Kondisionalitas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.6
Nonatimur02 (bicara | kontrib)
Menambahkan pranala dalam dan memperbaiki kalimat pembuka
 
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Other uses}}
Dalam [[ekonomi politik]] dan [[hubungan internasional]], K'''kondisionalitasondisionalitas''' adalah syarat yang mengikat penerima [[pinjaman]], [[pemutihan utang]], atau [[bantuan bilateral]]. Syarat ini biasanya disusun oleh [[lembaga keuangan internasional]] atau [[organisasi regional]] untuk memperbaiki kondisi [[ekonomi]] di negara penerima bantuan.
 
== Lembaga keuangan internasional ==
Kondisionalitas umumnya dilaksanakan oleh [[Dana Moneter Internasional]], [[Bank Dunia]], atau negara donor yang memberi pinjaman, [[pemutihan utang]], dan bantuan keuangan. Kondisionalitas kadang mencakup syarat non-kontroversial untuk memaksimalkan [[keefektifan bantuan]], misalnya tindakan anti-[[korupsi politik|korupsi]], dan syarat kontroversial, misalnya [[pengetatan anggaran]] atau [[swastanisasi]] [[layanan masyarakat|sarana]] penting sehingga mendapat tentangan politik yang kuat di negara penerima. Kondisionalitas seperti ini biasanya digolongkan sebagai [[penyesuaian struktural]] karena pernah diterapkan dengan nama program penyesuaian struktural setelah [[krisis utang 1980]]-an.
 
== Ex-ante vs. ex-post ==
Sejumlah pihak memperdebatkan kondisionalitas [[ex-ante]] dan [[Berlaku surut|ex-post]]. Pada kondisionalitas ex-post, negara penerima bantuan menyetujui syarat yang ditetapkan donor atau pemberi pinjaman dan memenuhinya ''setelah'' menerima bantuan. Penilaian setelahnya menentukan layak tidaknya negara tersebut menerima bantuan tambahan. Kondisionalitas ex-ante mewajibkan negara memenuhi sejumlah syarat terlebih dahulu dan membuktikan bahwa negara dapat mempertahankannya ''sebelum'' menerima bantuan apapun.<ref>Susan M. Collins, University of Michigan Ford School of Public Policy. Public Policy 201 Lecture on Global Poverty</ref>
 
Biasanya, [[Dana Moneter Internasional|IMF]] meminjamkan dana berdasarkan kriteria ex-post sehingga berpotensi memicu bahaya moral di negara peminjam. Bahaya moral muncul ketika negara mengambil risiko tinggi karena merasa IMF bisa membantunya bila menghadapi krisis. Reformasi kelembagaan Dana Moneter Internasional seperti ''Flexible Credit Line'' (FCL) tahun 1999 bertujuan mengurangi bahaya moral dengan bergantung pada kriteria kualifikasi yang telah ditentukan (ex-ante).<ref>Dreher, A. (2009), [http://www.springerlink.com/content/101318436478w6w1/fulltext.pdf "IMF Conditionality: Theory and Evidence"]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, Public Choice, 141, 233-267</ref>
 
== Bantuan terikat ==
Jenis kondisionalitas lainnya adalah pengikatan bantuan dengan program tertentu. Contohnya, banyak negara yang mengikat bantuan dengan pembelian produk-produk dalam negeri, namun praktik seperti ini semakin berkurang selama 15 tahun terakhir. [[Laporan Pembangunan Manusia]] [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] tahun 2005 memperkirakan bahwa hanya 8 persen bantuan bilateral yang terikat, turun dari 27 persen pada tahun 1990. Persentase ini bervariasi dari negara ke negara. 100 persen bantuan dari [[Britania Raya]], [[Republik Irlandia|Irlandia]], dan [[Norwegia]] tidak diberi ikatan apapun, sedangkan 60 persen bantuan dari [[Kanada]], [[Austria]], dan [[Spanyol]] tidak diberi ikatan apapun.<sup>[http://hdr.undp.org/reports/global/2005/pdf/HDR05_HDI.pdf]</sup>
 
== Uni Eropa ==