Kongres Perempuan Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Thersetya2021 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan Suntingan visualeditor-wikitext
Harus kata seblak
Tag: Pengembalian manual VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{More citations needed|date=Desember 2020}}
 
{{rapikan}}
[[Berkas:Conggres aisiyah.jpg|jmpl|300px|Comita Congres Perempoean Indonesia tahun 1928]]
'''Kongres Perempuan Indonesia ke-1''' diselenggarakan di [[Yogyakarta]], [[Hindia Belanda]] (sekarang [[Indonesia]]), dimulai pada Sabtu malam dan berlangsung selama 22-25 Desember 1928. Kongres ini dihadiri lebih dari seribu orang. Kongres ini diikuti oleh 30 organisasi perempuan dari 12 kota di [[Jawa]] dan [[Sumatra]] dan beberapa organisasi kaum laki-laki, yang bertujuan memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama dalam bidang pendidikan dan pernikahan.<ref name=":0" /> Para perempuan ini mendapat inspirasi dari perempuan-perempuan yang melakukan perjuangan melawan penjajah pada abad ke-19.<ref>{{Cite news|last=Gischa|first=Serafica|date=2021-02-08|title=Kongres Perempuan Indonesia|url=https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/08/144518669/kongres-perempuan-indonesia|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-08-24}}</ref>
Baris 23:
 
== Suara dalam Kongres ==
[[Kongres Pemuda Kedua]] yang menghasilkan "[[Sumpah Pemuda]]", yang diadakan terlebih dahulu pada bulan Oktober 1928, telah menginspirasi tokoh-tokoh perempuan dari kelompok guru muda Jong Java yang telah membentuk cabang Poetri Indonesia di Yogyakarta, untuk membentuk Panitia Kongres Perempuan yang diketuai oleh R.A. Soekonto dengan [[Nyi Hajar Dewantara]] sebagai wakilnya & Soejatien (Ketua Poetri Indonesia Cabang Yogya) sebagai sekretaris. Ketiga tokoh perempuan ini sebenarnya tidak asing dengan dunia pergerakan karena memiliki hubungan dengan tokoh pergerakan nasionalis Indonesia. R.A. Soekonto adalah kakak dari [[Ali Sastroamidjojo]], sedangkan Nyi Hajar Dewantara merupakan istri dari [[Ki Hajar DewantoroDewantara]] dan Soejatien (saat Kongres masih lajang) adalah murid Soekarno & Ki Hajar DewantoroDewantara.
 
Beberapa pidato yang dibacakan oleh tokoh-tokoh perempuan pada saat Kongres:
Baris 31:
# "Kewadjiban & Tjita-Tjita Poeteri Indonesia", oleh Saudari Sitti Soendari
# "Bagaimanakah Djalan Kaoem Perempoean Waktoe Ini & Bagaimanakah Kelak", oleh Saudari Tien Sastrowirjo
# "Kewadjiban Perempoean di Dalamdalam Roemah Tangga", oleh Saudari R.A. Soekonto (Wanita Oetomo)
# "Hal Keadaan Isteri di Europah", oleh Ny. [[Ali Sastroamidjojo]]
# "Keadaban Isteri", oleh Nyi Hajar DewantoroDewantara
 
Pada 22 Desember [[1953]], dalam acara peringatan ke-25 Kongres ini, [[Presiden RI]] [[Soekarno]] menetapkan sebagai Hari Ibu Nasional melalui Dekret Presiden RI No. 316 Tahun 1953. Sejak itulah, setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu di Indonesia.
Baris 135:
 
# Mendirikan badan federasi bersama dengan nama "Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia" (PPPI).
# Menerbitkan surat kabar, yang redaksinya dipercayakan kepada pengurus PPPI, anggota-anggota redaksi terdiri dari: Nyi Hajar Dewantoro, Nn. Hajinah, Ny. Ali SastroamojoyoSastroamijoyo, Nn. Ismudiyati, Nn. Budiah dan Nn. Sunaryati (Nyi Sunaryati Sukemi).
# Mendirikan ''studifonds(dana studi)'' yang akan menolong gadis-gadis yang tidak mampu.
# Memperkuat pendidikan kepanduan putri.