Suku Melayu Basemah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hdryn (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Abcdef242526 (bicara | kontrib)
k Abcdef242526 memindahkan halaman Suku Basemah ke Suku Melayu Basemah: Judul salah eja
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(41 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{ethnic group|
|group = Basemah / Besemah / Pasemah / Pesemah
|image = COLLECTIE TROPENMUSEUM Dansende vrouw te Muara Empajang Pasemah Zuid-Sumatra TMnr 10002801.jpg
|poptime = 450.000 jiwa<ref>[http://www.sabda.org/misi/profilo_isi.php?id=51 Populasi suku Besemah]</ref>
|popplace = [[Kabupaten Empat Lawang|Empat Lawang]]<br, />[[Kabupaten Lahat|Lahat]]<br, />[[Ogan Komering Ulu]]<br, />[[Kota Pagar Alam]]<br, />[[Kabupaten Muara Enim|Muara Enim]]
|langs = [[Bahasa Basemah|Basemah]]{{br}}[[Bahasa Indonesia|Indonesia]]{{br}}[[Bahasa Melayu|Melayu]]
|rels = [[Islam]]
{{br}}[[Bahasa Melayu Tengah]]
|related = [[Suku Lintang|Lintang]] {{•}} [[Suku Serawai|Serawai]] {{•}} [[Suku Kaur|Kaur]] {{•}} [[Suku Palembang|Palembang]] {{•}} [[Suku Ogan|Ogan]]
|rels=[[Islam]]<br />[[Kristen Protestan]]<br />[[Kristen Katolik]]
|related=[[Suku Melayu]]{{br}}[[Suku Serawai]]{{br}}[[Suku Lembak]]
}}
'''Suku Besemah''' ([[Kamus Besar Bahasa Indonesia|KBBI]]: '''suku Basemah''')<ref>[http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Basemah Kamus Besar Bahasa Indonesia: Basemah]</ref> atau '''[[suku Pasemah]] / Pasemah''' adalah suku bangsa yang mendiami wilayah [[Kota Pagaralam]], [[kabupaten Empat Lawang]], [[kabupaten Lahat]], [[Ogan Komering Ulu]], dan [[Muara Enim]]. Suku ini secara umum bermukim di sekitar kawasan gunung berapi yang masih aktif, [[gunung Dempo]]. Suku bangsa ini juga banyak yang merantau ke daerah-daerah di [[Provinsi Bengkulu]]. Suku Besemah merupakan salah satu dari 2 suku pokok yang ada di [[Sumatera Selatan]] yaitu suku [[Melayu]] & [[Komering]]. Dua suku ini adalah suku asli yang berasal dan sudah ratusan tahun tinggal di Sumatera Selatan.
 
'''Suku Besemah''' ([[Kamus Besar Bahasa Indonesia|KBBI]]: '''suku Basemah{{PAGENAME}}''')<ref>[http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Basemah Kamus Besar Bahasa Indonesia: Basemah]</ref> atau juga disebut '''[[sukuMelayu Pasemah]]Besemah''' /, '''Besemah''', '''Pasemah''', atau '''Pesemah''', adalah [[suku bangsa]] yang mendiami wilayah [[Kotakota Pagaralam]], [[kabupaten Empat Lawang]], [[kabupaten Lahat]], [[Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan|Ogan Komering Ulu Selatan]], dan [[Muara Enim]]. Suku ini secara umum bermukim di sekitar kawasan [[gunung berapi]] yang masih aktif, [[gunung Dempo]]. Suku bangsa ini juga banyak yang merantau ke daerah-daerah di [[Provinsiprovinsi Bengkulu]]. Suku BesemahPasemah merupakan salah satu dari 2 suku pokokbangsa asli yang adaberasal didari wilayah [[Sumatera Selatan]] yaituyang memiliki kerabatan dengan suku [[suku Melayu|Melayu]] &dan [[suku Komering|Komering]]. Dua suku ini adalah suku asli yang berasal danjuga sudah ratusan tahun tinggal di [[Sumatera Selatan]].
Suku Besemah yang sekarang paling identik tinggal di Kota [[Pagar Alam]], [[Lahat]], [[Muara Enim]], [[Ogan Komering Ulu]] dan [[Empat Lawang]]. Empat Lawang merupakan kabupaten baru pemerkaran dari Kabupaten Lahat. Sedangkan di daerah Muara Enim terdapat juga kerabat suku Basemah yaitu [[Semende]], kurang lebih 50 km dari Kota Muara Enim.
 
== Asal-usul ==
Masyarakat Suku Besemah yang hidup di sekitar gunung [[Dempo]] sebagian besar merupakan petani dengan mengelola kebun dan sawah. Tanaman kopi adalah yang terbanyak. Saat ini pun daerah ini masih menjadi sentra produksi kopi di Sumatera Selatan. Kopi Semendo adalah salah satu kopi yang paling dicari oleh para penikmat kopi. Sedangkan tanaman lainnya adalah sayuran. Kota Pagar Alam sebagai sentral sayuran sepeti kobis, wortel, cabe, daun bawang, seledri, dan lain-lain.
Suku BesemahPasemah yang sekarang paling identik tinggal diadalah Kota [[Pagar Alam]], [[Lahat]], [[Muara Enim]], [[Ogandan KomeringEmpat Ulu]] danLawang. [[Empat Lawang]]. Empat Lawang merupakan kabupaten baru pemerkaran dari [[Kabupaten Lahat]]. Sedangkan di daerah Muara Enim terdapatyang juga kerabatmerupakan suku Basemah yaituadalah [[Semende]]daerah sekitar Semendo, kurang lebih 50 km50km dari Kotakota [[Muara Enim]].
 
Suku Pasemah di [[Bengkulu|Provinsi Bengkulu]] dapat dibedakan atas dua kelompok, yaitu Pasemah Kedurang dan Pasemah Padang Guci. Kedua kelompok ini mempunyai cerita yang berbeda mengenai asal-usul mereka.<ref name=":0">{{Cite book|last=Melalatoa|first=Junus|date=1995|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/7479/|title=Ensiklopedi Bangsa Di Indonesia|location=CV. EKA PUTRA|pages=662|url-status=live}}</ref>
* ''Suku Besemah yang hidup di sekitar Gunung Patah di wilayah Sumatera Selatan, memiliki 2 tradisi/2 adat yang berlaku pada tradisi masyarakat matrilineal & pada masyarakat patrilineal. Tradisi matrilineal berlaku pada marga Semende Darat.''
 
* ''Meskipun memiliki 2 tradisi atau 2 adat, tapi peranan dan posisi perempuan tetap sama di keluarga maupun masyarakat. Perempuan dan laki-laki bekerjasama mengurus rumah, sawah, kebun, dan akses terhadap hutan, termasuk pula terhadap hukum adat.''
Suku Pasemah Kedurang berasal dari daerah Pasemah Lehar di Sumatera Selatan, dan kini mereka terutama menyebar di wilayah Kecamatan Manna. Orang Pasemah Padang Guci berasal dari daerah Lahat danTanjung Enim di Sumatera Selatan, dan kini mereka terutama menyebar di Kecamatan Manna, Kaur Utara, dan Kaur Tengah.<ref name=":0" />
* ''Tradisi matrilineal di marga Semende Daghat/darat sebagai simbol penghormatan terhadap alam yang mereka ibaratkan sebagai ibu. Semua kekayaan alam itu dari ibu kembali ke ibu.''
 
* ''Falsafah hidup Suku Pasemah yang mengatakan “tidak dapat membantu, tapi jangan merusak jadilah”. Falsafah ini sama seperti sikap alam terhadap makhluk hidup, khususnya manusia.''<ref>{{Cite web|title=Mongabay.co.id|url=https://www.mongabay.co.id/|website=www.mongabay.co.id|language=en-US|access-date=2020-10-28}}</ref>
Di wilayah "asalnya" di Sumatera Selatan, persebaran orang Pasemah dapat dilihat dari persebaran bahasa yang mereka pergunakan. Bahasa Pasemah, yang disebut juga hahasa Basemah. termasuk rumpun bahasa Melayu.
 
Masyarakat Suku BesemahPasemah yang hidup di sekitar gunung [[Dempo]] sebagian besar merupakan petani dengan mengelola [[kebun dan sawah]]. Tanaman kopipokok adalah yang terbanyak. Saat ini pun daerah ini masih menjadi sentra produksi kopi di Sumatera Selatan. Kopi Semendo adalah salah satu kopi yang paling dicari oleh para penikmat kopi. Sedangkan tanaman lainnya adalah sayuran., Kota Pagar Alam sebagai sentral sayuran sepeti kobis, wortel, cabe, daun bawang, seledri, dan lain-lain.
 
* ''Suku BesemahBasemah yang hidup di sekitar Gunung Patah di wilayah Sumatera Selatan, memiliki 2dua tradisi/2 adat yang berlaku pada tradisi masyarakatyakni matrilineal & pada masyarakatdan patrilineal. Tradisi matrilineal berlaku pada marga Semende Daratdaghat (darat).''
* ''Meskipun memiliki 2dua tradisi atau 2 adat, tapi peranan dan posisi perempuan tetap sama di keluarga maupun masyarakat. Perempuan dan laki-laki bekerjasama mengurus rumah, sawah, kebun, dan akses terhadap hutan, termasuk pula terhadap hukum adat.''
* ''Tradisi matrilineal di marga Semende Daghat/daratDarat sebagai simbol penghormatan terhadap alam yang mereka ibaratkan sebagai ibu. Semua kekayaan alam itu dari ibu kembali ke ibu.''
* ''Falsafah hidup Suku PasemahBasemah yang mengatakan “tidak dapat membantu, tapi jangan merusak jadilah”. Falsafah ini sama seperti sikap alam terhadap makhluk hidup, khususnya manusia.''<ref>{{Cite web|title=Mongabay.co.id|url=https://www.mongabay.co.id/|website=www.mongabay.co.id|language=en-US|access-date=2020-10-28}}</ref>
 
== Sistem kekeluargaan ==
 
==== Sistem pernikahan ====
Mereka mengenal variasi dalam adat pemikahan dan penarikan garis keturunan. Dalam perkawinan, dikenal adat ambil anak dengan adat menetap nikah matrilokal. Pada perkawinan semacam ini pihak laki-laki tidak membayar uang jujur kepada pihak perempuan. Selain itu, ada adat ambil anak penantian dengan adat menetap nikah matrilokal. Sang suami menetap di lingkungan kerabat istri sampai anak laki-laki mereka dewasa dan berumah tangga. Berdasarkan kedua macam adat di atas, mereka menarik garis keturunan acara matrilineal.
 
Adat lain adalah kawin belaki dengan adat menetap nikah patrilokal dan penarikan garis keturunan secara patrilineal. Dalam adat perkawinan semacam ini pihak laki-laki membayar uang jujur dan biaya perkawinan pun ditanggung pihak laki-laki. Adat lain adalah semendean dengan adat menetap nikah neolokal. Dalam sistem adat ini tidak ada uang jujur dan biaya perkawinan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.
 
==== Sistem kemasyarakatan ====
Suku Pasemah tidak berbeda jauh dengan sistem kemasyarakatan kelompok masyarakat lain di Bengkulu. Mereka mengenal wilayah kemargaan yang dipimpin oleh seorang pasirah. Orang Pasemah umumnya adalah pemeluk agama Islam. Walaupun demikian, sisa-sisa kepercayaan lama masih terlihat dalam beberapa bidang kehidupan. Selain mempercayai adanya makhluk halus dan kekuata gaib, orang Pasemah juga menjalankan berbagai upacara adat yang dihubungkan dengan kepercayaan tersebut.<ref name=":1">{{Cite book|last=Melalatoa|first=Junus|date=1995|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/7479/|title=Ensiklopedi Suku Bangsa Di Indonesia|publisher=CV. EKA PUTRA|pages=663|url-status=live}}</ref>
 
== Mata pencaharian hidup ==
Sekarang ini mata pencaharian utama suku Pasemah adalah menanam padi. Mereka mengenal dua jenis sawah, yaitu sawah tadah hujan dan sawah payau atau rawa-rawa. Berkebun kopi dikerjakan dengan cara membuka hutan. Sistem perladangan ini dilakukan dengan cara sederhana. Daerah ini juga menghasilkan buah-buahan dan sayur-sayuran. Pekerjaan lainnya adalah betemak dan menangkap ikan di sungai. Sebagian masyarakat mengenal seni kerajinan menganyam rotan dan bambu.<ref name=":1" />
 
== Lihat pula ==
Baris 27 ⟶ 47:
{{reflist}}
 
== Daftar pusakapustaka ==
*Brigitte Khan Majlis. Catalogue// Art Institute of Chicago Museum Studies. — 1966. — Vol.33 — № 2. pp. 28—112.
*Edwin M. Sumatra. Its History and People/ Edwin M. // Artibus Asiae. — 1937. — Vol.7— № 2. — pp. 290—296.
*Miksic J. Classical Archaeology in Sumatra/ Miksic J. // Indonesia.  — 1966.— Vol. 30.— pp. 42—66.
 
== Pranala luar ==
Baris 36 ⟶ 56:
* [https://www.jstor.org/stable/20205555 Brigitte Khan Majlis. Catalogue// Art Institute of Chicago Museum Studies. — 1966. — Vol.33 — № 2. pp. 28—112.]
* [https://www.jstor.org/stable/3250398 Edwin M. Sumatra. Its History and People/ Edwin M. // Artibus Asiae. — 1937. — Vol.7— № 2. — pp. 290—296.]
* [https://www.jstor.org/stable/3350825 Miksic J. Classical Archaeology in Sumatra/ Miksic J. // Indonesia.  — 1966. — №30.— pp. 42—66.]
 
{{Suku bangsa di Indonesia}}
{{suku-stub}}
 
[[Kategori:SukuKelompok bangsaetnik di Indonesia|Besemah]]
[[Kategori:Besemah]]