Maha Guru Manikmaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: namun (di tengah kalimat) → tetapi |
k Perbaikan Pengetikan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 4:
Resi Maha Guru Manikmaya berasal dari keluarga Calankayana, [[India]] Selatan. Sebelumnya, ia telah mengembara, mengunjungi beberapa negara, seperti: Gaudi (Benggala), Mahasin ([[Singapura]]), Sumatra, Nusa Sapi (Ghohnusa) atau Pulau Bali, Syangka, Yawana, Cina, dan lain-lain. Resiguru Manikmaya menikah dengan Tirtakancana, putri Maharaja Suryawarman, penguasa ke-7 Tarumanagara (535-561 M). Oleh karena itu, ia dihadiahi daerah Kendan (suatu wilayah perbukitan Nagreg di Kabupaten Bandung), lengkap dengan rakyat dan tentaranya.
Resi Maha Guru Manikmaya, dinobatkan menjadi seorang Rajaresi di [[Mandala Kendan]]. Sang Maharaja [[Suryawarman]], menganugerahkan perlengkapan kerajaan berupa mahkota Raja dan mahkota Permaisuri. Semua raja daerah Tarumanagara, oleh Sang Maharaja Suryawarman, diberi tahu dengan surat. Isinya, keberadaan Rajaresi Manikmaya di Kendan, harus diterima dengan baik. Sebab, ia menantu Sang Maharaja, dan mesti dijadikan sahabat. Terlebih, Sang Resiguru Kendan itu, seorang Brahmana ulung, yang telah banyak berjasa terhadap agama. Siapa pun yang berani menolak Rajaresiguru Kendan, akan dijatuhi hukuman mati dan kerajaannya akan dihapuskan.<ref>Wangsakerta, Pangeran. 1680 Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantra. Parwa II, Sarga 4. Naskah Milik Museum Negeri Jawa arat.</ref><ref>{{Cite web|url=http://sr.rodovid.org/wk/%D0%9F%D0%BE%D1%81%D0%B5%D0%B1%D0%BD%D0%BE:ChartInventory/70594|title=Manikmaya / Sang Resiguru Manikmaya - Индекс потомака - Родовид|website=sr.rodovid.org|language=sr|access-date=2018-04-03}}</ref> Dan pada akhirnya terjadi pergeseran Dinasti yaitu digantikan oleh Trah Medang Kamulan (Jawa) yaitu seorang pangeran bernama Sri Wrentikandayun .
== Kondisi Tatar Sunda ==
Baris 10:
== Mandala Kendan ==
Mandala Kendan dikisahkan dalam Naskah Sunda Kuno (NSK) [[Carita Parahyangan]]:<ref>Atja dan Drs. Saleh Danasasmita, Drs.1981 b Carita Parahyangan (Transkripsi, Terjemahan, dan Catatan). Bandung: Proyek Pengembangan Permuseuman Jawa Barat</ref>
''“Ti Inya carek Bagawat Resi Makandria: ‘Ai(ng) dek leumpang ka Sang Resi Guru, ka Kendan.’''
Baris 66:
Bisa saja pemilihan Wretikandayun berdasarkan pada tradisi Kendan karena ia lebih ''minandita'' dibandingkan dengan saudara-sudaranya lainnya yang lebih banyak memprioritaskan urusan yang bersifat keduniawian, atau kepanditaannya tersebut pada masa itu dianggap sebagai suatu bentuk keahlian yang cocok untuk memimpin Kendan. Alasan ini dapat juga ditenggarai dari sejarah keberadaan Kendan, yakni suatu wilayah Karesian yang dihadiahkan [[Suryawarman]], raja Tarumanagara kepada Sangresi maha Guru Manikmaya. Namun untuk sekadar alasan, mungkin jawabannya dapat diketahui dari Carita Parahyangan, tentang lomba menombak Kebowulan.
Kisah penguasa Kendan pasca [[Wretikandayun]] sengaja tidak diuraikan lebih lanjut,
Tradisi penurunan tahta kepada anak bungsu bukan sesuatu yang dilarang didalam tradisi Kendan, karena Wretikandayun didalam episode Galuh mewariskan tahtanya kepada Amara (Mandiminyak), putra bungsunya. Namun memang timbul peristiwa Purbasora dan Sanjaya generasi pasca Wretikandayun. Peristiwa inipun tidak berhenti hanya pada satu generasi, karena jika ditelaah berbuntut pada peristiwa Manarah, yang dikenal dalam sejarah lisan sebagai Ciung Wanara.
|