Kekaisaran Romawi Suci: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan
 
Baris 327:
Maximilian adalah "Kaisar Romawi Suci yang pertama dalam 250 tahun yang memimpin sekaligus meraja". Pada permulaan dasawarsa 1500-an, ia adalah majikan sejati Kekaisaran Romawi Suci, meskipun kekuasaanya melemah pada dasawarsa terakhir menjelang kemangkatannya.{{Sfn|Brady|2009|pp=110, 128}}<ref>{{Cite journal |last=Forster |first=Marc R. |title=Forster on Brady Jr., 'German Histories in the Age of Reformations, 1400–1650' {{!}} H-German {{!}} H-Net |url=https://networks.h-net.org/node/35008/reviews/46131/forster-brady-jr-german-histories-age-reformations-1400-1650 |journal=Networks.h-net.org |access-date=5 Februari 2022}}</ref> Whaley mencermati bahwa, meskipun penuh dengan pergumulan, yang muncul pada akhir masa pemerintahan Maximilian adalah monarki yang sudah kukuh, dan bukan oligarki pangeran-pangeran praja.{{Sfn|Whaley|2012a|p=[https://web.archive.org/web/20210921005756/https://books.google.com/books?id=UiFWYsG-t7UC&pg=PA75 75]}} Benjamin Curtis berpendapat bahwa sekalipun tidak mampu sepenuhnya menciptakan suatu pemerintahan umum yang menaungi seluruh praja (meskipun tata usaha negara dan sidang majelis istana mampu menangani berbagai urusan di seluruh wilayah kedaulatan negara), Maximilian memperkuat fungsi-fungsi administratif penting di Austria dan membentuk jawatan-jawatan pusat untuk menangani urusan-urusan keuangan, politik, dan peradilan – jawatan-jawatan ini menggantikan sistem feodal dan merepresentasikan suatu sistem yang lebih modern yang dikelola oleh pejabat-pejabat yang diprofesionalkan. Sesudah dua dasawarsa mereformasi negara, kaisar mempertahankan kedudukannya sebagai tokoh yang dituakan di antara rekan-rekan yang sederajat, sementara negara mendapatkan lembaga-lembaga umum yang menjadi sarana kaisar untuk berbagi kekuasaan dengan berbagai golongan warga negara.{{Sfn|Curtis|2013|pp=46–52}}
 
Pada awal abad ke-16, para penguasa Habsburg menjadi kepala-kepala negara terkuat di Eropa, tetapi kekuatan mereka bertumpu pada keseluruhan percabangan monarki yang mereka bentuk, bukan hanya pada Kekaisaran Romawi Suci (baca juga [[Masa pemerintahan Kaisar Karel V]]).<ref>{{Cite journal |last=Asch |first=Ronald G. |date=28 October 2021 |title=Monarchs |url=https://books.google.com/books?id=PNFKEAAAQBAJ&pg=PT39 |journal=Early Modern Court Culture |pages=17–36 |doi=10.4324/9780429277986-3 |isbn=978-0-4292-7798-6 |s2cid=240193601}}</ref><ref>{{Cite book |last1=Thackeray |first1=Frank W. |url=https://books.google.com/books?id=O2MhulpUa_cC&pg=RA1-PA133 |title=Events That Formed the Modern World: From the European Renaissance through the War on Terror [5 volumes]: From the European Renaissance through the War on Terror |last2=Findling |first2=John E. |date=31 May 2012 |publisher=ABC-CLIO |isbn=978-1-5988-4902-8 |page=133 |language=en |access-date=6 Februari 2022}}</ref> Maximilian sempat serius mempertimbangkan untuk menyatukan tanah-tanah lungguh Burgundia (warisan istinya, [[Marie dari Bourgogne|Maria dari Burgundia]]) dengan tanah-tanah lungguh Austria miliknya untuk membentuk suatu wilayah inti yang kukuh (sembari meluaskan wilayah ke timur).{{Sfn|Holleger|2012|p=34}}<!-- Sesudah masuknya Spanyol ke dalam lingkup kemaharajaan wangsa Habsburg yang terjadi tanpa disangka-sangka, ia pernah berniat meninggalkan Austria (ditingkatkan statusnya menjadi kerajaan) kepada hiscucunya youngeryang grandsonlebih muda, [[Ferdinand I, HolyKaisar RomanRomawi EmperorSuci|Ferdinand]].<ref>{{Cite book |last1=Brady |first1=Thomas A. |url=https://books.google.com/books?id=rQJkfTDUhsMC&pg=PA112 |title=German Histories in the Age of Reformations, 1400–1650 |last2=Brady |first2=Thomas A. Jr. |date=13 July 2009 |publisher=Cambridge University Press |isbn=978-0-5218-8909-4 |page=112 |language=en |access-date=6 FebruaryFebruari 2022}}</ref> HisCucunya elderyang grandsonlebih Charlestua, Karel V, laterkelak gavemenyerahkan SpainSpanyol anddan mosthampir ofsemua thetanah Burgundianlungguh landsBurgundia tokepada his sonpurtanya, [[Felipe II dari Spanyol|Felipe]], pendiri wangsa Habsburg cabang Spanyol, anddan themenyerahkan Habsburgtanah-tanah hereditarypusaka landsHabsburg tokepada his brotheradiknya, Ferdinand, thependiri founderwangsa ofHabsburg thecabang Austrian branchAustria.{{Sfn|Wilson|2004|p=27}}
 
Di Prancis dan Inggris, mulai dari abad ke-13, stationarykediaman royaltetap residencesraja hadmulai begunberkembang to develop intomenjadi [[Capital city|capitalibu citieskota]] thatyang grewtumbuh rapidlypesat anddan developeddiperlengkapi correspondingdengan infrastructure:prasarana-prasarana theyang dibutuhkannya. ''[[Palais de la Cité]]'' anddi thePrancis dan ''[[History of the Palace of Westminster|Palace ofIstana Westminster]]'' becamedi theInggris respectivemenjadi mainkediaman residencesutama raja. ThisPerkembangan wasseperti notini possiblemustahil interjadi thedi HolyKekaisaran RomanRomawi EmpireSuci becauselantaran notidak realadanya hereditarypemerintahan monarki yang sungguh-sungguh herediter.<!-- monarchy emerged, butKekaisaran ratherRomawi theSuci traditionmasih ofmelanggengkan electiveadat monarchymonarki prevailedelektif ''(see: [[Imperial election]])'' which, in the High Middle Ages, led to kings of very different regional origins being elected ''([[List of royal and imperial elections in the Holy Roman Empire]])''. However, if they wanted to control the empire and its rebellious regional rulers, they could not limit themselves to their home region and their private palaces. As a result, kings and emperors continued to travel around the empire well into modern times,<ref>Karl Otmar von Aretin: ''Das Reich ohne Hauptstadt?'' (The empire without a capital?), in: ''Hauptstädte in europäischen Nationalstaaten'' (Capitals in European nation states), ed T Schieder & G Brunn, Munich/Vienna, 1983, pp. 1-29</ref> using their temporary residences ''([[Kaiserpfalz]])'' as transit stations for their ''[[itinerant court]]s''. From the late Middle Ages onwards, the weakly fortified ''pfalzen'' were replaced by [[imperial castle]]s. It was only King [[Ferdinand I, Holy Roman Emperor|Ferdinand I]], the younger brother of the then Emperor Charles V, who moved his main residence to the Vienna [[Hofburg]] in the middle of the 16th century, where most of the following Habsburg emperors subsequently resided. However, Vienna never became the official capital of the empire, just of a Habsburg hereditary state (the [[Archduchy of Austria]]). The emperors continued to travel to their elections and coronations at [[Frankfurt]] and [[Aachen]], to the [[Imperial Diet (Holy Roman Empire)|Imperial Diets]] at diffent places and to other occasions. The [[Perpetual Diet of Regensburg]] was based in [[Regensburg]] from 1663 to 1806. [[Rudolf II, Holy Roman Emperor|Rudolf II]] resided in [[Prague]], the [[Wittelsbach]] emperor [[Charles VII, Holy Roman Emperor|Charles VII]] in Munich. A German capital in the true sense only existed in the Second [[German Empire]] from 1871, when the [[Kaiser]], [[Reichstag (German Empire)|Reichstag]] and [[Chancellor of Germany#Chancellor of the German Reich|Reichskanzler]] resided in [[Berlin]].-->
 
==== Kapitalisme perdana ====