Parakan, Temanggung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Sejarah Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(117 revisi perantara oleh 58 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 4:
|dati2=Kabupaten
|nama dati2=Temanggung
|luas=
|penduduk=46.875 jiwa
|kelurahan=
Glapansari</small><br/>Sunggingsari</small><br/>Caturanom</small><br/>Depokharjo</small><br/>Ringinanom</small><br/>Wanutengah</small><br/>Parakan Kauman</small><br/>Parakan Wetan</small><br/>Dangkel</small><br/>Watukumpul</small><br/>Mandisari</small><br/>Campursalam</small><br/>Nglondong</small><br/>Tegalroso</small><br/>Bagusan</small><br/>Traji</small><br/>
|nama camat=Eko Budi Hartono, S.H., M.Si.
|kepadatan=2.207 jiwa/km² ([[2008]])
|provinsi=Jawa Tengah
}}
'''Parakan''' ({{lang-jv|ꦥꦫꦏꦤ꧀}}) adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Temanggung]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Kecamatan ini terletak di lereng [[Gunung Sindoro]]-[[Gunung Sumbing|Sumbing]]. Kecamatan ini dilintasi jalur dari [[Wonosobo]] ke [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] atau [[Semarang]] dan Yogyakarta ke Jalur Pantura/Jakarta (via Weleri).
== Sejarah ==
Berdasarkan catatan sejarah [[Nugroho Notosusanto]], daerah Parakan ini
Pada zaman
Dikatakan
Parakan pernah menjadi pusat pemerintahan [[Kabupaten
== Geografi ==
Baris 48 ⟶ 33:
=== Desa/ Kelurahan ===
* ''Sunggingsari''
* ''Glapansari''
* ''Caturanom''
* ''Depokharjo''
* ''Ringinanom''
* ''Wanutengah''
* ''Nglondong''
* ''Parakan Kauman''
* ''Parakan Wetan''
* ''Dangkel''
* ''Watukumpul''
* ''Mandisari''
* ''Campursalam
* ''Tegalroso''
* ''Bagusan''
Baris 68 ⟶ 52:
== Budaya dan Masyarakat ==
=== Mata pencaharian ===
=== Keagamaan ===
Mayoritas penduduk Parakan beragama Islam, terbukti dengan banyaknya masjid, langgar atau surau atau musholla dan pesantren di daerah ini. Namun
=== Bahasa daerah ===
Mayoritas penduduk menggunakan
Kata-kata khas lainnya, bahkan hampir punah antara lain
* enyong = aku/ saya
* njo = ayo pergi
* ''arek'' = mau/ akan
* ''boek'' = kaos kaki
* ''dhe'e'' (kasar) = kamu
* ''es grim'' = es krim
* ''gage / gek ndang'' = ayo cepat / bergegas
* ''ha-njuk'' = lalu
* ''kambek'' = bersama
* ''koplak'' = gila, tidak masuk akal (kasar)
* ''luweh''= terserah
* ''
* ''nana/ nono'' = tidak ada
* ''ndais'' = sukurin
* ''ndak'' = apakah
* ''ndak iya (dibaca"ndak iyo") '' = apa benar
* ''rempon'' = ngrumpi
* ''samang'' (halus) = kamu
* ''cuthang/suthang" (kasar) = kaki
* ''sosi'' = kunci
* ''mbirek'' (kasar) = tidur
* ''dheson'' = istilah untuk orang yang mudah marah/tersinggung
* ''saoto'' = soto
* ''ta (dibaca "to")'' = "ta" adalah akhiran kata yang ada dalam kalimat. Contohnya "apa ta, angel ta, modar ta, koplak ta".
* ''yak'' = jaket
Kata -kata berikut merupakan ungkapan kasar yang tidak baik (''ora ilok''), biasanya diungkapkan ketika sedang kesal/ marah, antara lain:
* ''jathel'' (kasar) = tidak mau/tidak sudi
* ''jidhor'' (kasar) = sukurin / rasakan akibatnya / biarin
* ''modar'',''jingkeng'',''cokik'',''pokik'',''joliding''(kasar) = mampus, mati kamu, mati, sukurin
* ''ndhasmu'' (kasar) = kepalamu
* ''cocote'' (kasar) = mulutmu
* ''sikak'' (kasar) = bulu di antara dubur, bajingan
* ''matane'' (kasar) = mata mu
* ''sutik'' (kasar) = wegah
* ''jembat'' (alus nek iki) = apek
* ''celeng (kasar) = babi hutan''
* ''asu (kasar) = anjing''
== Wisata ==
=== Tempat Menarik/ Bersejarah Terdekat ===
* 'Kelenteng Hok Tek Tong' yang berdiri sejak tahun 1840 an masih sesuai dengan aslinya walaupun sudah beberapa kali direhabilitasi pada tahun 1852,1882,1940,1958 dan 2009. Papan prasasti tersusun rapi diruangan sebelah utara bangunan utama,
* ''Kreteg Kali Galeh'', Jembatan peninggalan zaman Belanda di Sungai (''Kali'') Galeh lama masih digunakan sebagai penyeberangan pejalan kaki. Pada masa penjajahan Belanda, jembatan tersebut pernah dibumihanguskan oleh para Pejuang untuk menghalau penjajah masuk Kota.
* ''Kreteg Rel Sepur'', Jembatan kereta api peninggalan zaman Belanda di Sungai (''Kali'') Galeh, kondisi jembatan saat ini menyisakan beberapa rangka saja.
* ''Masjid Jami' Al Barokah Bambu Runcing'', Kauman Parakan merupakan markas perjuangan pada masa penjajahan Belanda. Sudah beberapa kali Masjid bersejarah ini dipugar namun arah kiblat masjid hanya 8 derajat titik barat keutara yang seharusnya 24 derajat titik barat keutara, jadi kondisi sekarang sholat di masjid Al Barkah Kauman menghadap ke [[Somalia]] tidak ke [[Makkah]].
* ''Monumen Stasiun Sepur'', Parakan Wetan. Pada masa perjuangan kemerdekaan, stasiun ini digunakan sebagai terminal pengangkutan para pejuang (terutama dari [[Jawa Timur]]) yang akan ''menyepuh'' (memberikan kekuatan spiritual) [[Bambu Runcing]] kepada para Kyai di Parakan.
* ''Pasar [[Legi]]'', Jetis Kauman.
* ''Pasar Entho'', Parakan Wetan.
* ''Sendang Sidhukun'' atau ''lebih di kenal Pemandian Traji,'' konon di sendang ini pada penjajahan belanda sering dijadikan tempat spiritual saat malam [[Tahun Baru Jawa|1 Sura]] oleh pejuang asli jawa.
* ''Pondok Pesantren Kyai Parak'', Kauman Parakan.
* ''Pondok Pesantren Zaidatul Maarif (PPZM)'', Kauman Parakan, Pondok Pesantren tertua di Parakan.
=== Acara/ Peristiwa Menarik ===
* ''Padusan'', acara mandi/ bersuci/ pembersihan badan bersama, dilakukan di sungai/ kolam, sehari sebelum Ramadhan
* ''Parade Kesenian Tradisional Islam'', setiap 1 Muharram/ Sura dipusatkan di Masjid Al Barakah Monumen Bambu Runcing.
* ''Pawai Oncor'', Parade Obor disertai Takbir setiap malam lebaran (1 Syawal).
* ''Sura'', Mantenan Pak Lurah/ bu Lurah, setiap 1 Muharram/ Sura dipusatkan di Pemandian Traji
* ''Nyadran'', acara pembersihan di setiap Kuburan Islam, beberapa hari sebelum Ramadhan, setelah selesai dilanjutkan dengan makan bersama, biasanya makan [[Sega Gana]]. Di beberapa desa di lereng Gunung Sumbing, Nyadran tersebut dilakukan dengan memberi makan nasi lengkap beserta lauk pauk kepada saudara/ famili/ orang yang dihormati.
=== Kesenian tradisional ===
* ''Kubro'' ([[Kubrosiswo]]): Tarian dengan memakai seragam & topeng, diikuti dengan alat musik pukul. dimainkan juga oleh anak anak.
* ''Jaran Kepang'' ([[Kuda Lumping]]): Tarian dengan menggunakan tunggangan kuda yang terbuat dari bambu dan dihias meriah.
* ''Ndibak'': Lantunan puji-pujian Islami dalam bahasa Arab, yang dinyanyikan bersama-sama yaitu dengan membacakan sebagian kitab [[Barzanji|Barjanji]].
* ''Kadara'' (dibaca Kadaro): lantunan puji-pujian terhadap rosul diiringi tiga buah [[rebana|terbang]] besar yang sampai sekarang masih eksis tiap malam jumah pahing berlatih di musholla wakfiyah (Bani Israel) Karang Tengah, Parakan Kauman.
* ''[[Barzanji|Zanzanen/ Barjanjen]]'' (Sholawatan Jawa) lantunan pijian kepada nabi Muhammad SAW dengan musik perkusi tradisioal kelompok ini ada di kampung Nglondong, Jogomertan, Klewogan, dll.
* ''Salabat'' di kampung kembaran desa Campursalam, Parakan.
* ''[[Burdah]]an''. hampir sama dengan ''Ndibak'' tetapi lebih sering dilakukan oleh kaum ibu.
* '''Hadrah''' hampir sama dengan Kadaro tetapi jumlah rebana yang dipakai lebih banyak dan masih sering di lakukan di Linkungan Klewogan di rumah Alm Bpk H. Murtadho (H. Atmo) dan Desa Nglondong yang sering dilakukan di kediaman KH.Masduq Muafiqin pengasuh Ponpes Darussalam
=== Makanan tradisional ===
Aneka roti dan kue tradisional dapat diperoleh di beberapa toko (warung) antara lain di Pasar Kembang, toko di Jalan Brigjen Katamso, penjaja di Pasar Entho, maupun Pasar Legi.
Beberapa makanan tradisional (khas) Parakan yang layak dicicipi ataupun dibeli sebagai oleh-oleh antara lain:
* ''Emping Jet (Entho)'', sejenis emping yang terbuat dari ketela pohon, rasanya gurih.
* ''Intip pisang'', terbuat dari ketan dan kelapa serta berisi buah pisang menjadikan makanan ini sebuah hidangan yang menarik dengan rasa yang kompleks antara gurih dan juga manis.
* ''Sega Gana'', nasi yang dicampur dengan sayuran, parutan kelapa, ikan teri, tempe dan kadang-kadang juga ditambah kentang, jeroan iso dll.
* ''Gudheg Gurih'', berbeda dengan gudheg Yogya, gudheg di daerah ini manis tapi gurih.
* ''Sega Jagung'' (Nasi Jagung) yang disertai sayuran rebus dan rempeyek jagung/teri
* ''Coro Bikang'', makanan kecil yang termasuk salah satu jajanan pasar yang terbuat dari telur & krim, rasanya manis
* ''Lemper'', juga merupakan jajanan pasar yang terbuat dari ketan dengan daging ayam di dalamnya, disajikan dengan dibungkus daun pisang
Baris 105 ⟶ 142:
* ''Wehku'' atau ''Moho'', semacam bikang berwarna putih dan berasa manis.
* ''Pelok'', semacam kue kering berbentuk oval yang berbahan sama dengan kue bolu.
* ''Roti
* ''Cithak'' kue dari beras ketan yang diisi kacang hijau atau kacang tanah yang ditumbuk lalu dikukus bersamaan.
* ''
* ''Wolak-walik'', kue bakar berbentuk bundar pipih dengan bahan dasar tepung dan pisang, dibungkus daun pisang.
* ''Kipa'' (dibaca "kipo"), kue bakar berbentuk lonjong pipih dengan bahan dasar tepung yang berisi adonan gula jawa dan kelapa, dibungkus daun pisang.
* ''Widaran''
Makanan di Parakan juga banyak yang dinamai dengan istilah yang unik-unik, antara lain:
* '''Endhog Gludhug''', secara harafiah bisa diartikan sebagai "telur (''endhog'') guling (''gludhug'')". Dibuat dari ketela pohon yang dilumat, dicampur gula, garam & vanili dibentuk bulat dan digoreng, kemudian dilumuri wijen.
* '''Tempe Kemul''' tempe bersalut tepung yang digoreng atau semacam mendhoan gaya Parakan.
* '''Tahu Cokol''', atau tahu isi irisan wortel, irisan sayur, kecambah dll.
* '''Ndhas Borok /sikil krowak '''ketela yang ditumbuk dan dibuat bundar seperti pizza, memakai gula jawa dan taburan parutan kelapa.
* '''Randha Sisik'''
* '''Ganjel Rel'''
* '''Semar Mendem''' sejenis lemper, tetapi dibalut dengan kulit dadar yang terbuat dari telur yang digoreng tipis dan isi di dalamnya adalah daging ayam cincang gurih.
* '''Sempara''' hampir sama dengan thiwul tapi berwarna putih ada taburan kelapa dan gula jawa dibungkus pake daun pisang
* [[Barisan Bambu Runcing]]
{{Parakan, Temanggung}}
{{Kabupaten Temanggung}}
{{Authority control}}
|