Masjid Baiturrahman Banda Aceh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Al Asyi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(45 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
| image_size = 250px
| caption =
| religious_affiliation = [[Islam]] – [[Sunni]]
| location = Jalan Mohammad Jam №1, [[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]], [[Indonesia]]
| province = {{flag|Aceh}}
| country = {{flag|Indonesia}}
| established = [[1612]] dan [[1879]]
| architect = [[:en:Gerrit Bruins |Gerrit Bruins]]
| architecture_typearchitect = [[MasjidGerrit Bruins]]
| architecture_type = Masjid
| architecture_style = [[Timur Tengah]] dengan sedikit sentuhan arsitektur [[Mughal]]
| capacity = 30.000 [[Jemaah]]
|dome_quantity = 7<ref>{{id}} {{cite web|url=http://kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id2=baiturrahman |title=Masjid Baiturahman ( Masjid Raya ) Banda Aceh |format=php |accessdate={{date|2012-08-03}}}}</ref>
|dome_height_outer =
Baris 20 ⟶ 21:
}}
 
'''Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh''' ([[bahasa Arab]]: ''مسجد بيت الرحمن في باندا آتشيه'') ([[bahasa Aceh]]: ''Meuseujid BayturrahmanRaya Koeta RadjaBaiturrahman'') atau yang lebih dikenal dengan '''Masjid Raya Baiturrahman''' ([[bahasa Arab]]: ''مسجد الجامع بيت الرحمن'') atau '''Masjid Kesultanan Aceh''' ([[bahasa Arab]]: ''مسجد سلطنة آتشيه'') adalah sebuah [[masjid]] bersejarah yang berada di [[Kota Banda Aceh]], [[Aceh|Provinsi Aceh]], [[Indonesia]]. Masjid ini dibangun pada tahun [[1879]] dan merupakan [[Agama|simbol agama]], budaya, semangat, kekuatan, perjuangan dan [[nasionalisme]] [[Suku Aceh|rakyat Aceh]]. MasjidKemudian masjid ini adalah ''landmark'' [[Kota Banda Aceh]] sejak era [[Kesultanan Aceh]] dan selamat dari amukan bencana [[Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004|gempa dan tsunami pada 26 Desember 2004]] silam.
 
== Sejarah ==
{{multiple image
[[Berkas:AMH-6875-KB View of Achin.jpg|jmpl|Lukisan masjid yang asli. Masjid ini merupakan yang paling megah pada [[Abad ke-11 hingga 20|abad ke-18]] di [[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]]]]
| align = center
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Baiturrahman moskee in Koetaradja TMnr 60023556.jpg|jmpl|[[Kerajaan Belanda]] membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman pada saat [[Muhammad Daud Syah dari Aceh|Sultan Muhammad Daud]] masih bertahta sebagai [[Daftar penguasa Aceh|Sultan Aceh]] yang terakhir]]
| direction = horizontal
Awalnya masjid yang asli dibangun pada tahun [[1612]] di masa pemerintahan [[Iskandar Muda dari Aceh|Sultan Iskandar Muda]]. Ada juga yang mengatakan, bahwa masjid yang asli dibangun lebih awal pada tahun [[1292]] oleh [[:en:Sultan Alaidin Mahmudsyah|Sultan Alaidin Mahmudsyah]]. Pada saat itu status masjid ini sebagai masjid kerajaan yang menampilkan [[Jerami|atap jerami]] berlapis-lapis yang merupakan fitur khas [[arsitektur]] [[Aceh]].<ref name="heritage 81">{{cite book |author=Gunawan Tjahjono |authorlink= |title=Indonesian Heritage-Architecture |url= |accessdate= |year=1998 |publisher=Archipelago Press |location=Singapore |isbn=981-3018-30-5 |page= |pages=81–82}}</ref>
| total_width = 600
| header = Masjid Baiturrahman yang asli
| image1 = Idul Adha in Aceh, 1637, sketched by Peter Mundy part 1.jpg
| image2 = View of the great mosque of Aceh, sketched about 1650.jpg
| image3 = AMH-6875-KB View of Achin.jpg
| caption1 = Prosesi [[Idul Adha]] di Aceh, 1637.
| caption2 = Gambaran masjid raya Aceh, sekitar 1650.
| caption3 = Gambaran abad ke 18 tentang Banda Aceh.
}}
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Baiturrahman moskee in Koetaradja TMnr 60023556.jpg|jmpl|[[300px|Kerajaan Belanda]] membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman pada saat [[Muhammad Daud Syah dari Aceh|Sultan Muhammad Daud]] masih bertahta sebagai [[Daftar penguasa Aceh|Sultan Aceh]] yang terakhir]]
Kemudian ketika [[Hindia Belanda|Kolonial Hindia Belanda]] menyerang [[Kesultanan Aceh]] pada tanggal [[10 April]] [[1873]], masyarakat [[Aceh]] menggunakan bangunan masjid yang asli sebagai benteng pertempuran, dan menyerang pasukan [[:en:Royal Netherlands|Royal Belanda]] dari dalam masjid. [[:en:Royal Netherlands|Pasukan Royal Belanda]] pun membalas dengan menembakkan suar ke [[jerami|atap jerami]] [[masjid]], yang menyebabkan masjid terbakar. [[Jenderal]] [[:en:Van Swieten|Van Swieten]] pun menjanjikan pemimpin lokal bahwa dia akan membangun kembali masjid dan menciptakan tempat yang hangat untuk permintaan maaf.
 
Awalnya masjid yang asli dibangun pada tahun [[1612]] di masa pemerintahan [[Iskandar Muda dari Aceh|Sultan Iskandar Muda]]. Ada juga yang mengatakan, bahwa masjid yang asli dibangun lebih awal pada tahun [[1292]] oleh [[:en:Sultan Alaidin Mahmudsyah|Sultan Alaidin Mahmudsyah]]. Pada saat itu status masjid ini sebagai masjid kerajaan yang menampilkan [[Jerami|atap jerami]] berlapis-lapis yang merupakan fitur khas [[arsitektur]] [[Aceh]].<ref name="heritage 81">{{cite book |author=Gunawan Tjahjono |authorlink= |title=Indonesian Heritage-Architecture |url= |accessdate= |year=1998 |publisher=Archipelago Press |location=Singapore |isbn=981-3018-30-5 |page= |pages=81–82}}</ref>
Lalu pada tanggal [[9 Oktober]] [[1879]],<ref name="goodnewsfromindonesia.id_SejarahHariIni(">{{Cite web |title=Sejarah Hari Ini (9 Oktober 1879) - Belanda Bangun Kembali Masjid Raya Baiturrahman Aceh |last=Indrajaya |first=Dimas Wahyu |work=Good News From Indonesia |date= |accessdate={{date|2020-10-10}} |url=https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/10/09/sejarah-hari-ini-9-oktober-1879-belanda-bangun-kembali-masjid-raya-baiturrahman-aceh |quote= |archivedate= |archiveurl= |url-status=live}}</ref> [[Kerajaan Belanda]] membangun kembali masjid ini sebagai pemberian dan untuk mengurangi kemarahan [[rakyat Aceh]]. Konstruksi dimulai pada tahun [[1879]], ketika [[peletakan batu pertama]] diletakkan oleh [[:en:Tengku Qadhi Malikul Adil|Tengku Qadhi Malikul Adil]], yang kemudian menjadi [[Imam]] pertama masjid, dan diselesaikan pada tanggal [[27 Desember]] [[1881]] ketika masa pemerintahan [[Daftar penguasa Aceh|Sultan terakhir Aceh]], [[Muhammad Daud Syah dari Aceh|Muhammad Daud Syah]]. Banyak [[Suku Aceh|orang Aceh]] yang awalnya menolak untuk beribadah di Masjid Baiturrahman yang baru ini karena dibangun oleh [[Bangsa Belanda|orang Belanda]], yang awalnya merupakan musuh mereka. Namun sekarang masjid ini telah menjadi kebanggaan [[Kota Banda Aceh|masyarakat Banda Aceh]].<ref name="travelmarker.nl_BandaAceh-Sumat">{{Cite web |title=Banda Aceh |last=Luijken |first=Henk |work=travelmarker.nl |date= |accessdate={{date|2020-10-10}} |url=https://www.travelmarker.nl/bestemmingen/azie/indonesie/bezienswaardigheden/banda_aceh.htm |language= |quote= |archivedate=2016-11-17 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20161117192608/http://www.travelmarker.nl/bestemmingen/azie/indonesie/bezienswaardigheden/banda_aceh.htm |url-status=live |dead-url=yes }}</ref>
 
Kemudian ketika [[Hindia Belanda|Kolonial Hindia Belanda]] menyerang [[Kesultanan Aceh]] pada tanggal [[10 April]] [[1873]], masyarakat [[Aceh]] menggunakan bangunan masjid yang asli sebagai benteng pertempuran, dan menyerang pasukan [[:en:RoyalTentara NetherlandsKerajaan Hindia Belanda|Royalpasukan Kerajaan Belanda]] dari dalam masjid. [[:en:Royal Netherlands|Pasukan RoyalKerajaan Belanda]] pun membalas dengan menembakkan suar ke [[jerami|atap jerami]] [[masjid]], yang menyebabkan masjid terbakar. Ibadah salat dan lainnya saat itu direlokasi ke [[JenderalMasjid Baiturrahim Ulee Lheue]]. Jenderal [[:en:Van Swieten|Van Swieten]] pun menjanjikan pemimpin lokal bahwa dia akan membangun kembali masjid dan menciptakan tempat yang hangat untuk permintaan maaf.
Pada awalnya, masjid ini hanya memiliki satu [[kubah]] dan satu [[Menara masjid|minaret]]. Kemudian kubah-kubah dan minaret, baru ditambahkan pada tahun [[1935]], [[1958]], dan [[1982]]. Hingga saat ini, Masjid Baiturrahman memiliki 7 kubah dan 8 minaret, termasuk yang tertinggi di [[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]].<ref name="lestari">http://lestariheritage.net/aceh/webpages/sites01.htmlAceh Heritage {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120321191355/http://lestariheritage.net/aceh/webpages/sites01.html |date=2012-03-21 }}</ref> Masjid ini sempat selamat dari [[Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004|peristiwa gempa bumi dan tsunami]] pada tanggal [[26 Desember]] [[2004]] yang hanya mendapatkan sedikit kerusakan seperti beberapa dinding yang retak. Salah satu minaret 35 meter juga mengalami sedikit keretakan dan menjadi sedikit miring akibat gempa bumi tersebut.<ref name="acehpost">http://www.travellinkinfo.com/2019/08/kisah-masjid-raya-baiturrahman.html Pesona Religi Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh</ref><ref>{{cite book | editor-last = Van der Klaauw| editor-first = C.J.| authorlink = | coauthors = | title = Geslachtslijst Bruins| publisher = | series = | volume = | edition = | date = 24 December 1940| location = | pages = 6| language = | url = https://books.google.com/books?id=HENCAAAAIAAJ&pg=PA6| doi = | id = | isbn = | mr = | zbl = | jfm = }}</ref> Di saat kejadian [[bencana alam]] tersebut, masjid ini digunakan sebagai tempat penampungan sementara untuk orang-orang yang terlantar dan baru dibuka kembali untuk ibadah [[Salat]] setelah 2 minggu kemudian.<ref name="lestari" />
 
Lalu pada tanggal [[9 Oktober]] [[1879]],<ref name="goodnewsfromindonesia.id_SejarahHariIni(">{{Cite web |title=Sejarah Hari Ini (9 Oktober 1879) - Belanda Bangun Kembali Masjid Raya Baiturrahman Aceh |last=Indrajaya |first=Dimas Wahyu |work=Good News From Indonesia |date= |accessdate={{date|2020-10-10}} |url=https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/10/09/sejarah-hari-ini-9-oktober-1879-belanda-bangun-kembali-masjid-raya-baiturrahman-aceh |quote= |archivedate= |archiveurl= |url-status=live}}</ref> [[Kerajaan Belanda]] membangun kembali masjid ini sebagai pemberian dan untuk mengurangi kemarahan [[rakyat Aceh]]. Konstruksi dimulai pada tahun [[1879]], ketika [[peletakan batu pertama]] diletakkan oleh [[:en:TengkuJendral QadhiVan MalikulDer Adil|Heyden dan [[Tengku Qadhi Malikul Adil]], yang kemudian menjadi [[Imam]] pertama masjid, dan diselesaikan pada tanggal [[27 Desember]] [[1881]] ketika masa pemerintahan [[Daftar penguasa Aceh|Sultan terakhir Aceh]], [[Muhammad Daud Syah dari Aceh|Muhammad Daud Syah]]. Banyak [[Suku Aceh|orang Aceh]] yang awalnya menolak untuk beribadah di Masjid Baiturrahman yang baru ini karena dibangun oleh [[Bangsa Belanda|orang Belanda]], yang awalnya merupakan musuh mereka. Namun sekarang masjid ini telah menjadi kebanggaan [[Kota Banda Aceh|masyarakat Banda Aceh]].<ref name="travelmarker.nl_BandaAceh-Sumat">{{Cite web |title=Banda Aceh |last=Luijken |first=Henk |work=travelmarker.nl |date= |accessdate={{date|2020-10-10}} |url=https://www.travelmarker.nl/bestemmingen/azie/indonesie/bezienswaardigheden/banda_aceh.htm |language= |quote= |archivedate=2016-11-17 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20161117192608/http://www.travelmarker.nl/bestemmingen/azie/indonesie/bezienswaardigheden/banda_aceh.htm |url-status=live |dead-url=yes }}</ref>
 
[[File:Meusigit Raja (Grote Moskee, ook bekend als Baiturrahman-moskee) te Koetaradja, KITLV 1400096.tiff|jmpl|ki|300px|Masjid Raya Baiturrahman setelah penambahan kubah tahun 1935 semasa pemerintahan Gubernur Van Aken]]
 
Pada awalnya, masjid ini hanya memiliki satu [[kubah]] dan satu [[Menara masjid|minaret]]. Kemudian kubah-kubah dan minaret, baru ditambahkan pada tahun 1935, 1957, dan 1982. Penambahan dua kubah dari yang sebelumnya tiga kubah pada tahun 1957 menjadikan jumlah kubah menjadi lima buah yang melambangkan [[Pancasila]] di Aceh.<ref>{{cite book |title=Perang Kolonial Belanda di Aceh |publisher=Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh |date=1977 |page= 107}}</ref> Hingga saat ini, Masjid Baiturrahman memiliki 7 kubah dan 8 minaret, termasuk yang tertinggi di Banda Aceh.<ref name="lestari">http://lestariheritage.net/aceh/webpages/sites01.htmlAceh Heritage {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120321191355/http://lestariheritage.net/aceh/webpages/sites01.html |date=2012-03-21 }}</ref>
 
Pada awalnya, masjidMasjid ini hanyamasih memilikiberdiri satu [[kubah]] dan satu [[Menara masjid|minaret]]. Kemudian kubah-kubah dan minaret, baru ditambahkan pada tahun [[1935]], [[1958]], dan [[1982]]. Hingga saat ini, Masjid Baiturrahman memiliki 7 kubah dan 8 minaret, termasuk yang tertinggitegak di [[Kotatengah Banda Aceh|Banda Aceh]].<ref name="lestari">http://lestariheritage.net/aceh/webpages/sites01.htmlAceh Heritage {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120321191355/http://lestariheritage.net/aceh/webpages/sites01.html |date=2012-03-21 }}</ref> Masjid ini sempat selamat dari [[Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004|peristiwaamukan gempa bumi dan tsunami]] pada tanggal [[26 Desember]] [[2004]] yang hanya mendapatkan sedikit kerusakan seperti beberapa dinding yang retak. Salah satu minaret 35 meter juga mengalami sedikit keretakan dan menjadi sedikit miring akibat gempa bumi tersebut.<ref name="acehpost">http://www.travellinkinfo.com/2019/08/kisah-masjid-raya-baiturrahman.html Pesona Religi Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh</ref><ref>{{cite book | editor-last = Van der Klaauw| editor-first = C.J.| authorlink = | coauthors = | title = Geslachtslijst Bruins| publisher = | series = | volume = | edition = | date = 24 December 1940| location = | pages = 6| language = | url = https://books.google.com/books?id=HENCAAAAIAAJ&pg=PA6| doi = | id = | isbn = | mr = | zbl = | jfm = }}</ref> Di saat kejadian [[bencana alam]] tersebut, masjid ini digunakan sebagai tempat penampungan sementara untuk orang-orang yang terlantar dan baru dibuka kembali untuk ibadah [[Salat]]salat setelah 2 minggu kemudian.<ref name="lestari" />
 
== Referensi ==
Baris 37 ⟶ 55:
 
== Pranala luar ==
* {{instagram|rmrb.aceh|Akun resmi Remaja Masjid Raya Baiturrahman Aceh}}
[[Kategori: Masjid di Indonesia]]
* {{Commons category-inline}}
 
[[Kategori: Masjid di IndonesiaAceh|Baiturrahman Banda Aceh]]