|title=Berita Penelitian Arkeologi Nomor 06: Penelitian Arkeologi di Kotamadia Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara|location=Medan|publisher=Balai Arkeologi Medan|pages=3|issn=|url-status=live}}</ref> Wilayah Kota Sibolga terbagi menjadi daratan pantai, lereng, dan pegunungan.{{Cn}} TerletakKetinggian padawilayah ketinggianKota Sibolga berkisar antara 0-150 meter200 [[dplmeter di atas permukaan laut]].<ref>{{Cite book|last=Sinaga, denganR., Lumbangaol, W. R., dan Ibrah, M.|date=2023|url=https://sibolgakota.bps.go.id/publication/2023/02/28/77a57f647d6f34e3e85e96ff/kota-sibolga-dalam-angka-2023.html|title=Kota Sibolga Dalam Angka 2023|publisher=BPS Kota Sibolga|editor-last=Rahayu|editor-first=Amalia Harinda|pages=4|issn=2339-1200|url-status=live}}</ref> kemiringanKemiringan lahan kawasan kota ini bervariasi antara 0-2 % sampai lebih dari 40 %.
 
{| class="wikitable"
Baris 70 ⟶ 83:
|}
 
=== IklimBatas wilayah ===
Iklim kota Sibolga termasuk cukup panas dengan suhu maksimum mencapai 32&nbsp;°C dan minimum 21.6&nbsp;°C. Sementara curah hujan di Sibolga cenderung tidak teratur di sepanjang tahunnya. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November dengan jumlah 798&nbsp;mm, sedang hujan terbanyak terjadi pada Desember yakni 26 hari. Pulau-pulau yang termasuk dalam kawasan kota Sibolga adalah Pulau Poncan Gadang, Pulau Poncan Ketek, Pulau Sarudik dan Pulau Panjang.
 
Batas-batas wilayahnya: timur, selatan, utara pada [[Kabupaten Tapanuli Tengah]], dan barat dengan [[Samudra Hindia]]. Sementara sungai-sungai yang mengalir di kota tersebut adalah Aek Doras, Sihopo-hopo, Aek Muara Baiyon, dan Aek Horsik.
 
=== Iklim ===
Iklim kota Sibolga termasuk cukup panas dengan suhu maksimum mencapai 32&nbsp;°C dan minimum 21.6&nbsp;°C. Sementara curah hujan di Sibolga cenderung tidak teratur di sepanjang tahunnya. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November dengan jumlah 798&nbsp;mm, sedang hujan terbanyak terjadi pada Desember yakni 26 hari.{{cn}} Pulau-pulau yang termasuk dalam kawasan kota Sibolga adalah Pulau Poncan Gadang, Pulau Poncan Ketek, Pulau Sarudik dan Pulau Panjang.
{{Sibolga weatherbox}}
 
== Pemerintahan ==
Baris 148 ⟶ 163:
 
=== Suku bangsa ===
Masyarakat Sibolga terdiri dari bermacam-macam etnis, antara lain [[Batak Toba]], [[Suku Pesisir|Pesisir]], (keturunan[[Suku Minangkabau)Mandailing|Batak Mandailing]], [[Batak Angkola]], [[Suku Karo|Batak Karo]], [[Suku Nias|Nias]], [[Orang Minang|Minang]], [[Suku Jawa|Jawa]] dan [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]]. Dalam kesehariannya, bahasa yang dipergunakan adalah [[Bahasa Pesisir]] (bahaso Baiko) yang merupakan salah satu dialek bahasa Minangkabau dan juga Bahasa [[Batak Toba]] yang merupakan bahasa asli di wilayah ini. Selain itu juga dituturkan bahasa [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa MelayuBatak Toba|Batak Toba]], dan lainnya.<ref>Setiana Simorangkir, Struktur bahasa Pesisir Sibolga, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1986</ref>
 
=== Agama ===
[[Berkas:HKBP Sibolga Baru, Res. Sibolga Nauli (01).jpg|jmpl|200px|kaki|Gereja [[HKBP]] Sibolga Baru]]
[[Berkas:Mosque-in-sibolga-2013-10-18.jpg|jmpl|ka|200px|ka|Sebuah masjid di Sibolga]]
 
Berdasarkan agama yang dianut, Penduduk Kota Sibolga cukup beragam. Agama Islam mayoritas dipeluk etniswarga Pesisir (keturunan Minangkabau)sibolga, namun agama Kristen juga banyak dianut oleh etnis asli wilayah ini yaitu Batak Tobapenduduk. Dengan demikian, keharmonisan dalam beragama di Sibolga sangat terjaga dengan baik. Semua warga saling hidup berdampingan meskipun berbeda keyakinan. Berikut jumlah atau persentase penduduk Kota Sibolga berdasarkan agama tahun 2015:<ref name="AGAMA">{{cite web|url=https://sibolgakota.bps.go.id/statictable/2016/07/27/73/jumlah-penduduk-menurut-kecamatan-dan-agama-yang-dianut-di-kota-sibolga-2015.html|title=Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut di Kota Sibolga 2015|website=www.sibolgakota.bps.go.id|accessdate=10 Juli 2020|archive-date=2020-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20200713044918/https://sibolgakota.bps.go.id/statictable/2016/07/27/73/jumlah-penduduk-menurut-kecamatan-dan-agama-yang-dianut-di-kota-sibolga-2015.html|dead-url=no}}</ref>
 
{{Bar box||title=Agama di Kota Sibolga
Baris 166 ⟶ 181:
|float=left|left1=Agama|right1=|title=Agama di Kota Sibolga}}
 
* [[Islam]]: dipeluk oleh suku Pesisir, (Minang)Melayu, JawaBatak Mandailing, MelayuBatak Angkola, sebagian besarBatak Toba, Batak AngkolaPakpak dan Batak Karo atau Simalungun
* [[Protestan]]: dipeluk oleh suku Batak Toba, NiasSimalungun, Karo, SebagianPakpak, kecilNias, Sebagian Batak Angkola, dan sebagian besar Tionghoa
* [[Katolik]]: sebagian dipeluk oleh suku Batak Toba, Karo, Simalungun, Nias dan Tionghoa
* [[Buddha]]: dipeluk oleh sebagian suku peranakan Tionghoa