Hassasin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Manggadua (bicara | kontrib)
 
(2 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 3:
{{Ismailiyah}}
[[Berkas:Assassins2-alamut.jpg|jmpl|Benteng Hassasin di [[Alamut]].]]
'''Hassasin''', [[bahasa Arab]] الحشاشين, transliterasi "Al-Hasyāsyīn", (juga disebut '''Hasyisyin''', ''' Hasyasyiyyin''', ''Hasysyasyin'' atau '''Assassin''') adalah salah satu cabang dari [[Syi'ah]] [[Ismailiyah]]. Mereka mendirikan beberapa pemukiman di [[Iran]], [[Irak]], [[Suriah]] dan [[Lebanon]] di bawah pemimpipemimpin karismatik [[Hassan-i Sabbah]]. Mereka mengirim orang yang berdedikasi untuk membunuh pemimpin-pemimpin penting baik dari sisi [[Gereja Katolik Roma|Latin]]/[[Orang Franka|Franka]] dalam [[Perang Salib|perang salib]] maupun sisi [[Sunni]], yang dianggap mereka sebagai "kaum kafir perebut takhta."<ref>Lewis, p.145</ref>
 
== Etimologi ==
Sekte ini menyebut dirinya ''[[al-Da'wa al-Jadīda]]'', dari [[bahasa Arab]] yang artinya ''panggilan baru'', kebalikan dari [[slogan]] kelompok [[Fatimiyah]] ''panggilan lama''.
Nama Hasyasyin oleh beberapa orang diartikan sebagai ''pengikut Hassan'' (pemimpin kelompok persia ini yang bernama [[Hassan-i Sabbah|Hassan-i Sabah]]). meskipun ini masih diperdebatkan. Variasi terkini tentang teori ini, dijelaskan oleh Edward Burman, bahwa julukan tersebut diberikan oleh para pengkritik kelompok [[Nizari]] yang mencurigai kelompok rahasia ini, serta pelaksanaan konsep filosofi dan teologi mereka yang [[heterodoks]].{{fact}}
 
Pandangan umum ini bisa jadi memengaruhi pendapat para pelaku perang salib, dan tentunya juga kisah perjalanan [[Marco Polo]] ke benteng Alamut pada tahun 1273 juga menyebutkan tentang hal ini. Karena salah satu atau kedua sumbar inilah kata 'assasin' yang telah artinya telah terdistorsi masuk ke dalam [[kosakata]] bahasa Barat.{{fact}}
 
Meskipun demikian, etimologi yang paling diterima mengenai kata ''assasin'' adalah dari kata ''Hassan (Hassan-i Sabbah) dan pengikutnya'', dan begitu adanya selama berabad-abad. Keriuhan di sekitar versi Hasish dimulai oleh seorang [[Orientalisme|orientalis]] bangsa Prancis, Silvestre De Sacy, yang pada tanggal 7 juli 1809 mengadakan kuliah di ''Institute of France'', dia mengutip kembali kisah [[Marco Polo]] tentang narkotika & sekte ini, serta menghubungkannya dengan kata ini. Herannya teori ini mendapatkan kesuksesan yang sangat besar, dan masih digunakan hingga saat ini.<ref>Jacques Boudet, ''les mots de l'histoire'', Ed. Larousse-Bordas, Paris</ref>
 
Banyak [[cendekiawan]] berargumen, dan dengan sangat meyakinkan, bahwa julukan 'pemakan hashish' atau 'pengambil hashish' diberikan oleh lawan dari kelompok Ismaili dan tidak pernah digunakan dalam kisah-kisah atau sumber-sumber [[muslim]]. Karenanya istilah ini diartikan secara negatif sebagai 'musuh' atau 'orang-orang yang tidak terhormat'. Pengertian istilah ini berlaku hingga zaman modern sebagaimana kata Hasyashin di [[Mesir]] pada tahun 1930-an yang berarti 'berisik atau rusuh'. Sangatlah tak mungkin Hassan-i Sabbah yang taat terlibat dalam pengambilan narkotik, tidak disebutkan adanya narkotik hashish terkait para pembunuh [[Persia (disambiguasi)|Persia]] ini, khususnya di perpustakaan Alamut (''the secret archives''),<ref>Edward Burman, ''The Assassins - Holy Killers of Islam'', Ed. Crucible, Wellingborough, 1987)</ref> dan menyebut mereka ''hash-ishiyun'', "penyedot hashish". Beberapa orientalis mengira ini adalah asal dari kata ''assassin'', yang dalam banyak bahasa [[Eropa]] artinya lebih mengerikan, tetapi kenyataannya berbeda. Menurut teks yang kami dapat dari Alamut, Hassan-i Sabbah biasa menyebut pengikutnya '''Asasiyun''', yang berarti orang-orang yang taat pada '''asas''', artinya 'dasar' dari keyakinan. Inilah kata, yang disalah artikan oleh para pengelana asing, yang kelihatannya mirip dengan kata "Hashish".<ref>Amin Maalouf, ''Samarkand'', Interlink Publishing Group, New York, 1998</ref>
 
== Sejarah ==
Meskipun menjadi minoritas di dalam minoritas, sekte [[Ismailiyah]], di bawah pimpinan para imamnya, telah berhasil membangun gerakan rahasia bawah tanah yang berkelanjutan terhadap [[kekhalifahan Abbasiyah]]. Mereka bermaksud merealisasikan gagasan-gagasan revolusioner mereka dengan cara membangun negara [[Syiah]] pertama, [[Kekhalifahan Fathimiyah|Kekhalifahan Fatimiyah]], di sepanjang [[Mediterania]] dan [[Levant]], dengan ibu kotanya [[Kairo]]. Kerajaan ini bertujuan untuk melakukan terobosan ilmiah dan sosial terhadap masyarakatnya, termasuk kebebasan beragama, dan memang, kelompok Fatimiyah berjasa dalam beberapa kemajuan besar pada masa kejayaan Islam.
 
Pada tahun 1904, ketika [[Khalifah Fatimiah VIII]] dan imam kelompok Ismailiyah Maad al-Mustansir Billah sakit di [[Kairo]], Wazirnya yang berpengaruh, Al-Afdal, mengambil alih kekuasaan negara dan menunjuk anak bungsu khalifah, Al- Musta'i (ipar sang wazir) sebagai [[khalifah]], dalam sebuah kudeta di [[istana]]. Nizar, sang pewaris kekuasaan yang sebenarnya, pergi ke Alexandriae, di saat dia mendapat dukungan kuat dan lalu memimpin perlawanan,tetapi kemudian dikalahkan dan dibunuh atas perintah saudaranya. Hal ini menyebabkan perpecahan di kalangan Ismailiyah, dan para pendukung Nizar, yang dijuluki kaum [[Nizari]], pindah ke timur dan melanjutkan perjuangan mereka di bawah pimpinan mereka si penyeru dari Persia yang kharismatik, Hassan-i Sabbah.
 
Hassan-i Sabbah sebelumnya dikenal sebagai sebagai penyeru utama, ''[[Da'i]]'', di mesin propanganda rahasia kalangan Fatimiah di dalam kekhalihafan Abbasiyah. Dia lalu memimpin kelompok perlawanan Nizari, dan berhasil mendapatkan dukungan dari mayoritas shiah Fatimiyah di [[Levant]], [[Persia]], [[Irak|Iraq]], sekelompok pengikut bawah tanah di jantung kekhalifahan Fatimiyah, di [[Mesir]], dan di [[Afrika Utara]] lainnya. Meski demikian, dengan memisahkan diri dari kekhalifakan Fatimiah, para pengikut Hassan-i Sabbah menjadi terkucil dan kalah kekuatan di wilayah musuh.
 
Tidak puas hanya bertahan, sebaliknya teguh untuk membangun suatu negara impian yang baru, Kaum Nizariyya merancang suatu strategi untuk mengendalikan benteng-benteng yang secara strategis penting dengan diam-diam mengislamkan para penduduk di dalam wilayah dan di sekitar benteng-benteng strategis Ismailiyah. Mereka membangun suatu bentuk baru 'negara di dalam negara' yang mencakup beberapa 'pulau' pemukiman yang dikelilingi tembok di wilayah, sekarang ini, Iran, Irak, Syria dan Libanon. Awal yang resmi dari ''Federation of the Assasins'' adalah tahun 1090 ketika Hassan-i Sabbah mendirikan basis pertamanya di Daylam, di dalam [[benteng Alamut]] (''sangkar elang'' dalam bahasa Persia) di selatan laut Kaspia. Alamut tetap menjadi ibu kota dari 'Federasi kaum Assassin', dan tempat bermukim para pemimpinnya, disebut ''penguasa Alamut'', hingga keruntuhannya.
Baris 56:
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Topik Fathimiyah}}
{{sejarah-stub}}