Palagan Ambarawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
CendekiaPedia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
CendekiaPedia (bicara | kontrib)
 
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 35:
}}
{{Campaignbox Revolusi Nasional Indonesia}}
 
[[Berkas:Peta Pertempuran Semarang.jpg|thumb| Peta '''Serangan ke Semarang'''; setiap bendera {{flagdeco|Indonesia}} mewakili kemenangan Indonesia ]]
 
'''Serangan [[Kota Semarang|Semarang]]''' merupakan gabungan dari '''Pertempuran [[Ambarawa, Semarang|Ambarawa]]''' (20 Oktober--15 Desember 1945; 55 hari), '''Pertempuran [[Kabupaten Magelang|Magelang]]''' (26 Oktober--15 Desember 1945; 49 hari)<ref>"Pertempuran Ambarawa: Latar Belakang, Tokoh, Akibat, dan Akhir", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/22/161749679/pertempuran-ambarawa-latar-belakang-tokoh-akibat-dan-akhir. ''KOMPAS.com''</ref>, '''Pertempuran [[Ungaran (kota)|Ungaran]]''' atau '''Serangan Ungaran''', dan '''Serangan Semarang''' (15 Desember 1945--2 Maret 1946; 87 hari). Pertempuran besar ini terjadi antara [[Tentara Nasional Indonesia]] yang baru saja dibentuk dan [[Angkatan Darat Britania Raya]] dengan pasukan [[Belanda]] yang terjadi antara 20 Oktober 1945 dan 2 Maret 1946 di [[Kota Semarang]], [[Kabupaten Semarang]], dan [[Kabupaten Magelang]] di [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Mungkin serangan Indonesia yang paling sukses dalam [[Revolusi Nasional Indonesia]], serangan ini memperketat kontrol [[Britania Raya]] dan Belanda dari wilayah Magelang dan [[Kedungsepur|Semarang Raya]] menjadi hanya Kota Semarang. Di zaman modern, 15 Desember diperingati sebagai '''Hari Infanteri Nasional Indonesia'''.
Baris 49 ⟶ 47:
 
Tentara Sekutu kembali dihadang oleh Batalyon I Soerjosoempeno di [[Ngipik, Pringsurat, Temanggung|Ngipik]]. Pada saat pengunduran, tentara Sekutu mencoba menduduki dua desa di sekitar Ambarawa. Pasukan Indonesia di bawah pimpinan Letkol. [[Isdiman]] berusaha membebaskan kedua desa tersebut, tetapi ia gugur terlebih dahulu. Sejak gugurnya Letkol. Isdiman, Komandan Divisi V Banyumas, Kol. [[Soedirman]] merasa kehilangan seorang perwira terbaiknya dan ia langsung turun ke lapangan untuk memimpin pertempuran. Kehadiran Kol. Soedirman memberikan napas baru kepada pasukan-pasukan RI. Koordinasi diadakan di antara komando-komando sektor dan pengepungan terhadap musuh semakin ketat. Siasat yang diterapkan adalah serangan pendadakan serentak di semua sektor. Bala bantuan terus mengalir dari [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Kota Surakarta|Surakarta]], [[Kota Salatiga|Salatiga]], [[Purwokerto (kota)|Purwokerto]], [[Kabupaten Magelang|Magelang]], [[Kota Semarang|Semarang]], dan lain-lain.
 
== Akibat ==
Hanya tiga hari setelah kemenangan, Soedirman dipromosikan menjadi mayor jenderal dan pemilihannya sebagai Panglima Besar [[Tentara Keamanan Rakyat]] (TKR), yang berlaku surut sejak tanggal 12 November, dikukuhkan, menggantikan [[Oerip Soemohardjo]], pemimpin sementara angkatan perang, yang ditunjuk sebagai kepala staf.
 
[[Monumen Palagan Ambarawa]] di Ambarawa didirikan untuk mengenang pertempuran tersebut. Peringatan pertempuran ini juga dirayakan secara nasional sebagai Hari Juang Kartika TNI Angkatan Darat, sebuah hari untuk merayakan kemenangan pertama tentara muda dalam [[Revolusi Nasional Indonesia]].
 
== Pranala luar ==