Kelaparan di Irlandia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membuat artikel baru |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''''The Legacy of the Great Famine in Irland''''' '''atau Kelaparan di Irlandia ''(An Gorta Mór''''' dalam bahasa Irlandia) adalah peristiwa sejarah Irlandia yang dikenal juga sebagai ''Irish Potato Famine.'' Peristiwa ini terjadi antara 1845-1852 karena kegagalan panen kentang yang meluas akibat infeksi jamur ''[[Phytophthora infestans]]'' . Kentang adalah bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk [[Republik Irlandia|Irlandia]]
== Latar belakang ==
Sebelum kelaparan, Irlandia adalah negara dengan populasi yang terus meningkat. Pada awal abad ke-19, penduduknya mencapai sekitar delapan juta jiwa. Namun, struktur sosial dan ekonomi negara ini sangat rentan. Pada tahun 1801, Irlandia berada dalam kendali Inggris. Sebagian besar tanah pertanian dimiliki oleh tuan tanah Inggris yang menyewakan lahan kepada petani kecil dengan biaya tinggi. Sebagai akibatnya, banyak keluarga bergantung sepenuhnya pada kentang sebagai sumber mata pencaharian dan makanan pokok, praktis, murah, dan menguntungkan.
Baris 10 ⟶ 9:
== Dampak ==
Peristiwa ini menjadi sejarah kelam bagi masyarakat Irlandia karena menyebabkan beberapa hal berikut;<ref name=":1" />
* Kematian Massal▼
Kelaparan ini menyebabkan kelaparan akut di seluruh negeri. Penyakit seperti tifus, [[kolera]], dan [[disentri]] menyebar dengan cepat di kalangan populasi yang kekurangan gizi. Diperkirakan satu juta orang meninggal akibat kombinasi kelaparan dan penyakit.
Akibat kelaparan, sekitar dua juta orang meninggalkan Irlandia dalam kurun waktu 10 tahun, sebagian besar menuju Amerika Serikat, Kanada, dan Australia. Perjalanan melintasi Atlantik sering kali dilakukan di kapal yang penuh sesak dan tidak higienis, yang dijuluki "[[kapal peti mati]]" (''coffin ships'') karena tingginya angka kematian penumpang.
Dampak Kelaparan Besar Irlandia terhadap penduduk Irlandia masih terasa hingga saat ini, baik secara demografis maupun sosial. Bencana yang terjadi antara tahun 1845 dan 1852 ini mengakibatkan kematian sekitar 1 juta orang dan emigrasi 2 juta lainnya. Populasi Irlandia yang sebelumnya sekitar 8,4 juta berkurang drastis menjadi sekitar 6,6 juta pada tahun 1851<ref name=":1" />. Pola migrasi yang intensif selama periode tersebut membentuk diaspora Irlandia yang signifikan, terutama ke Amerika Serikat, Kanada, dan Australia, yang pada akhirnya memperkuat budaya Irlandia di luar negeri.
Hingga hari ini, populasi Irlandia belum sepenuhnya pulih ke angka sebelum kelaparan. Trauma historis ini juga meninggalkan jejak mendalam dalam hubungan sosial dan politik antara Irlandia dan Inggris. Secara budaya, tragedi ini dikenang melalui monumen, sastra, dan seni, seperti [[patung Famine Memorial]] di Dublin yang memperingati korban bencana ini. Bahkan dalam wacana modern, isu ketahanan pangan dan [[hak atas tanah]] sering dikaitkan dengan sejarah kelaparan ini, menjadikannya pelajaran penting tentang dampak [[kebijakan agraria]] dan ekonomi yang buruk.
Respon pemerintah Inggris terhadap kelaparan sering kali dianggap tidak memadai. Meski ada beberapa bantuan, seperti rumah kerja dan dapur umum, kebijakan ''[[laissez-faire]]'' dan penekanan pada ekspor pangan dari Irlandia ke Inggris selama periode tersebut memicu kemarahan. Banyak orang Irlandia merasa bahwa kelaparan ini diperburuk oleh kelalaian dan eksploitasi [[Inggris|pemerintah kolonial.]]
|