Taman Nasional Gunung Gede Pangrango: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Bacaan terkait: +ref |
|||
(29 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{bedakan|Gunung Gede|Gunung Pangrango}}
{{For|sebuah gunung|Gunung Gede|Gunung Pangrango}}
{{Kotak info kawasan lindung
| name = Taman Nasional<br>Gunung Gede Pangrango<br>[[File:Logo TN Gunung Gede Pangrango.png|200px]]
| iucn_category = II
| photo = Gunung Gede Pangrango National Park - Flickr - Lip Kee (1).jpg
Baris 6 ⟶ 9:
| width = 220
| location = [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
| nearest_city = [[Bogor]]<br />[[Sukabumi]]<br />[[Cianjur]]
| map = Java
| map_caption = Letak di Jawa
| map_width = 250
Baris 29 ⟶ 32:
}}
'''Taman Nasional Gunung Gede Pangrango''' (TNGGP) adalah salah satu [[taman nasional]] yang terletak di Provinsi [[Jawa Barat]]. Ditetapkan pada tahun 1980, taman nasional ini merupakan salah satu yang tertua di [[Indonesia]]. TN Gunung Gede Pangrango terutama didirikan untuk melindungi dan meng[[konservasi]]
== Sejarah kawasan ==
Baris 35 ⟶ 38:
[[Berkas:Kebun teh di puncak.jpg|jmpl|ka|300px|Perkebunan teh di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Anaphalis javanica en Leptospermum javanicum op de top van de Pangerango TMnr 10006301.jpg|jmpl|ka|300px|''[[Anaphalis javanica]]'' dan ''[[Leptospermum javanicum]]'' di puncak [[Gunung Pangrango|G. Pangrango]] ]]
Kawasan Gunung Gede dan Gunung Pangrango sesungguhnya telah dikenal lama dalam
Pada masa penjajahan [[Belanda]] wilayah yang subur ini kemudian tumbuh menjadi area pertanian, terutama [[perkebunan]]. Sedini tahun 1728 [[teh]] [[Jepang]] telah mulai ditanam, dan pada 1835 perkebunan teh ini telah dikembangkan di [[Ciawi, Bogor|Ciawi]] dan Cikopo. Menyusul pada 1878 dikembangkan [[teh Assam]], yang terlebih sukses lagi, sehingga mengubah lansekap dan perekonomian di seputar lereng Gede-Pangrango.<ref name=harris/>
Baris 45 ⟶ 48:
Banyaknya peneliti yang berkunjung ke tempat ini tak bisa dilepaskan dari kekayaan dan keindahan alam di Gunung Gede-Pangrango, dan awalnya juga oleh keberadaan [[Kebun Raya Cibodas]]; yang semula—ketika dibangun pada 1830 oleh [[Johannes Elias Teysmann|Teijsman]]—sebetulnya dimaksudkan sebagai kebun aklimatisasi bagi tanaman-tanaman yang potensial untuk dikembangkan dalam perkebunan. Kebun percobaan, yang kemudian dikembangkan menjadi [[kebun raya]] (lk. 1870), ini menyediakan tempat menginap yang cukup baik, sarana penelitian, serta catatan-catatan dan informasi dasar yang terus bertumbuh mengenai keadaan lingkungan dan hutan di sekitarnya. Pada tahun 1889, atas usulan [[Melchior Treub|Treub]], sebidang hutan pegunungan seluas 240 hektare di atas kebun raya tersebut hingga ke wilayah sekitar Air Panas ditetapkan sebagai [[cagar alam]] oleh Pemerintah [[Hindia Belanda]].<ref name=steenis>{{aut|Steenis, CGGJ van}}. 2006. ''Flora Pegunungan Jawa'': 2-8. Bogor: Puslitbang Biologi LIPI.</ref> Inilah cagar alam dan [[kawasan konservasi]] [[keanekaragaman hayati|ragam hayati]] yang pertama didirikan di Indonesia.<ref name=whitten>{{aut|[[Anthony J. Whitten|Whitten, T.]], [[Roehayat Emon Soeriaatmadja|R.E. Soeriaatmadja]], & S.A. Afiff}}. 1999. ''Ekologi Jawa dan Bali'': 789. Jakarta: Prenhallindo.</ref> Belakangan, pada 1926, cagar alam ini diperluas hingga mencakup puncak-puncak gunung Gede dan Pangrango, dengan luas total 1.200 ha.<ref name=steenis/>
Bersama dengan meningkatnya kesadaran mengenai pentingnya lingkungan hidup, pada tahun 1979 Pemerintah Indonesia melalui keputusan Menteri Pertanian menunjuk kawasan hutan Gunung Gede Pangrango seluas 14.000 ha, yang melingkup kedua puncak gunung beserta tutupan hutan di lereng-lerengnya, sebagai kawasan Suaka Alam/Cagar Alam (CA). Kemudian pada 6 Maret 1980 cagar alam ini digabungkan dengan beberapa suaka alam yang berdekatan dan ditingkatkan statusnya menjadi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango —satu dari lima [[taman nasional]] yang pertama di Indonesia, dengan luas keseluruhan 15.196 ha.<ref name=statnggp>BB TNGGP.
Pada tahun 2003, melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor 174/Kpts-II/2003 tanggal 10 Juni 2003 tentang ''Penunjukan dan Perubahan Fungsi Kawasan Cagar Alam, Taman Wisata Alam, Hutan Produksi Tetap dan Hutan Produksi terbatas pada Kelompok Hutan Gunung Gede Pangrango'', kawasan TN Gunung Gede Pangrango diperluas dengan area kawasan hutan yang berdekatan —yang semula di bawah pengelolaan [[Perum Perhutani]] Unit III Jawa Barat— menjadi ± 21.975 ha.
== Letak dan keadaan fisik ==
Baris 57 ⟶ 60:
[[Berkas:Senduro Anaphalis javanica.JPG|jmpl|ka|180px|Bunga [[edelweis jawa]] ''Anaphalis javanica'']]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Polypodium vulcanucun en Gnaphalium javanicum op de Gedé Java TMnr 10006101.jpg|jmpl|ka|180px|Flora kawah Gede: paku ''Selliguea feei'' (depan kanan, daun lebar) dan edelweis jawa (belakang kiri, keputih-putihan)]]
Secara administratif, kawasan TNGGP berada di wilayah 3 kabupaten yakni [[Kabupaten Bogor]], [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]] dan [[Kabupaten Sukabumi|Sukabumi]]
=== Topografi dan vulkanologi ===
Baris 63 ⟶ 66:
Titik puncak Gunung Gede terletak di atas tebing atau gigir kawah yang baru, namun gigir ini tak lagi utuh karena telah dihancurkan oleh letusan volkanik yang terjadi berulang kali. Gigir yang lebih tua adalah punggung gunung yang dikenal sebagai Gunung Gumuruh (2.929 m dpl); kawah-kawah dan puncak Gunung Gede yang sekarang terletak pada bekas kawah Gunung Gumuruh lama yang telah punah. Di antara gigir Gunung Gede dan gigir Gunung Gumuruh itulah terletak lembah dataran tinggi bernama Alun-alun Suryakancana (2.750 m dpl), yang penuh tertutupi oleh rumpun [[edelweis jawa]] yang cantik.<ref name=harris/>
Sebelah utara Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terdapat Pegunungan Jonggol yang dipisahkan oleh Lembah Hulu [[Ci Liwung]]. Pegunungan Jonggol menjadi hulu dari beberapa aliran sungai, yaitu [[Ci Liwung|Sungai Ciliwung]], [[Sungai Cileungsi]], [[Ci Beet|Sungai Cibeet]], [[Air Terjun Cipamingkis|Sungai Cipamingkis]], [[Kali Cikeas|Sungai Cikeas]], [[Kali Sunter|Sungai Sunter]], [[Sungai Citeureup]], [[Sungai Ciesek]], [[Sungai Cihoe]], dan [[Sungai Cijurey/Ciomas]].
=== Iklim ===
Baris 70 ⟶ 75:
== Keanekaragaman hayati ==
Sebagaimana telah disebutkan, terutama adalah kekayaan ragam hayati [[flora]] [[pegunungan]] yang pada mulanya telah menarik banyak ahli dan peneliti mengunjungi kawasan Gede-Pangrango. [[Carl Pehr Thunberg|Thunberg]] bahkan telah membuat kajian botani di wilayah ini pada tahun 1777.<ref name=harris/>
=== Tutupan vegetasi ===
Secara tradisional, pada garis besarnya para ahli membedakan tipe [[hutan primer]] yang ada di pegunungan ini atas dua jenis, yakni tipe '''hutan tinggi''' (''high forest'') dan tipe '''hutan elfin''' atau '''hutan lumut'''.<ref name=steenis2>{{aut|Steenis, CGGJ van}}. 2006. ''loc. cit.'': 47-61.</ref>
:'''a. Hutan pegunungan bawah'''
:Hutan pegunungan bawah atau hutan submontana di Gede-Pangrango berada pada kisaran ketinggian 1.000 hingga 1.500 m dpl. Hutan ini dapat segera dikenali oleh sebab kekayaannya akan jenis-jenis pohon, dengan atap tajuk (kanopi) setinggi 30-40 m, dan 4-5 lapisan tajuk [[vegetasi]].<ref name=harris/>
:'''b. Hutan pegunungan atas'''
Baris 82 ⟶ 87:
:'''c. Vegetasi subalpin'''
:Di sebelah atas Kandang Badak, [[fisiognomi vegetasi|fisiognomi hutannya]] kembali berubah. Tajuknya pendek-pendek, hanya mencapai beberapa meter saja; batang pohon tuanya berbonggol-bonggol dan berkelak-kelok, bahkan memuntir. Tutupannya begitu renggang dengan tajuk yang hanya satu lapis, sehingga
:Di lembah di antara gigir puncak Gede dengan G. Gumuruh, terdapat [[padang rumput]] subalpin yang dinamai Alun-alun Suryakancana. Tanahnya yang [[pori|poreus]] dilapisi oleh semacam tanah [[gambut]] tipis, akumulasi dari bagian-bagian tumbuhan yang mati berpuluh-puluh tahun. Di sini tumbuh beberapa jenis [[rumput]], [[paku-pakuan]], sejenis [[melanding gunung]] (''Paraserianthes lophanta''), serta [[edelweis jawa]] (''Anaphalis javanica'') yang terkenal.<ref name=harris/>
Baris 93 ⟶ 98:
[[Berkas:Sunda thrush (Zoothera andromedae) - Flickr - Lip Kee.jpg|jmpl|ka|180px|[[Anis hutan]] ''Zoothera andromedae'']]
[[Berkas:White-flanked Sunbird (Aethopyga eximia) male - Flickr - Lip Kee.jpg|jmpl|ka|180px|[[Burung-madu gunung]] ''Aethopyga eximia'' jantan]]
Taman nasional ini terutama dikenal karena kekayaan [[flora]] [[hutan pegunungan]] yang dimilikinya. Sebagai gambaran, di seluruh wilayah CA Cibodas-Gede (kini bagian dari Taman Nasional), pada ketinggian 1.500 m dpl hingga ke puncak Gede dan Pangrango, tercatat tidak kurang dari 870 [[spesies]] [[tumbuhan berbunga]] dan 150 spesies paku-pakuan.<ref name=steenis2/>
Van Steenis selanjutnya juga mencatat, dari 68 spesies tumbuhan pegunungan yang langka dan hanya diketahui keberadaannya di satu gunung saja di Jawa, 9 jenis di antaranya tercatat hanya dari Gunung Gede, dan 6 dari 9 jenis itu [[endemik]] Jawa.<ref name=steenis3>{{aut|Steenis, CGGJ van}}. 2006. ''loc. cit.'': 77-8.</ref>
Jenis [[edelweis jawa]] (''Anaphalis javanica'') yang tumbuh melimpah di Alun-alun Suryakancana sangat populer di kalangan pendaki gunung dan pecinta alam, sehingga dijadikan maskot taman nasional ini. Akan tetapi yang endemik Jawa dan agak jarang dijumpai sebetulnya adalah kerabat dekatnya, ''[[Anaphalis maxima]]'';<ref name=whitten2/>
=== Fauna ===
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango memiliki kekayaan jenis hewan yang cukup tinggi, terutama di zona hutan pegunungan bawah. Beberapa jenisnya yang terhitung langka, endemik atau terancam kepunahan, di antaranya, adalah [[owa jawa]] (''Hylobates moloch''), [[lutung surili]] (''Presbytis comata''), [[anjing ajag]] (''Cuon alpinus''), [[macan tutul]] (''Panthera pardus''), [[biul slentek]] ''Melogale orientalis'', sejenis [[celurut]] gunung ''Crocidura orientalis'', [[kelelawar]] ''Glischropus javanus'' dan ''Otomops formosus'', sejenis [[bajing terbang]] ''Hylopetes bartelsi'', dua jenis [[tikus]] ''Kadarsanomys sodyi'' dan ''Pithecheir melanurus''.<ref name=whitten3/>
Hewan-hewan lain yang acap dijumpai, di antaranya [[monyet kra]] (''Macaca fascicularis''), [[lutung budeng]] (''Trachypithecus auratus''), [[teledu sigung]] (''Mydaus javanensis''), [[tupai akar]] (''Tupaia glis''), [[tupai kekes]] (''T. javanica''), [[tikus babi]] (''Hylomys suillus''), [[jelarang hitam]] (''Ratufa bicolor''), [[bajing-tanah bergaris-tiga]] (''Lariscus insignis''), [[pelanduk jawa]] (''Tragulus javanicus'') dan lain-lain.<ref name=harris/> Seluruhnya, lebih dari 100 jenis mamalia serta lk. 250 jenis burung.
== Pengelolaan kawasan ==
[[File:Thick fog at Mount Pangrango.jpg|thumb|Jalan masuk ke kawasan taman nasional yang diswastanisasi.]]
Pengelolaan kawasan TNGGP berada di bawah [[Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem]], [[Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia|Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan]]. Tanggung jawab pengelolaan ini berada di tangan Balai Besar TNGGP yang dipimpin oleh seorang kepala balai. Kantor Balai Besar TNGGP berada di [[Cimacan, Cipanas, Cianjur|Cibodas]], dan dalam pengelolaan operasionalnya dibagi menjadi 3 (tiga) Bidang Pengelolaan Taman Nasional (BPTN), yaitu Bidang PTN Wilayah I Cianjur, Bidang PTN Wilayah II Sukabumi, dan Bidang PTN Wilayah III Bogor. Selanjutnya ketiga Bidang PTN dibagi menjadi 6 Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN), dan dibagi lagi menjadi 15 Resort Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) dengan tugas dan fungsi melindungi dan mengamankan seluruh kawasan TNGP dalam mewujudkan pelestarian sumberdaya alam menuju pemanfaatan hutan yang berkelanjutan.<ref>Balai Besar TN Gunung Gede Pangrango: [http://www.gedepangrango.org/tentang-tnggp/2/ ''Tentang TNGGP''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141030133755/http://www.gedepangrango.org/tentang-tnggp/2/ |date=2014-10-30 }}</ref>
=== Kerjasama dan kolaborasi ===
Beberapa program kerjasama TN GGP dengan mitra-mitranya, di antaranya:
* [[Cagar Biosfer]] Cibodas ([http://cibodas-itto.org/ pranala luar] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141030133202/http://cibodas-itto.org/ |date=2014-10-30 }})
* Program Adopsi Pohon ([http://www.gedepangrango.org/adopsi-pohon/ pranala luar])
* Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol ([http://www.gedepangrango.org/berita/ppkab/ pranala luar] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141030134948/http://www.gedepangrango.org/berita/ppkab/ |date=2014-10-30 }})
* Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Owa Jawa ([http://www.gedepangrango.org/berita/jgc/ pranala luar] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141030133840/http://www.gedepangrango.org/berita/jgc/ |date=2014-10-30 }})
* Suaka Elang, Pusat Pendidikan dan Konservasi Elang ([http://suakaelang.org/tentang-kami/ pranala luar] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141013112325/http://suakaelang.org/tentang-kami/ |date=2014-10-13 }})
<!--
Javan Gibbon Center (JGC) berdiri sejak tahun 2003, berlokasi di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Lembaga ini merupakan kerjasama antara PHKA-Departemen Kehutanan RI dan Yayasan Owa Jawa yang didukung oleh [[Conservation International]] Indonesia, Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, [[Universitas Indonesia]] dan Silvery Gibbon Project (SGP).
Baris 123 ⟶ 129:
== Bacaan terkait ==
* {{aut|C.G.C. Reinwardt}}. 1823. Over de hoogte en verdere natuurlijke gesteldheid van eenige bergen in de Preänger Regentschappen. ''Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen'' [http://www.biodiversitylibrary.org/item/128374#page/81/mode/1up deel '''IX''': 3.] Batavia
* {{aut|C.P. Thunberg}}. 1825. [http://www.biodiversitylibrary.org/item/21874#page/1/mode/1up ''Florula Javanica...'' Upsaliæ
* {{aut|C.L. Blume}}. 1825. Over de gesteldheid van het gebergte Gedé. ''Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen'' [http://www.biodiversitylibrary.org/item/128385#page/155/mode/1up deel '''X''': 57.] Batavia
* {{aut|L. Horner}}. 1839. Geologische gesteldheid van den Vulkaan Gedé op Java. ''Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen'' [http://www.biodiversitylibrary.org/item/128593#page/25/mode/1up deel '''XVII''': 3.] Batavia
* {{aut|F. Junghuhn}}. 1845. Streifzüge durch die Waldgebirge G. Panggerango, Manellawangie, und Gedé; unternommen im Jahre 1839. [http://www.biodiversitylibrary.org/item/86819#page/426/mode/1up ''Topographische und naturwissenschaftliche Reisen durch Java'': 412.] Magdeburg
* {{aut|F. Junghuhn}}. 1845. Physiognomie van de flora der toppen van Javasche bergen benevens plantenbeschrijvingen. ''Natuur- en Geneeskundig Archief voor Neêrland's-Indië'', [https://archive.org/stream/natuurengeneesku02bata#page/20/mode/2up tweede jahrgang 1845: 20.] Batavia
* {{aut|A.R. Wallace}}. 1869. ''The Malay Archipelago''; (tentang [https://archive.org/stream/malayarchipelago00wall#page/124/mode/2up pendakian Pangrango, hal 125]). New York
* {{aut|[[Andries Hoogerwerf|A. Hoogerwerf]]}}
* {{aut|[[Hellen Kurniati|H. Kurniati]]}}.
* {{aut|[[Mirza Dikari Kusrini|M.D. Kusrini]]}} (Ed) 2007. ''Frogs of Gede Pangrango: A Follow up Project for the Conservation of Frogs in West Java Indonesia''.
* {{aut|M.D. Kusrini, A. Fitri, W. Endarwin and M. Yazid}}.
== Pranala luar ==
* [http://www.gedepangrango.org Situs resmi]
* Departemen Kehutanan RI: [http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tn_gedepangrango.htm Taman Nasional Gunung Gede Pangrango] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060430042541/http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tn_gedepangrango.htm |date=2006-04-30 }}
{{Taman nasional di Indonesia}}
[[Kategori:Taman nasional di Indonesia|Gede Pangrango]]
[[Kategori:Geografi Jawa Barat]]
[[Kategori:
[[Kategori:DAS Citarum]]
[[Kategori:DAS Cimandiri]]
[[Kategori:DAS Cisadane]]
|