Candi Ngetos: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(10 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Historic building
|image=Candi Ngetos A.JPG
'''Candi Ngetos''' adalah [[Candi]] [[Hindu]] yang berada di [[Ngetos, Nganjuk|Ngetos]], [[Nganjuk]], [[Jawa Timur]]. Candi ini didirikan pada abad ke-15 pada zaman kerajaan [[Majapahit]].▼
|image_size=200px
|caption= Candi Ngetos
|name= Candi Ngetos
|map_type=
|map_size=
|latitude=
|longitude=
|location= [[Ngetos, Nganjuk|Ngetos]], [[Nganjuk]], [[Jawa Timur]]
|location_town=[[Kabupaten Nganjuk]]
|location_country={{flag|Indonesia}}
|architect= [[Majapahit]]
|client=
|engineer=
|construction_start_date=
|completion_date= abad ke-15
|date_demolished=
|cost=
|structural_system=
|style= [[Candi]] [[Jawa Timur|Jawa Timuran]]
|size=
}}
▲'''Candi Ngetos''' adalah [[Candi]] [[Hindu]] yang berada di [[Ngetos, Nganjuk|Ngetos]], [[Nganjuk]], [[Jawa Timur]]. Candi ini didirikan pada abad ke-15 pada zaman kerajaan [[Majapahit]]. Candi Ngetos dibangun dengan menggunakan sistem menumpuk batu bata hingga ketinggian tertentu selanjutnya diteruskan dengan mengukirnya dari atas terus turun ke bawah.
== Letak Geografis dan Wujud Fisik ==
Baris 6 ⟶ 29:
Candi Ngetos terletak di Desa Ngetos, Kecamatan [[Ngetos, Nganjuk|Ngetos]], sekitar 17 kilometer arah selatan kota [[Nganjuk]]. Bangunannya terletak ditepi jalan beraspal antara [[Kuncir]] dan Ngetos. Menurut para ahli, berdasarkan bentuknya [[candi]] ini dibuat pada abad XV (kelimabelas) yaitu pada zaman kerajaan ([[Majapahit]]). Dan menurut perkiraan, candi tersebut dibuat sebagai tempat pemakaman [[Hayam Wuruk|raja Hayam Wuruk]] dari Majapahit. Bangunan ini secara fisik sudah rusak, bahkan beberapa bagiannya sudah hilang, sehingga sukar sekali ditemukan bentuk aslinya.
Berdasarkan [[arca]] yang ditemukan di candi ini, yaitu berupa arca [[Siwa]] dan arca [[Wisnu]], dapat dikatakan bahwa Candi Ngetos bersifat Siwa–Wisnu. Kalau dikaitkan dengan [[agama]] yang dianut raja Hayam Wuruk, amatlah sesuai yaitu agama Siwa-Wisnu. Menurut seorang ahli ''(
Bangunan utama candi tersebut dari [[batu bata|batu merah]], sehingga akibatnya lebih cepat rusak. Atapnya diperkirakan terbuat dari [[kayu]] (sudah tidak ada bekasnya). Yang masih bisa dilihat tinggal bagian [[induk candi]] dengan ukuran sebagai berikut
* '''Panjang candi''' (9,1 m)
* '''Tinggi Badan''' (5,43 m)
Baris 17 ⟶ 40:
* '''Tinggi Undakan menuju Ruang Candi''' (2,47 m)
* '''Ruang Dalam''' (2,4 m).
Luas halaman Candi Ngetos yang sebenarnya belum diketahui. Melihat keletakan candi pada kemiringan lereng, maka terdapat kemungkinan halaman candi ini bertingkat-tingkat, dan bangunannya terletak di tingkat halaman atas.
== Relief ==
Relief pada Candi Ngetos terdapat empat buah, namun sekarang hanya tinggal satu, yang tiga telah hancur.
Di sebelah kanan dan kiri candi terdapat dua [[relung]] kecil yang di atasnya terdapat ornamen yang mengingatkan pada
Pada bagian tubuhnya di sebelah timur, selatan, dan utara terdapat relung dengan tinggi 2 m dan lebar 0,65 m dalam keadaan kosong. Di sisi barat tubuh candi terdapat dua relung yang ukurannya lebih kecil daripada ketiga relung itu. Di atas relung-relung tersebut terdapat hiasan kala dan di sisi barat di atas kedua relung yang mengapit pintu masuk ada hiasan yang merupakan kepanjangan dari rambut kepala kala yang berada diatas pintu masuk.<ref name="Sedyawati, Edi, 1938"/> Yang menarik, adalah motif kalanya yang amat besar, yaitu berukuran tinggi 2 x 1,8 meter. Kala tersebut masih utuh terletak disebelah selatan. Wajahnya menakutkan, dan ini menggambarkan bahwa kala tersebut mempunyi kewibawaan yang besar dan agaknya dipakai sebagai penolak bahaya. Motif kala semacam ini didapati hampir pada seluruh percandian di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Motif ini sebenarnya berasal dari India, kemudian masuk Indonesia pada Zaman Hindu. Umumnya, di Indonesia motif semacam ini terdapat pada pintu-pintu muka suatu percandian.
== Arca Candi ==
Di Candi Ngetos sekarang ini tidak didapati lagi satu arcapun. Namun menurut penuturan beberapa penduduk yang dapat
== Cerita Rakyat ==
Candi Ngetos, yang sekarang tinggal bangunan induknya yang sudah rusak itu, dibangun atas prakarsa raja Hayam Wuruk. Tujuan pembuatan candi ini sebagai tempat penyimpanan abu jenasahnya jika kelak wafat. Hayam Wuruk ingin dimakamkan di situ karena daerah Ngetos masih termasuk wilayah [[Majapahit]] yang menghadap [[Gunung Wilis]], yang seakan-akan disamakan dengan [[Gunung Mahameru]]. Pembuatannya diserahkan pada pamannya [[Ngatas Angin|raja Ngatas Angin]], yaitu [[Raden Condromowo]], yang kemudian bergelar [[Raden Ngabei Selopurwotoo]]. Raja ini mempunyai seorang patih bernama [[Raden Bagus Condrogeni]], yang pusat kepatihannya terletak disebelah barat Ngatas Angin, kira-kira berjarak 15
Diceritakan, bahwa Raden Ngabei Selopurwoto mempunyai keponakan yang bernama Hayam Wuruk yang menjadi Raja di [[Majapahit]]. [[Hayam Wuruk]] semasa hidup sering mengunjungi pamannya dan juga [[Candi Lor]]. Wasiatnya kemudian, nanti ketika Hayam Wuruk wafat, jenasahnya dibakar dan abunya disimpan di Candi Ngetos. Namun bukan pada candi yang sekarang ini, melainkan pada candi yang sekarang sudah tidak ada lagi.
Baris 35 ⟶ 60:
Konon ceritanya pula, di Ngetos dulu terdapat dua buah candi yang bentuknya sama (kembar), sehingga mereka namakan [[Candi Tajum]]. Hanya bedanya, yang satu lebih besar dibanding lainnya. [[Krom]] juga berpendapat, bahwa disekitar candi Ngetos ini terdapat sebuah Paramasoeklapoera, tempat pemakaman Raja Hayam Wuruk. Mengenai kata Tajum dapat disamakan dengan Tajung, sebab huruf “ng” dapat berubah menjadi huruf “m” dengan tanpa berubah artinya. Misalnya Singha menjadi Simha dan akhirnya Sima. Hal ini sesuai dengan pendapat Soekmono yang menyatakan bahwa setelah Hayam Wuruk meninggal dunia, maka makamnya diletakkan di Tajung, daerah Berbek, Kediri.
Selanjutnya diceritakan, bahwa Raja Ngatas Angin R. Ngabei Selupurwoto mempunyai saudara di Kerajaan Bantar Angin Lodoyo (Blitar) bernama Prabu Klono Djatikusumo, yang kelas digantikan oleh Klono Joyoko. Raja-raja ini ditugaskan oleh Hayam Wuruk untuk membuat kompleks percandian. Raden Ngabai Selopurwoto di kompleks Ngatas Angin menugaskan [[Empu Sakti Supo (Empu Supo)]] untuk membuat kompleks percandian di Ngetos. Karena kesaktiannya maka dalam waktu yang tidak terlalu lama tugas tersebut dapat diselesaikan sesuai petunjuk.
== Rujukan ==
<references />{{commonscat|Candi Ngetos}}
[[Kategori:Kabupaten Nganjuk]]
|