Konten dihapus Konten ditambahkan
Gaung Tebono (bicara | kontrib)
k Demografi: cleanup
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App section source
Abcdef242526 (bicara | kontrib)
Update data populasi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 9:
|coordinates = {{Coord|7|29|30|S|110|00|16|E|type:isle_region:ID_scale:5000000|display=inline,title}}
|archipelago = [[Kepulauan Sunda Besar]]
|area_km2= 132.114 (sudah termasuk laut)132114
|rank= ke-13
|highest_mount = [[Gunung Semeru]]
Baris 17:
|country_admin_divisions = {{flagicon|Banten}} [[Banten|Provinsi Banten]]<br />{{flagicon|Daerah Khusus Ibukota Jakarta}} [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]]<br />{{flagicon|Jawa Barat}} [[Jawa Barat|Provinsi Jawa Barat]]<br />{{flagicon|Jawa Tengah}} [[Jawa Tengah|Provinsi Jawa Tengah]]<br />{{flagicon|Daerah Istimewa Yogyakarta}} [[Daerah Istimewa Yogyakarta]]<br />{{flagicon|Jawa Timur}} [[Jawa Timur|Provinsi Jawa Timur]]
|country_largest_city = {{coat of arms|Jakarta}}
|country_largest_city_population = 1011.557135.810 (2019)191
|population = 151,6 juta153825205
|population_as_of = 20202024
|density_km2= 1121auto
|ethnic_groups = [[Suku Jawa|Jawa]]{{Efn|termasuk [[Orang Banyumasan|Banyumasan]], [[Suku Tengger|Tengger]], [[Suku Osing|Osing]], [[Suku Cirebon|Cirebon]], [[Ajaran Samin|Samin]], dan [[Karimunjawa, Jepara|Karimun]]}}<br />[[Suku Sunda|Sunda]]{{Efn|termasuk [[Suku Banten|Banten]], [[Orang Kanekes|Badui]], dan [[Orang Gelaralam|Gelaralam]]}} <br/>[[Suku Betawi|Betawi]]<br />[[Suku Madura|Madura]]{{efn|termasuk [[Suku Kangean|Kangean]] dan [[Suku Bawean|Bawean]]}}<br/>[[Suku Betawi|Betawi]]<br />[[Suku Melayu|Melayu]]
}}
[[Berkas:Gunung Merapi 2006-05-14, MODIS.jpg|jmpl|Pulau Jawa dalam citra satelit]]
Baris 45:
 
== Aksara ==
[[Berkas:Sugeng Rawuh - Javanese Script.png|jmpl|250px|Contoh tulisan "''Sugeng Rawuh''" dalam bentuk aksara Jawa]]
'''[[Aksara Jawa]]''', dikenal juga sebagai ''[[Aksara Jawa|'''Hanacaraka]]''''' (ꦲꦤꦕꦫꦏ) dan ''[[Aksara Jawa|'''Carakan]]''''' (ꦕꦫꦏꦤ꧀),<sup>[1]</sup> adalah salah satu aksara tradisional [[Nusantara]] yang digunakan untuk menulis [[bahasa Jawa]] dan sejumlah bahasa daerah Indonesia lainnya seperti [[bahasa Sunda]] dan [[bahasa Sasak<sup>[2]</sup>]. Tulisan ini berkerabat dekat dengan [[aksara Bali]].
 
Berdasar tradisi lisan, aksara jawaJawa diciptakan oleh [[Aji Saka]], tokoh pendatang dari [[India]], dari suku Shaka (Scythia). Legenda melambangkan kedatangan Dharma (ajaran dan peradaban Hindu-Buddha) ke pulau Jawa. Kini kata Saka masih digunakan dalam istilah dalam bahasa Jawa, ''saka'' atau ''soko,'' yang berarti penting, pangkal, atau asal-mula. Aji Saka bermakna "raja asal-mula" atau "raja pertama".
 
[[Berkas:Wilujeng Sumping - Sundanese Script.png|jmpl|250px|Contoh tulisan "''Wilujeng Sumping''" dalam bentuk aksara Sunda]]
Selain Aksaraaksara Jawa, '''[[Aksara Sunda]]''' (ᮃᮊ᮪ᮞᮛ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ) merupakan salah satu aksara tradisional Nusantara yang digunakan untuk menulis [[bahasa Sunda]] di wilayah bagian barat pulau Jawa{{Efn|termasukmeliputi jugaProvinsi [[BahasaJawa SundaBarat]] dan [[Banten]]}} di wilayah bagian barat pulau Jawa. Aksara ini juga menggantikan Aksara Jawa Modifikasi yang diperuntukkan penggunaan bahasa Sunda dengan nama ''[[Cacarakan]]'' (ꦕꦕꦫꦏꦤ꧀).
 
== Sejarah ==
Baris 240 ⟶ 242:
== Perekonomian ==
{{further|Mata pencaharian orang Jawa}}[[Berkas:Rice plantation in Java.jpg|jmpl|ka|Wanita Jawa menanam padi di persawahan dekat [[Prambanan]], [[Yogyakarta]].]]
Awalnya, perekonomian Jawa sangat tergantungbergantung pada sektor pertanian dan perkebunan, khususnya dari bercocok tanam di areal persawahan. Kerajaan-kerajaan kuno di Jawa, seperti [[Tarumanagara]], [[Kerajaan Medang|Mataram]], dan [[Majapahit]], sangat bergantung pada panen padi dan pajaknya. Jawa terkenal sebagai lumbung padi dan menjadi pengekspor beras sejak zaman dahulu. Secara tidak langsung tanah jawa yang subur menjadi kontribusi terhadap pertumbuhan penduduk pulau ini. Perdagangan dengan negara-negara di Asia lainnya seperti India dan Tiongkok sudah terjadi pada awal abad ke-4, terbukti dengan ditemukannya beberapa peninggalan sejarah berupa keramik Tiongkok dari periode tersebut. Selain itu Jawa juga terlibat aktif dalam perdagangan domestik misalnya perdagangan [[rempah-rempah]] [[Maluku]] yang sudah dirintis semenjak era [[Majapahit]] hingga era [[Perusahaan Hindia Timur Belanda]] (VOC). Perusahaan dagang tersebut mendirikan pusat administrasinya di [[Batavia]] pada abad ke-17, yang kemudian terus dikembangkan oleh pemerintah Hindia Belanda sejak abad ke-18.
 
Selama masa penjajahan, Belanda memperkenalkan budidaya berbagai tanaman komersial seperti [[tebu]], [[kopi]], [[karet]], [[teh]], [[kina]], dan lain-lain. Di beberapa wilayah Jawa dibuka lahan perkebunan dalam skala besar dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Beberapa komoditas berhasil dikembangkan di Jawa salah satunya adalah Kopi. Kopi Jawa bahkan mendapatkan popularitas global di awal ke-19 dan abad ke-20, sehingga nama ''Java'' telah menjadi sinonim untuk kopi.
 
Pulau Jawa telah menjadi pulau paling berkembang di Indonesia sejak era Hindia Belanda hingga saat ini. Jaringan transportasi jalan yang telah ada sejak zaman kuno dipertautkan dan disempurnakan dengan dibangunnya [[Jalan Raya Pos|Jalan Raya Pos Jawa]] oleh [[Daendels]] di awal abad ke-19. Kebutuhan transportasi produk-produk komersial dari perkebunan di pedalaman menuju pelabuhan di pantai, telah memacu pembangunan jaringan kereta api di Jawa. Saat ini, industri, bisnis dan perdagangan, juga jasa berkembang di kota-kota besar di Jawa, seperti [[Jakarta]], [[Surabaya]], [[Semarang]], dan [[Bandung]], sedangkan kota-kota kesultanan tradisional seperti [[Yogyakarta]], [[Surakarta]], dan [[Cirebon]] menjaga warisan budaya keraton dan menjadi pusat seni, budaya dan pariwisata. Kawasan industri juga berkembang di kota-kota sepanjang pantai utara Jawa, terutama di sekitar [[Cilegon]], [[Tangerang]], [[Bekasi]], [[Karawang]], [[Gresik]], dan [[Sidoarjo]].
 
Jaringan [[jalan tol]] dibangun dan diperluas sejak masa pemerintahan [[Soeharto]] hingga sekarang, yang menghubungkan pusat-pusat kota dengan daerah sekitarnya, di berbagai kota-kota besar seperti [[Jakarta]], [[Bandung]], [[Cirebon]], [[Semarang]], [[Solo]] dan [[Surabaya]]. Selain jalan tol tersebut, di pulau ini juga terdapat 16 jalan raya nasional. Dari segi perkeretaapian, Pulau Jawa mempunyai jaringan jalur kereta api sejak abad ke–19 semenjak [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]] (NIS) membangun jalur kereta api pertama di Indonesia, tepatnya di petak [[Stasiun Samarang]]–[[Stasiun Tanggung|Tanggoeng]] pada tanggal 17 Juni 1864 yang mendukung kelancaran perekonomian Pulau Jawa dari segi mobilitas maupun logistik. Keempat jalur utama kereta api tersebut adalah:
* Jalur utara Jawa: Jakarta–Cirebon–Semarang–Surabaya
* Jalur tengah Jawa: Jakarta–Cirebon–Yogyakarta–Surabaya