Taman Nasional Gunung Gede Pangrango: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(12 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{bedakan|Gunung Gede|Gunung Pangrango}}
{{For|sebuah gunung|Gunung Gede|Gunung Pangrango}}
 
{{Kotak info kawasan lindung
| name = Taman Nasional<br>Gunung Gede Pangrango<br>[[File:Logo TN Gunung Gede Pangrango.png|200px]]
| iucn_category = II
| photo = Gunung Gede Pangrango National Park - Flickr - Lip Kee (1).jpg
Baris 6 ⟶ 9:
| width = 220
| location = [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
| nearest_city = [[Bogor]]<br />[[Sukabumi]]<br />[[Cianjur]]
| map = Java
| map_caption = Letak di Jawa
Baris 35 ⟶ 38:
[[Berkas:Kebun teh di puncak.jpg|jmpl|ka|300px|Perkebunan teh di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Anaphalis javanica en Leptospermum javanicum op de top van de Pangerango TMnr 10006301.jpg|jmpl|ka|300px|''[[Anaphalis javanica]]'' dan ''[[Leptospermum javanicum]]'' di puncak [[Gunung Pangrango|G. Pangrango]] ]]
Kawasan Gunung Gede dan Gunung Pangrango sesungguhnya telah dikenal lama dalam dongeng dan legenda tanahmanuskrip [[Sunda]]. Salah satunya, naskah perjalanan [[Bujangga Manik]] dari sekitar abad-1315 telah menyebut-nyebut tempat bernama [[Puncak]] dan Bukit Ageung (yakni, [[Gunung Gede]]) yang disebutnya sebagai "''..hulu wano na Pakuan''" (tempat yang tertinggi di [[Pakuan]]).<ref>Bumi Sangkala: [http://bumisangkala.blogspot.com/2011/11/bujangga-manik-perjalanan-seorang_2086.html ''Naskah - Bujangga Manik: Prabu Jaya Pakuan (1).''] Diakses 24/10/2014.</ref> Agaknya, pada masa itu telah ada jalan kuno antara [[Bogor]] (d/h Pakuan) dengan [[Cianjur]], yang melintasi lereng utara G. Gede di sekitar [[Cipanas, Cianjur|Cipanas]] sekarang.<ref name=harris>{{aut|Harris, K.M.}} 1996. ''Mt. Gede Pangrango National Park'' Information book series v. '''2''', 106 pp. Cianjur: Mt. Gede Pangrango NP</ref>
 
Pada masa penjajahan [[Belanda]] wilayah yang subur ini kemudian tumbuh menjadi area pertanian, terutama [[perkebunan]]. Sedini tahun 1728 [[teh]] [[Jepang]] telah mulai ditanam, dan pada 1835 perkebunan teh ini telah dikembangkan di [[Ciawi, Bogor|Ciawi]] dan Cikopo. Menyusul pada 1878 dikembangkan [[teh Assam]], yang terlebih sukses lagi, sehingga mengubah lansekap dan perekonomian di seputar lereng Gede-Pangrango.<ref name=harris/>
Baris 45 ⟶ 48:
Banyaknya peneliti yang berkunjung ke tempat ini tak bisa dilepaskan dari kekayaan dan keindahan alam di Gunung Gede-Pangrango, dan awalnya juga oleh keberadaan [[Kebun Raya Cibodas]]; yang semula—ketika dibangun pada 1830 oleh [[Johannes Elias Teysmann|Teijsman]]—sebetulnya dimaksudkan sebagai kebun aklimatisasi bagi tanaman-tanaman yang potensial untuk dikembangkan dalam perkebunan. Kebun percobaan, yang kemudian dikembangkan menjadi [[kebun raya]] (lk. 1870), ini menyediakan tempat menginap yang cukup baik, sarana penelitian, serta catatan-catatan dan informasi dasar yang terus bertumbuh mengenai keadaan lingkungan dan hutan di sekitarnya. Pada tahun 1889, atas usulan [[Melchior Treub|Treub]], sebidang hutan pegunungan seluas 240 hektare di atas kebun raya tersebut hingga ke wilayah sekitar Air Panas ditetapkan sebagai [[cagar alam]] oleh Pemerintah [[Hindia Belanda]].<ref name=steenis>{{aut|Steenis, CGGJ van}}. 2006. ''Flora Pegunungan Jawa'': 2-8. Bogor: Puslitbang Biologi LIPI.</ref> Inilah cagar alam dan [[kawasan konservasi]] [[keanekaragaman hayati|ragam hayati]] yang pertama didirikan di Indonesia.<ref name=whitten>{{aut|[[Anthony J. Whitten|Whitten, T.]], [[Roehayat Emon Soeriaatmadja|R.E. Soeriaatmadja]], & S.A. Afiff}}. 1999. ''Ekologi Jawa dan Bali'': 789. Jakarta: Prenhallindo.</ref> Belakangan, pada 1926, cagar alam ini diperluas hingga mencakup puncak-puncak gunung Gede dan Pangrango, dengan luas total 1.200 ha.<ref name=steenis/>
 
Bersama dengan meningkatnya kesadaran mengenai pentingnya lingkungan hidup, pada tahun 1979 Pemerintah Indonesia melalui keputusan Menteri Pertanian menunjuk kawasan hutan Gunung Gede Pangrango seluas 14.000 ha, yang melingkup kedua puncak gunung beserta tutupan hutan di lereng-lerengnya, sebagai kawasan Suaka Alam/Cagar Alam (CA). Kemudian pada 6 Maret 1980 cagar alam ini digabungkan dengan beberapa suaka alam yang berdekatan dan ditingkatkan statusnya menjadi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango —satu dari lima [[taman nasional]] yang pertama di Indonesia, dengan luas keseluruhan 15.196 ha.<ref name=statnggp>BB TNGGP. 2017. [http://www.gedepangrango.org/wp-content/uploads/2015/11/STATISTIK-TNGGP-2016.pdf ''Laporan Statistik Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) Tahun 2016''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180704153416/http://www.gedepangrango.org/wp-content/uploads/2015/11/STATISTIK-TNGGP-2016.pdf |date=2018-07-04 }}. Cibodas:BB TNGGP (tidak diterbitkan)</ref>{{rp|51}}
 
Pada tahun 2003, melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor 174/Kpts-II/2003 tanggal 10 Juni 2003 tentang ''Penunjukan dan Perubahan Fungsi Kawasan Cagar Alam, Taman Wisata Alam, Hutan Produksi Tetap dan Hutan Produksi terbatas pada Kelompok Hutan Gunung Gede Pangrango'', kawasan TN Gunung Gede Pangrango diperluas dengan area kawasan hutan yang berdekatan —yang semula di bawah pengelolaan [[Perum Perhutani]] Unit III Jawa Barat— menjadi ± 21.975 ha. Setelah melalui proses yang panjang dan pengukuran ulang tata batas kawasan, pada 2009 dilakukan serah terima pengelolaan kawasan hutan dari Perum Perhutani III Jawa Barat dan Banten kepada Balai Besar TNGGP, dengan total area yang dialihkan pengelolaannya seluas 7.655,03 ha, sehingga total luasan TNGGP lalu menjadi 22.851,03 ha. Kemudian melalui Surat Keputusan Menhut RI No SK.3683/Menhut-VII/KUH/2014 tanggal 08 Mei 2014, kawasan hutan TNGGP diperluas, ditetapkan dan dikukuhkan menjadi seluas 24.270,80 ha.<ref name=statnggp/>{{rp|51-2}}
Baris 57 ⟶ 60:
[[Berkas:Senduro Anaphalis javanica.JPG|jmpl|ka|180px|Bunga [[edelweis jawa]] ''Anaphalis javanica'']]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Polypodium vulcanucun en Gnaphalium javanicum op de Gedé Java TMnr 10006101.jpg|jmpl|ka|180px|Flora kawah Gede: paku ''Selliguea feei'' (depan kanan, daun lebar) dan edelweis jawa (belakang kiri, keputih-putihan)]]
Secara administratif, kawasan TNGGP berada di wilayah 3 kabupaten yakni [[Kabupaten Bogor]], [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]] dan [[Kabupaten Sukabumi|Sukabumi]]), Provinsi [[Jawa Barat]].
 
=== Topografi dan vulkanologi ===
Baris 63 ⟶ 66:
 
Titik puncak Gunung Gede terletak di atas tebing atau gigir kawah yang baru, namun gigir ini tak lagi utuh karena telah dihancurkan oleh letusan volkanik yang terjadi berulang kali. Gigir yang lebih tua adalah punggung gunung yang dikenal sebagai Gunung Gumuruh (2.929 m dpl); kawah-kawah dan puncak Gunung Gede yang sekarang terletak pada bekas kawah Gunung Gumuruh lama yang telah punah. Di antara gigir Gunung Gede dan gigir Gunung Gumuruh itulah terletak lembah dataran tinggi bernama Alun-alun Suryakancana (2.750 m dpl), yang penuh tertutupi oleh rumpun [[edelweis jawa]] yang cantik.<ref name=harris/>
 
Sebelah utara Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terdapat Pegunungan Jonggol yang dipisahkan oleh Lembah Hulu [[Ci Liwung]]. Pegunungan Jonggol menjadi hulu dari beberapa aliran sungai, yaitu [[Ci Liwung|Sungai Ciliwung]], [[Sungai Cileungsi]], [[Ci Beet|Sungai Cibeet]], [[Air Terjun Cipamingkis|Sungai Cipamingkis]], [[Kali Cikeas|Sungai Cikeas]], [[Kali Sunter|Sungai Sunter]], [[Sungai Citeureup]], [[Sungai Ciesek]], [[Sungai Cihoe]], dan [[Sungai Cijurey/Ciomas]].
 
=== Iklim ===
Baris 105 ⟶ 110:
 
== Pengelolaan kawasan ==
[[File:Thick fog at Mount Pangrango.jpg|thumb|Jalan masuk ke kawasan taman nasional yang diswastanisasi.]]
Pengelolaan kawasan TNGGP berada di bawah [[Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem]], [[Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia|Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan]]. Tanggung jawab pengelolaan ini berada di tangan Balai Besar TNGGP yang dipimpin oleh seorang kepala balai. Kantor Balai Besar TNGGP berada di [[Cimacan, Cipanas, Cianjur|Cibodas]], dan dalam pengelolaan operasionalnya dibagi menjadi 3 (tiga) Bidang Pengelolaan Taman Nasional (BPTN), yaitu Bidang PTN Wilayah I Cianjur, Bidang PTN Wilayah II Sukabumi, dan Bidang PTN Wilayah III Bogor. Selanjutnya ketiga Bidang PTN dibagi menjadi 6 Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN), dan dibagi lagi menjadi 15 Resort Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) dengan tugas dan fungsi melindungi dan mengamankan seluruh kawasan TNGP dalam mewujudkan pelestarian sumberdaya alam menuju pemanfaatan hutan yang berkelanjutan.<ref>Balai Besar TN Gunung Gede Pangrango: [http://www.gedepangrango.org/tentang-tnggp/2/ ''Tentang TNGGP''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141030133755/http://www.gedepangrango.org/tentang-tnggp/2/ |date=2014-10-30 }}</ref>
 
=== Kerjasama dan kolaborasi ===
Baris 111 ⟶ 117:
* [[Cagar Biosfer]] Cibodas ([http://cibodas-itto.org/ pranala luar] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141030133202/http://cibodas-itto.org/ |date=2014-10-30 }})
* Program Adopsi Pohon ([http://www.gedepangrango.org/adopsi-pohon/ pranala luar])
* Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol ([http://www.gedepangrango.org/berita/ppkab/ pranala luar] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141030134948/http://www.gedepangrango.org/berita/ppkab/ |date=2014-10-30 }})
* Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Owa Jawa ([http://www.gedepangrango.org/berita/jgc/ pranala luar] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141030133840/http://www.gedepangrango.org/berita/jgc/ |date=2014-10-30 }})
* Suaka Elang, Pusat Pendidikan dan Konservasi Elang ([http://suakaelang.org/tentang-kami/ pranala luar] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141013112325/http://suakaelang.org/tentang-kami/ |date=2014-10-13 }})
<!--
Baris 143 ⟶ 149:
[[Kategori:Taman nasional di Indonesia|Gede Pangrango]]
[[Kategori:Geografi Jawa Barat]]
[[Kategori:DAS Ciliwung]]
[[Kategori:DAS Citarum]]
[[Kategori:DAS Cimandiri]]
[[Kategori:DAS Cisadane]]