Perwara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
(48 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[File:Princess Tatiana Alexandrovna Yusupova, 1858.jpg|thumb|[[Putri Tatyana Aleksandrovna Yusupova]], salah seorang perwara di istana Kekaisaran Rusia]]
 
'''Perwara''' adalah [[asisten pribadi]] perempuan di [[majelis istana|istana]], yang bertugas mengiring seorang sentana putri atau [[bangsawan|bangsawati]].<ref name=":2">{{Cite web |title=Lady-in-waiting {{!}} Definition, History, & Facts {{!}} Britannica |url=https://www.britannica.com/topic/lady-in-waiting |access-date=2024-06-25 |website=www.britannica.com |language=en}}</ref> Menurut sejarah, perwara di Eropa adalah bangsawati yang lebih rendah derajat keningratannya daripada bangsawati yang diiringnya. Sekalipun menerima atau tidak menerima imbalan jasa, seorang perwara lebih dipandang sebagai [[asisten pribadi|sekretaris]], [[abdi dalem|istanawan]], atau [[sahabiyat]] [[majikan]]nyamajikannya ketimbang sebagai [[pekerja rumah tangga|pelayan]].
 
Di berbagai belahan dunia, para perwara, yang kerap disebut ''wanita istana'', pada praktiknya adalah pelayan atau biti-biti, bukan bangsawati, tetapi tugasnya kurang lebih sama dengan perwara, yaitu menjadi pengiring dan sekretaris majikannya. Di lingkungan istana, tempat [[poligami]] diamalkan, dayang-dayangwanita istana secara resmi disiapkan untuk diajak raja naik ke ranjang, dan dapat saja menjadi [[istri|garwa]], [[permaisuri]], [[gendak]], atau [[pergundikan|selir]] raja.
 
Istilah ''perwara'' kerap dijadikan sebutan generik tanpa membedakan pangkat, gelar, maupun fungsi resminya, sering pula hanya sekadar sebutan kehormatan. Seorang sentana putri mungkin saja leluasa dan mungkin pula tidak leluasa memilih perwara, dan sekalipun leluasa, perempuan-perempuan yang layak dijadikan perwara biasanya tidak lepas dari pengaruh raja, orang tuanya, suaminya, atau menteri-menteri (seperti pada peristiwa [[Krisis kamar tidur|Kemelut Bilik Peraduan]]).
 
== Sejarah ==
Di Eropa, perkembangan jabatan perwara berkaitan erat dengan perkembangan majelis istana. Pada abad ke-9, sastrawan [[Hinkmar]] memaparkan seluk-beluk rumah tangga istana [[Karl yang Botak|Kaisar Karel Gundul]] dari [[Kekaisaran Karoling|wangsa Karling]] di dalam risalah ''De Ordine Palatii'' yang ia tulis tahun 882. Ia menyebutkan bahwa selain menjalankan titah raja, para pegawai istana juga menjalankan titah permaisuri. Para permaisuri [[Dinasti Meroving|kulawangsa Merowing]] diduga sudah memiliki pelayanbiti-pelayanbiti pribadi, dan dapat dipastikan bahwa para permaisuri kulawangsa Karling pada abad ke-9 diiring serombongan pengawal dari kalangan [[bangsawan]] demi menunjukkan kemuliaan derajatnya, dan beberapa pegawai istana disebut sebagai pegawai permaisuri, alih-alih sebagai pegawai raja.{{sfn|Kolk|2009}}
 
Dapat dipastikan bahwa pada akhir abad ke-12, para Permaisuri Prancis sudah memiliki badan pengurus rumah tangga sendiri, dan para bangsawati disebutkan sebagai para perwara.{{sfn|Kolk|2009}} Meskipun demikian, badan pengurus rumah tangga permaisuri pada Abad Pertengahan biasanya beranggotakan segelintir orang saja, dan jumlah perwara yang sesungguhnya, bukan istri-istri bangsawan yang kebetulan sedang menemani suami bertugas di istana, sangat sedikit. Pada tahun 1286, Permaisuri Prancis hanya dilayani lima orang perwara, dan baru pada tahun 1316 badan pengurus rumah tangga permaisuri dipisahkan dari badan pengurus rumah tangga anak-anak raja.{{sfn|Kolk|2009}}
Baris 14:
Peran para perwara di Eropa berubah drastis pada masa [[Renaisans]], ketika tata krama baru kehidupan di lingkungan istana, yang juga memberikan peran penting kepada kaum perempuan, dikembangkan sebagai citra kekuasaan di istana-istana [[Italia]]. Tata krama baru ini menyebar dari Italia ke [[Burgundia]], dan dari Burgundia menyebar ke Prancis dan semua istana di Eropa.{{sfn|Kolk|2009}} Majelis istana [[Kadipaten Burgundia]] adalah majelis istana yang paling rumit tata kramanya di Eropa pada abad ke-15, yang ditiru Prancis ketika majelis istana Prancis diperluas pada akhir abad ke-15, dan memperkenalkan jabatan-jabatan baru untuk laki-laki maupun perempuan sebagai tanggapan terhadap nilai-nilai luhur baru yang tercetus pada zaman Renaisans.{{sfn|Kolk|2009}}
 
Dari segelitir ''Femmes'' yang sudah berkeluarga dan ''Filles'' yang masih gadis, yang pada Abad Pertengahan berasal dari kalangan berderajat relatif rendah, jumlah perwara Prancis meningkat pesat, ditata ke dalam suatu hierarki yang maju dengan beberapa jabatan, serta diserahi peran berbobot dan bersifat publik untuk dijalankan di dalam lingkungan istana Prancis yang bertata krama baru pada permulaan abad ke-16.{{sfn|Kolk|2009}} Istana-istana lain di Eropa mengikuti jejak Prancis, sehingga sepanjang abad ke-16, terjadi peningkatan pemekaran majelis-majelis istana Eropa, tata kramanya pun semakin muluk, dan pada permulaanAwal zamanAbad modernKiwari, terjadi peningkatan jumlah jabatan, keanggotaan, maupun visibilitas pegawai istana perempuan.{{sfn|Kolk|2009}}
 
Meskipun demikian, pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, kebanyakan istana Eropa mulai mengurangi jumlah pegawainya, sering kali lantaran keadaan ekonomi dan politik mutakhir ketika itu membuat citra istana menjadi kian dipertanyakan.
 
== Tugas ==
Tugas perwara berbeda-beda dari satu istana ke istana lain, tetapi fungsi-fungsi yang secara historis dijalankan oleh perwara mencakup luwes dalam ber[[etiket]], berbahasa asing, menari, menunggang kuda, memainkan alat musik, dan melukis; memastikan majikannya mengetahui segala kejadian dan mengenal semua orang penting di istana; menangani urusan tempat tinggal dan [[lemari pakaian]] majikannya; menjalankan tugas-tugas ke[[sekretaris]]an; mengawasi para pelayanbiti-biti, [[anggaran]], dan [[pembelian|belanja]]; membacakan surat-surat kepada majikannya, dan menulis surat-surat mewakili majikannya; serta mengirim pesan rahasia apabila diperintahkan.<ref name=":2" />
 
== Perwara menurut istana ==
Baris 27:
Tatanan majelis istana Kadipaten Burgundia dan tatanan majelis istana Kerajaan Spanyol memengaruhi tatanan majelis istana Kekaisaran Austria pada abad ke-16, manakala [[Belanda Burgundy|Burgundia Tanah Rendah]], Spanyol, dan Austria dipersatukan melalui pertalian nasab kula[[wangsa Habsburg]].<ref name="Duindam date? page?">{{harvnb|Duindam|p=}}</ref>{{page needed |date=April 2017}} Pada permulaan dan pertengahan abad ke-16, para istanawati yang melayani bangsawati-bangsawati Habsburg di Negeri Tanah Rendah dan Austria terdiri atas satu orang ''Hofmeesteres'' (kepala istana perempuan) atau ''Dame d'honneur'' yang berkhidmat selaku perwara utama; satu orang ''Hofdame'' atau ''Mere de Filles'' yang berpangkat lebih rendah satu tingkat di bawah ''Hofmeesteres'' dan berkhidmat selaku wakil ''Hofmeesteres'' sekaligus membawahi para ''Eredames'' (dayang-dayang kehormatan) yang juga dikenal dengan sebutan ''Demoiselle d'honneur'' atau ''Fille d'honneur'' dalam [[bahasa Prancis]], dan ''Junckfrauen'' dalam [[bahasa Jerman Austria]]; dan yang terakhir adalah para ''Kamenisters'' (pramugraha).<ref name="Kerkhoff date? page?">{{harvnb|Kerkhoff|p=}}</ref> Meskipun demikian, semasa [[Maria dari Austria, Permaisuri Romawi Suci|Putri Maria de Austria]] menjadi Permaisuri Romawi Suci pada pertengahan abad ke-16, badan pengurus rumah tangga permaisuri diatur berdasarkan tatanan majelis istana Spanyol. Sesudah Maria de Austria meninggalkan Austria, tidak ada badan pengurus rumah tangga permaisuri sampai dasarwarsa 1610-an.<ref name="Akkerman Houben date?, page?">{{harvnb|Akkerman|Houben|2013|p=}}</ref> Itulah sebabnya tatanan majelis istana Austria mengandung unsur-unsur adat-istiadat istana Burgundia maupun adat-istiadat istana Prancis.
 
Pada tahun 1619, serangkaian tatanan pada akhirnya dibentuk bagi majelis istana kaisar di Austria. Tatanan inilah yang menjadi ciri khas tatanan majelis istana Austria-Habsburg yang dilanggengkan sejak saat itu.<ref name="Akkerman Houben date?, page?"/> Jenjang tertinggi bagi istanawati adalah {{lang|de|[[Obersthofmeisterin]]}} ([[kepala istana perempuan urusan busana]]). Pangkat ini hanya setingkat di bawah permaisuri kaisar, dan penyandangnya bertanggung jawab atas semua pegawai istana perempuan.<ref name="Akkerman Houben date?, page?"/> Jenjang kedua ditempati para ''Aya'', yakni para emban anak-anak kaisar sekaligus kepala badan pengurus rumah tangga anak-anak kaisar.<ref name="Akkerman Houben date?, page?"/> Jenjang ketiga ditempati {{lang|de|Fräuleinhofmeisterin}}, istanawati yang menggantikan {{lang|de|Obersthofmeisterin}} bilamana diperlukan, tetapi sehari-hari bertanggung jawab atas para istanawati yang belum berkeluarga, baik tingkah laku maupun pelayanan mereka.<ref name="Akkerman Houben date?, page?"/> Istanawati ningrat selebihnya terdiri atas {{lang|de|Hoffräulein}} ([[dayang kehormatan|dayang-dayang]]), yakni anak-anak dara bangsawan yang biasanya bekerja di istana untuk sementara waktu sampai melepas masa gadis.<ref name="Akkerman Houben date?, page?"/> Adakalanya {{lang|de|Hoffräulein}} diangkat menjadi {{lang|de|[[Kammerfräulein]]}} (dayang-dayang bilik peraduan).<ref name="Akkerman Houben date?, page?"/> Tatanan majelis istana Austria menjadi pola acuan bagi tatanan majelis istana para pangeran kepala daerah di Jerman.<ref name="Akkerman Houben date?, page?"/> Tatanan majelis istana Jerman pada gilirannya menjadi pola acuan bagi tatanan majelis istana Denmark dan Swedia di Skandinavia pada permulaanAwal zamanAbad modernKiwari.<ref name="Persson 1999">{{harvnb|Persson|1999|p=}}</ref>{{page needed|date=April 2017}}
 
=== Belgia ===
Baris 37:
Di Kamboja, ''perwara'' adalah dayang berpangkat tinggi yang bertugas melayani makan minum raja, mengipasi dan mengurut badan raja, dan adakalanya memuaskan berahi raja. Lazimnya perempuan-perempuan tersebut meniti karier di istana mulai dari jenjang [[pekerja rumah tangga|biti-biti]] sampai akhirnya menjadi perwara, [[pergundikan|selir]], bahkan [[permaisuri]]. ''Srey Snom'' ({{lang-km|ស្រីស្នំ}}) adalah sebutan untuk perwara dalam bahasa Kamboja.
 
Kemungkinan besar enam dayang kesayangan [[Sisowath dari Kamboja|Raja Sri Swasti]] berasal dari jenjang penari istana yang beranggotakan anak-anak gadis rakyat jelata. Raja SisowatSri Swasti diketahui memperselir hampir semua penari istana. Penari kahyangan, [[Apsara]], adalah salah satunya. PraktikKebiasaan memperselir penari istana bermulamula-mula muncul pada zaman kegemilangan Kerajaan Kmer.
 
=== Kanada ===
Baris 60:
Para wanita istana pada zaman [[dinasti Ming|kulawangsa Ming]] (tahun 1368–1644) juga dibedakan menjadi tiga golongan yang kurang lebih sama dengan penggolongan pada zaman kulawangsa Song.<ref>{{Cite journal|last=Hsieh|first=Bao Hua|date=1999|title=From Charwoman to Empress Dowager: Serving-Women in the Ming Palace|journal=Ming Studies|volume=42| issue=42 |pages=26–80| doi=10.1179/014703799788763371 | pmid=22026040 }}</ref> Meskipun demikian, para pegawai dan jenang perempuan pada zaman kulawangsa Ming digolong-golongkan ke dalam enam lembaga pemerintahan yang disebut Enam Jawatan, yaitu Jawatan Umum, Jawatan Kriya, Jawatan Upacara, Jawatan Papan, Jawatan Sandang, dan Jawatan Pangan.<ref>{{Cite book|title=Concubinage and Servitude in Late Imperial China|last=Hsieh|first=Bao Hua|publisher=Lexington Books|year=2014|location=London|pages=179–208|chapter=Ming Palace Serving-Women}}</ref> Semua lembaga tersebut dipantau oleh Jawatan Pengawasan Pegawai yang dikepalai seorang pegawai perempuan.<ref>{{Cite book|title=Concubinage and Servitude|last=Hsieh|pages=184}}</ref>
 
Para karyawati di istana kaisar digolongkan menjadi pegawai tetap dan pegawai tidak tetap.<ref name=":0">{{Cite book|title=Concubinage and Servitude|last=Hsieh|pages=180}}</ref> Golongan pegawai tetap terdiri atas pegawai-pegawai perempuan berkepandaian baca tulis lagi terdidik yang berkhidmat di dalam Enam Jawatan, serta para [[ibu susu|inang penyusu]] yang merawat para ahli waris kaisar atau kanak-kanak lain di istana.<ref name=":0" /> Perempuan-perempuan ini mendapatkan kekayaan yang besar dan terpandang di tengah masyarakat jika melaksanakan tugasnya dengan baik.<ref>{{Cite book|title=Concubinage and Servitude|last=Hsieh|pages=181}}</ref> Golongan wanita istana musiman atau tidak tetap terdiri atas para bidan, para tabib perempuan, dan para karyawati berperikatan kerja (biasanya perempuan-perempuan berkhidmat sebagai pelayanbiti-biti para garwa kaisar, para seniwati penghibur, para penatar keterampilan jahit-menjahit, atau para penandu).<ref>{{Cite journal|last=Cass|first=Victoria B|date=1986|title=Female Healers in the Ming and the Lodge of Ritual and Ceremony|journal=Journal of the American Oriental Society|volume=106| issue=1 |pages=233–245| doi=10.2307/602374 | jstor=602374 }}</ref> Perempuan-perempuan ini direkrut untuk dipekerjakan di istana apabila jasa atau keahliannya dibutuhkan dan dibebastugaskan pada akhir masa bakti yang sudah ditetapkan sebelumnya.<ref>{{Cite book|title=Female Healers|last=Cass|pages=236}}</ref>
 
Selama kulawangsa Ming berkuasa, kerap terjadi pergerakan di antara industri pelayanan istana dan penghuni keputren berpangkat rendah.<ref>{{Cite journal|last=Hsieh|title=From Charwoman to Empress Dowager|journal=Ming Studies|pages=45}}</ref> Meskipun kaisar-kaisar kerap mengangkat pelayanbiti-pelayan perempuanbiti menjadi garwa berpangkat rendah, hanya segelintir perempuan yang mampu mendaki jenjang kepangkatan garwa kaisar atau menjadi tokoh yang cukup kondang.<ref>{{Cite journal|last=Hsieh|title=From Charwoman to Empress Dowager|journal=Ming Studies|pages=46}}</ref>
 
Seiring bergulirnya waktu, kondisi hidup dan kondisi kerja wanita istana mulai memburuk.<ref>{{Cite book|title=Concubinage and Servitude|last=Hsieh|pages=187}}</ref> Para karyawati rendahan di istana kaisar sering kali diupah kecil dan tidak mampu membeli makanan, sehingga terpaksa mencari penghasilan tambahan dengan menjual sulamannya ke luar istana melalui para [[orang kasim|sida-sida]].<ref>{{Cite journal|last=Hsieh|title=From Charwoman to Empress Dowager|journal=Ming Studies|pages=127}}</ref> Secara keseluruhan, kondisi hidup dan hukuman atas perilaku yang tidak patut kian lama kian memburuk sampai-sampai pernah ada [[Konspirasi istana tahun Renyin|upaya pembunuhan]] [[Kaisar Jiajing]] oleh sekelompok pelayan perempuanbiti-biti.<ref>{{Cite book|title=Biographical Dictionary of Chinese Women, Jilid II: Tang Through Ming 618–1644|last=Lee|first=Lily Xiao Hong|publisher=Taylor and Francis|year=2016|location=Hoboken|pages=543}}</ref> Pada tahun 1542, beberapa orang pelayan perempuanbiti-biti, dipimpin Yang Jinying, mengendap-endap ke dalam bilik peraduan kaisar, dan berusaha mencekik leher kaisar yang sedang pulas tertidur dengan tali pengikat tirai.<ref name=":1">{{Cite book|title=Biographical Dictionary|last=Lee|pages=543}}</ref> Upaya pembunuhan ini pada akhirnya gagal, dan semua perempuan yang terlibat dihukum mati, meskipun pemberontakan disertai tindak kekerasan yang dilakukan oleh perempuanbiti-perempuan pelayanbiti semacam ini sebelumnya tidak pernah terjadi pada zaman kulawangsa Ming.<ref name=":1" />
 
Akibat warkat-warkat propaganda berisi fitnah yang ditulis dan disebarluaskan oleh para pegawai dan sastrawan Konghucu pria, kekuasaan para pegawai perempuan berpangkat tinggi juga turut melemah pada zaman kulawangsa Ming.<ref>{{Cite book|title=Women in Imperial China|last=Hinsch|first=Bret|publisher=Rowman & Littlefield|year=2016|location=London|pages=147–174}}</ref> Para pegawai lelaki terkemuka ini mulai merendahkan kebijakan pengaryaan perempuan terpelajar sebagai pegawai pemerintah dan pemegang jabatan-jabatan kenegaraan dalam menanggapi pengaruh kaum wanita istana terhadap negara pada masa lampau.<ref>{{Cite book|title=Women in Imperial China|last=Hinsch|pages=148}}</ref> Langkah tersebut mengakibatkan peran-peran yang dipegang perempuan lambat laun dialihkan kepada para sida-sida, yang berlanjut sampai berakhirnya zaman kulawangsa Ming.<ref>{{Cite journal|last=Hsieh|title=From Charwoman to Empress Dowager|journal=Ming Studies|pages=125}}</ref>
Baris 72:
 
=== Denmark ===
Majelis istana Denmar pada permulaanAwal zamanAbad modernKiwari diatur mengikuti tatanan majelis istana Jerman, yang terinspirasi dari tatanan majelis istana Austria, sejak abad ke-16.<ref name="Persson 1999"/> Pangkat tertinggi istanawati yang berkhidmat kepada seorang sentana putri adalah ''[[Hofmesterinde]]'' (kepala istana perempuan) atau, sejak tahun 1694/1698, ''[[Overhofmesterinde]]'' (ketua istana perempuan), sejajar dengan kepala istana perempuan urusan busana, biasanya dijabat seorang janda sepuh, yang menyelia semua perwara lain.<ref name="Kjølsen 2010, page?">{{harvnb|Kjølsen|2010|p=}}</ref>{{page needed|date=April 2017}} Istanawati selebihnya adalah ''[[Kammerfrøken]]'' (dayang kehormatan senior), disusul sekelompok ''Hofdame'' (perwara) dan ''Hoffrøken'' ([[dayang kehormatan]]).<ref name="Kjølsen 2010, page?"/> Di bawah mereka masih ada pelayanbiti-pelayan perempuanbiti bukan ningrat yang tidak berpangkat perwara, misalnya pelayanbiti-biti bilik peraduan.
 
Hierarki semacam inilah yang dipakai sejak abad ke-16 sampai dengan kemangkatan [[Christian IX dari Denmark|Raja Christian IX]] pada tahun 1906.<ref name="Kjølsen 2010, page?" /> Pada abad ke-20, kebanyakan gelar tersebut tidak lagi dipakai, dan semua perwara di istana Kerajaan Denmark sekarang ini hanya disebut ''Hofdame'' (perwara).
 
=== Prancis ===
[[File:Madame la princesse de Lamballe by Antoine-François Callet (circa 1776, Callet).jpg|thumb|[[Marie Thérèse Louise dari Savoy, Princesse de Lamballe|Marie Louise menak Savoya-Karinyano, garwa Pangeran Lamballe]], perwara utama [[Marie Antoinette]], Permaisuri Prancis]]<!--
 
Permaisuri Prancis diketahui memiliki badan pengurus rumah tangga sendiri pada akhir abad ke-12, dan sebuah ordinansi dari tahun 1286 menyebutkan bahwa [[Jeanne I dari Navarra|Juana I, Ratu Navara dan Permaisuri Prancis]], memiliki satu regu pengiring yang beranggotakan lima orang perwara bersemenda (''Dame'') maupun perwara gadis (''Damoiselle''). Pada dasawarsa 1480-an, para perwara Prancis digolongkan menjadi kelompok ''Femmes Mariées'' (perwara bersemenda) dan kelompok ''Filles d'honneur'' (dayang kehormatan).{{sfn|Kolk|2009}} Meskipun demikian, anggota badan pengurus rumah tangga permaisuri maupun istanawan wanita pada Abad Pertengahan di istana Prancis sangat kecil jumlahnya, sama seperti di istana-istana lain di Eropa.
The Queen of France is confirmed to have had a separate household in the late 12th century, and an ordinance from 1286 notes that [[Joan I of Navarre|Joan I of Navarre, Queen of France]], had a group of five ladies ({{lang|fr|Dames}}) and maids-in-waiting ({{lang|fr|Damoiselles}}). In the 1480s, the French ladies-in-waiting were divided into {{lang|fr|Femmes Mariées}} (married ladies-in-waiting) and {{lang|fr|Filles d'honneur}} (Maids of Honour).{{sfn|Kolk|2009}} However, the Queen's household and the number of female courtiers during the Middle Ages was very small in France, as in most European courts.
 
Baru pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16 semangat istana-istana Italia zaman [[Renaisans]] untuk tampil lebih unggul membuat kehadiran perwara di dalam upacara-upacara istana dan rombongan yang mewakili pihak istana menjadi semacam gaya mutakhir, dan para istanawati menjadi kian canggih dan meningkat jumlahnya di istana Prancis maupun di istana-istana lain di Eropa.{{sfn|Kolk|2009}} Ketika itu jumlah perwara di istana Prancis meningkat pesat, dari hanya lima orang pada tahun 1286 dan hanya 23 orang pada tahun 1490 menjadi 39 orang pada tahun 1498 dan kurang lebih 54 pada abad ke-16.{{sfn|Kolk|2009}} Ekspansi kehadiran kaum perempuan di istana diyakini sebagai jasa dua orang tokoh, yaitu [[Anna dari Bretagne|Anna, Adipatni Bretanye]], yang mendorong semua istanawan untuk mengirim anak-anak gadis mereka kepadanya, dan [[François I dari Prancis|François I, Raja Prancis]], yang menuai kecaman lantaran meramaikan majelis istana dengan "kehadiran konstan" serombongan besar perempuan, yang bergunjing dan mencampuri urusan-urusan kenegaraan. Raja François I pernah berkata, "istana tanpa wanita adalah istana tanpa istana".{{sfn|Kolk|2009}}
It was not until the end of the 15th century and early 16th century that emulation of the new courts of the Italian [[Renaissance]] made ladies-in-waiting fashionable in official court ceremonies and representation, and female court offices became more developed and numerous in the French court as well as in other European courts.{{sfn|Kolk|2009}} The introduction of ladies-in-waiting increased in great numbers at the French court at this time: from a mere five in 1286 and still only 23 in 1490, to 39 in 1498 and roughly 54 during the 16th century.{{sfn|Kolk|2009}} This expansion of female presence at court has been attributed to both [[Anne of Brittany]], who encouraged all male courtiers to send their daughters to her, and to [[Francis I of France]], who was criticized for bringing to court "the constant presence" of large crowds of women, who gossiped and interfered in state affairs. Francis I once said: "a court without ladies is a court without a court".{{sfn|Kolk|2009}}
 
*The firstIstanawati rankedtingkat femalesatu courtierdi inistana thePrancis Frenchadalah royal court was the {{lang|fr|''[[Surintendante de la Maison de la Reine]]}}'' (Mistresskepala ofistana theperempuan Robesurusan busana) to the queenpermaisuri. TheHanya {{lang|fr|''Surintendante}} and'' thedan ''[[GovernessPengasuh ofKanak-Kanak the Children of FrancePrancis]]'' were the only female office holders in Franceyang tomerupakan givepejabat anperempuan oathdi ofPrancis loyaltyyang toberprasetia thelangsung Kingkepada himselfraja.<ref name="Duindam date? page?"/> ThisJabatan officeini wasdibentuk createdpada intahun 1619,<ref name="Akkerman Houben date?, page?"/>{{page needed|date=Aprildan 2017}}kosong and was vacant from the death ofsejak [[Marie Anne de Bourbon (1697–1741)|Marie Anne de Bourbon]], inwafat pada tahun 1741, until the appointment ofsampai [[Princess Marie Thérèse Louise ofdari Savoy, Princesse de Lamballe|Marie Louise ofmenak SavoySavoya-CarignanKarinyano, Princessegarwa dePangeran Lamballe]], indiangkat pada tahun 1775.
*The secondIstanawati highesttingkat rankdua wasadalah that of the {{lang|fr|''[[Première dame d'honneur]]}}'', whoyang coulddapat actmengambil asalih thetugas stand-in''Surintendante'' ofyang thesedang {{lang|fr|Surintendante}}berhalangan hadir,<ref name="Duindam date? page?"/> andTugas-tugasnya hadpun roughlykurang thelebih samesama tasks,dengan hiringtugas-tugas and''Surintendante'', supervisingyaitu themempekerjakan femaledan courtiersmengawasi andpara theistanawati Queen'smaupun dailyrutinitas routinedan andbelanja expenditureharian permaisuri.<ref name="Akkerman Houben date?, page?"/> ThisJabatan postini wasdibentuk createdpada intahun 1523, anddan had originallymula-mula beenmerupakan thejabatan highestistanawati femaleyang courtpaling officetinggi.{{sfn|Kolk|2009}}
*The thirdIstanawati ranktingkat belongedtiga toadalah the {{lang|fr|''[[Dame d'atour]]}}'', whoyang formallysecara supervisedresmi thebertugas Queen'smengawasi wardrobeurusan andpenyimpanan jewelrybusana anddan theperhiasan permaisuri, dressingserta ofurusan themendandani queenpermaisuri.<ref name="Akkerman Houben date?, page?"/> ThisJabatan postini wasdibentuk createdpada intahun 1534.{{sfn|Kolk|2009}}
*The fourthIstanawati ranktingkat wasempat thatadalah of the {{lang|fr|''dames}}'', fromsejak tahun 1523 nameddisebut {{lang|fr|''Dame d'honneur'',}}{{sfn|Kolk|2009}} composedterdiri ofatas ladiesperwara-in-waitingperwata whoseyang taskhanya wasbertugas simplyuntuk tomenemani, servemelayani, asdan companionsmembantu-bantu anddalam attending and assisting with courtacara-acara functionsistana.<ref name="Akkerman Houben date?, page?"/> TheJenjang positionini wasditiadakan abolishedpada intahun 1674, anddan replaceddigantikan bydengan the {{lang|fr|''[[Dame du palais]]}}'', 12 marriedorang noblewomenbangsawati withyang thesudah bersuami dengan tugas-tugas sameyang taskssama.<ref name="Duindam date? page?" />
*The fifthIstanawati ranktingkat waslima theadalah {{lang|fr|''Filles d'honneur}}'' oratau {{lang|fr|''Demoiselles d'honneur}}'' (Maids ofDayang HonourKehormatan), unmarriedyakni daughtersanak-anak ofgadis thekalangan nobilityningrat, whoyang hadsama thetugasnya samedengan tasks as the {{lang|fr|''dames}}'', buttetapi weretujuan mainlypenempatan placedmereka atdi courtistana toadalah learnuntuk etiquettebelajar andtata lookkrama fordan amencari spousejodoh.<ref name="Akkerman Houben date?, page?"/> TheyMereka werediselia supervisedoleh by the {{lang|fr|''Gouvernante}}'' anddan the {{lang|fr|''Sous-gouvernante}}''.<ref name="Akkerman Houben date?, page?"/> TheSejak {{lang|fr|Filles}}tahun were1531, frompara 1531''Filles'' superviseddiselia byoleh the {{lang|fr|''Gouvernante de Filles}}'', aseorang lady-in-waitingperwara whoyang hadbertugas themendampingi tasksekaligus tomengawasi chaperonemereka. them:Sejak thistahun post1547, wasjabatan dividedini intodipecah severalmenjadi fromlebih 1547dari onwardsatu.{{sfn|Kolk|2009}} TheJabatan position of {{lang|fr|''Filles d'honneur}}'' wasdihapuskan abolishedpada intahun 1674.<ref name="Duindam date? page?" />
*The sixthIstanawati ranktingkat wasenam theadalah {{lang|fr|''[[Première femme de chambre]]}}'', whoyang inmembawahi turnperwara-perwara outranked theselebihnya, remainingyakni {{lang|fr|''Femme de Chambres}}'' anddan {{lang|fr|''Lavandières}}''.<ref name="Duindam date? page?"/> The {{lang|fr|''Premiere femme de chambre}}'' hadmemegang thekunci keysbilik-bilik topermaisuri, thedan Queen'sdapat roomsmerekomendasikan andmaupun couldmenolak recommendpermohonan andaudiensi denykepada audiencespermaisuri, tosehingga her,pada whichpraktiknya inmembuat practice''premiere femme de chambre'' mademenjadi herjabatan positionyang verysangat powerfulberkuasa atdi courtistana.<ref name="Akkerman Houben date?, page?"/>
 
DuringPada thezaman [[FirstKekaisaran FrenchPrancis Empire|First EmpirePertama]], theperwara principalutama lady-in-waitingpermaisuri ofadalah the Empress was the {{lang|fr|''Dame d'honneur}}'', followed by betweendisusul 20 andsampai 36 {{lang|fr|orang ''Dames du Palais}}''.{{sfn|Mansel|p=}}{{page needed|date=April 2017}} DuringPada thezaman [[Restorasi Bourbon|Pemulihan RestorationWangsa in France|Bourbon Restoration]], [[Marie Thérèse ofdari FrancePrancis|Putri Marie Thérèse]] restoredmemulihkan thehierarki pre-revolutionarykepegawaian courtistana hierarchyprarevolusi.{{sfn|Nagel|2008|p=}}{{page needed|date=April 2017}} DuringPada thezaman [[SecondKekaisaran FrenchPrancis Empire|Second EmpireKedua]], thepara femaleistanawati courtiersyang ofmelayani thepermaisuri Empresskaisar wereterdiri composedatas of the first rank, {{lang|fr|''Grand Maitresse}},'' andtingkat the second ranksatu, {{lang|fr|''Dame d'honneur}}'' tingkat dua, followeddisusul byenam six(kemudian (laterhari dua twelvebelas) {{lang|fr|orang ''Dames du Palais}}''.{{sfn|Seward|2004|p=}}{{page needed|date=April 2017}}
 
=== Jerman ===
The earlyIstana-istana moderndi princelyJerman courtspada inAwal GermanyAbad wereKiwari modeledditata aftermengikuti thetatanan Austrianmajelis imperialistana courtKekaisaran modelAustria.<ref name="Akkerman Houben date?, page?"/> ThisTatanan courtmajelis modelistana dividedsemacam theini ladies-in-waitingmemilah inpara aperwara chiefmenjadi lady-in-waitingseorang perwara ketua yang nameddisebut {{lang|de|''Oberhofmeisterin}}'' (awanita widowedsepuh oryang marriedbersemenda elderatau womansudah menjanda) whodan bertugas supervisedmenyelia thepara {{lang|de|''Hoffräulein}}'' (MaidsDayang of HonourKehormatan), ofyang whichsatu oneatau ordua twodi couldantaranya bedapat promoteddipromosikan tomenduduki thejabatan middlemenengah rankyang ofdisebut {{lang|de|''Kammerfräulein}}'' (Maid of Honour ofdayang-dayang thebilik Chamberperaduan).<ref name="Akkerman Houben date?, page?"/> TheTatanan Germanmajelis princelyistana courtspara inpangeran turnJerman becamekemudian thehari roleditiru model of the Scandinavian courts ofdi Denmark anddan SwedenSwedia inpada theabad 16th centuryke-16.<ref name="Persson 1999"/>
 
AfterSesudah the end of the Germanriwayat [[HolyKekaisaran RomanRomawi EmpireSuci]] inbangsa 1806,Jerman andtamat thepada establishmenttahun of1806, severaldan minorbeberapa Kingdomskerajaan inkecil Germany,berdiri thedi postJerman, ofjabatan {{lang|de|''Staatsdame}}'' (marriedperwara ladies-in-waitingbersemenda) weredimunculkan introduceddi inbanyak manyistana Germankepangeranan princelymaupun and royal courtskerajaan. AtDi theistana imperialKekaisaran German courtJerman, thepara ladies-in-waitingperwara wereterdiri composedatas ofseorang one {{lang|de|''Oberhofmeisterin}}'' inyang chargemembawahi ofbeberapa severalorang {{lang|de|''Hofstaatsdamen}}'' oratau {{lang|de|''Palastdamen}}''.{{sfn|Zedlitz-Trützschler|1924|p=}}{{page needed|date=April 2017}}
 
=== Yunani ===
Pada zaman [[Kekaisaran Romawi Timur]], permaisuri kaisar didampingi oleh rombongan wanita istana (''Sekreton Tōn Gunaikōn'') yang sebagian besar anggotanya adalah istri-istri istanwan tingkat tinggi. Para istanawati tersebut menyandang gelar yang merupakan bentuk feminin dari gelar suaminya. Satu-satunya jabatan khusus bagi wanita di istana adalah ''[[Zoste patrikia]]'', yaitu perwara ketua merangkap pengiring wanita permaisuri kaisar, yang mengepalai rombongan wanita istana dan sering kali masih terhitung kerabat permaisuri. Gelar ini sudah muncul setidaknya sejak abad ke-9.
During the [[Byzantine Empire]], the Byzantine Empress was attended by a female court (the {{transl|el|Sekreton Tōn Gynaikōn}}), which consisted mostly of the wives of high-ranking male court officials, who simply used the feminine versions of their husbands' titles. The only specifically female dignity was that of the {{transl|el|[[Zoste patrikia]]}}, the chief lady-in-waiting and female attendant of the Empress, who was the head of the women's court and often a relative of the Empress; this title existed at least since the 9th century.
 
The [[Kingdom of Greece (Wittelsbach)|KingdomKerajaan of GreeceYunani]] wasdidirikan establishedpada intahun 1832.Permaisuri andYunani itsyang first queenpertama, [[Amalia ofdari Oldenburg]], organizedmengatur thejenjang ladies-in-waitingkepangkatan ofpara itsperwara first royal court with onemenjadi '''Grande Maitresse''<nowiki/>', followedsebagai byjenjang theutama, second rank {{lang|fr|''Dame d'honneur'}},' andsebagai thejenjang thirdmadya, rankdan {{lang|fr|''Dame de Palais'}}' sebagai jenjang pratama.{{sfn|''Almanach de Gotha''| 1859|p=}}{{page needed|date=April 2017}}
 
=== Italia ===
==== Napoli dan Dua Sisilia ====
PriorSebelum tounifikasi the unificationItalia, thenegara greatestterbesar ofdi theJazirah ItalianItalia statesadalah wasKerajaan theNapoli, Kingdomyang ofkemudian Naples,hari later calleddisebut [[Kingdom of theKerajaan TwoDua SiciliesSisilia]]. InPada tahun 1842, thepara ladies-in-waitingperwara ofPermaisuri theDua QueenSisilia ofterdiri theatas Twosatu Siciliesorang were composed of one {{lang|it|''Dama di Onore}}'' (LadyEmpuan of HonorKehormatan, rankedsetingkat just belowdi thebawah {{lang|it|''Cavaliere di Onore}}''), threetiga {{lang|it|orang ''Dama di Compagnia}}'' (LadyEmpuan CompanionsPendamping, rankedsetingkat belowdi thebawah {{lang|it|''Cavalerizzo}}''), anddan abanyak large number of {{lang|it|''Dame di Corte}}'' (Court LadiesIstanawati).<ref>''[https://books.google.com/books?id=UqBjAAAAcAAJ&dq=dama+di+compagnia+dama+di+corte+napoli&pg=PA692 Almanacco reale del regno delle Due Sicilie] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230505032148/https://books.google.com/books?id=UqBjAAAAcAAJ&dq=dama+di+compagnia+dama+di+corte+napoli&pg=PA692 |date=5 May 2023 }}''</ref>
 
==== Kerajaan Italia ====
InPada tahun 1861, thenegara-negara Italiandi PeninsulaJazirah wasItalia uniteddipersatukan in to themenjadi [[KingdomKerajaan of ItalyItalia]]. ThePara ladies-in-waitingperwara ofPermaisuri theItalia Queenterdiri ofatas Italy were headed by the {{lang|it|''Dama d'Onore}},'' followedpada byjenjang theutama, {{lang|it|''Dame di Corte}},'' andpada finallyjenjang themadya, {{lang|it|dan ''Dame di Palazzo}}'' pada jenjang pratama.<ref>Calendario reale per l'anno 1879 {{full citation needed|date=April 2017}}</ref> The {{lang|it|''Dama d'Onore}}'' wasadalah nominallyketua thenominal chiefpara lady-in-waitingperwara, buttetapi inpada practicepraktiknya oftenhanya limitedbertugas herdalam serviceacara-acara to statekenegaraan. occasions; the {{lang|it|''Dame di Corte}}'' wasadalah theperwara regularyang lady-in-waitingsecara whoteratur personallymendampingi attended to the queenpermaisuri, whilesementara the {{lang|it|''Dame di Palazzo}}'' wereadalah honorarypara courtiersistanawati attachedkehormatan toyang theerat royalkaitannya palacesdengan inkota-kota particulartertentu cities,seperti such as FlorenceFirenze, TurinTurino, anddan so forthlain-lain, anddan onlyhanya servedbertugas temporaryuntuk whensementara thewaktu queenbilamana visitedpermaisuri thesedang citymelawat inkota question:yang amongbersangkutan. these,Hanya only the {{lang|it|''Dame di Palazzo}}'' attacheddari toistana thekerjaan royaldi palaceibu ofkota theRoma capitalyang ofbertugas Romelebih serveddari moresekadar thansementara temporarywaktu.<ref>la Repubblica.it, 2007, 11, 25, La dama di compagnia dell' ultima Regina {{full citation needed|date=April 2017}}</ref>
 
=== Jepang ===
Di Jepang, jabatan-jabatan pegawai istana kaisar biasanya dipercayakan kepada para bangsawan istana, dan yang menjadi perwara atau 'pramugraha istana' lazimnya berasal dari kalangan bangsawan.<ref name="Lillehoj date? page?">{{harvnb|Lillehoj|p=}}</ref>
 
Pada [[zaman Heian]] (tahun 794–1185), kaum wanita berpeluang menduduki jabatan-jabatan istana dengan tanggung jawab yang besar, menangani urusan-urusan Kaisar.<ref name="Lillehoj date? page?"/> Pramugraha wanita istana dipilih dari kalangan bangsawan istana untuk bekerja di istana oleh Jawatan Pramugraha Istana Kekaisaran, tetapi mereka harus cukup terdidik dalam bidang sastra klasik Tionghoa untuk dapat diterima.<ref name=" Rowley date? page?">{{harvnb|Rowley|p=}}</ref>{{page needed|date=April 2017}}
In Japan, the imperial court offices was normally reserved for members of the court aristocracy and the ladies-in-waiting or 'palace attendants' were commonly educated members of the nobility.<ref name="Lillehoj date? page?">{{harvnb|Lillehoj|p=}}</ref>{{page needed|date=April 2017}}
 
Pada [[zaman Sengoku]] (tahun 1467–1603), pangkat tertinggi seorang perwara adalah 'Jenang Penasihat Besar', yang menangani urusan sehari-hari rumah tangga kekaisaran.<ref name="Lillehoj date? page?"/> Jenjang kedua adalah ''Koto No Naishi'', yang bertindak sebagai perantara yang menjembatani kaisar dengan orang-orang yang ingin menghadap, dan mengeluarkan harapan-harapan kaisar secara tertulis.<ref name="Lillehoj date? page?"/> Para perwara bertindak selaku para sekretaris kekaisaran dan mencatat kejadian-kejadian yang berlangsung di istana, para pengunjung, dan hadian-hadiah di dalam buku harian resmi istana.<ref name="Lillehoj date? page?"/>
During the [[Heian period]] (794–1185) women could hold court offices of substantial responsibility, managing the affairs of the Emperor.<ref name="Lillehoj date? page?"/> Female palace attendants were employed by the Imperial Bureau of Palace Attendants from among the court aristocracy, but were required to have sufficient education in Chinese classics to be accepted.<ref name=" Rowley date? page?">{{harvnb|Rowley|p=}}</ref>{{page needed|date=April 2017}}
 
Berbeda dari Tiongkok, yang mengelola keputren Kaisar Jepang adalah biti-biti, bukan [[orang kasim|sida-sida]], dan biti-biti dapat saja mengemban jabatan-jabatan tinggi dalam badan pengurus rumah tangga kekaisaran.<ref name=" Rowley date? page?"/>
During the [[Sengoku period]] (1467–1603), the highest rank of a lady-in-waiting was the 'Female Assistant to the Major Counselor', who ran the affairs of the daily life of the Imperial Household.<ref name="Lillehoj date? page?"/> The second rank was {{nihongo3|Female Palace Attendant||Koto No Naishi}}, who acted as intermediary between the Emperor and those seeking an audience and issued his wishes in writing.<ref name="Lillehoj date? page?"/> Ladies-in-waiting acted as imperial secretaries and noted the events at court, visitors and gifts in the official court journals.<ref name="Lillehoj date? page?"/>
 
Biti-biti terbagi menjadi dua golongan, dan masing-masing golongan terbagi lagi menjadi beberapa jenjang jabatan sesuai dengan tugas yang diembannya.<ref name="Lebra date? page?">{{harvnb|Lebra|p=}}</ref> Golongan pertama beranggotakan para ''nyokan'', yakni para perwara pengemban jabatan-jabatan majelis istana, yaitu ''naishi-kami'' (''shoji''), ''naishi-suke'' (''tenji''), dan ''naishi-no-jo'' (''shoji''). The second class were the female palace attendants: {{transl|ja|myobu}}, {{transl|ja|osashi}}, {{transl|ja|osue}} and {{transl|ja|nyoju}}.<ref name="Lebra date? page?" /> Para perwara bekerja sebagai asisten pribadi, mengurus pakaian kaisar, memandikan kaisar, menyajikan santapan, melaksanakan dan menghadiri upacara-upacara istana.<ref name="Rowley date? page?" /> Perwara dapat saja diangkat kaisar menjadi selir, garwa, bahkan permaisuri.<ref name="Rowley date? page?" /> Fungsi perwara selaku calon selir dihapuskan pada tahun 1924.<ref name="Rowley date? page?" />
In contrast to China, female palace attendants managed the palace of the imperial harem rather than [[eunuch]]s, and could hold high court offices in the Emperor's personal household.<ref name=" Rowley date? page?"/>
 
Female palace attendants were divided into two classes, which in turn had several ranks, signifying their task.<ref name="Lebra date? page?">{{harvnb|Lebra|p=}}</ref>{{page needed|date=April 2017}} The first class consisted of the {{transl|ja|nyokan}}, or ladies-in-waiting who held court offices: {{transl|ja|naishi-kami}} ({{transl|ja|shoji}}) {{transl|ja|naishi-suke}} ({{transl|ja|tenji}}) and {{transl|ja|naishi-no-jo}} ({{transl|ja|shoji}}). The second class were the female palace attendants: {{transl|ja|myobu}}, {{transl|ja|osashi}}, {{transl|ja|osue}} and {{transl|ja|nyoju}}.<ref name="Lebra date? page?" /> The ladies-in-waiting worked as personal assistants, tending to the Emperor's wardrobe, assisting the emperor's baths, serving meals, performing and attending court rituals.<ref name="Rowley date? page?" /> Ladies-in-waiting could be appointed as concubines, consorts or even Empresses by the Emperor or the heir to the throne.<ref name="Rowley date? page?" /> The function of a lady-in-waiting as potential concubine was abolished in 1924.<ref name="Rowley date? page?" />
 
=== Korea ===
''[[Gungnyeo]]'' (secara harfiah berarti 'wanita istana') adalah sebutan bagi perempuan-perempuan yang bekerja di istana serta melayani raja dan sentanaraja. ''Gungnyeo'' adalah kependekan dari ''Gungjung Yeogwan'', artinya 'pegawai wanita istana kerajaan'.
''[[Gungnyeo]]'' (literally 'palace women') is a term that refers to women who worked in the palace and waited upon the king and other members of the royal family. It is short for {{transl|ko|Gungjung Yeogwan}}, which translates to 'woman officer of the royal court'.
 
''Gungnyeo'' consistedterdiri ofatas thepara ladies-in-waiting—bothperwara, baik highdayang-rankingdayang courtmaupun ladies and the ordinary maidsbiti-biti (known asdisebut ''nain'') responsibleyang forbertanggung mostjawab ofatas thesebagian labourbesar work—whopekerjaan wererumah dividedtangga. into''Gungnyeo'' menempati [[Naemyeongbu|ranksjenjang]] from 9 tosampai 5 (the ranks fromjenjang 4 tosampai 1 werediduduki thepara officialselir concubinesresmi), ofdan themasing-masing king),peringkat withterbagi twolagi levelsmenjadi eachdua tingkat (seniorsepuh anddan junioranom),. theJenjang highesttertinggi attainableyang rankdapat beingdicapai adalah ''[[sanggung]]'' (seniorjenjang 5th5 tingkat sepuh),.<ref>{{cite web |title=상궁(尙宮), Sanggung |url=http://www.aks.ac.kr/glossary/glossary_detail.asp?g_code=15278&page=1&c_code=&search_field=g_korean&keyword=%EC%83%81%EA%B6%81&order=g_korean&kanada= |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20160303183543/http://www.aks.ac.kr/glossary/glossary_detail.asp?g_code=15278&page=1&c_code=&search_field=g_korean&keyword=%EC%83%81%EA%B6%81&order=g_korean&kanada= |archive-date=3 MarchMaret 2016 |access-date=9 September 2016 |publisher=[[The Academy of Korean Studies]] |language=ko, en}}</ref> as''Gungnyeo'' welljuga asmencakup othergolongan-golongan typespekerja ofwanita workingdi womenluar whojenjang were not included in the classificationtersebut, such asmisalnya ''musuri'' (womenperempuan fromdari thegolongan lowestmasyarakat classpaling whorendah didyang oddmelakukan jobsberbagai pekerjaan kasar, suchseperti asmenimba drawingair waterdan andmembagi-bagi distributingkayu firewoodbakar), ''gaksimi'' (alsojuga knowndikenal asdengan sebutan ''bija'' anddan ''bangja'', whoyakni were personal servants ofpelayan apribadi ''sanggung''), ''sonnim'' (literallysecara translatedharfiah toberarti 'guesttamu', wereyakni maidspelayan broughtyang indibawa themasuk palaceke tolingkungan workistana foruntuk themelayani royal concubinesselir, mostsering ofkali thememiliki timehubungan connectederat todengan thekeluarga familiesselir of theyang concubinesdilayaninya), anddan ''uinyeo'' (selecteddipilih fromdari publicantara femalebudak-budak slaves,perempuan milik negara untuk theybekerja workeddi atpanti thehusada royalkerajaan infirmaryatau orbalai publickesehatan clinicsumum, anddan practicedmempraktikkan simplekeahlian medicinepengobatan skillssederhana).
 
Generally,Pada theumumnya ladies-in-waitingperwara weredipilih chosendari fromantara amonganak-anak thegadis young girls of thegolongan ''[[sangmin]]'' (commonersrakyat jelata) and the private femaledan [[Nobi|slavesbudak]]-budak perempuan ofpribadi thegolongan ''[[Yangban|sadaebu]]'' (governing classpriayi). LaterKemudian hari, theperwara candidatesjuga weredipilih alsodari pickedantara frombudak-budak amongmilik thenegara governmentmaupun slaves,anak-anak togethergadis withyang thelahir daughtersdari ofrahim noblemen'sgundik-gundik concubinespriayi (who werepara formermantan [[Kisaeng|courtesanspramuria]] oratau slavesbudak). The appointment process was different forPara ''nain'', yang associatederat withkaitannya thedengan innerlingkungan quarterskediaman forkhusus thebagi kingraja anddan queenpermaisuri, whodipilih weresendiri recruitedoleh by the high rankedwanita-wanita courtistana ladiesberpangkat themselvestinggi, throughlewat recommendationsrekomendasi anddan connectionskoneksi. ThePara ''nain'' foryang thebekerja departmentsdi withjawatan-jawatan specificdengan skillskemahiran suchkhusus assemisal sewingjahit-menjahit anddan embroiderysulam-menyulam wereberasal fromdari thekalangan ''[[jungin]]'' (middlegolongan classmenengah), with the lowest class ofsementara ''gungnyeo'' comingdi jenjang terbawah berasal fromdari thekalangan ''[[cheonmin]]'' (vulgarrakyat commonerskasar).
 
Perwara termuda berumur 4 tahun saat pertama kali masuk istana. Sesudah mempelajari budi bahasa dan tata krama istana, mereka dapat menjadi ''nain''. Sesudah mengabdi di istana lebih dari 15 tahun, mereka akhirnya mendapatkan peluang untuk naik pangkat, tetapi hanya berpeluang naik pangkat menjadi ''sanggung'' sesudah mengabdi selama sekurang-kurangnya 35 tahun.
They could be as young as 4 when entering the palace, and after learning court language and etiquette, they could be elevated to a ''nain''. When they had served the court for more than 15 years, they would eventually be promoted to higher ranks, however they were eligible for the rank of ''sanggung'' only after a minimum of 35 years of work.
 
Ladies-in-waitingJika coulddisukai raja, becomeperwara concubinesdapat ifsaja thenaik kingpangkat favoredmenjadi themselir. TheyPerwara wouldyang bedemikian elevatedakan todinaikkan theke highestjenjang ranktertinggi (seniorjejang 5th)5 andtingkat would besepuh) knowndan asdisebut ''seungeun sanggung'' (or 'favored/specialwanita courtistana ladykinasih/istimewa'). IfJika theymelahirkan gaveseorang birth to a sonputra, they''seugeun wouldsanggung'' become membersakan ofmenjadi thesentanaraja royalsesudah family, after beingdinaikkan promotedpangkatnya tomenjadi ''[[StylesSebutan anddan titlesgelar indi theDinasti Joseon dynasty|sug-won]]'' (juniorjenjang 4th4 tingkat anom), anddan untilsampai thedengan 18thabad century,ke-18 theymungkin couldsaja advancedinaikkan aspangkatnya highsampai aske becomingjenjang queenpermaisuri (thecontoh mostyang notablepaling exampleterkenal beingadalah [[RoyalJang Noble Consort Huibin JangHui-bin|Jang Ok-jeong]], a concubine ofselir [[Sukjong ofdari Joseon|Raja Sukjong]] anddan mother ofibu [[Gyeongjong ofdari Joseon|Raja Gyeongjong]]).
 
=== Negeri Tanah Rendah ===
TheIstana courtKadipaten of the Duchy of BurgundyBurgundia, whichyang wasberlokasi situateddi inBegeri theBelanda Netherlandspada inabad the 15th centuryke-15, wasterkenal famousdengan fortatanan itskehidupan elaborateistananya ceremonialyang courtmenjelimet lifedan andmenjadi becamepanutan abeberapa roleistana modellain fordi several other courts of EuropeEropa.{{sfn|Kolk|2009}} TheTatanan Burgundianhidup courtdi modelistana cameBurgundia tomenjadi bepanutan themajelis roleistana modelkekaisaran forAustria thepada Austrianabad imperialke-16, courtketika duringNegeri theBelanda 16thdi century,bawah whenkekuasaan theKadipaten BurgundianBurgundia Netherlandsbersatu anddengan Austria weremelalui unitedpertalian throughdarah thewangsa Habsburg dynasty.<ref name="Duindam date? page?"/>
 
InPada theabad 16th centuryke-16, thepara ladies-in-waitingperwara inyang themengabdi courtskepada ofpara theGubernur HabsburgBelanda governorsdari ofwangsa the NetherlandsHabsburg, Margaretyakni Margareta ofmenak Austria anddan [[MaryMaria ofdari HungaryHongaria (governorGubernur of the NetherlandsBelanda)|MaryMaria ofmenak HungaryHongaria]], wereterdiri composedatas of one {{lang|nl|''Hofmeesteres}}'' (Courtkepala Mistressistana) oratau {{lang|fr|''Dame d'honneur}}'' whoselaku servedperwara as theutama, principalsatu lady-in-waiting;orang one {{lang|nl|''Hofdame}}'' oratau {{lang|fr|''Mere de Filles}}, who was second'' inselaku rankperwara andmadya deputymerangkap ofdeputi the {{lang|nl|''Hofmeesteres}}'' assekaligus wellmembawahi aspara being in charge of the {{lang|nl|''Eredames}}'' (Maidsdayang of Honourkehormatan), alsoyang knownjuga asdikenal {{lang|fr|dengan sebutan ''Demoiselle d'honneur}}'', {{lang|fr|''Fille d'honneur}}'', ormaupun {{lang|de|''Junckfrauen}}'', anddan finallyyang theterakhir {{lang|nl|adalah ''Kameniersters}}'' (Chamberbiti-biti bilik Maidsperaduan), allsemuanya withmenyandang differentberagam titlesgelar dependingtergantung onkepada languagebahasa inyang thedipakai multilingualdi areaNegeri ofBelanda theyang Netherlandsmultibahasa itu.<ref name="Kerkhoff date? page?"/><!--
 
The [[Kingdom of theKerajaan NetherlandsBelanda]] wasdidirikan foundedpada intahun 1815, signifying the organisation of a royal court. In the 19th century, the ladies-in-waiting of the Dutch court were headed by the {{lang|nl|Grootmeesteres}} (Grand Mistress, equivalent to Mistress of the Robes), of second rank were the {{lang|fr|Dames du Palais}} (married ladies-in-waiting), followed by the third rank {{lang|nl|Hofdames}} (Court Ladies, equivalent to Maids of Honour).{{sfn|Hamer|2011|p=}}{{page needed|date=April 2017}}<ref>S Gravenhaagsche Stads-Almanak: voor 1857</ref>{{full citation needed|date=April 2017}}
 
[[Beatrix of the Netherlands]] had a total of seven {{lang|nl|Hofdames}}. They accompanied the queen and the other female members of the Royal House during visits and receptions at the royal court. The monarch paid for their expenses, but they did not receive any salary. Not all of these ladies were members of the Dutch aristocracy, but each had a "notable" husband. Excellent social behavior and discretion were the most important recommendations for becoming a {{lang|nl|Hofdame}}. In 2012, the {{lang|nl|Hofdames}} were Letje van Karnebeek-van Lede, Lieke Gaarlandt-van Voorst van Beest, Julie Jeekel-Thate, Miente Boellaard-Stheeman, {{lang|nl|[[Jonkheer|Jonkvrouwe]]}} Reina de Blocq van Scheltinga, Elizabeth Baroness van Wassenaer-Mersmans and Bibi Baroness van Zuylen van Nijevelt, {{lang|nl|Jonkvrouwe}} den Beer Poortugael. [[Queen Maxima of the Netherlands|Queen Maxima]] reduced the number of {{lang|nl|Hofdames}} to three, hers being: Lieke Gaarlandt-van Voorst van Beest, Pien van Karnebeek-Thijssen and Annemijn Crince le Roy-van Munster van Heuven. After their voluntary retirement, {{lang|nl|Hofdames}} were appointed to the honorary royal household. The honorary royal household still distinguishes between {{lang|nl|Dames du Palais}} and {{lang|nl|Hofdames}}, but the category {{lang|nl|Dames du Palais}} is slated for discontinuation.
Baris 151 ⟶ 150:
During the [[Denmark–Norway|Danish–Norwegian union]], from 1380 until 1814, the Danish royal court in Copenhagen was counted as the Norwegian royal court, and thus there was no royal court present in Norway during this period. During the union between Norway and Sweden from 1814 to 1905, there were Norwegian courtiers who served during the Swedish royal family's visits to Norway. The female courtiers were appointed according to the Swedish court model, that is to say the class of ''Hovfröken'' (Maid of Honour), ''Kammarfröken'' (Chief Maid of Honour) and ''Statsfru'' (Lady of the Bedchamber), all supervised by the ''[[Overhoffmesterinne]]'' (Mistress of the Robes): these posts were first appointed in 1817.{{sfn|Hauge|Egeberg|1960|p=}}{{page needed|date=April 2017}} When the union between Sweden and Norway was dissolved in 1905, a permanent Norwegian royal court was established.
 
=== KemaharajaanKekaisaran Usmani ===
 
In theDi [[OttomanKesultanan Utsmaniyah|Kekaisaran EmpireUsmani]], the word ''lady-in-waitingperwara'' oratau courtwanita ladyistana hasadalah often been used to describe those women ofperempuan-perempuan thepenghuni [[ImperialHarem harem|ImperialKesultanan Utsmaniyah|Harem Baginda]] whoyang functionedberfungsi assebagai servantsbiti-biti, secretariessetia usaha, anddan companionssahabiyat ofpara the consortsgarwa (concubinesselir), daughtersputri, sisterssaudari, anddan mothers of theibunda [[OttomanDaftar Sultansultan Utsmaniyah|padisyah]]. These women originally came to the Harem as slaves, captured through the [[Crimean slave trade]], the [[Barbary slave trade]] and the [[White slave trade]].<ref name="books.google.se">Madeline Zilfi: ''[https://books.google.com/books?id=oo_AetRkC9UC&dq=Cariyes&pg=PA223 Women and Slavery in the Late Ottoman Empire: The Design of Difference] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230414214634/https://books.google.com/books?id=oo_AetRkC9UC&dq=Cariyes&pg=PA223 |date=14 April 2023 }}''</ref>
When they entered the Harem, they were given the position of ''[[Cariye]]'' and were all formally available as concubines to the Sultan, but if they were not chosen to share his bed, they served in a position similar to lady-in-waiting, serving the mother, concubines, sisters, and daughters of the Sultan.<ref name="books.google.se"/>
 
Baris 202 ⟶ 201:
During the reign of [[Queen Elizabeth II]], one of the ''women of the bedchamber'' was always in daily attendance; each served for a fortnight at a time, in rotation. In the [[Court Circular]] the phrase 'Lady in Waiting to the Queen' referred to the women on duty at a given time.<ref>e.g. "Mrs. Fiona Henderson has succeeded Mrs. Robert de Pass as Lady in Waiting to The Queen" ([https://www.royal.uk/court-circular Court Circular, 29 October 2002] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160629182208/https://www.royal.uk/court-circular |date=29 June 2016 }}).</ref>
 
[[File:Royal Visit Toronto 2010 5.JPG|thumb|right|Walking behind [[QueenRatu Elizabeth II]] on a [[Royal tours of Canada#21st century|visit to Toronto]] in 2010 are two ladies-in-waiting: a Woman of the Bedchamber ([[Lady Susan Hussey]], left) and a Lady of the Bedchamber ([[Diana Maxwell, Baroness Farnham|Lady Farnham]], right).]]
The ''ladies of the bedchamber'' were not in daily attendance, but were called upon for the more important public occasions and events.<ref name="AllisonRiddell1991" /> Two ladies-in-waiting used to accompany the Queen on overseas tours, one of whom was usually a Lady of the Bedchamber.<ref name="AllisonRiddell1991" /> For many years the Queen was always attended by three ladies-in-waiting at the State Opening of Parliament (the Mistress of the Robes, a Lady of the Bedchamber and a Woman of the Bedchamber), but in 1998 the number attending was reduced to two.<ref>{{cite news |title=State Opening of Parliament - Royal Procession |url=http://news.bbc.co.uk/1/hi/uk_politics/a-z_of_parliament/r-s/194148.stm |access-date=29 June 2024 |work=BBC News |date=15 October 1998}}</ref>
 
Baris 242 ⟶ 241:
 
==== Perwara ternama dalam sejarah ====
Pada Abad Pertengahan, [[Margaret ofdari FrancePrancis, QueenPermaisuri of EnglandInggris|MargaretMargareta, ofputri FranceRaja Prancis yang menjadi Permaisuri Inggris]], diketahui didampingi tujuh orang perwara yang terdiri atas tiga orang perwara yang sudah berkeluargabersemenda, yang disebut ''Domina'', dan empat orang [[dayang kehormatan|dayang-dayang]], tetapi keberadaan perwara utama tidak disebutkan,<ref>William J. Thoms: The Book of the Court: Exhibiting the History, Duties, and Privileges of the English Nobility and Gentry. Particularly of the Great Officers of State and Members of the Royal Household, 1844</ref> and until the 15th century, the majority of the officeholders of the Queen's household were still male.<ref name="erenow.com">Alison Weir: ''[http://erenow.com/biographies/elizabethofyork/15.html Elizabeth of York: A Tudor Queen and Her World] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170828061924/https://erenow.com/biographies/elizabethofyork/15.html |date=28 August 2017 }}''</ref>
 
As late as in the mid-15th century, [[Elizabeth Woodville]] had only five ladies-in-waiting,<ref name="erenow.com"/> but in the late 15th century and early 16th century, ladies-in-waiting were given a more dominant place at the English court, in parallel with developments in France and the continental courts. The court life of the Duchy of Burgundy served as an example when [[Edward IV of England|Edward IV]] created the ''Black Book of the Household'' in 1478,<ref name="Duindam date? page?"/> and the organisation of the English royal household was essentially set from that point onward.{{sfn|Gosman|Macdonald|Vanderjagt|p=}}{{page needed |date=April 2017}}
Baris 308 ⟶ 307:
* [[Karoline Friederike von Berg]] (1760–1826); perwara di istana Prusia
* [[Gabriele von Bülow]] (1802–1887); ketua perwara di istana Prusia
* [[Rosalie von Rauch]], kemudian hari menjadi Bupatni Hohenau (tahun 1820–1879); perwara di istana Prusia<!--
 
=== Hongaria ===
* [[Helene Kottanner]] (tahun 1400–1470); lady-in-waiting forperwara [[ElizabethElisabeth ofdari LuxembourgBohemia (1409–1442)|Elisabeth ofmenak LuxembourgLuksemburg]], sheia organizedmengatur thepemindahan abductiondiam-diam ofMahkota theSuci Holydan Crown and nursedmengasuh [[ElizabethElisabeth ofdari Austria (1436–1505)|Elisabeth ofmenak Habsburg]], whoyang laterkemudian becomehari amenjadi PolishPermaisuri QueenPolandia.
* [[Irma Sztáray|CountessBupatni Irma Sztáray de Sztára et Nagymihály]] (tahun 1863–1940); atperwara thedi court ofistana [[EmpressMaharani Elisabeth ofdari Austria|Empress Elisabeth "Sisi", ofPermaisuri Austria]]
* [[Marie Festetics|Countess Marie Festetics von Tolna]] (tahun 1839–1923); lady-in-waitingperwara for Empress[[Maharani Elisabeth ofdari Austria|Permaisuri and Honorary LadyElisabeth]] ofdan theAnggota OrderKehormatan ofTarekat Theresa
* [[Ida Ferenczy|Ida Krisztina Veronika Ferenczy ofmenak Vecseszék]] (tahun 1839–1928); closesahabat friendkarib anddan confidanttangan ofkanan EmpressPermaisuri Elisabeth of Austria
 
=== Jepang ===
* [[LadyIse (penyair)|Ise no Miyasudokoro]] (tahun 875–938); poetpenyair, loverkekasih of PrincePangeran Atsuyoshi anddan kemudian laterhari concubinemenjadi ofselir [[EmperorKaisar Uda]]
* [[Takashina no Takako]] (d.wafat tahun 996); servedperwara at the court of EmpressMaharani Junshi, laterkemudian thehari legalmenjadi wifeistri ofsah [[Fujiwara no Michitaka]] and regentdan ofwali [[EmperorKaisar Ichijō]]
* [[Uma no Naishi]] (tahun 949–1011); poetpenyair, sheperwara served under EmpressMaharani Kishi (wife ofpermaisuri [[EmperorKaisar Murakami]]), Fujiwara no Senshi (the imperial consort ofpermaisuri [[EmperorKaisar En'yū]], and mother ofibunda [[EmperorKaisar Ichijō]]), anddan [[Fujiwara no Teishi|EmpressMaharani Teishi]] (wifepermaisuri of EmperorKaisar Ichijō), and later; becamekemudian ahari followermenjadi ofpengikut [[Sei Shōnagon|Shōnagon]]
* [[Akazome Emon]] (с.sekitar tahun 956–1041 oratau latersesudahnya); poetpenyair anddan writer ofpenulis "TaleHikayat ofUntung Flowering FortunesBerbunga", she served at the court ofperwara [[EmpressMaharani Shōshi|Empress Shoshi]]
* [[Murasaki Shikibu]] (sekitar tahu{{circa|978|1016}}/1031); poetpenyair anddan thepenulis writernovel ofpertama theyang first known noveldiketahui, "The Tale ofHikayat Genji", she alsoia wrotejuga amenulis diarybuku aboutharian courtyang lifemenceritakan afterkehidupan servingdi atistana thesesudah courtberkhidmat ofkepada EmpressMaharani Shoshi
* [[Sei Shōnagon]] ({{circa|966}}–1017sekitar tahun 966–1017/1025); writer of thepenulis ''PillowPustaka BookKalang Hulu'', sheperwara servedMaharani atTeishi<!-- the court of Empress Teishi
* [[Ise no Taifu]] (989–1060); poetpenyair, sheperwara served EmpressMaharani Shoshi along withbersama-sama Murasaki Shikibu, Akazome Emon, anddan Izumi Shikibu, and; laterkemudian becamehari themenjadi nurseinang ofpengasuh [[EmperorKaisar Shirakawa]]
* [[Daini no Sanmi]] (999–1082); daughter of [[Murasaki Shikibu]] she served at the court of Grand Empress Dowager Shoshi and was the nurse of [[Emperor Go-Reizei]] and the imperial princesses
* [[Takasue's daughter|Lady Sarashina]] (1008–after 1059); writer of ''Sarashina Nikki'', she served Imperial Princess Yushi, the third daughter of [[Emperor Go-Suzaku]]
 
=== Korea ===
* [[Kim Gae-si]] (d.wafat tahun 1623)
* [[Gwiin Jo (Injo)|RoyalGarwa ConsortNingrat Gwi-in of the Okcheon Jo clan]] (d.wafat tahun 1652)
* [[Royal Noble Consort Huibin Jang|Jang Ok-jeong, RoyalGarwa NobleNingrat ConsortKerajaan Hui ofdari the Indongmarga Jang clanIndong]] (tahun 1659–1701)
* [[Royal Noble Consort Sukbin Choe|RoyalGarwa NobleNingrat ConsortKerajaan Suk ofdari the Haeju Choe clan]] (1670–1718)
* [[Royal Noble Consort Yeongbin Yi|Royal Noble Consort Yeong ofdari themarga Jeonui Yi clan]] (1696–1764)
* [[Royal Noble Consort Uibin Seong|Royal Noble Consort Ui of the Changnyeong Seong clan]] (1753–1786)
* [[Imperial Consort Gwiin Yang|Imperial Consort Boknyeong Gwi-in of the Cheongju Yang clan]] (1882–1929) -->