Pertempuran Khaibar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sesudah Pertempuran: Memperbaiki informasi yang keliru, terutama informasi tentang Islam, muslim yang disalahgunakan, agar sejarah Islam atau citra Islam menjadi buruk dan dibenci.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(5 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 17:
}}
 
'''Pertempuran Khaibar''' adalah pertempuran yang terjadi antara umat [[Islam]] yang dipimpin Nabi [[Muhammad]] {{SAW}} dengan umat [[Yahudi]] yang hidup di [[oasis]] [[Khaybar]], sekitar 150 km dari [[Madinah]], [[Arab Saudi]]. Pertempuran ini berakhir dengan kemenangan umat Islam, dan Nabi Muhammad {{SAW}} berhasil memperoleh [[harta]], [[senjata]], dan dukungan [[kabilah]] setempat. Pertempuran ini terjadi sekitar dua pekan kemudian, Rasul {{SAW}} bahkan memimpin sendiri ekspedisi militer menuju Khaibar, daerah sejauh tiga hari perjalanan dari [[Madinah]]. Khaibar adalah daerah subur yang menjadi benteng utama Yahudi di [[jazirah Arab]]. Terutama setelah Yahudi di Madinah ditaklukkan oleh Rasulullah {{SAW}}.
 
== Latar Belakang ==
Baris 24:
== Peperangan ==
 
Yahudi tak mempunyai cukup kekuatan untuk menggempur kaum Muslimin. Namun mereka cerdik. Mereka mampu menyatukan musuh-musuh Nabi Muhammad {{SAW}} dari berbagai kabilah yang sangat kuat. Hal itu terbukti pada [[Pertempuran Khandaq|Perang Khandaq]]. Bagi warga Muslim di Madinah, Yahudi lebih berbahaya dibanding musuh-musuh lainnya.
 
Maka Nabi Muhammad {{SAW}} menyerbu ke jantung pertahanan musuh. Suatu pekerjaan yang tak mudah dilakukan. Pasukan Romawi yang lebih kuat pun tak mampu menaklukkan benteng Khaibar yang memiliki sistem pertahanan berlapis-lapis yang sangat baik. Sallam anak Misykam mengorganisasikan prajurit Yahudi. Perempuan, anak-anak dan harta benda mereka tempatkan di benteng Watih dan Sulaim. Persediaan makanan dikumpulkan di benteng Na’im. Pasukan perang dikonsentrasikan di benteng Natat. Sedangkan Sallam dan para prajurit pilihan maju ke garis depan.
 
Sallam tewas dalam pertempuran itu. Tapi pertahanan Khaibar belum dapat ditembus. Nabi Muhammad {{SAW}} menugasimenugaskan Abu Bakar untuk menjadi komandan pasukan. Namun gagal. Demikian pula Umar. Akhirnya kepemimpinan komando diserahkan pada Ali.
 
Di Khaibar inilah nama Ali menjulang. Keberhasilannya merenggut pintu benteng untuk menjadi perisai selalu dikisahkan dari abad ke abad. Ali dan pasukannya juga berhasil menjebol pertahanan lawan. Harith bin Abu Zainab -komandan Yahudi setelah Sallam-pun tewas. Benteng Na’im jatuh ke tangan pasukan Islam.
 
Setelah itu benteng demi benteng dikuasai. Seluruhnya melalui pertarungan sengit. Benteng Qamush kemudian jatuh. Demikian juga benteng Zubair setelah dikepung cukup lama. Semula Yahudi bertahan di benteng tersebut. Namun pasukan Islam memotong saluran air menuju benteng yang memaksa pasukan Yahudi keluar dari tempat perlindungannya dan bertempur langsung. Benteng Watih dan Sulaim pun tanpa kecuali jatuh ke tangan pasukan Islam.
 
== Sesudah Pertempuran ==
Baris 38:
Yahudi lalu menyerah. Seluruh benteng diserahkan pada umat Islam. Nabi Muhammad {{SAW}} memerintahkan pasukannya untuk tetap melindungi warga Yahudi dan seluruh kekayaannya, kecuali Kinana bin Rabi’ yang terbukti berbohong saat dimintai keterangan rasulullah.
 
Perlindungan itu tampaknya sengaja diberikan oleh rasulullah untuk menunjukkan beda perlakuan kalangan Islam dan [[Kekristenan|Kristen]] terhadap pihak yang dikalahkan. Biasanya, pasukan Kristen dari kekaisaran Romawi akan menghancurludeskan kelompok Yahudi yang dikalahkannya. Sekarang kaum Yahudi Khaibar diberi kemerdekaan untuk mengatur dirinya sendiri sepanjang mengikuti garis kepemimpinan Nabi Muhammad {{SAW}} dalam politik.
 
Nabi Muhammad SAW sempat tinggal beberapa lama di Khaibar. Ia bahkan nyaris meninggal lantaran diracun. Diriwayatkan bahwa Zainab binti Harits menaruh dendam pada Nabi Muhammad {{SAW}}. Sallam, suaminya, tewas dalam pertempuran Khaibar. Zainab lalu mengirim sepotong daging domba untuk Nabi Muhammad SAW. Rasulullah sempat mengigit sedikit daging tersebut, tetapi segera memuntahkannya setelah merasa ada hal yang ganjil. Tidak demikian halnya dengan sahabat rasul, Bisyri[[Bisyr bin BaraAl Barra']]. Ia meninggal lantaran memakan daging tersebut.
Setelah kejadian tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian mengirim utusan untuk memanggil Zainab binti Harits. Lalu beliau bertanya kepada wanita itu: “Apakah kamu memberi racun pada daging ini?” wanita Yahudi itu menjawab, “Siapa yang memberimu kabar?” beliau menjawab: “Yang memberiku kabar adalah apa yang ada di tanganku ini.” wanita Yahudi itu berkata, “Benar.” Beliau bertanya lagi: “Apa yang kamu inginkan?” wanita Yahudi itu menjawab, “Dalam hati aku berkata, ‘Jika dia memang seorang Nabi maka dia tidak akan mendapatkan bahaya, tetapi jika bukan seorang Nabi maka kami dapat beristirahat darinya’.
 
Kemudian Rasulullah ﷺ memberi maaf pada Zainab binti Harits dan ia masuk Islam karena telah nyata kebenaran kenabian Rasulullah ﷺ
 
Pada riwayat berikutnya ia kemudian dihukum mati karena tuntutan qhisos dari keluarga Bisyr bin Al-Bara'.
 
Khaibar telah ditaklukkan. Rombongan pasukan Rasulullah {{SAW}} kembali ke Madinah melalui Wadil Qura, wilayah yang dikuasi kelompok Yahudi lainnya. Pasukan Yahudi setempat mencegat rombongan tersebut. Sebagaimana di Khaibar, mereka kemudian ditaklukkan pula. Sedangkan Yahudi Taima’ malah mengulurkan tawaran damai tanpa melalui peperangan.
Baris 46 ⟶ 51:
Dengan penaklukan tersebut, Islam di Madinah telah menjadi kekuatan utama di jazirah Arab. Ketenangan masyarakat semakin terwujud. Dengan demikian, Nabi Muhammad {{SAW}} dapat lebih berkonsentrasi dalam dakwah membangun moralitas masyarakat.
 
Kaum Yahudi menyerah dengan syarat membayar [[jizyahpajak]] dan memberikan tanahnya kepada umat Islam. Akibatnya, mereka banyak yang menjadi [[hamba sahaya]]. Menurut Stillman, orang-orang Yahudi dari Bani Nadhir tidak termasuk dalam perjanjian ini, dan seluruh tawananorang bani Nadhir akhirnya dibunuh, kecuali anak-anak dan wanita yang dibebaskandijadikan karenabudak.<ref>Stillman Rosululloh14, melarang18</ref> adanyaSetelah tawananpertempuran ini orang-orang Yahudi masih tinggal di Khaibar, hingga akhirnya diusir oleh [[khalifah]] [[Umar bin Khattab]]. Pembebanan pajak terhadap orang-orang Yahudi menandai dimulainya penerapan ''[[jizyah]]'' terhadap para ''[[dzimmi]]'' di bawah pemerintahan Islam, dan penahanan tanah mereka menjadi milik komunitas Islam.<ref>Stillman 18–19</ref><ref>[[Bernard Lewis|Lewis, Bernard]]. ''The Jews of Islam''. Princeton: Princeton University Press, 1984. ISBN 0-691-00807-8 hal. 10</ref>
 
Karena kemenangan umat Islam dalam pertempuran ini, kata "Khaibar" sering disebutkan dalam slogan, lagu, atau senjata-senjata buatan orang-orang Islam.