Islam Yes, Partai Islam No: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
GuerraSucia (bicara | kontrib)
spesifikasi lokasi
Anangyb001 (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala
 
(29 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{italic title}}
'''Islam Yes, Partai Islam No''' adalah sebuah slogan yang dicetuskan oleh cendekiawan Muslim [[Indonesia]] [[Nurcholish Madjid]] dalam pidatonya di [[Taman Marzuki Ismail]] (TIM), [[Jakarta]], pada 1970.<ref>{{Cite news|url=https://www.nytimes.com/2002/03/16/world/the-saturday-profile-an-islamic-scholar-s-lifelong-lesson-tolerance.html|title=THE SATURDAY PROFILE; An Islamic Scholar's Lifelong Lesson: Tolerance|last=Perlez|first=Jane|date=2002-03-16|work=The New York Times|access-date=2019-11-13|language=en-US|issn=0362-4331}}</ref><ref name="voa">{{Cite web|url=https://www.voaindonesia.com/amp/islam-yes-partai-islam-no-cak-nur-masih-relevan-/4548600.html|title="Islam Yes, Partai Islam No" Cak Nur Masih Relevan|website=www.voaindonesia.com|access-date=2019-11-13}}</ref> Pernyataan ini kemudian sering digunakan di Indonesia sebagai sebuah slogan yang telah membantu melawan anggapan bahwa orang Muslim yang tidak memilih partai Islam itu dosa.<ref>Nader Hashemi, ''Islam, secularism, and liberal democracy'' (Oxford University Press, USA, March 11, 2009) p. 163</ref><ref name="ips">{{Cite web|url=http://www.ipsnews.net/2004/03/politics-indonesia-islamic-parties-woo-votes-but-chances-poor/|title=POLITICS-INDONESIA: Islamic Parties Woo Votes, But Chances Poor {{!}} Inter Press Service|website=www.ipsnews.net|access-date=2019-11-13}}</ref>
[[File:Emha Ainun Nadjib, Nurcholish Madjid, Abdurrahman Wahid, Yusril Ihza Mahendra.jpg|thumb|Nurcholish Madjid pada sebuah acara di Jakarta pada tahun 1998 (baju putih dari kiri)]]
 
'''''Islam Yes, Partai Islam No''''' adalah sebuah slogan yang dicetuskan oleh cendekiawan Muslim [[Indonesia]] [[Nurcholish Madjid]] dalam pidatonya di [[Taman Marzuki Ismail Marzuki]] (TIM), [[Jakarta]], pada 1970.<ref>{{Cite news|url=https://www.nytimes.com/2002/03/16/world/the-saturday-profile-an-islamic-scholar-s-lifelong-lesson-tolerance.html|title=THE SATURDAY PROFILE; An Islamic Scholar's Lifelong Lesson: Tolerance|last=Perlez|first=Jane|date=2002-03-16|work=The New York Times|access-date=2019-11-13|language=en-US|issn=0362-4331}}</ref><ref name="voa">{{Citecite web | last=Bhagaskoro | first=Ahmad | title="Islam Yes, Partai Islam No" Cak Nur Masih Relevan | website=voaindonesia.com | date=August 28, 2018 | url=https://www.voaindonesia.com/amp/islam-yes-partai-islam-no-cak-nur-masih-relevan-/4548600.html |title archive-url="Islamhttps://web.archive.org/web/20210119175632/https://www.voaindonesia.com/amp/islam-yes-partai-islam-no-cak-nur-masih-relevan-/4548600.html Yes,| Partaiarchive-date=January Islam19, No"2021 Cak| Nururl-status=unfit Masih Relevan|website language=www.voaindonesia.comid | access-date=2019-December 11-13, 2021}}</ref> Pernyataan ini kemudian sering digunakan di Indonesia sebagai sebuah slogan yang telah membantu melawan anggapan bahwa orang Muslim yang tidak memilih partai Islam itu dosa.<ref>Nader Hashemi, ''Islam, secularism, and liberal democracy'' (Oxford University Press, USA, March 11, 2009) p. 163</ref><ref name="ips">{{Cite web|url=http://www.ipsnews.net/2004/03/politics-indonesia-islamic-parties-woo-votes-but-chances-poor/|title=POLITICS-INDONESIA: Islamic Parties Woo Votes, But Chances Poor {{!}} Inter Press Service|website=www.ipsnews.net|access-date=2019-11-13}}</ref>
 
==Latar Belakang==
Pada 1950-an, partai-partai Islam di Indonesia menyebarkan pandangan bahwa umat Islam hanya boleh memilih "partai Islam" (partai-partai Islam). Banyak ulama Muslim bergabung dalam perlombaan yang menggarisbawahi pendekatan yang menyebarkan gagasan bahwa suara Islam terkait dengan "akhirat di surga" pemilih. Dengan latar belakang inilah cendekiawan Muslim terkemuka Nurcholish Madjid meluncurkan slogan “Islam ya, partai Islam tidak” pada tahun 1970-an. Slogan tersebut menjadi sangat populer dan akhirnya memungkinkan pemilih Muslim untuk memisahkan agama mereka dari orientasi politik mereka. Muslim di Indonesia sejak itu menjadi lebih nyaman memilih partai sekuler.<ref name="ips"/>
 
==Indikasi teoretis==
Menjunjung tinggi pandangan bahwa tidak ada yang suci tentang urusan negara Islam, partai Islam atau ideologi Islam, Madjid berpendapat bahwa umat Islam oleh karena itu tidak boleh disalahkan atas sekularisasi persepsi mereka tentang masalah-masalah duniawi ini.<ref>Abdullahi Ahmed An-Na 'im,''Islam and the secular state'' (Harvard University Press, 30 Juni 2009) hal. 254</ref>
 
Dia mengkritik gagasan bergabung dengan organisasi manusia, yaitu, [[partai politik]], kepada Tuhan yang menuntut sanksi ilahi untuk kepentingan kecil mereka. Dia berargumen bahwa partai politik yang mengeksploitasi nama Islam dengan menyamakan agenda manusia dengan kehendak Tuhan adalah penyembah berhala.<ref>* {{cite web | title=Indonesia dan Masa Depan Islam | website=Stratfor | date=11 Desember 2021 | url=https://worldview.stratfor.com/article/indonesia-and-future-islam | archive-url=https://web.archive.org/web/20211211150314/https://worldview.stratfor.com/article/indonesia-and-future-islam | archive-date=11 Desember 2021 | url-status=hidup | ref={{sfnref | Stratfor | 2021}} | access-date=11 Desember 2021}}</ref>
 
Dia menegaskan bahwa [[Islam]] dan partai-partai Islam tidak identik satu sama lain, karena Islam tidak dapat direduksi menjadi ideologi politik belaka.<ref>{{Cite web|url=https://poskotanews.com/2017/03/23/islam-yes-partai-islam-no-pemikiran-nurcholis-madjid-diamini-ahok/|title=Islam Yes, Partai Islam No, Pemikiran Nurcholis Madjid Diamini Ahok|date=2017-03-23|website=Poskota News|language=en|access-date=2019-11-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20191220203654/https://poskotanews.com/2017/03/23/islam-yes-partai-islam-no-pemikiran-nurcholis-madjid-diamini-ahok/|archive-date=2019-12-20|url-status=dead}}</ref> Dalam pandangan Madjid, mengidentifikasi Islam dan partai-partai Islam tidak hanya salah, tetapi juga berbahaya. Karena jika suatu saat, dan ini sudah terjadi, para politisi dari partai-partai Islam melakukan tindakan keji, maka Islam sebagai agama bisa dianggap tercela. Begitu juga jika sebuah partai Islam kalah, maka Islam akan terlihat kalah. Dalam konteks ini, menyadari kekeliruan yang dirasakan dalam mengislamkan sistem politik, Madjid memperkenalkan slogan tersebut sebagai bentuk kritik terhadap sebagian masyarakat Islam yang menjadikan partai Islam sah dan sakral di mata masyarakat Indonesia.<ref>{{cite web | title=Muslim democrats at work from Indochina to Tunisia | website=nationthailand | date=2012 | url=https://www.nationthailand.com/opinion/30175275 | archive-url=https://web.archive.org/web/20211211151015/https://www.nationthailand.com/opinion/30175275 | archive-date=December 11, 2021 | url-status=live | ref={{sfnref | nationthailand | 2012}} | access-date=December 11, 2021}}</ref><ref>* {{cite web | title=Islam Yes, Partai Islam No! | website=GEOTIMES | date=2018 | url=https://geotimes.id/opini/islam-yes-partai-islam-no/ | archive-url=https://web.archive.org/web/20211211151148/https://geotimes.id/opini/islam-yes-partai-islam-no/ | archive-date=December 11, 2021 | url-status=live | language=id | ref={{sfnref | GEOTIMES | 2018}} | access-date=December 11, 2021}}</ref>
 
==Dampak politik==
Pandangan yang disampaikan Madjid hampir bersamaan dengan [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1971]].
 
Entah kebetulan atau tidak, pandangan Madjid sepertinya sejalan dengan apa yang ada di benak masyarakat. Hal ini terlihat dari cerminan pilihan rakyat pada pemilu 1971. Hasil pemilu menunjukkan bahwa partai-partai Islam mengalami kekalahan telak. Ini juga menjadi akhir dari perjalanan panjang partai-partai Islam sejak 1955. Sebaliknya, ini adalah awal pembaruan Islam di Indonesia.<ref>{{cite web | last=Paramadina | first=PUSAD | title=40 Tahun ‘Islam Yes Partai Islam No’ Diperingati | website=paramadina-pusad.or.id | date=December 11, 2021 | url=https://www.paramadina-pusad.or.id/40-tahun-islam-yes-partai-islam-no-diperingati/ | archive-url=https://web.archive.org/web/20211211151536/https://www.paramadina-pusad.or.id/40-tahun-islam-yes-partai-islam-no-diperingati/ | archive-date=December 11, 2021 | url-status=unfit | language=id | access-date=December 11, 2021}}</ref>
 
Banyak pemimpin partai Islam menuduh Nurcholish 'mengkhianati' tujuan Islam.<ref>{{cite web | last=Paramadina | first=PUSAD | title=Nurcholish Madjid: Remembering Indonesia’s Pre-eminent Islamic Reformer | website=PUSAD Paramadina | date=2021 | url=https://www.paramadina-pusad.or.id/nurcholish-madjid-remembering-indonesias-pre-eminent-islamic-reformer/ | archive-url=https://web.archive.org/web/20211211151704/https://www.paramadina-pusad.or.id/nurcholish-madjid-remembering-indonesias-pre-eminent-islamic-reformer/ | archive-date=December 11, 2021 | url-status=live | access-date=December 11, 2021}}</ref>
 
==Relevansi zaman modern==
[[Dawam Rahardjo]], seorang pemikir Muslim terkemuka dari Indonesia, percaya bahwa slogan yang diajukan oleh Madjid pada tahun 1970 dimotivasi oleh masalah seputar Islam dan afiliasi politik umat Islam saat itu. Pasalnya, partai-partai Islam yang mewakili umat Islam di arena politik saat itu belum mampu menampilkan Islam sebagai [[gerakan politik]] yang berwibawa. Sebagian yang lain juga sependapat bahwa Madjid menentang politik Islam karena melihat kondisi partai-partai Islam yang belum aspiratif dan karena partai-partai Islam masih belum bisa 'membumikan' bahasa agama dengan baik ke dalam pluralitas masyarakat Indonesia. Namun, banyak tokoh agama di Indonesia masih percaya bahwa pemikiran Madjid dan jargon-jargonnya yang terkenal masih relevan dengan situasi modern.<ref name="voa"/>
 
==Lihat pula==
Baris 7 ⟶ 30:
==Referensi==
{{Reflist}}
{{Islam di Indonesia-stub}}
 
[[Kategori:Islam di Indonesia]]