Kabupaten Simeulue: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rafsan78Bot (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Abcdef242526 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(27 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
| settlement_type = Kabupaten
| nama = Kabupaten Simeulue
| foto = Simeulue Beach Aceh.jpg
| nama lain =
| caption = Salah satu pantaiPantai di Kabupaten Simeulue
| lambang = LOGO KABUPATEN SIMEULUE.png
| bendera = Regency Flag of Simeulue.jpg
| peta = Lokasi Aceh Kabupaten Simeulue.svg
| foto = Simeulue Beach Aceh.jpg
| caption = Salah satu pantai di Kabupaten Simeulue
| koordinat = 04°45'15,702"-5°18'2,244" [[Lintang Utara|LU]] {{br}}96°1'13,656"-96°22'1,007" [[Bujur Timur|BT]]
| semboyan = ''Ate fulawan'' ([[Bahasa Indonesia|Indonesia]]: ''Berhati emas'')
Baris 16 ⟶ 15:
| tanggal = 9 Oktober 1999<ref name="UU"/>
| hari jadi = [[12 Oktober]] [[1999]]
| kecamatan = 10
| gampong = 222
| kepala daerah = [[Bupati]]
| nama kepala daerah = [[ErliTeuku HasimReza Fahlevi]], S(Pj.H,) S.Ag, M.Ikom
| wakil kepala daerah = [[Wakil Bupati]]
| nama wakil kepala daerah = Hj. Afridawati''lowong''
| sekretaris daerah = Ahmadlyah,[[Dodi SJuliardi Bas]] (Plt.H)
| ketua DPRD = Irwan Suharmi, S.E., M.Si
| luas = 2051,48
| luasref = <ref name="Permendagri">{{cite web |url=http://www.kemendagri.go.id/pages/data-wilayah |title=Permendagri no.137 tahun 2017 |date=27 Desember 2017 |access-date=12 Juni 2018 |archive-date=2017-04-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170429140519/http://www.kemendagri.go.id/pages/data-wilayah |dead-url=yes }}</ref>
| penduduk = 9425196510
| penduduktahun = 30 Juni [[20212024]]
| pendudukref = <ref name="DUKCAPIL"/>
| pendudukref = <ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=8 Desember 2021|format=Visual|archive-date=2021-08-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20210805043517/http://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|dead-url=no}}</ref>
| kepadatan = auto
| agama = {{ublist |item_style=white-space;
| bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi)<br>[[Bahasa Devayan|Devayan]], [[Bahasa Sigulai|Sigulai]], [[Bahasa Leukon|Leukon]], [[Bahasa Jamee|Jamee]]
|99,75% [[Islam]]
| agama = [[Islam]] 99,70%<br>[[Kristen]] 0,29%<br>- [[Protestan]] 0,27%<br>- [[Katolik]] 0,02%<br>[[Buddha]] 0,01%<ref name="DUKCAPIL"/>
|{{Tree list}}
| kecamatan = 10
* 0,24% [[Kekristenan]]
| gampong = 222
** 0,23% [[Protestan]]
** 0,01% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,01% [[Agama Buddha|Buddha]]<ref name="DUKCAPIL"/>}}
| bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi)<br>[[Bahasa DevayanSimolol|DevayanSimolol]], [[Bahasa Sigulai|Sigulai]], [[Bahasa Leukon|Leukon]], [[Bahasa Jamee|Jamee]]
| IPM = {{increase}} 769,98 ([[2023]])<br> <span style="background:Yellow;color:#00726a">&nbsp;sedang&nbsp;</span><ref name="IPM">{{cite web|url=https://aceh.bps.go.id/indicator/26/74/1/ipm.html|title=Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2021-2023|website=www.aceh.bps.go.id|accessdate=28 Januari 2024}}</ref>
| kodearea = 0650
| kodepos =
Baris 38 ⟶ 45:
| pad = Rp 47.764.132.000,-
| dau = Rp 432.894.090.000,- ([[2021]])<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2020/09/DAU_rotated.pdf|title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2021|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2021)|accessdate=8 Desember 2021|page=1|format=pdf|archive-date=2021-12-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20211207084638/http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2020/09/DAU_rotated.pdf|dead-url=no}}</ref>
| IPM = {{increase}} 66,41 ([[2021]])<br>{{fontcolor|orange|sedang}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|title=Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021|website=www.bps.go.id|accessdate=8 Desember 2021|archive-date=2021-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20211201065917/https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|dead-url=no}}</ref>
| flora =
| fauna = [[Kerbau|Kerbau simeulue]]
Baris 45 ⟶ 51:
}}
 
'''Kabupaten Simeulue''' adalah sebuah wilayah [[kabupaten]] yang terletak di di [[Aceh]], [[Indonesia]]. Ibu kota kabupaten ini terletak di [[Sinabang (kota)|Sinabang]]. Kabupaten ini berada kurang lebih 150&nbsp;km dari lepas pantai barat Aceh, Kabupaten Simeulue berdiri tegar di [[Samudra Hindia]]. Kabupaten Simeulue merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat sejak peningkatan status pada tahun 1996 dan peresmian pada tahun 1999, dengan harapan pembangunan semakin ditingkatkan di kawasan ini. Jumlah penduduk Simeulue pada pertengahan tahun 2024 sebanyak 96.510 jiwa.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=28 Januari 2024|format=Visual}}</ref>
 
Buat kepala desa [[Babul makmur]] Sibigo mohon segera arahakan Anita Fahma anak dari Alinurdin untuk kasih nasehat sperti apa cara berbakti sama suami karna kelakuan dia udah [[mungkar]] terhadap suaminya jangan karena dia yang [[buat ulah ]] anak gadis Simeulue barat lain kenak cap buruk dari orang luar bahwa belajar agama sebagai topeng tapi tidak tau cara berbakti dan berkelakuan baik terhadap suami
 
== Sejarah ==
Baris 53 ⟶ 58:
Karena posisi geografisnya yang terisolasi dari [[Pulau Sumatra]], hiruk-pikuk [[Konflik Aceh|konflik]] di Aceh daratan tidak pernah berimbas di kawasan ini, bahkan tidak ada pergerakan [[Gerakan Aceh Merdeka|GAM]] di kawasan kepulauan ini.
 
Peningkatan status Simeulue menjadi Kabupaten telah dirintis sejak lama dan lahir dari keinginan luhur masyarakat [[Simeulue]] sendiri yaitu melalui prakarsa sejumlah tokoh dan segenap komponen masyarakat. Tonggak sejarah perjuangan ini dimulai sejak Kongres Rakjat Simeulue yang sedianya dilaksanakan pada tahun 1956, namun terkendala saat itu dan baru dilaksanakan pada tahun 1957. Salah satu bukti sejarah yang masih ada saat ini adalah dokumen Hasil Putusan Kongres Rakjat Kewedanaan Simeulue (Dok Rasmal Kahar) dan sebuah spanduk usang pelaksanaan kongres tersebut yang telah lusuh dimakan usia. Saat itu Gubernur Aceh, Prof. Ali Hasjmi melakukan kunjungan ke Simeulue pada tahun 1957 sebagai wujud dukungan dia terhadap isi pernyataan Kongres Rakjat Simeulue dalam upaya peningkatan status Simeulue.
 
Kemudian pada tahun 1963 kembali diadakan musyawarah Luan Balu dan dilanjutkan Musyawarah Rakyat Simeulue dan tahun 1980, di mana hasil semua pertemuan tersebut hanya ada satu kata dan satu tekad bahwa Simeulue harus berubah status menjadi Kabupaten [[Otonomi|Otonom]].
Seiring dengan perjalanan waktu, perjuangan tetap diteruskan oleh tokoh-tokoh masyarakat Simeulue, sehingga atas perjuangan yang begitu gigih dan tak kenal lelah tersebut, kita memperoleh dukungan dari berbagai pihak yaitu dari [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah|DPRD]] Tingkat I Aceh dan DPRD Tingkat II Aceh Barat.
 
Perkembangan selanjutnya setelah Drs. H. Muhammad Amin dilantik menjadi Pembantu [[Bupati]] Simeulue, upaya ini terus digulirkan dengan sungguh-sungguh dan terbukti pada tahun 1995 [[Gubernur]] Aceh menurunkan tim pemutakhiran data ke Simeulue yang diikuti dengan kedatangan Dirjen Bangda ke Simeulue pada tanggal 12 Desember 1995.
 
Sebagai akhir dari perjalanan ini, yaitu dengan datangnya Dirjen PUOD, DPODS, dan Komisi II DPR-RI pada tanggal 30 Maret 1996 dan mengadakan rapat umum di depan pendopo Pembantu Bupati Simeulue. Di mana pada saat itu, J. Sondakh selaku Ketua Komisi II DPR-RI mengatakan rapat hari ini seakan-akan sidang DPR-RI di luar gedung karena lengkap dihadiri oleh empat [[fraksi]] yaitu: Fraksi Golkar, PPP, PDI dan Fraksi Utusan Daerah dan dia berjanji dalam waktu tidak begitu lama Simeulue akan ditingkatkan statusnya.
Alhamdulillah berkat Rahmat Allah SWT, akhirnya hasil dari semua kunjungan tersebut serta niat dan doa yang tulus dari seluruh masyarakat Simeulue, Presiden Republik Indonesia Bapak H. Mohammad Soeharto pada tanggal 13 Agustus 1996 menandatangani PP 53 tahun 1996 tentang peningkatan status wilayah Pembantu Bupati Simeulue menjadi Kabupaten Administratif Simeulue. Selanjutnya pada tanggal 27 September 1996 bertempat di DPRD Provinsi Daerah Istimewa Aceh, Kabupaten Administratif Simeulue diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Bapak Yogie S. Memet sekaligus melantik Drs. H. Muhammad Amin sebagai Bupati Kabupaten Administratif Simeulue.
 
Baris 67 ⟶ 72:
Untuk mencapai usaha itu segala potensi dikerahkan, pikiran dan tenaga dicurahkan, keringat bercucuran di mana semua anak pulau bahu membahu dan disertai dengan doa yang senantiasa dipanjatkan demi sebuah cita-cita. Akhirnya Allah SWT mengabulkan apa yang diinginkan, sehingga melalui UU No. 48 Tahun 1999 lahirlah Kabupaten Simeulue dan Kabupaten Bireun sebagai Kabupaten Otonom dalam Pemerintahan Indonesia.
 
Kemudian pada tanggal 12 Oktober 1999 [[Menteri Dalam Negeri]] Republik Indonesia Ad Interim [[Faisal Tanjung]] meresmikan lahirnya Kabupaten Simeulue dan tanggal inilah yang dijadikan sebagai hari jadi Kabupaten Simeulue yang setiap tahunnya diperingati.
 
== Pemerintahan ==
=== Daftar Bupati ===
{{utama|Daftar Bupati Simeulue}}
 
{{:Daftar Bupati Simeulue}}
{| class="wikitable" style="text-align:center;"
|-
!style="background:#fad000;"| No
!style="background:#fad000;" colspan=2| Bupati
!style="background:#fad000;"| Mulai menjabat
!style="background:#fad000;"| Akhir menjabat
!style="background:#fad000;"| Ket.
!style="background:#fad000;"| Wakil Bupati
|-
| *
| [[Berkas:Penjabat Bupati Kabupaten Simeulue Ahmadlyah.jpg|100px]]
|[[Ahmadlyah]]<br><small>([[Penjabat]])</small>
|21 Juli 2022
|''Petahana''
|<ref>{{cite web |url=https://aceh.tribunnews.com/2022/07/21/profil-ahmadlyah-putra-awe-seubal-yang-dilantik-jadi-pj-bupati-simeulue|title=Profil Ahmadlyah, Putra Awe Seubal yang Dilantik Jadi Pj Bupati Simeulue|first=Sara|last=Masroni |editor=Amirullah|date=21 Juli 2022|access-date=28 Januari 2024 |website=aceh.tribunnews.com}}</ref>
|''Lowong''
|-
|}
 
=== Dewan Perwakilan ===
Baris 82 ⟶ 105:
{{utama|Daftar kecamatan dan gampong di Kabupaten Simeulue}}
{{:Daftar kecamatan dan gampong di Kabupaten Simeulue}}
 
=== Pembentukan DPRK Simeulue ===
Pembentukan DPRD Simeulue perdana dilakukan melalui upaya yang serius, melalui sebuah tim yang mewakili unsur Pemerintah dan Partai Politik adalah sebagai berikut:
# Drs. Safii Agur ; Unsur Pemerintah (Kakansospol) Sebagai Ketua Tim,
# Satria Mandala, Golkar ; sekretaris,
# H. Umar Darwis, PPP ; Anggota,
# TM. Hasbi Mahmud, PAN ; anggota,
# H. Azharuddin Agur, S. Pd, Golkar ; Anggota,
# Maruddin Hadiar, BBA FKPPI ; Anggota,
# Rasyidinsyah, PDIP ; Anggota,
# M. Noor H, PAN ; Anggota,
# Drs. Rusdam. MD, PKB ; Anggota,
 
Periode pertama DPRD Kabupaten Simeulue diketuai oleh Azharuddin Agur, S. Pd dengan para wakil ketua adalah Umar Darwis dan Rasyidinsyah. Kemudian digantikan oleh Rapian, SE, setelah Rasyidinsyah meninggal dunia). Untuk periode ke dua diketuai oleh Muhammad Daudsyah dengan wakil ketua Drs. H. Mandar M. Adam dan H. TM. Hasbi Mahmud. Pada periode ke 3 DPRK Simeulue dipimpin oleh H. Aryaudin dengan wakil ketua M. Asdarmansyah Mas, SE dan Iduarmin MK, SH (digantikan oleh Hasdian Yasin, SP setelah Iduarmin meninggal dunia).
 
== Penduduk ==
Baris 101 ⟶ 110:
 
=== Bahasa ===
Terdapat tiga bahasa utama yang dominan dalam pergaulan sehari-hari yakni [[bahasa DevayanSimolol]], [[bahasa Sigulai]], dan [[bahasa Leukon]]. Bahasa DevayanSimolol umumnya digunakan oleh penduduk yang berdomisili di Kecamatan Simeulue Timur, Teupah Selatan, Teupah Barat, Simeulue Tengah dan Teluk Dalam. Bahasa Sigulai umumnya digunakan penduduk di Kecamatan Simeulue Barat, Alafan dan Salang. Sedangkan bahasa Leukon digunakan khususnya oleh penduduk Desa Langi dan Lafakha di Kecamatan Alafan. Selain itu digunakan juga bahasa pengantar (lingua franca) yang digunakan sebagai bahasa perantara sesama masyarakat yang berlainan bahasa di Simeulue yaitu bahasa Jamu atau Jamee (tamu), awalnya dibawa oleh para perantau niaga dari [[Minangkabau]] dan [[Mandailing]].
 
=== Budaya ===
Baris 146 ⟶ 155:
 
=== Minyak Bumi ===
Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) dan Lembaga Riset Geologi dan Kelautan Jerman (BGR) menemukan potensi minyak (hidrokarbon) dalam jumlah sangat besar di perairan timur laut Pulau Simeulue, Provinsi Aceh. Prediksi sementara jumlah kandungan minyak yang ada sekitar 107,5-320,79 miliar barel. "Temuan ini hasil riset kami dengan Kapal Riset Sonne, yang tujuan awalnya untuk mengetahui detail deformasi struktur geologi di daerah busur muka (fore arc) pasca tsunami 26 Desember 2004," kata Dr Yusuf Surachman, Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT, di Jakarta, Senin (11/2) seperti dikutip Antara. Dibandingkan dengan cadangan [[minyak bumi]] milik [[Arab Saudi]] yang volumenya mencapai 264,21 miliar barrel. Temuan itu, menurut Yusuf, sangat signifikan. Sedangkan nilai volume di perairan timur laut Pulau Simeulue itu dihitung minimal 17,1 x 109 m³ dan maksimal volume total 51 x 109 m³. "Perkiraan volume berdasar volume reservoir yang dihitung atas dasar sejumlah asumsi, yakni seismik dua dimensi, karbonat ''build-up'' berbentuk melingkar, faktor pengali elongasi antara 0,5-1,5 dan porositas 30 persen," ujarnya.{{cn}}
 
== Kebudayaan ==
=== Smong ===
{{referensi}}
Masyarakat Simeulue menyampaikan peringatan tradisional tsunami melalui "[[tutur]]" secara turun temurun dari generasi ke generasi melalui cerita, nanga-nanga, sikambang dan nandong (seni tradisional Simeulue berupa [[dendang]]). Smong (nama lain dari tsunami dalam [[Bahasa Simolol|bahasa Simeulue]]), adalah sebuah bentuk pemahaman budaya yang telah mengalami proses pengendapan berpuluh tahun dalam memori kolektif masyarakat Pulau Simeulue. Karena telah menjadi memori kolektif maka smong telah menjadi bagian dari jati diri masyarakat Simeulue. Potongan syair tentang itu dapat ditemukan pada senandung pengantar tidur anak-anak di Pulau Simeulue.
 
Istilah smong dikenal masyarakat Simeulue setelah tragedi tsunami pada hari Jumat, 4 Januari 1907. Gempa disertai tsunami dahsyat yang terjadi di wilayah perairan Simeulue masih pada zaman penjajahan Hindia Belanda. Kejadian tsunami ini tercatat dalam buku berbahasa Belanda S-GRAVENHAGE, MARTINUSNIJHOF, tahun 1916 yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Baris 214 ⟶ 223:
[[Berkas:Earthquake 20041226 epicentre.png|jmpl|ka|210px|Pusat [[gempa bumi Samudra Hindia 2004]] yang terletak di utara Simeulue]]
 
Gugusan Kepulauan Simeulue yang terdiri beberapa pulau besar dan kecil (± 40 buah) berada tepat di atas persimpangan tiga ''palung laut'' terbesar dunia, yakni pada pertemuan [[lempeng Asia]] dengan [[lempeng Australia]] dan [[lempeng Samudera Hindia]]. Sehingga pada saat terjadinya [[Tsunami Aceh|gempa bumi dan tsunami tanggal 26 Desember 2004]] yang ber-episentrum di ujung barat Pulau Simeulue, pulau ini mengalami kerusakan sarana prasarana sangat parah.

Namun jumlah korban jiwa akibat peristiwa tersebut relatif minim, hal ini disebabkan masyarakat setempat sudah mengenal secara turun temurun peristiwa yang disebut sebagai ''smong'',karena peristiwa serupa yakni tsunami pernah terjadi pada tahun 1907 sehingga apabila terjadi gempa besar diikuti oleh surutnya air laut dari bibir pantai secara drastis dan mendadak, maka otomatis tanpa disuruh seluruh penduduk, tua muda, besar kecil laki-laki dan perempuan beranjak meninggalkan lokasi menuju tempat-tempat ketinggian atau perbukitan guna menghindar dari terjangan smong atau tsunami tersebut.{{cn}}
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
 
== Pranala luar ==