Arung Palakka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ayu (WMID) (bicara | kontrib)
Spesifikasi tempat
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(4 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 89:
| module =
}}
'''Arung Palakka''' ({{lahirmati|Lamatta, Mario-ri Wawo, [[Kabupaten Soppeng|Soppeng]]|15|9|1634|[[Bontoala, Makassar|Bontoala]]|6|4|1696}}<ref name="royal-ark">[http://www.4dw.net/royalark/Indonesia/bone.htm "Bone"], ''Royal Ark'', diakses 17 Februari 2007</ref>) adalah [[Sultan]] [[Kesultanan Bone|Bone]] yang menjabat pada tahun [[1672]]-[[1696]]. Saat masih berkedudukan sebagai [[pangeran]], ia memimpin kerajaannya dari hasil perjanjian Bungaya antara VOC dan [[Kesultanan Gowa]] pada tahun [[1666]]. Ia bekerja sama dengan [[Belanda]] saat merebut [[Makassar]]. Palakka pula yang menjadikan [[suku Bugis]] sebagai kekuatan maritim besar yang bekerja sama dengan Belanda dan mendominasi kawasan tersebut selama hampir seabad lamanya.<ref name="royal-ark"/>
 
Arung Palakka bergelar '''La Tan-ri Tatta To' Urong To-ri Sompi Patta Malampéi Gammana Daéng Sérang To' Appatunru Paduka Sri Sultan Sa'ad ud-din''', mengacu pada ejaan [[Aksara Lontara|Lontara]]. Adapun pelafalan yang tepat adalah ''La Tenritatta To Unru To-ri Sompa-é Petta Malampé-é Gemme'na Daéng Sérang To' Appatunru Paduka Sultan Sa'adduddin''.<ref name="palakka">{{Cite web|title=Arung Palakka|url=https://arungpalakka.com/|website=arungpalakka.com|access-date=2023-08-29}}</ref>
Baris 98:
 
=== Pernikahan ===
Arung Palakka pertama kali menikah dengan [[Arung Kaju]] namun akhirnya mereka bercerai. Selanjutnya, ia menikah dengan [[Sira Daeng Talele Karaeng Ballajawa]] pada tanggal [[16 Maret]] [[1668]], sebelumnya istri dari [[Karaeng Bontomaronu]] dan [[Karaeng Karunrung Abdul Hamid]].<!-- mantan Tuma'bicara-butta Gowa, anak perempuan dari I-Mallewai Daeng Ma'nassa Karaeng Mataoya, Karaeng Chenrana dan kadang sebagai Tumalailang Gowa, oleh isterinya, Daeng Mangeppe, anak dari I-Mallingkaang Daeng Mannyon-ri Karaeng Matoaya Sultan 'Abdu'llah Awwal al-Islam, Karaeng Tallo. --> Pernikahan ini pun tidak bertahan lama dan keduanya bercerai pada tanggal [[26 Januari]] [[1671]]. Untuk ketiga kalinya, ia menikahi We Tan-ri Pau Adda Sange Datu-ri Watu, Datu Soppeng, di [[Soppeng]] pada tanggal [[20 Juli]] [[1673]]. Istri ketiganya ini adalah putri dari La Tan-ri Bali Beowe II, Datu Soppeng, dan sebelumnya menjadi istri La Suni, Adatuwang Sidenreng. Pernikahannya yang keempat dilaksanakan pada tanggal [[14 September]] [[1684]] dengan Daeng Marannu, Karaeng Laikang, putri dari Pekampi Daeng Mangempa Karaeng Bontomaronu, Gowa, dan sebelumnya adalah istri dari [[Karaeng Bontomanompo Muhammad]].<ref name="palakka"/>
 
=== Persekutuan dengan VOC ===
Baris 114:
Baik Speelman, Arung Palakka, dan Kapiten Jonker sama-sama berangkat dari hal yang sama yaitu keterasingan. Ketiganya punya sejarah penaklukan yang membuat nama mereka menjadi legenda. Speelman menjadi legenda karena berhasil membuat [[Sultan Hasanuddin]] bertekuk lutut di [[Makassar]] dalam sebuah perlawanan paling dahsyat dalam sejarah peperangan yang pernah dialami VOC. Bersama Arung Palakka, Speelman menghancurkan Benteng Sombaopu setelah terjadinya [[Perjanjian Bongaya]] yang menjadi momok bagi VOC serta rintangan (barikade) untuk menguasai Indonesia timur, khususnya jalur rempah- rempah Maluku, pada tanggal 18 November 1667.
 
Arung Palakka sangat populer sebab berhasil menaklukan Sumatra dan membumihanguskan perlawanan rakyat Minangkabau terhadap VOC di Pantai Barat Sumatra, tepatnya di Nagari Ulakan, Pariaman. Arung Palakka menyimpan dua sisi diametral, di satu sisi hendak membebaskan Bone, tetapi di sisi lain justru menaklukan daerah lain di Nusantara. Kisahnya berawal pada tahun 1662, dibuat perjanjian antara VOC dengan pemimpin Minangkabau di Padang. Perjanjian yang kemudian di sebut [[Perjanjian Painan]] itu bertujuan untuk monopoli dagang di pesisir barat Sumatera, termasuk monopoli [[Tambang Salido|emas Salido]]. Sayang, rakyat Minang mengamuk pada tahun 1666 dan menewaskan perwakilan VOC di Padang bernama Jacob Gruys. Arung Palakka kemudian dikirim ke Pesisir Minangkabau dalam ekspedisi yang dinamakan Ekspedisi Verspreet. Bersama pasukan Bone, ia berhasil meredam dan mematikan perlawanan rakyat Minangkabau hingga menaklukan seluruhdi pantai barat Sumatera dari Painan, Padang sampai Pariaman, termasuk memutus hubungan Minangkabau dengan Aceh. Kekuasaan VOC diperluas hingga Ulakan di Pariaman. Di tempat inilah, Arung Palakka diangkat sebagai Raja Ulakan.
 
Sedang Kapiten Jonker punya reputasi menangkap Trunojoyo dan diserahkan pada pegawai keturunan VOC keturunan Skotlandia, Jacob Couper. Tiga tokoh yaitu Speelman, Arung Palakka, dan Kapiten Jonker telah menaklukan Nusantara di Barat, Tengah, dan Timur. Mereka punya andil besar untuk mengantarkan VOC pada puncak kejayaannya pada masa Gubernur Jenderal Joan Maetsuyker. Tidak heran kalau ketiga tokoh ini menjadi tulang punggung kekuatan VOC pada masa itu. Maetsueyker tidak berani menolak permintaan ketiganya sebab mereka punya bala tentara yang besar. Di luar ketiganya, ia hanya mengandalkan serdadu bayaran multibangsa dengan loyalitas yang rendah. Akibat kekuasaan yang besar serta penguasaan monopoli emas ini, Speelman berhasil menjadi Gubernur Jenderal VOC pada tahun 1681.