Pembelajaran multimedia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wiki Ridha (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(13 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Pembelajaran multimedia''' mengacu pada penyajian materi [[pembelajaran]] dengan menggunakan kata-kata dan gambar-gambar dengan tujuan untuk mempromosikan belajar <ref>{{Cite book|last=Mayer|first=Richard E.|date=2009|title=Multimedia Learning|location=Cambridge|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-511-50070-1|edition=1st2|pages=3|url-status=live}}</ref> dansehingga materi pembelajaran yang disampaikan dapat diserap secara optimal dan tersimpan kuat di [[Ingatan|memori]] jangka panjang. Pembelajaran multimedia ini didasarkan pada tiga asumsi dasar, yaitu: 1) manusia memiliki saluran pemrosesan yang terpisah untuk memproses informasi yang bersifat audio dan visual; 2) saluran pemrosesan informasi yang dimiliki manusia memiliki kemampuan terbatas; 3) untuk [[Pembelajaran aktif|belajar aktif]] (''active learning'') manusia memerlukan akses terhadap informasi yang relevan dan mengorganisasikannya serta mengintegrasikannya dengan informasi yang telah dikuasai sebelumnya.<ref>{{Cite journal|last=Clark|first=James M.|last2=Paivio|first2=Allan|date=|title=Dual coding theory and education|url=|journal=Educational Psychology Review|language=|volume=|issue=|pages=151-156|doi=|issn=}}</ref> <ref>{{Cite journal|last=Mutlu-Bayraktar|first=Duygu|last2=Cosgun|first2=Veysel|last3=Altan|first3=Tugba|date=2019-11-01|title=Cognitive load in multimedia learning environments: A systematic review|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S036013151930171X|journal=Computers & Education|volume=141|issue=November 2019|pages=3-4|doi=10.1016/j.compedu.2019.103618|issn=0360-1315}}</ref>
 
== Prinsip-Prinsipprinsip ==
Dalam implementasinya, ada kondisi dimana materi pembelajaran yang disampaikan bersifat menarik, namun memiliki unsur-unsur yang tidak relevan (''extranous material'') sehingga secara [[Kognisi|kognitif]] akan menyebabkan terjadinya pemrosesan ekstra (''extranous processing'') <ref>{{Cite book|last=Mayer|first=Richard E.|date=|url=|title=Multimedia Learning|publisher=|isbn=|edition=3|pages=85-87|url-status=live}}</ref> . Prinsip-prinsip untuk mengelola pemrosesan ekstra, yaitu:
 
# ''Coherence'', yaitu kata-kata, gambar, simbol dan musik yang menarik namun tidak relevan dengan materi pembelajaran yang disampaikan sebaiknya ditinggal atau dihapus.<ref>{{Cite journal|last=Moreno|first=Roxana|last2=Mayer|first2=Richard E.|date=|title=A coherence effect in multimedia learning: The case for minimizing irrelevant sounds in the design of multimedia instructional messages.|url=|journal=Journal of Educational Psychology|language=|volume=|issue=|pages=123-124|doi=|issn=}}</ref>
# ''Signaling'', yaitu memberi tanda khusus (signal) seperti warna khusus, menyebutkan dengan nada yang lebih nyaring, dan menggunakan kata penunjuk (''pointer words'') pada poin-poin penting dari suatu materi yang disampaikan.
# ''Redundancy'', yaitu orang akan belajar dengan lebih baik dari materi yang disajikan dengan grafik (visual) dan narasi (spoken words) daripada dari [[Grafika|grafik]] (visual), narasi (''spoken words'') dan teks tercetak (''printed words''). Materi yang bersifat redundan akan mengganggu fokus seseorang dalam memahami materi inti yang disajikan <ref>{{Cite book|last=Sweller|first=John|date=2005|url=https://www.cambridge.org/core/books/abs/cambridge-handbook-of-multimedia-learning/redundancy-principle-in-multimedia-learning/1CB52515DB655365BDBEBD85FEFD680A|title=The Redundancy Principle in Multimedia Learning|location=Cambridge|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-511-81681-9|editor-last=Mayer|editor-first=Richard|series=Cambridge Handbooks in Psychology|pages=159|doi=10.1017/cbo9780511816819.011|url-status=live}}</ref>
# ''Spatial Contiguity'', yaitu orang akan belajar dengan lebih baik ketika kata-kata dan gambar yang berkaitan disajikan dengan jarak yang berdekatan
# ''Temporal Contiguity'', yaitu orang akan belajar dengan lebih baik ketika kata-kata dan gambar yang berkaitan disajikan secara bersamaan daripada bergantian.
 
Materi pembelajaran yang esensial adalah informasi yang relevan dengan tujuan pembelajaran. Namun, ada kondisi materi esensial tersebut terlalu banyak sehingga kapasitas kognitif untuk memprosesnya menjadi terbatas (''essential processing overload'').<ref>{{Cite book|last=Mayer|first=Richard E.|date=2021|url=https://www.cambridge.org/highereducation/books/multimedia-learning/FB7E79A165D24D47CEACEB4D2C426ECD#overview|title=Multimedia Learning|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-1316638088|edition=3rd3|pages=243-245|url-status=live}}</ref> Prinsip-prinsip untuk mengelola pemrosesan esensial, yaitu:
 
# ''Segmenting'', yaitu orang akan [[belajar]] dengan lebih baik jika materi disajikan dalam bentuk unit-unit pendek daripada dalam satu unit yang panjang.
# ''Pre-Training'', yaitu orang belajar lebih baik dari materi yang dikemas dalam format multimedia jika sebelumnya telah mengetahui nama dan karakteristik penting dari topik yang disampaikan.
# ''Modality'', yaitu orang belajar lebih mendalam dari gambar dan narasi (spoken words) daripada dari gambar dan teks tercetak (printed words)
 
Prinsip-prinsip untuk mendorong pemrosesan generatif, yaitu memahami materi pembelajaran yang disajikan dalam format multimedia dan mengintegrasikannya dengan informasi yang telah dipahami sebelumnya adalah:
 
# ''Multimedia'', orang belajar lebih baik dari kata-kata dan gambar daripada dari sekedar kata-kata.
# ''Personalization'', yaitu menyajikan materi dengan format multimedia menggunakan gaya [[bahasa]] percakapan lebih baik daripada bahasa formal.
# ''Voice'', yaitu orang belajar lebih baik dari materi yang disampaikan dalam format multimedia ketika kata-kata dinarasikan langsung oleh manusia daripada oleh robot atau mesin.
# ''Image'', yaitu orang belajar lebih baik dari materi yang disajikan dalam format multimedia ketika gambar diam (''static image'') instruktur/penyaji tidak ditampilkan di layar. <ref>{{Cite book|last=Mayer|first=Richard E.|date=|url=|title=Multimedia Learning|isbn=|edition=2|pages=221-242|url-status=live}}</ref>
 
== ReferensiCatatan kaki ==
<references />
 
{{Sedang ditulis}}
== Daftar pustaka ==
* {{cite book|last=Mayer|first=Richard E.|date=2009|url=https://books.google.co.id/books?id=5g0AM1CHysgC&printsec=copyright&hl=id|title=Multimedia Learning|location=|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-511-50070-1|edition=2|page=|author-link=|url-status=live}}
* {{cite book|last=Mayer|first=Richard E.|date=2021|url=https://doi.org/10.1017/9781316941355|title=Multimedia Learning|location=|publisher=Cambridge University Press|isbn=9781107187504|edition=3|page=|author-link=|url-status=live}}
* {{Cite journal|last=Clark|first=James M.|last2=Paivio|first2=Allan|date=1991|title=Dual coding theory and education|url=https://link.springer.com/article/10.1007/BF01320076|journal=Educational Psychology Review|volume=3|pages=149-210|doi=10.1007/BF01320076}}
* {{Cite journal|last=Moreno|first=Roxana|last2=Mayer|first2=Richard E.|date=2000|title=A coherence effect in multimedia learning: The case for minimizing irrelevant sounds in the design of multimedia instructional messages|url=https://psycnet.apa.org/record/2000-03003-010?doi=1|journal=Journal of Educational Psychology|volume=92|issue=1|doi=10.1037/0022-0663.92.1.117}}
* {{Cite book|last=Sweller|first=John|date=2012|url=https://www.cambridge.org/core/books/abs/cambridge-handbook-of-multimedia-learning/redundancy-principle-in-multimedia-learning/1CB52515DB655365BDBEBD85FEFD680A|title=The Cambridge Handbook of Multimedia Learning|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780511816819|editor-last=Mayer|editor-first=Richard E.|chapter=10|script-chapter=The Redundancy Principle in Multimedia Learning|doi=10.1017/CBO9780511816819|url-status=live}}
[[Kategori:Pembelajaran| ]]
[[Kategori:Media]]