Sejarah perkeretaapian di Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Masa Pembangunan Stasiun: membenarkan tahun diresmikannya Stasiun Karanganyar di Kab Kebumen |
Image suggestions feature: 1 image added. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Suggested: add images to sections |
||
(50 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Verwoesting en herstel van het spoor in de Aneikloof aan de westkust van Sumatra TMnr 10020869.jpg|jmpl|Pembangunan jembatan KA di Sumatra.]]
[[Berkas:Cikuda Railway Bridge.jpg|jmpl|Jembatan Cikuda ketika masih aktif (1924)]]
'''Sejarah perkeretaapian di Indonesia''' merupakan perkembangan infrastruktur transportasi yang penting bagi Indonesia. Perkeretaapian memainkan peran kunci dalam menghubungkan berbagai wilayah di Indonesia dan memfasilitasi pergerakan orang dan barang secara efisien. Perjalanan sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika Belanda masih menjajah Indonesia. Spesifiknya pada masa Tanam Paksa. Pada tahun 1864, kereta api pertama di Indonesia, yang menghubungkan Semarang dengan Tanggung, dibangun oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Kemudian, pengembangan jalur kereta api terus berlanjut dengan pembangunan jalur-jalur baru yang menghubungkan berbagai kota di Jawa dan Sumatera.
Selama masa kolonial, pembangunan jalur kereta api didorong oleh kepentingan ekonomi Belanda, seperti pengangkutan hasil-hasil pertanian dan mineral dari daerah-daerah produksi ke pelabuhan-pelabuhan utama. Jalur-jalur kereta api ini juga dimaksudkan untuk memfasilitasi mobilitas administratif, militer, dan perjalanan para pejabat kolonial.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, perkeretaapian menjadi tanggung jawab negara. Djawatan Kereta Api (DKA) didirikan sebagai perusahaan kereta api nasional, yang kemudian berubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) dan akhirnya menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero) pada tahun 1991.
== Pra-kemerdekaan ==
Baris 8 ⟶ 13:
Gambaran keadaan kereta api di Indonesia pada masa ''djaman doeloe'' perlu dilestarikan, sehingga generasi mendatang bisa menghayati dan betapa pentingnya pembangunan kereta api. Memang pada masa itu nama ''kereta api'' sudah tepat, karena kereta dijalankan dengan ''api'' dari pembakaran [[batu bara]] atau kayu. Sedangkan sekarang sudah memakai diesel atau listrik, sehingga lebih tepat kalau disebut '''kereta rel''', artinya kereta yang berjalan di atas rel dengan diesel ataupun listrik. Informasi tersebut sangat langka.
Setelah [[Cultuurstelsel|Tanam Paksa]] diberlakukan oleh [[van den Bosch]] pada tahun [[1825]]-[[1830]], ide tentang perkeretaapian Indonesia diajukan dengan tujuan untuk mengangkut hasil bumi dari Sistem Tanam Paksa tersebut. Salah satu alasan yang mendukung adalah tidak optimalnya lagi penggunaan [[jalan raya]] pada masa itu. Akhirnya, pada [[1840]], Kolonel J.H.R. [[Carel van der Wijck|Carel Van der Wijck]] mengajukan proposal pembangunan jalur kereta api di Hindia Belanda.<ref>
Kereta api pertama di Indonesia dibangun tahun 1867 di Semarang dengan rute [[Stasiun Samarang|Samarang]] - [[Stasiun Tanggung|Tanggung]] yang berjarak 26 km oleh NISM, N.V. ([[Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij]]) dengan lebar jalur 1.435 mm (lebar jalur SS - Staatsspoorwegen adalah 1.067 mm atau yang sekarang dipakai), atas permintaan Raja Willem I untuk keperluan militer di Semarang maupun hasil bumi ke Gudang Semarang. Kemudian dalam melayani kebutuhan akan pengiriman hasil bumi dari Indonesia, maka Pemerintah Kolonial Belanda sejak tahun 1876 telah membangun berbagai jaringan kereta api, dengan muara pada pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya. Semarang meskipun strategis, tetapi tidak ada pelabuhannya untuk barang, sehingga barang dikirim ke Batavia atau Soerabaja.
=== Pembangunan pertama<ref name="ptkai">
Kehadiran kereta api di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di desa Kemijen, Jumat tanggal [[17 Juni]] [[1864]], oleh [[Gubernur Jenderal]] [[Hindia Belanda]], Mr. [[L.A.J Baron Sloet van den Beele]]. Pembangunan diprakarsai oleh "''[[Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij]]''" (NIS) yang dipimpin oleh [[Ir. J.P de Bordes]] dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar [[sepur]] 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, [[10 Agustus]] [[1867]].
Baris 21 ⟶ 26:
=== Perkembangan di luar Jawa<ref name="ptkai"/> ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Aanleg spoorlijn Solok-Siloengkang. Halte Si Loenkang. Sumatra west kust TMnr 10022112.jpg|jmpl|200px|Halte Si Loengkang di jalur Solok-Silungkang, ketika baru selesai dibangun.]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Aanleg lijn Kajoe Tanam-Padang Pandjang inrijdstuk van de tandradbaan bij het viaduct bij Kajoetanam Sumatra TMnr 10021630.jpg|jmpl|Pembangunan jalur KA bergerigi di [[Kayu Tanam]], [[
Selain di [[Jawa]], pembangunan rel KA juga dilakukan di [[Aceh]] ([[1874]]), [[
=== Pendudukan Jepang<ref name="ptkai"/> ===
Baris 91 ⟶ 96:
* Elektrifikasi Jatinegara - Tanjung Priok
* Elektrifikasi Batavia - Bogor:
*
*
*
* Sulawesi: Makasar - Takalar dan rencana Makasar - Maros - Sinkang
* Sulawesi Utara: rencana Manado - Amurang
Baris 132 ⟶ 137:
== Armada ==
{{utama|Daftar lokomotif di Indonesia#Lokomotif uap}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Locomotief van de Deli-Spoorweg Maatschappij met personenrijtuigen TMnr 60004413.jpg|200px|jmpl|Lokomotif uap Tipe C milik [[Deli Spoorweg Maatschappij]] (tahun 1910-an)|]]
▲Sebagian lokomotif uap yang pernah ada di Indonesia tersebut di atas (seri B, C, BB, CC, DD, D dan F) telah dipajang di [[Museum Kereta Api Ambarawa]] dan [[Museum Transportasi Taman Mini Indonesia Indah]]. Sebagian di antaranya sudah tidak diketahui lagi keberadaannya karena tersisa fotonya saja.<ref>[http://arsip76r.blogspot.com/2012/05/lokomotif-uap-yang-pernah-ada-di.html Lokomotif uap yang pernah ada di Indonesia]</ref>
=== Jenis kereta 1876-1925 ===
Baris 154 ⟶ 149:
== Pasca-kemerdekaan ==
[[Berkas:B2502 Locomotive - Amabarawa - Indonesia.jpg|jmpl|Stasiun kereta Api Ambarawa]]
==== Periode DKARI dan Negosiasi Kepemilikan Perusahaan ====
Setelah [[kemerdekaan Indonesia]] diproklamasikan pada tanggal [[17 Agustus]] [[1945]], perusahaan-perusahaan yang dahulu dimiliki oleh Belanda tidak serta-merta jatuh ke tangan [[Indonesia]]. Bahkan tersiar kabar bahwa Belanda berkeinginan agar perusahaan yang kelak disebut Djawatan Kereta Api (DKA) menjadi target pertama yang hendak direbut Sekutu lalu dikembalikan ke ''Staatsspoorwegen'' (SS). Bahkan, [[Daftar Menteri Perhubungan Indonesia|Menteri Perhubungan]] saat itu, [[Abikoesno Tjokrosoejoso]], justru setuju apabila DKA dikembalikan ke tangan Belanda.<ref name="berdikari">{{Cite web |url=http://www.berdikarionline.com/gotong-royong/20130313/perjuangan-revolusioner-merebut-djawatan-kereta-api.html |title=Perjuangan Revolusioner Merebut Djawatan Kereta Api |access-date=2014-12-14 |archive-date=2014-12-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20141214100234/http://www.berdikarionline.com/gotong-royong/20130313/perjuangan-revolusioner-merebut-djawatan-kereta-api.html |dead-url=yes }}</ref>
Baris 162 ⟶ 158:
Keesokan harinya, pada [[3 September]] 1945 pada pukul 09.30 hingga 12.00 kaum buruh DKA melakukan aksi perebutan tersebut. Perebutan dilakukan di stasiun-stasiun di [[Jakarta]]. Pada akhirnya, [[stasiun Jatinegara]] dan [[stasiun Manggarai|Manggarai]] berhasil direbut oleh kaum buruh, menyusul kemudian [[stasiun Gambir|Gambir]], [[stasiun Tanjung Priok|Tanjung Priok]], [[stasiun Pasat Senen|Pasar Senen]], [[stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]], dan lain-lain. Kantor DKA, bengkel, dan depo lokomotif berhasil direbut. Di Stasiun Jakarta Kota, sempat terjadi aksi bentrok dengan tentara Jepang. Begitu selesai melakukan aksi, kaum buruh membentuk "Dewan Buruh" di perusahaan dan membentuk "Serikat Buruh Kereta Api (SBKA)".<ref name="berdikari"/>
Sementara itu,
Peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal [[28 September]] 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada ditangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya "Djawatan Kereta Api Republik Indonesia" (DKARI).<ref name="ptkai"/>
Baris 173 ⟶ 169:
Suasana selama perjalanan keadaan sangat tegang. Di stasiun Manggarai, dilakukan manuver [[langsir]] gerbong barang. Agar tidak mencurigakan, seluruh lampu gerbong dibiarkan gelap gulita. Pada akhirnya, pada tanggal [[4 Januari]] [[1946]] tiba di [[Kota Yogyakarta]] dan untuk mengenangnya, diperkenalkanlah istilah ''kereta luar biasa'' (KLB). Pada saat itu pula, ibu kota negara pindah ke Yogyakarta.<ref name="Majalah KA Edisi Oktober 2014"/>
Nama DKARI kemudian dirubah menjadi DKA saja hingga akhir tahun 1950an kondisi perkeretaapian dalam negeri saat itu masih banyaknya menggunakan armada bekas pakai era zaman kolonial Belanda serta akibat dari [[Sejarah Indonesia (1945-1949)]] yg sudah saatnya digantikan atau direkondisi dengan armada baru maka kebijakan pemerintah saat itu mulailah mendatangkan sejumlah armada baru seperti lokomotif uap terakhir [[D52]] dan lokomotif Diesel sekaligus Lokomotif Diesel elektrik generasi pertama bergandar CC, Lokomotif Diesel elektrik bergandar BB generasi pertama, lokomotif Diesel Hidraulik Generasi Pertama seperti [[CC200]], [[BB200]], [[BB300]], [[D300]], gerbong penumpang dan barang baru.
Nama DKA pun diubah menjadi '''''Perusahaan Negara Kereta Api''''' ('''PNKA''') pada tahun 1960. PNKA kemudian memasukkan perusahaan lainnya, seperti ''[[Deli Spoorweg Maatschappij]]'' yang masih [[independen]] menjadi satu sehingga kereta api di Indonesia hanya memiliki satu perusahaan operator.<ref name="huangcorp">[https://huangcorp.wordpress.com/2010/07/15/sejarah-kereta-api-indonesia/ Sejarah Kereta Api Indonesia]</ref> Pada masa ini, lokomotif diesel hidraulik mulai menjadi
▲=== Perusahaan negara ===
▲Nama DKA pun diubah menjadi '''''Perusahaan Negara Kereta Api''''' ('''PNKA''') pada tahun 1960. PNKA kemudian memasukkan perusahaan lainnya, seperti ''[[Deli Spoorweg Maatschappij]]'' yang masih [[independen]] menjadi satu sehingga kereta api di Indonesia hanya memiliki satu perusahaan operator.<ref name="huangcorp">[https://huangcorp.wordpress.com/2010/07/15/sejarah-kereta-api-indonesia/ Sejarah Kereta Api Indonesia]</ref> Pada masa ini, lokomotif diesel hidraulik menjadi andalan bagi semua kereta api penumpang, barang maupun tugas [[langsir]] bersama lokomotif diesel elektrik yang perlahan menggantikan tugas [[lokomotif uap]]. Seperti [[Bima Kunting]], [[Kebo Kuning]], [[C300]], [[D301]], [[BB301]], dan [[BB302]] secara bertahap didatangkan. serta beberapa Lokomotif diesel elektrik seperti [[BB201]], [[BB202]] yang diproduksi sejak tahun [[1967]] oleh General Motors - Electro-Motive Division (EMD).
==== KA Bima ====
Baris 187 ⟶ 180:
Pada tanggal [[1 Juni]] [[1967]] PNKA mengoperasikan [[kereta api Bima]] rute [[stasiun Gambir|Gambir]]-[[stasiun Surabaya Gubeng|Surabaya Gubeng]] pp.<ref name="masbagus">[http://masbagusadventure.blogspot.com/2010/03/kereta-api-express-malam-bima.html Kereta api Express Malam Bima]</ref> Kereta ini menggunakan rangkaian gerbong berwarna [[biru]] dan merupakan kereta api pertama dengan sistem AC ber[[freon]] di Indonesia. Pada awal pengoperasiannya, KA Bima mengikuti rute ''[[kereta api Bintang Sendja|Bintang Sendja]]''. Namun, beberapa minggu kemudian rutenya pun diubah melewati [[stasiun Purwokerto|Purwokerto]] dan [[stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]], hingga saat ini.
=== Perusahaan
Pada tanggal 15 September 1970, nama PNKA berubah menjadi '''''Perusahaan Jawatan Kereta Api''''' ('''PJKA, Perjanka''') selama dekade [[1970-an]] hingga awal dekade [[1990-an]].<ref name="huangcorp"/>
Pada tahun [[1981]], PJKA terlibat dalam produksi film berjudul ''[[Kereta Api Terakhir]]'' yang diproduksi oleh [[Produksi Film Negara|Pusat Produksi Film Negara]], dan merupakan film unggulan pada masa itu.<ref>[http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-k017-81-049431_kereta-api-terakhir FilmIndonesia: Kereta Api Terakhir]</ref>
Baris 194 ⟶ 187:
==== Era lokomotif andalan kereta api ====
{{utama|CC201|BB203}}
Pada akhir tahun
Di [[
Pada tanggal [[6 Oktober]] [[1976]], beberapa saat setelah ditutupnya [[jalur kereta api Secang-Kedungjati]], [[Museum Kereta Api Ambarawa]] didirikan, menempati bekas stasiun Willem I di [[Ambarawa]]. Di sinilah akhir
Pada
Terjadinya [[Tragedi Bintaro]] pada [[19 Oktober]] [[1987]] merupakan peristiwa tragis yang memperparah buruknya citra PJKA sebagai satu-satunya operator kereta api di Indonesia. Dalam tragedi ini, ratusan orang tewas sedangkan sisanya luka-luka. Sejak tragedi itulah, keamanan dan kenyamanan kereta api masih dipertanyakan.
===
[[Berkas:ID diesel loco CC 201-05 060327 4217 kta.jpg|jmpl|[[CC201]] 05 (CC201 77 04) semasa berlogo Perumka dan sebelum dimutasi]]
Pada tanggal 1 Agustus 1990, PJKA berubah menjadi '''''Perusahaan Umum Kereta Api''''' ('''Perumka'''). Pada masa ini, kerugian-kerugian seperti yang dialami PJKA pada beberapa tahun yang lalu dapat ditekan. Seluruh pegawainya masih berstatus PNS yang diatur tersendiri dan diperbolehkan mencari laba.
{{multiple image
|align=left
|direction=vertical
|width=200
|image1=
|caption1=
}}
Zaman Perumka biasa disebut '''"zaman merah biru"''' karena semua cat lokomotif yang dioperasikan secara komersial diubah menjadi merah dan biru dengan logo Perumka putih di depan dan belakangnya, serta di bawah kaca kabin [[masinis]] tepat di atas [[plat nomor]]nya. Selain itu, cat ''livery'' semua kelas kereta juga diubah, yakni untuk eksekutif dicat biru muda-biru tua, bisnis dicat hijau tua-biru tua, ekonomi dicat merah tua-biru tua, serta kereta pembangkit dan kereta bagasi dicat biru tua polos. Semua kereta memiliki garis putih dengan logo Perumka merah
=== Persero ===
Pada
Pada tahun [[1995]] lahir kereta api eksekutif argo buatan [[PT Inka]] Madiun, yang diberi nama [[kereta api Argo Bromo|Argo Bromo]] dan [[kereta api Argo Gede|Argo Gede]]. Semua kereta eksekutif argo terbaru tersebut dicat putih abu-abu dengan garis biru-biru tua dengan logo PT KAI di kiri dan Departemen Perhubungan di kanan. Selain itu, diimpor pula lokomotif [[CC203|CC 203]] dari pabriknya, GE Transportation langsung. Lokomotif ini memiliki desain yang [[aerodinamika|aerodinamis]].
Baris 231 ⟶ 221:
Pada masa ini, PT KA memperkenalkan sistem PSO (''public service obligation''), terutama untuk [[kereta api ekonomi]].<ref name="protespublik"/> PSO ini menggantikan sistem subsidi yang sebelumnya dilaksanakan. Pada tahun [[2007]] disahkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 yang menghapus monopoli yang dilakukan oleh PT KA.
Pada era ini juga sejumlah lokomotif diesel hidrolik mulai berkurang seiring dengan kebijakan PT KA saat itu lebih merawat lokomotif diesel elektrik yang sudah ada dan mendatangkan, mengembangkan sejumlah lokomotif diesel elektrik dan hidrolik generasi baru yang sudah menggunakan teknologi canggih dalam perawatannya.
==== Transformasi dan digitalisasi ====
Era digitalisasi perkeretaapian Indonesia sudah muncul sejak 1980-an. Digitalisasi mulai dirintis saat diluncurkannya lokomotif [[BB204]] pada tahun 1980-an di [[
Pada dekade [[2010-an]] telah banyak terjadi [[transformasi]] pada PT KA, lebih-lebih saat dipimpin oleh [[Ignasius Jonan]]. Pada tahun [[2010]] nama PT KA berubah menjadi '''''PT Kereta Api Indonesia (Persero)''''' ('''PT KAI'''). Keluhan masyarakat dengan tidak adanya AC pada kereta ekonomi, maka pada tahun [[2010]] muncul kereta api ekonomi AC non-PSO dengan hadirnya [[kereta api Bogowonto]] sebagai perintisnya.
Pada tanggal [[28 September]] [[2011]], logo PT KAI berganti. Transformasi lain yang terletak pada sistem pertiketan. Tiket yang semula hanya bisa dipesan di stasiun keberangkatan, kini sudah dipesan di [[minimarket]] dan agen-agen tiket. Yang lebih hebatnya lagi, muncul sistem ''boarding pass'' yang mengharuskan penumpang membawa bukti identitas diri. Selain itu, pengelolaan stasiun kini sangat bagus. Semua kereta api jarak menengah maupun jauh telah dipasangi AC. Digitalisasi lokomotif di Indonesia terus maju sejak [[CC205]] dan [[CC206]] diimpor untuk memperkuat armada PT KAI saat ini
==== Peringatan 75 tahun terbentuknya perusahaan ====
Dalam memperingati hari ulang tahun yang ke-75 pada 28 September 2020, PT KAI meresmikan logo baru dengan bentuk tiga huruf "K", "A", dan "I" yang dibuat dengan tulisan miring (menggambarkan karakter perusahaan yang progresif, terbuka, dan terpercaya). Aksen bentuk rel kereta api pada huruf "A" melambangkan "harapan untuk memajukan perusahaan sebagai ekosistem transportasi yang terbaik dan bersinergi" dan penggunaan dua warna yang memiliki makna berbeda dari logo sebelumnya, yaitu gabungan kedua warna ini mencermnikan "hubungan harmonis antara KAI dan seluruh pemangku kepentingan sektor perkeretaapian", dengan warna biru (pada huruf "K" dan "I") melambangkan "stabilitas, profesionalisme, amanah, dan kepercayaan diri dari perusahaan", dan warna oranye (pada huruf "A") melambangkan "antusiasme, kreativitas, dan tekad perusahaan".<ref>{{Cite
Sebagai salah satu model transportasi massal yang dipakai oleh jutaan masyarakat, perkembangan perkeretaapian di Indonesia tak lepas dari sorotan dan kelemahan. Faktor yang sering menjadi perhatian saat ini adalah [[Daftar kecelakaan kereta api di Indonesia|tingkat kecelakaan yang masih relatif tinggi]] baik gerbong yang anjlok, tabrakan antara kereta api dengan kereta api, tabrakan antara kereta api dengan kendaraan lain, adanya banjir/longsor dan masalah lain yang sering dihadapi oleh pengguna Kereta Api. Penyebab utama dari problematika ini dapat dilihat pada sarana dan pemeliharaan rel yang tidak merata sehingga mengakibatkan berbagai masalah. Pada tahun 2009, tercatat 255 orang menjadi korban kecelakaan kereta api baik luka ataupun tewas.<ref>http://gis.dephub.go.id/mapping/Statistik/Keretaapi/Tabel_A_4_3_01.htm {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130611074250/http://gis.dephub.go.id/mapping/Statistik/Keretaapi/Tabel_A_4_3_01.htm |date=2013-06-11 }} Angka kecelakaan Kereta Api</ref> Sekitar 60 % kecelakaan kereta api terjadi di perlintasan kereta api, yang umumnya tak memiliki palang pintu bahkan tak berpenjaga.<ref>http://www.indosiar.com/fokus/60-persen-kecelakaan-kereta-api-terjadi-di-perlintasan_29139.html {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150924034520/http://www.indosiar.com/fokus/60-persen-kecelakaan-kereta-api-terjadi-di-perlintasan_29139.html |date=2015-09-24 }} Perlintasan kereta api</ref> Sebanyak 2.923 palang pintu perlintasan kereta api yang tersebar di pulau Jawa, tercatat sekitar 1.192 tidak dijaga petugas.<ref>http://www.lensaindonesia.com/2013/09/28/palang-pintu-liar-pt-kai-enggan-tanggung-jawab.html Palang pintu mematikan.</ref> Artinya 40% perlintasan luput dari pengawasan pihak PT KAI yang bertanggung jawab penuh menjamin keamanan dan keselamatan lalu lintas sebagaimana tercantum dalam UU Nomor 23 Tahun 2007 pasal 31, pasal 32, pasal 33, pasal 34 dan pasal 124 yang telah disahkan oleh legislatif.
Baris 266 ⟶ 257:
'''Reaktivasi Jalur KA:'''
* Binjai-Besitang
* [[Jalur kereta api Padang
* Pariaman-Naras-Sungai Limau
* Muaro Kalaban-Muaro
'''
* Perkotaan Medan (Jalur Ganda KA Medan-Araskabu-Kualanamu)
* Perkotaan Padang (Padang-BIM dan Padang-Pariaman)
Baris 297 ⟶ 288:
* Puruk Cahu-Mangkatib
'''Pembangunan Kereta Api
* Jalur KA baru Tanjung-Paringin-Barabai-Rantau-Martapura-Banjarmasin
* Jalur KA baru Balikpapan-Samarinda
Baris 313 ⟶ 304:
* Jalur KA baru Bitung-Gorontalo-Isimu
* Jalur KA baru Pare Pare-Mamuju
* [[Jalur kereta api Makassar–Parepare|Jalur KA baru Makassar-Pare Pare]] (Saat ini Segmen: Mandai - Barru yang beroperasi pada 28 Desember 2023 termasuk percabangan Garongkong)
* Jalur KA baru Makassar-Sungguhminasa-Takalar-Bulukumba-Watampone
* Jalur KA baru Mamuju-Palu-Isimu
Baris 341 ⟶ 332:
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.kereta-api.co.id/ Situs resmi PT Kereta Api] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20151125184722/http://www.kereta-api.co.id/ |date=2015-11-25 }}
[[Kategori:
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Sejarah perkeretaapian]]
|