Jawa Tengah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 25700738 oleh Irkham Mahfudh (bicara) Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
|||
(33 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{pp-vandalism|small=no}}{{coor title dm|6|58|S|110|7|E|region:ID_type:adm1st|display=title}}
{{Kotakinfo provinsi
|
|translit_lang1 = bahasa Jawa
|translit_lang1_type1 = [[Aksara Jawa]]
|translit_lang1_info1 = {{script/Java|ꦗꦮꦠꦼꦔꦃ}}
|translit_lang1_type2 = [[Abjad Pegon|Pegon]]
|translit_lang1_info2 = '''جاوا تڠاه'''
|motto = {{script/Java|ꦥꦿꦱꦼꦠꦾꦲꦸꦭꦃꦯꦏ꧀ꦠꦶꦨꦏ꧀ꦠꦶꦥꦿꦗ}}<br/>'''Prasetya Ulah Sakti Bhakti Praja'''<br/>{{small|{{jv}} Berjanji akan berusaha keras dan setia terhadap negara}}
|foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
|perrow = 1/2/2/2
|image1=Pradaksina.jpg
|caption1=<center>[[Candi Borobudur]]
|image2=Candi Sewu, Central Java, Indonesia, 20220818 1346 9224.jpg
|caption2=<center>[[Candi Sewu]]
|image3=
|caption3=<center>[[Keraton Surakarta Hadiningrat]]
|image4=Baturraden - Purwokerto, 2015-03-23.jpg
|caption4=<center>[[Lokawisata Baturraden|Baturraden]]
|image5=Telaga Warna in The Dieng Plateau.jpg
|caption5=<center>[[Telaga Warna (Dieng)|Telaga Warna]] di [[Dataran tinggi Dieng|Dieng]]
|image6=Lawang Sewu Semarang Indonesia 3.jpg
|caption6=<center>[[Lawang Sewu]]
|image7=Kali Surayu.jpg
|caption7=<center>[[Sungai Serayu]]
}}
|bendera = Flag of Province of Central Java.svg
|lambang
|peta
|hari jadi = {{tanggal lahir dan umur|1945|8|19}}
|dasar hukum = UU No. 10 Tahun 1950
|ibukota = [[Kota Semarang]]
|kota besar = {{collapsible list|
* [[Kota Surakarta]]
* [[Kota Pekalongan]]
Baris 35 ⟶ 39:
* [[Kota Tegal]]
}}
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|97,26% [[Islam]]
|{{Tree list}}
Baris 58 ⟶ 62:
{{Tree list/end}}
|0,14% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,04% [[Hindu]] |0,02% Kepercayaan |0,01% [[Konghucu]]<ref name="JATENG"/>}}
|
|
|
|
024 - Semarang, Ungaran, Demak (Mranggen, Sayung)|
0271 - Surakarta (Solo), Kartasura, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, sebagian Boyolali|
Baris 88 ⟶ 92:
0299 - Nusakambangan|
0356 - Rembang bagian Timur (wilayah yang berbatasan dengan Tuban)}}
|
|
|G (eks-[[Keresidenan Pekalongan]])
|H (eks-[[Keresidenan Semarang]])
Baris 97 ⟶ 101:
|AD (eks-[[Keresidenan Surakarta]])
}}
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
}}
'''
Provinsi ini berbatasan dengan [[Jawa Barat|Provinsi Jawa Barat]] di sebelah barat, [[Samudra Hindia]] beserta [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] di sebelah selatan, [[Jawa Timur|Provinsi Jawa Timur]] di sebelah timur dan [[Laut Jawa]] di sebelah utara. Luas total wilayahnya 32.800,69 km², atau sekitar 28,94% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi [[Pulau Nusakambangan]] di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan [[Jawa Barat]]), serta [[Kepulauan Karimun Jawa]] di [[Laut Jawa]].
Pengertian ''Jawa Tengah'' secara geografis dan budaya juga mencakup wilayah [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] secara [[de facto]], yang masih satu teritorial dengan Provinsi Jawa Tengah. Provinsi Jawa Tengah bagian tengah dikenal sebagai pusat [[budaya Jawa]]. Meskipun demikian di provinsi ini ada pula suku bangsa lain yang memiliki budaya yang berbeda dengan suku Jawa seperti == Sejarah ==
Baris 162 ⟶ 168:
== Pemerintahan ==
=== Kepala daerah ===
{{utama|Daftar Gubernur Jawa Tengah}}
{| class="wikitable" style="background:#f5f5f5; float:center; text-align:center"
! colspan="2" |Gubernur
! Potret
! [[Daftar partai politik di Indonesia|Partai]]
! Awal
! Akhir
! Masa jabatan
! Wakil Gubernur
|-
! style="background:{{Independen/meta/color}}" |
| <span>[[Nana Sudjana]]<br /><small>''(Penjabat)''</small></span>
| [[Berkas:Nana Sudjana Pj. Gubernur Jawa Tengah.jpg|100px]]
| Nonpartisipan
| 5 September 2023
| [[Daftar gubernur dan wakil gubernur di Indonesia|Petahana]]
| {{age in years and days|2023|09|5}}
| ''Lowong''
|}
=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah}}
===
{{utama|Daftar kabupaten dan kota di Jawa Tengah}}
Secara administratif, Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 29 [[kabupaten]] dan 6 [[kota]]. Administrasi pemerintahan kabupaten dan kota ini terdiri atas 545 [[kecamatan]] dan 8.490 [[desa]]/[[kelurahan]].
Sebelum tahun [[2003]], [[Pemerintahan Daerah]] Jawa Tengah juga terdiri atas 3 kota administratif, yaitu [[Kota Purwokerto]], [[Cilacap|Kota Cilacap]], dan [[Kota Klaten]]. Namun sejak diberlakukannya otonomi daerah, kota-kota administratif tersebut dihapus dan menjadi bagian dalam wilayah kabupaten.
Menyusul otonomi daerah, 4 kabupaten memindahkan pusat pemerintahan ke wilayahnya sendiri, yaitu [[Kabupaten Magelang]] (dari Kota Magelang ke [[Mungkid (kota)|Mungkid]]) pada 1982, [[Kabupaten Semarang]] (dari Kota Semarang ke [[Ungaran (kota)|Ungaran]]) pada 1983, [[Kabupaten Tegal]] (dari Kota Tegal ke [[Slawi, Tegal|Slawi]]) pada 1984, serta [[Kabupaten Pekalongan]] (dari Kota Pekalongan ke [[Kajen (kota)|Kajen]] pada 1986).
{{:Daftar kabupaten dan kota di Jawa Tengah}}
== Demografi ==
=== Penduduk ===
[[Berkas:Nelayan Tambak Lorok.jpg|jmpl|220px|Nelayan di Kampung Bahari Tambak Lorok Semarang]]
Jumlah total penduduk Provinsi Jawa Tengah berdasarkan data [[Badan Pusat Statistik]] Provinsi Jawa Tengah pada tahun [[2021]] adalah 36.516.035 jiwa. Tiga [[kabupaten]] dengan jumlah penduduk terbesar adalah [[Kabupaten Brebes|Brebes]] (1.978.759 jiwa), [[Kabupaten Cilacap|Cilacap]] (1.944.857 jiwa), dan [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]] (1.776.918 jiwa). Sementara tiga [[kota]] dengan jumlah penduudk paling banyak ialah [[Kota Semarang]] (1.653.524 jiwa), [[Kota Surakarta]] (522.364 jiwa) dan [[Kota Pekalongan]] (307.150 jiwa).<ref name="JATENG"/>
Baris 194 ⟶ 218:
=== Suku bangsa ===
[[Berkas:Loro Blonyo at the Pekalongan Batik Museum.jpg|jmpl|ka|220px|Loro Blonyo di Museum Batik Pekalongan]]
Mayoritas penduduk Provinsi Jawa Tengah adalah [[Suku Jawa]]. Jawa Tengah dikenal sebagai pusat budaya Jawa, di mana di kota [[Kota Surakarta|Surakarta]] terdapat pusat istana kerajaan Jawa yang masih berdiri hingga kini. Suku minoritas yang cukup signifikan adalah [[Tionghoa]], terutama di kawasan perkotaan meskipun di daerah pedesaan juga ditemukan. Pada umumnya, mereka bergerak di bidang perdagangan dan jasa. Komunitas Tionghoa sudah berbaur dengan Suku Jawa, dan banyak di antara mereka yang menggunakan bahasa Jawa dengan logat yang kental sehari-harinya. Pengaruh kental bisa kita rasakan saat berada di kota [[Semarang]] serta kota [[Lasem]] yang berada di ujung timur laut Jawa Tengah, bahkan [[Lasem]] dijuluki ''Le Petit Chinois'' atau Kota Tiongkok Kecil.
Di daerah perbatasan antara Jawa Tengah dengan [[Jawa Barat]] juga terdapat banyak orang beretnis [[suku Sunda|Sunda]]. Mereka mendiami wilayah [[Kabupaten Brebes|Brebes]] bagian selatan, [[Kabupaten Cilacap|Cilacap]] bagian barat dan utara serta sebagian kecil wilayah [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]] tepatnya di Dusun Cijurig, [[Dermaji, Lumbir, Banyumas|Desa Dermaji]], [[Kecamatan Lumbir]]. Jawa Tengah bagian barat seperti Cilacap bagian barat , Brebes bagian barat sungai pemali dan sebagian Banyumas dahulu dalam sejarahnya termasuk kedalam wilayah [[Kerajaan Sunda Galuh]] menyebabkan banyak unsur [[budaya Sunda]] yang tersisa didalamnya, termasuk dalam penamaan daerah, bahasa, dan adat istiadat lainnya.
Di pedalaman [[Blora]] (perbatasan dengan [[Jawa Timur|Provinsi Jawa Timur]]) terdapat komunitas [[Ajaran Samin|Samin]] yang terisolasi, masyarakat ini adalah keturunan para pengikut [[Samin Surosentiko]] yang mengajarkan sedulur sikep, di mana mereka mengobarkan semangat perlawanan terhadap Belanda dalam bentuk lain di luar kekerasan. Selain itu, di beberapa kota-kota besar di Jawa Tengah ditemukan pula komunitas [[Arab-Indonesia]]. Mirip dengan komunitas Tionghoa, mereka biasanya bergerak di bidang perdagangan dan jasa.
[[Berkas:Tari Jaranan Kolosal di Stadion Sriwedari.jpg|jmpl|ka|220px|Tari Jaranan Kolosal di Stadion Sriwedari, [[Kota Surakarta]].]]
Berdasarkan data dari [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]], berikut ini komposisi etnis atau suku bangsa di provinsi Jawa Tengah:<ref name="SUKU">{{Cite web|url=http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf|title=Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama, Bahasa 2010|website=demografi.bps.go.id|publisher=[[Badan Pusat Statistik]]|year=2010|format=PDF|accessdate=22 Oktober 2021|pages=23, 36-41|archive-date=2017-07-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20170712140438/http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf|dead-url=yes}}</ref>
Baris 273 ⟶ 300:
=== Bahasa ===
{{utama|Bahasa Jawa}}
[[Bahasa resmi]] instansi pemerintahan di Jawa Tengah adalah [[bahasa Indonesia]]. Hingga 2019, [[Badan Bahasa]] mencatat ada 2 [[bahasa daerah]] di Jawa Tengah.<ref>{{Cite web|url=https://petabahasa.kemdikbud.go.id/statistik.php|title=Penyebaran Bahasa di Indonesia|last=|first=|date=|website=Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia|access-date=25 Mei 2020|archive-date=2020-07-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20200711031543/https://petabahasa.kemdikbud.go.id/statistik.php|dead-url=no}}</ref> Kedua bahasa tersebut adalah [[Bahasa Jawa|Jawa]] dan [[Bahasa Sunda|Sunda]].<ref>{{Cite web|url=https://petabahasa.kemdikbud.go.id/provinsi.php?idp=Jawa%20Tengah|title=Bahasa di Provinsi Jawa Tengah|last=|first=|date=|website=Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia|access-date=25 Mei 2020|archive-date=2020-08-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20200806022926/https://petabahasa.kemdikbud.go.id/provinsi.php?idp=Jawa%20Tengah|dead-url=no}}</ref>
Sebagian besar masyarakat menggunakan [[bahasa Jawa]] sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa dialek Solo-Jogja atau Mataram dianggap sebagai bahasa Jawa yang lazim dijumpai di sebagian besar wilayah Jawa Tengah bagian timur.<ref>{{Cite journal|last=Kartikasar|first=Erlin|date=2018|title=A Study of Dialectology on Javanese “Ngoko” in Banyuwangi, Surabaya, Magetan, and Solo|url=https://journal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/29131|journal=Humaniora|volume=30|issue=2|pages=128-139|doi=doi.org/102216/jh.v29i3.29131|access-date=2021-01-24|archive-date=2021-01-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20210122103922/https://journal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/29131|dead-url=no}}</ref> Di samping itu, terdapat sejumlah dialek bahasa Jawa, namun secara umum terdiri dari dua, yakni ''kulonan'' dan ''timuran''. ''Kulonan'' dituturkan di bagian barat Jawa Tengah, terdiri atas Dialek Banyumasan dan Dialek Tegal; dialek ini memiliki pengucapan yang cukup berbeda dengan bahasa Jawa Standar. Sedang ''Timuran'' dituturkan di bagian timur Jawa Tengah, di antaranya terdiri atas Dialek Mataram (Solo-Jogja), Dialek [[Semarang]], dan Dialek [[Kabupaten Blora|Blora]]. Di antara perbatasan kedua dialek tersebut, dituturkan bahasa Jawa dengan campuran kedua dialek; daerah tersebut di antaranya adalah Pekalongan dan Kedu.
Dialek Mataram memiliki keunikan tersendiri. Dialek ini menerapkan dialek ragam Bahasa Jawakrama inggil (tingkat paling atas dalam Bahasa Jawa). Hal tersebut dipengaruhi dari adanya kerajaan Mataram dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Solo) yang menyebabkan dialek disana sangat sopan. Wilayah karesidenan dari dua kerajaan tersebut juga terpengaruh tutur kata dan dialeknya untuk wajib menggunakan kromo.<ref>{{Cite journal|last=Abdullah|first=Wakit|date=2016|title=Javanese Language and Culture in the Expression of Kebo Bule in Surakarta: An Ethnolinguistic Study|url=https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas/article/view/7195|journal=Komunitas|volume=8|issue=2|pages=285-295|doi=http://dx.doi.org/10.15294/komunitas.v8i2.7195|access-date=2021-01-24|archive-date=2021-01-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20210130030336/https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas/article/view/7195|dead-url=no | issn=2460-7312}}</ref> Etnografi masyarakat karesidenen wilayah kerajaan memiliki konsep ''miturut marang Rama'' (Patuh atau tunduk kepada bapak, dalam hal ini Raja secara spesifik). Lambang bapak sebagai raja juga memengaruhi adat masyarakat patrilineal. Kehidupan kerajaan yang luhur diadaptasikan oleh masyarakat dalam bergaul dan berbahasa atau bertutur.<ref>{{Cite journal|last=Prasety|first=Eka|date=2018|title=Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Peribahasa Jawa|url=https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/12722|journal=Repository Universitas Islam Indonesia|volume=|issue=|pages=56|doi=|access-date=2021-01-24|archive-date=2021-01-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20210131121453/https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/12722|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Abdullah|first=Wakit|date=2017|title=The Local Wisdom Summarized in The Javanese Proverbs: A case Study of The Javanese Community in ExResidency on Surakarta|url=https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/22279|journal=Humaniora|volume=28|issue=3|pages=4|doi=https://doi.org/10.22146/jh.22279|access-date=2021-01-24|archive-date=2021-01-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20210130053138/https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/22279|dead-url=no}}</ref>
Di wilayah-wilayah berpopulasi Sunda, yaitu di [[Brebes]] bagian selatan, dan Cilacap bagian utara dan barat sekitar [[Dayeuhluhur, Cilacap|Kecamatan Dayeuhluhur]], orang Sunda masih menggunakan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-harinya.<ref>Permana, Merdeka. 2010 "Sunda Lelea yang Terkatung-katung": Pikiran Rakyat</ref> Kelahiran dialek ini dipengaruhi salah satunya jalur perdagangan.<ref>{{Cite news|last=Gischa|first=Serafica|date=20 Januari 2020|title=Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Jalur Perdagangan|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/12/200000369/terbentuknya-jaringan-nusantara-melalui-jalur-perdagangan?page=all|work=[[Kompas.com]]|access-date=24 Januari 2021|editor-last=Gischa|editor-first=Serafica|archive-date=2021-01-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20210131161610/https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/12/200000369/terbentuknya-jaringan-nusantara-melalui-jalur-perdagangan?page=all|dead-url=no}}</ref> Perdagangan secara morfologi menghadirkan komunikasi dua arah antara pedagang dengan pembeli.<ref>{{Cite journal|last=Munandar|first=Yusuf|date=2016|title=Afiks Pembentuk Verba Bahasa Sunda|url=http://ojs.uho.ac.id/index.php/HUMANIKA/article/view/730|journal=Humanika|volume=16|issue=1|pages=7|doi=|access-date=2021-01-24|archive-date=2021-01-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20210131125903/http://ojs.uho.ac.id/index.php/HUMANIKA/article/view/730|dead-url=no}}</ref>
Baris 284 ⟶ 312:
# dialek Pekalongan ([[Kota Pekalongan]], [[Kabupaten Pekalongan]], [[Kabupaten Batang|Batang]], bagian timur [[Kabupaten Pemalang|Pemalang]])
# dialek Kedu–Bagelen ([[Kabupaten Magelang|Magelang]], [[Kabupaten Temanggung|Temanggung]], [[Kabupaten Wonosobo|Wonosobo]], [[Kota Magelang]] dan sebagian [[Kabupaten Kebumen|Kebumen]], [[Kabupaten Purworejo|Purworejo]])
# dialek Semarangan ([[Kota Semarang]], [[Kabupaten Semarang]], [[Kota Salatiga]], [[Kabupaten Kendal|Kendal]], [[Kabupaten Demak|Demak]] dan bagian barat [[Kabupaten Grobogan|Grobogan]])
# dialek Pantura Timur atau dialek Muriaan ([[Kabupaten Pati|Pati]], [[Kabupaten Jepara|Jepara]], , [[Kabupaten
# dialek Blora (Bagian timur [[Kabupaten Grobogan|Grobogan]], [[Kabupaten Rembang|Rembang]] dan [[Kabupaten Blora|Blora]])
# dialek Mataraman atau Surakarta ([[Kota Surakarta]], [[Kabupaten Klaten|Klaten]], [[Kabupaten Sragen|Sragen]], [[Kabupaten Wonogiri|Wonogiri]], [[Kabupaten Boyolali|Boyolali]], [[Kabupaten Sukoharjo|Sukoharjo]], [[Kabupaten Karanganyar|Karanganyar]] yang berbatasan dengan [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] dan bagian selatan [[Kabupaten Grobogan|Grobogan]])
# dialek Banyumasan atau dialek Ngapak Selatan ([[Kabupaten Banyumas|Banyumas]], [[Kabupaten Banjarnegara|Banjarnegara]], [[Kabupaten Purbalingga|Purbalingga]], [[Kabupaten Kebumen|Kebumen]], [[Kabupaten Cilacap|Cilacap]], bagian selatan [[Kabupaten Pemalang|Pemalang]])
# dialek Tegal atau dialek Ngapak Pantura ([[Kota Tegal]], [[Kabupaten Tegal]], [[Kabupaten Brebes|Brebes]], bagian utara [[Kabupaten Pemalang|Pemalang]])
Baris 302 ⟶ 330:
=== Agama ===
Mayoritas penduduk Jawa Tengah beragama [[Islam]] yang umumnya dikategorikan ke dalam dua golongan, yaitu kaum [[Santri]] dan [[Abangan]]. Kaum santri mengamalkan ajaran agama sesuai dengan syariat Islam, sedangkan kaum abangan walaupun menganut Islam namun dalam praktiknya masih terpengaruh Kejawen yang kuat.
Agama lain yang dianut adalah [[Kristen]] ([[Protestan]] dan [[Katolik]]), [[Hindu]], [[Buddha]], [[Konfusianisme|Kong Hu Cu]], dan aliran kepercayaan. Provinsi Jawa Tengah merupakan pusat penyebaran Kristen dan Katolik di Pulau Jawa. Seperti di [[Kota Semarang]], [[Kota Magelang|Magelang]], [[Surakarta]] dan [[Salatiga]] yang memiliki populasi umat Kristen sekitar 15% hingga 25%.<ref name="jateng.bps.go.id">{{Cite web |url=https://jateng.bps.go.id/index.php/publikasi/330/ |title=Jawa Tengah Dalam Angka 2016" |access-date=2017-07-08 |archive-date=2017-12-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20171210155655/http://jateng.bps.go.id/index.php/publikasi/330 |dead-url=yes }}</ref>
Persentasi penduduk menurut agama yang dianut di provinsi Jawa Tengah, berdasarkan data [[Badan Pusat Statistik]] tahun [[2021]], yakni [[Islam]] sebanyak 97,26%. Kemudian [[Kekristenan]] sebanyak 2,54%, dengan rincian [[Protestan]] sebanyak 1,60% dan [[Katolik]] sebanyak 0,94%. Selebihnya menganut agama [[Agama Buddha|Buddha]] sebanyak 0,14%, kemudian [[Hindu]] sebanyak 0,04%, Penghayat kepercayaan sebanyak 0,02% dan [[Agama Konghucu|Konghucu]] sebanyak 0,01%.<ref name="JATENG"/>
<gallery>
Berkas:Masjid Agung Semarang.jpg|<center>Masjid Agung Semarang
Berkas:Gereja Blenduk Kota Lama Semarang.jpg|<center>GPIB Imanuel atau Gereja Blenduk
Berkas:Borobudur, Java, Indonesia, 20220817 0957 8679.jpg|<center>[[Borobudur]]
</gallery>
== Perekonomian ==
[[Berkas:Logo of Central Java Jateng Gayeng.svg|jmpl|220px|ki|''City branding'' Provinsi Jawa Tengah, "Jateng Gayeng"
Pertanian merupakan sektor utama perekonomian Jawa Tengah, di mana mata pencaharian di bidang ini digeluti hampir separuh dari angkatan kerja terserap.
Kawasan [[hutan]] meliputi 20% wilayah provinsi, terutama di bagian utara dan selatan. Daerah [[Rembang]], [[Blora]], [[Grobogan]] adalah penghasil kayu jati. Jawa Tengah juga terdapat sejumlah industri besar dan menengah. Daerah Semarang–Ungaran–Demak–Kudus merupakan kawasan industri utama di Jawa Tengah. [[Kudus]] dikenal sebagai pusat industri [[rokok]]. Di Cilacap terdapat industri [[semen]]. [[Surakarta|Solo]], [[Pekalongan]], Juwana, dan [[Lasem]] dikenal sebagai kota [[Batik]] yang kental dengan nuansa klasik.
[[Blok Cepu]] di pinggiran [[Kabupaten Blora]] (perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah) terdapat cadangan [[minyak bumi]] yang cukup signifikan, dan kawasan ini sejak zaman [[Hindia Belanda]] telah lama dikenal sebagai daerah tambang minyak.<ref name="JatengGayeng"/>
== Pendidikan tinggi ==
Jawa Tengah memiliki sejumlah perguruan tinggi terkemuka, terutama di kota Semarang, kabupaten kendal dan Surakarta. Perguruan tinggi negeri meliputi: [[Universitas Diponegoro]] (Undip), [[Universitas Negeri Semarang]] (Unnes), [[Politeknik Negeri Semarang]] (Polines), [[Politeknik Kesehatan
Sedangkan universitas swasta di Jawa Tengah antara lain [[Universitas Ivet]]
Selain itu juga terdapat Akademi Militer (Akmil) dan SMA Taruna Nusantara di Magelang serta [[Akademi Kepolisian]] di Semarang.
[[LPLP Tutuko]] adalah lembaga pendidikan [[aviasi]] dan
== Pariwisata ==
[[Berkas:
Jawa Tengah memiliki banyak objek wisata yang sangat menarik. Kota Semarang, misalnya, memiliki sejumlah bangunan kuno. Objek wisata di kota ini termasuk [[Puri Maerokoco]] (Taman Mini Jawa Tengah),<ref>{{Cite news|url= http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/05/17/109685/Optimalisasi-Fungsi-Puri-Maerokoco|title= Optimalisasi Fungsi Puri Maerokoco|date= 17 May 2010|accessdate= 26 Juni 2012|publisher= suara merdeka.com|archive-date= 2013-05-10|archive-url= https://web.archive.org/web/20130510034421/http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/05/17/109685/Optimalisasi-Fungsi-Puri-Maerokoco|dead-url= yes|language= id|work= [[Merdeka.com]]}}</ref> [[Museum Jawa Tengah Ranggawarsita]]<ref>{{Cite news|url= http://sains.kompas.com/read/2009/06/16/18114474/Gading.Gajah.Purba.Direkonstruksi.di.Museum.Ronggowarsito|title= Gading Gajah Purba Direkonstruksi di Museum Ronggowarsito|date= 16 June 2009|accessdate= 26 Juni 2012|publisher= suara merdeka.com|work= [[Kompas.com]]|archive-date= 2013-09-20|archive-url= https://web.archive.org/web/20130920030244/http://sains.kompas.com/read/2009/06/16/18114474/Gading.Gajah.Purba.Direkonstruksi.di.Museum.Ronggowarsito|dead-url= no}}</ref> dan [[Museum Rekor Indonesia]] (MURI).<ref>{{Cite news |url= http://regional.kompas.com/read/2012/05/12/12142123/Kaligrafi.Pelapah.Pisang.Catat.Rekor.MURI |title= Kaligrafi Pelapah Pisang Catat Rekor MURI |date= 12 May 2012 |accessdate= 26 Juni 2012 |publisher= kompas.com |work= [[Kompas.com]] |editor-last= Wadrianto |editor-first= Glori K. |first= Puji |last= Utami |archive-date= 2014-04-07 |archive-url= https://web.archive.org/web/20140407065728/http://regional.kompas.com/read/2012/05/12/12142123/Kaligrafi.Pelapah.Pisang.Catat.Rekor.MURI |dead-url= no }}</ref> Banyak Wisata alam yang terdapat di
Kabupaten [[Jepara]] terdapat sejumlah bangunan kuno yaitu: [[Candi Angin]], [[Masjid Mantingan]], [[Kelenteng Hian Thian Siang Tee]], [[Benteng Portugis Banyumanis|Benteng Portugis]], [[Benteng VOC, Jepara|Benteng VOC]], [[Museum Gong Perdamaian Dunia]], [[Museum Kartini|Museum R.A Kartini]].<ref>{{Cite news|url= http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/06/17/121559/Pariwisata-di-Jepara-Penyokong-PAD-Terkuat-Setelah-Ukir|title= Pariwisata di Jepara, Penyokong PAD Terkuat Setelah Ukir|date= 17 Juni 2012|accessdate= 26 Juni 2012|publisher= kompas.com|archive-date= 2012-06-19|archive-url= https://web.archive.org/web/20120619200337/http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/06/17/121559/Pariwisata-di-Jepara-Penyokong-PAD-Terkuat-Setelah-Ukir|dead-url= yes|language= id|work= [[Merdeka.com]]}}</ref>
[[Berkas:Prambanan at night.jpg|
Salah satu kebanggaan provinsi ini adalah [[Borobudur|Candi Borobudur]], yakni monumen [[Budha|Buddha]] terbesar di dunia yang dibangun pada [[abad ke-9]], terdapat di [[Kabupaten Magelang]].<ref>{{Cite news |url= http://travel.kompas.com/read/2012/02/21/08403185/Menikmati.Sunrise.di.Borobudur |title= Menikmati Sunrise di Borobudur |date= 17 February 2012 |accessdate= 26 Juni 2012 |publisher= kompas.com |work= [[Kompas.com]] |editor-last= Wadrianto |editor-first= Glori K. |first= Ika |last= Fitriana |archive-date= 2012-02-24 |archive-url= https://web.archive.org/web/20120224063537/http://travel.kompas.com/read/2012/02/21/08403185/Menikmati.Sunrise.di.Borobudur |dead-url= no }}</ref> [[Candi Mendut]] dan [[Candi Pawon]] juga terletak dalam satu kawasan dengan Borobudur.<ref>{{Cite news|url= http://travel.kompas.com/read/2012/02/18/04155621/Kisah.Mataram.di.Poros.Kedu-Prambanan|title= Kisah Mataram di Poros Kedu-Prambanan|date= 18 February 2012|accessdate= 26 Juni 2012|publisher= kompas.com|work= [[Kompas.com]]|archive-date= 2014-05-28|archive-url= https://web.archive.org/web/20140528005753/http://travel.kompas.com/read/2012/02/18/04155621/Kisah.Mataram.di.Poros.Kedu-Prambanan|dead-url= no}}</ref>
[[Candi Prambanan]] di [[Kabupaten Klaten|Klaten]] adalah kompleks candi [[Hindu]] terbesar di Indonesia.<ref>{{Cite news|url= http://suaramerdeka.com/v1/index.php/ramadan/ramadan_news/2011/08/20/94164/Candi-Prambanan-Alternatif-Rest-Area-Pemudik|title= Candi Prambanan, Alternatif Rest Area Pemudik|date= 20 August 2011|accessdate= 26 Juni 2012|publisher= suaramerdeka.com|archive-date= 2013-05-10|archive-url= https://web.archive.org/web/20130510034416/http://suaramerdeka.com/v1/index.php/ramadan/ramadan_news/2011/08/20/94164/Candi-Prambanan-Alternatif-Rest-Area-Pemudik|dead-url= yes|language= id|work= [[Merdeka.com]]}}</ref> Di kawasan [[Dataran Tinggi Dieng|Dieng]] terdapat kelompok candi-candi Hindu, yang diduga dibangun sebelum era Mataram Kuno.<ref>{{Cite news|url= http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/06/13/112909/UGM-Temukan-Puluhan-Artefak-di-Candi-Dieng|title= UGM Temukan Puluhan Artefak di Candi Dieng|date= 13 June 2010|accessdate= 26 Juni 2012|publisher= suara merdeka.com|archive-date= 2013-05-10|archive-url= https://web.archive.org/web/20130510034433/http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/06/13/112909/UGM-Temukan-Puluhan-Artefak-di-Candi-Dieng|dead-url= yes|language= id|work= [[Merdeka.com]]}}</ref> Kompleks candi [[Gedong Songo]] terletak di lereng [[Gunung Ungaran]], [[Kabupaten Semarang]].<ref>{{Cite news| url = http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/01/02/172019/Wisatawan-Padati-Gedong-Songo | title = Wisatawan Padati Gedong Songo | date = 02 January 2010 | accessdate = 26 Juni 2012 | publisher = suara merdeka.com | archive-date = 2013-05-10 | archive-url = https://web.archive.org/web/20130510034450/http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/01/02/172019/Wisatawan-Padati-Gedong-Songo | dead-url = yes | language = id | work = [[Merdeka.com]] }}</ref> Di kawasan kecamatan [[Keling, Jepara|Keling]] tepatnya di desa [[Tempur, Keling, Jepara|Tempur]] terdapat [[Candi Angin]].<ref>{{Cite news| url = http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2008/11/15/39279/164-Guru-Tak-Lolos-Seleksi-Portofolio | title = Situs Candi Angin Diminta Dilestarikan | date = 15 November 2008 | accessdate = 26 Juni 2012 | publisher = suara merdeka.com | archive-date = 2013-05-09 | archive-url = https://web.archive.org/web/20130509201257/http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2008/11/15/39279/164-Guru-Tak-Lolos-Seleksi-Portofolio | dead-url = yes | language = id | work = [[Merdeka.com]] }}</ref>
[[Surakarta]] dipandang sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa, di mana di kota ini terdapat Keraton [[Kasunanan]] dan Pura [[Mangkunegaran]]. Objek wisata menarik di timur kota ini adalah beberapa wisata air terjun seperti Air Terjun Jumog, serta yang terkenal adalah [[Air Terjun Grojogan Sewu]]. Adapula candi-candi peninggalan [[Majapahit]] yang ketiganya terletak di [[Kabupaten Karanganyar]]; serta [[Museum Manusia Purba Sangiran]] yang terletak di Jalan Solo–Purwodadi tepatnya Kecamatan Kalijambe, [[Kabupaten Sragen]]. Di bagian selatan wilayah [[Surakarta]], [[Kabupaten Wonogiri]] terdapat beberapa wisata air, seperti [[Waduk Gajah Mungkur]], serta [[Pantai Nampu]] dan [[Pantai Sembukan]] dengan hamparan tebing dan pasir putihnya.
Baris 354 ⟶ 375:
Bagian selatan Jawa Tengah juga menyimpan sejumlah objek wisata menarik, di antaranya [[Goa Jatijajar]], [[Gua Pancur|Goa Pancur]], [[Goa Petruk|Gua Petruk]], [[Pantai Menganti]], [[Benteng Van der Wijk]], [[Pantai Suwuk]], [[Waduk Sempor]], [[Air Terjun Sudimoro]], [[Air Terjun Sawangan]], Goa Barat, Hutan Mangrove Logending, Geowisata Karangsambung, Pemandian Air Panas Krakal dan [[Pantai Karangbolong]] di [[Kabupaten Kebumen]], serta [[Baturraden]] di [[Kabupaten Banyumas]].
[[Berkas:Barakuda Beach 1 Karimun Jawa.JPG|ki|220px|jmpl|Pantai Barakuda Karimunjawa]]
Di kawasan pantura barat Jawa Tengah terdapat [[Guci Indah|objek wisata Guci]] yang terletak di lereng [[Gunung Slamet]], serta [[Situs Purba Kala Semedo|Museum Semedo]] yang menyimpan fosil-fosil purba dari [[Semedo, Kedungbanteng, Tegal|Semedo]], yang diperkirakan lebih tua dari fosil-fosil lainnya di [[Indonesia]]. Guci dan Museum Semedo berada di [[Kabupaten Tegal]]. Selain itu, ada juga [[Kota Pekalongan]] yang dikenal sebagai "[[Batik Pekalongan|kota batik]]", dan [[Pantai Widuri]] yang terletak di [[Kabupaten Pemalang]].
Kawasan pantura timur banyak menyimpan wisata religius. Masjid Agung Demak yang didirikan pada abad ke-16 merupakan bangunan artistik dengan paduan arsitektur Islam dan Hindu. [[Kesultanan Demak|Demak]] adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kawasan pantura timur terdapat 5 makam [[wali sanga]], yakni [[Sunan Prawoto|Sunan Ngerang , Sunan Prawoto,]] Sunan Makhdum di [[Pati, Pati|Pati]] , [[Sunan Kalijaga]] di Demak, [[Sunan Kudus]], [[Sunan Muria]] di Kabupaten Kudus. Beberapa tempat tujuan wisata di Pati di antaranya adalah Makam dan Masjid Peninggalan [[Syekh Ahmad Mutamakkin]] kajen [[Margoyoso, Pati|Margoyoso]] [[Kabupaten Pati|Pati]], Patung dan Makam Raden Adipati Tombronegoro, Syekh Ronggo Kusumo Ngemplak, [[Syekh Hendro Kusumo]] [[Sukoharjo, Margorejo, Pati|Sukoharjo]], makam Syech Jangkung (Saridin), Goa Wareh, Gua Pancur, [[Waduk Gunung Rowo|Waduk Gunungrowo]], [[Waduk Seloromo]], [[Jrahi, Gunungwungkal, Pati|ViHara SaddaGHiri Jrahi]], Juwana Water Park Fantasy (JWF), Agrowisata Kebun Kopi Jolong dan Pintu [[Majapahit|Gerbang Majapahit]]. Sementara itu di Kabupaten [[Rembang]] terdapat wisata ziarah, alam, dan sejarah, seperti di Pasujudan [[Sunan Bonang]] dan Masjid [[Sunan Bonang]] di desa [[Bonang, Lasem, Rembang|Bonang, Lasem]], makam Tumenggung Wilwatikta Mpu [[Santibadra]] yang tersohor sebab mengarang kitab Pustaka Sabda [[Badra Santi]], makam [[pahlawan]] nasional [[Kartini|RA. Kartini]], Vihara [[Ratanavana Arama]] [[Lasem]], Kelenteng [[Cu An Kiong]], telusur kota tua [[Lasem]], situs [[arkeologi]] [[Plawangan, Kragan, Rembang|Plawangan]] dan [[Terjan, Kragan, Rembang|Terjan]] wisata pantai di pantai [[Tasikharjo, Kaliori Rembang|Tasikharjo]], pantai [[Punjulharjo, Rembang, Rembang|Karangjahe, Punjulharjo]], pantai [[Gedongmulyo, Lasem, Rembang|Gedong/Caruban]], pantai [[Binangun, Lasem, Rembang|Binangun]], hutan bakau [[Pasar Banggi, Rembang, Rembang|Banggi]], [[Dampo Awang Beach]] serta wisata alam pendakian [[Gunung Lasem]],
Baris 413 ⟶ 435:
== Transportasi ==
Jawa Tengah dilalui beberapa ruas [[jalan nasional]] meliputi lintas utara (menghubungkan Jakarta–Semarang–Pati–Tuban–Surabaya)
Jawa Tengah merupakan provinsi yang pertama kali mengoperasikan jalur [[kereta api]], yakni pada tahun 1867 di [[Semarang]] dengan rute Semarang–Tanggung yang berjarak 26 km, atas permintaan Raja Willem I untuk keperluan militer di Semarang maupun hasil bumi ke Gudang Semarang.<ref>{{Cite news| url = http://oase.kompas.com/read/2011/07/21/10045816/Sejarah.Kereta.Api.di.Indonesia | title = Sejarah Kereta Api di Indonesia | date = 21 Juli 2011 | accessdate = 26 Juni 2012 | publisher = kompas.com | archive-date = 2012-07-15 | archive-url = https://web.archive.org/web/20120715024550/http://oase.kompas.com/read/2011/07/21/10045816/Sejarah.Kereta.Api.di.Indonesia | dead-url = yes | work = [[Kompas.com]] }}</ref> Saat ini [[Jalur kereta api di Indonesia|jalur kereta api]] yang melintasi Jawa Tengah adalah lintas utara (Jakarta–Cirebon–Semarang–Surabaya
Untuk transportasi udara, [[Bandar Udara Internasional Achmad Yani|Bandara Ahmad Yani]] di [[Kota Semarang|Semarang]] dan [[Bandara Adi Sumarmo|Bandara Adi Soemarmo]] di [[Kabupaten Boyolali|Boyolali]] adalah bandara komersial yang paling penting di Jawa Tengah. Selain itu juga terdapat [[Bandara Dewandaru]] di [[Kabupaten Jepara|Jepara]] ([[Karimunjawa, Jepara|Kec. Karimunjawa]]), [[Bandara Tunggulwulung]] di [[Kabupaten Cilacap|Cilacap]], [[Bandar Udara Jenderal Besar Sudirman|Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman]] di [[Kabupaten Purbalingga|Purbalingga]], [[Bandar Udara Ngloram]] di [[Kabupaten Blora|Blora]] ([[Cepu, Blora|Kec. Cepu]]). Penerbangan Jakarta–Semarang atau Jakarta–Surakarta dapat ditempuh dalam waktu 45–50 menit.
|