Suku Amungme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 21821298 oleh 103.66.197.210 (bicara)
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Envapid (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(47 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox ethnic group
|group = Amung
|group = '''Suku Amung'''<br />'''<small>Suku Amungme / Suku Amuy</small>'''<br />'''<small>Suku Damal / Suku Uhunduni</small>'''
|native_name = Amungme
|image =
|caption =
|poptime population = 17,.700<ref>{{cite web|url=http://joshuaproject.net/people_groups/11480/ID |title=Amung in Indonesia |publisher=[[Joshua Project]] |accessdate=2014-09-24}}</ref>
|popplace = [[Papua Tengah]] ([[Indonesia]])
|langs = [[Bahasa Uhunduni|Uhuduni (Amung]], [[Bahasa Damal-kal)]]
|rels = [[KristenKekristenan]] (didominasi), [[Animismeanimisme]]
|related = [[Suku AsmatDamal|Damal]], [[Suku Bauzi]], [[Suku DaniDem|Dem]]}}
'''Suku AmungmeAmung''' (juga dikenal sebagai '''Amui''', '''Hamung''', '''AmungmAmuy''', '''AmuyUhunduni''', atau '''UhunduniAmungme''') adalah [[kelompok orangetnis]] dengan populasi sekitar 17.700 orang yang tinggal di dataran tinggi provinsi [[Papua dariTengah]], [[Indonesia]]. Bahasa mereka disebut Dhamal.
}}
'''Suku Amungme''' (juga dikenal sebagai '''Amui''', '''Hamung''', '''Amungm''', '''Amuy''', atau '''Uhunduni''') adalah kelompok orang dengan populasi sekitar 17.700 orang yang tinggal di dataran tinggi provinsi Papua dari [[Indonesia]]. Bahasa mereka disebut Dhamal.
 
Suku Amung tinggal di beberapa lembah di [[Kabupaten Mimika]] dan [[Kabupaten Puncak Jaya]], seperti lembah Noema, Tsinga, Hoeya, Bella, Alama, Aroanop, dan Wa, maupun di dataran rendah Agimuga dan [[Timika]]. Walaupun termasuk satu rumpun bahasa, penduduk yang tinggal di sebelah selatan dan utara [[Pegunungan Tengah]] saling membedakan, dimana penduduk di wilayah utara seperti kelompok yang menetap di lembah [[Beoga, Puncak|Beoga]] menyebut dirinya [[suku Damal|Damal]] (berdasarkan sebutan dari [[suku Dani]]),<ref name="Parmita 2021">{{cite web | title=Papua - PDF | website=Scribd | date=2021-08-05 | url=https://id.scribd.com/document/402047396/Papua | access-date=2022-10-25}}</ref> sedangkan di wilayah selatan lebih mengenal nama Amungme (orang Amung).<ref name="amungme 1995"/>
Keyakinan tradisional masyarakat Amungme yaitu animisme. Orang-orang Amungme tidak memiliki gagasan tentang "dewa" yang terpisah dari alam di mana roh-roh dan alam adalah satu dan sama.<ref>{{cite book|author =Craig A. James|title=The Religion Virus|year=2010|publisher=John Hunt Publishing|isbn=1-8469-4272-1}}</ref>
 
==Bahasa==
Mereka mempraktikkan pertanian berpindah, melengkapi mata pencaharian mereka dengan berburu dan meramu. Amungme sangat terikat dengan tanah leluhur mereka dan menjadikan pegunungan sekitarnya adalah tempat yang disucikan.
 
Bahasa mereka yang disebut oleh beberapa peneliti sebagai [[bahasa Uhunduni]] memiliki beberapa dialek, di wilayah bagian selatan disebut ''Amung-kal'' sedangkan bahasa mereka di daerah utara disebut ''Damal-kal'' (dituturkan oleh [[suku Damal]]). Selain itu, mereka juga memiliki bahasa simbolik yang disebut ''Aro-a-kal'' dan ''Tebo-a-kal''. Bahasa Tebo-a-kal hanya diucapkan di daerah yang dianggap keramat.<ref name="Parmita 2021">{{cite web | title=Papua - PDF | website=Scribd | date=2021-08-05 | url=https://id.scribd.com/document/402047396/Papua | access-date=2022-10-25}}</ref> Dapat diketahui "Damal" adalah istilah yang diberikan oleh suku Dani, sedangkan "Uhunduni" adalah sebutan oleh [[suku Moni]].
Hal ini telah menyebabkan gesekan dengan pemerintah Indonesia, yang ingin mendayagunakan persediaan [[mineral]] yang luas yang terdapat di sekitarnya. Perubahan besar dalam Amungme dari dataran tinggi dan Kamoro dari dataran rendah gaya hidup telah dibawa oleh [[tambang Grasberg]], terletak di jantung wilayah Amungme dan dimiliki oleh [[Freeport-McMoRan]], majikan tunggal terbesar di kawasan itu. [[Emas]] yang luas dan [[tembaga]] telah mengubah lanskap, dan kehadiran tambang dan infrastruktur telah menarik banyak migran ekonomi lainnya dari Indonesia Barat serta wilayah Papua lainnya, beberapa di antaranya telah mencoba untuk menetap di tanah tradisional Amungme. Ini kemudian mengalami sengketa tanah yang disebabkan mengenai hak tanah adat antara masyarakat Amungme terhadap perusahaan pertambangan Freeport Indonesia di Timika.<ref>{{cite book|author1=August Kafiar |author2=Tom Beanal |title=PT. Freeport Indonesia Dan Masyarakat Adat Suku Amungme|year=2000|publisher=Forum Lorentz|isbn=}}</ref> Dalam 35 tahun terakhir, Amungme telah melihat gunung suci mereka dihancurkan oleh tambang, dan menyaksikan kerabat mereka yang dibunuh oleh [[Tentara Nasional Indonesia]] yang "membela" pertambangan, sementara bagi Kamoro memiliki masalah yaitu lebih dari 200.000 ton limbah dipompa ke sungai mereka setiap hari.<ref>{{cite book|author =Jeremy Seabrook|title=Consuming Cultures: Globalization And Local Lives|url =https://archive.org/details/consumingculture0000seab|year=2004|publisher=New Internationalist|isbn=1-9044-5608-1}}</ref> Semua faktor ini telah menciptakan tekanan sosial dan politik yang kompleks, dan menyebabkan protes yang mulai sering dan atau meletusnya konflik sosial, beberapa di antaranya telah ditekan secara keras oleh [[polisi]] juga militer Indonesia.<ref>{{cite book|authors =Monash University. Castan Centre for Human Rights Law, United Nations. Global Compact Office, Prince of Wales International Business Leaders Forum, United Nations. Office of the High Commissioner for Human Rights|title=Human Rights Translated: A Business Reference Guide|year=2008|publisher=United Nations Publications|isbn=0-9752-4425-6}}</ref>
 
==Adat & Tradisi==
===Sistem sosial===
Suku Amungme menganut sistem [[Moietas (kekerabatan)|moietas]] [[eksogami]] dimana masyarakat Amung terbagi menjadi dua kelompok sosial (paroh masyarakat) yang disebut ''moietas'' yang bernama ''Mom'' (Nom) dan ''Magai'' (Magal), tidak ada perbedaan status sosial mengenai kelompok Magai dan Mom, akan tetapi anggota Magai harus menikah dengan anggota Mom dan sebaliknya, dilarang untuk menikahi sesama anggota kelompok yang sama.<ref name="amungme 1995">{{cite book |title=Masyarakat Terasing Amungme di Irian Jaya|date=1995 |publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/7636/1/MASYARAKAT%20TERASING%20AMUNGME%20DI%20IRIAN%20JAYA.pdf |language=id}}</ref>
 
Dalam satu kelompok parohan terdiri dari beberapa klan, akan tetapi ada perbedaan dalam pembagian tersebut tergantung wilayahnya dan waktu pengklasifikasian. Ada yang mengatakan kedua paroh tersebut masing masing memiliki 28 klan, kemudian dari sumber lain jumlah klan di paroh Mom adalah 25 sedangkan jumlah klan di paroh Magai adalah 44, di sumber lain lagi terdapat 32 klan dalam paroh Nom dan 37 klan dalam paroh Magal.<ref name="amungme 1995"/>
 
Menurut tradisi, paroh Mom berasal dari wilayah tumbuhnya ''Koeng'', sedangkan paroh Magai berasal dari wilayah tumbuhnya ''Bisam''. ''Koeng'' dan ''Bisam'' adalah sejenis buah [[pandan]], dimana ''Koeng'' berbunga putih dan tumbuh di dataran yang lebih tinggi dan dingin. Sedangkan ''Bisam'' berbunga merah dan tumbuh di wilayah yang lebih rendah. Walaupun pada kenyataannya batasan tersebut sudah tidak bisa dibedakan dengan jelas, dan keduanya tinggal di wilayah kampung yang sama.<ref name="amungme 1995"/>
 
===kepemimpinan===
Terdapat beberapa model kepemimpinan di adat suku Amungme seperti ''me nagawang'', ''kalwang'', dewan adat, ''wem-wang'', dan ''wem-mum''. Posisi pemimpin tidak diwariskan oleh garis keturunan, melainkan secara alamiah oleh proses waktu dan situasi sosial serta lingkungan ekologis.
 
Keyakinan tradisional masyarakat Amungme yaitu [[animisme]] lokal. Orang-orang Amungme tidak memiliki gagasan tentang "[[dewa"]] yang terpisah dari alam di mana roh-roh dan alam adalah satu dan sama.<ref>{{cite book|author =Craig A. James|title=The Religion Virus|url =https://archive.org/details/religionviruswhy0000jame|year=2010|publisher=John Hunt Publishing|isbn=1-8469-4272-1}}</ref> Walaupun suku Amungme memiliki kepercayaan bahwa mereka adalah anak pertama dari anak sulung bangsa manusia, penakluk dan penguasa negeri [[Amungsa]] dari ''Nagawan-Into'' (Tuhan).<ref name="Parmita 2021">{{cite web | title=Papua - PDF | website=Scribd | date=2021-08-05 | url=https://id.scribd.com/document/402047396/Papua | access-date=2022-10-25}}</ref>
 
Mereka mempraktikkan pertanian berpindah, melengkapi mata pencaharian mereka dengan berburu dan meramu. Masyarakat Amungme sangat terikat dengan tanah leluhur mereka dan menjadikan pegunungan sekitarnya adalah tempat yang disucikan.
 
==Wilayah adat==
 
Amungsa adalah wilayah hunian suku Amungme. berasal dari dua kata, yakni ''amung'' dan ''sa''. ''Amung'' artinya "bentangan" dan ''sa'' artinya "wilayah". Ini berarti bahwa Amungsa adalah bentangan wilayah adat dari suku Amungme.
 
Berdasarkan ''Rapat Luar Biasa [[LEMASA]]'' pada tanggal 2–4 Februari 2007, ditetapkan wilayah Amungsa yang terdiri dari timur, barat, utara, dan selatan. Wilayah Amungsa sebelah timur perbatasan dengan Mbrum-Mbram. Mbrum-Mbram adalah wilayah Amungsa yang berbatasan dengan wilayah [[suku Nduga]]. Sedangkan wilayah Amungsa sebelah barat adalah Janama Tagal. Janama Tagal adalah wilayah Amungsa yang perbatasan dengan [[suku Mee]]. Di sebelah utara, Amungsa berbatasan dengan tanah ulayat [[suku Dani]] dan [[Suku Damal|Damal]], sedangkan di selatan wilayah Amungsa berbatasan dengan wilayah [[suku Kamoro]].
 
==Tambang Freeport==
Perebutan atas tanah adat ini telah menyebabkan gesekan dengan pemerintah Indonesia dan perusahaan Freeport-McMoran, yang ingin mendayagunakan persediaan [[mineral]] yang luas yang terdapat di sekitarnya. Perubahan besar telah dialami oleh suku Amungme dari dataran tinggi dan suku Kamoro dari dataran rendah gaya hidup telah dibawa oleh [[tambang Grasberg]], terletak di jantung wilayah Amungme dan dimiliki oleh [[Freeport-McMoRan]], yang menjadi sumber mata pencaharian terbesar bagi wilayah tersebut. [[Emas]] dan [[tembaga]] telah mengubah lanskap alami wilayah tersebut, dan kehadiran tambang dan infrastruktur telah menarik banyak migran ekonomi lainnya dari berbagai wilayah di Indonesia termasuk dari wilayah lain di pulau Papua, beberapa telah mencoba untuk menetap di tanah tradisional Amungme. Ini mengakibatkan adanya sengketa tanah yang disebabkan mengenai hak tanah adat antara masyarakat Amungme terhadap pendatang dan perusahaan pertambangan Freeport Indonesia di Timika.<ref>{{cite book|author1=August Kafiar |author2=Tom Beanal |title=PT. Freeport Indonesia Dan Masyarakat Adat Suku Amungme|year=2000|publisher=Forum Lorentz|isbn=}}</ref>
 
Hal ini telah menyebabkan gesekan dengan pemerintah Indonesia, yang ingin mendayagunakan persediaan [[mineral]] yang luas yang terdapat di sekitarnya. Perubahan besar dalam Amungme dari dataran tinggi dan Kamoro dari dataran rendah gaya hidup telah dibawa oleh [[tambang Grasberg]], terletak di jantung wilayah Amungme dan dimiliki oleh [[Freeport-McMoRan]], majikan tunggal terbesar di kawasan itu. [[Emas]] yang luas dan [[tembaga]] telah mengubah lanskap, dan kehadiran tambang dan infrastruktur telah menarik banyak migran ekonomi lainnya dari Indonesia Barat serta wilayah Papua lainnya, beberapa di antaranya telah mencoba untuk menetap di tanah tradisional Amungme. Ini kemudian mengalami sengketa tanah yang disebabkan mengenai hak tanah adat antara masyarakat Amungme terhadap perusahaan pertambangan Freeport Indonesia di Timika.<ref>{{cite book|author1=August Kafiar |author2=Tom Beanal |title=PT. Freeport Indonesia Dan Masyarakat Adat Suku Amungme|year=2000|publisher=Forum Lorentz|isbn=}}</ref> Dalam 35 tahun terakhir, Amungme telah melihat gunung suci mereka dihancurkan oleh tambang, dan menyaksikan kerabat mereka yang dibunuhterbunuh oleh konflik [[Tentara Nasional Indonesia]] yangdan "membela"[[Organisasi pertambanganPapua Merdeka]], sementara bagi Kamoro memiliki masalah yaitudengan lebih dariadanya 200.000 ton limbah tambang yang dipompa ke sungai mereka setiap hari.<ref>{{cite book|author =Jeremy Seabrook|title=Consuming Cultures: Globalization And Local Lives|url =https://archive.org/details/consumingculture0000seab|year=2004|publisher=New Internationalist|isbn=1-9044-5608-1}}</ref> Semua faktor ini telah menciptakan tekanan sosial dan politik yang kompleks, dan menyebabkan protes yang mulai sering dan atau meletusnya konflik sosial, beberapa di antaranya telah ditekan secara keras oleh ke[[polisi]]an dan juga militer Indonesia.<ref>{{cite book|authors =Monash University. Castan Centre for Human Rights Law, United Nations. Global Compact Office, Prince of Wales International Business Leaders Forum, United Nations. Office of the High Commissioner for Human Rights|title=Human Rights Translated: A Business Reference Guide|year=2008|publisher=United Nations Publications|isbn=0-9752-4425-6}}</ref>
 
Gunung yang dijadikan pusat penambangan [[emas]] dan tembaga oleh [[PT. Freeport Indonesia]] merupakan gunung suci yang di agung-agungkan oleh masyarakat Amungme, dengan nama puncak Nemangkawi di [[Puncak Jaya]]. Nemang artinya panah dan kawi artinya suci. Nemang Kawi artinya panah yang suci (bebas perang] perdamaian. Wilayah Amungme di sebut [[Amungsa]].
 
== [[Referensi]] ==
{{reflist}}
{{suku-stub}}
 
[[Kategori:Suku bangsa di Papua Tengah|Amungme]]
[[Kategori:Kelompok etnik di Indonesia|Amungme]]