Yeremia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tag: pranala ke halaman disambiguasi
Pete unseth (bicara | kontrib)
picha ya gombo
 
(2 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 13:
|children =
}}
'''Yeremia''' ([[Bahasa Ibrani|Ibrani]]:'''יִרְמְיָה''', Ibrani Modern:''Yirməyāhū'', [[Bahasa Arab|Arab]] '''إرميا''') adalah salah satu [[nabi]] [[perjanjian lama]] yang berkarya sebelum bangsa Israel ([[Kerajaan Yehuda]]) ditaklukkan dan penduduknya dibuang ke [[Babel]] dan merupakan penulis atau narasumber [[Kitab Yeremia]] dalam [[Alkitab Ibrani]] dan [[Kanon Alkitab Kristen|Alkitab Kristen]].<ref name="Darmawijaya">{{id}} Pr. Darmawijaya. 1990. ''Warta Nabi Sebelum Pembuangan''. Yogyakarta: Kanisius.</ref> Yeremia lahir di [[Anatot]] dan hidup sekitar tahun 645 SM, tidak lama setelah pemerintahan raja [[Manasye]] berakhir.<ref name="Darmawijaya"/><ref name="Paterson">{{id}} Robert M. Paterson. 1998. ''Tafsiran Alkitab: Kitab Yeremia''. Jakarta: BPK Gunung Mulia.</ref> Ia adalah anak imam [[Hilkia]] dari Anatot.<ref name="Snoek">{{id}} I. Snoek. 1981. ''Sejarah Suci''. Jakarta: BPK Gunung Mulia</ref><ref name="Lasor">{{id}} W.S. Lasor. 1994. ''Pengantar Perjanjian Lama 2: Sastra dan Nubuat''. Jakarta: BPK Gunung Mulia.</ref> Meskipun tidak ada bukti yang secara langsung mendukungnya, Yeremia diduga adalah keturunan [[Abyatar]], imam raja [[Daud]], yang dipecat oleh raja [[Salomo]] dari jabatan imamnya di [[Yerusalem]] dan diasingkan ke tanah miliknya di kota [[Anatot]] (bnd. {{ayat|buku=1 Raja-raja|pasal=2|ayat=26-27}}).<ref name="Paterson"/><ref name="Marx">{{id}} Dorothy I. Marx. 1971. ''Penjelasan Singkat tentang Kitab Yeremia''. Jakarta: BPK Gunung Mulia.</ref> Menurut keterangan Alkitab ({{ayat|buku=Yeremia|pasal=1|ayat=6}}), Yeremia dipanggil sebagai nabi ketika ia masih muda dan belum pandai bicara, yaitu pada masa pemerintahan rajaRaja [[Yosia]], tahun 627 SM.<ref name="Darmawijaya"/><ref name="Paterson"/><ref name="Snoek"/> Yeremia melakukan tugasnya sebagai nabi selama pemerintahan lima raja Yehuda, yaitu pada masa rajaRaja [[Yosia]], [[Yoahas]], [[Yoyakim]], [[Yoyakhin]] dan [[Zedekia]].<ref name="Snoek"/><ref name="Douglas">{{id}} J.D. Douglas, 2008. ''Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II''. Jakarta: Bina Kasih.</ref>
 
[[File:Jeremiah scroll.png|thumb|Gombo la Nabii Yeremia]]
== Latar Belakang ==
Pada masa Yeremia mulai berkarya, [[kerajaanKerajaan Asyur]] mengalami penurunan kekuasaan.<ref name="Darmawijaya"/> Keadaan ini dimanfaatkan oleh Yosia, rajaRaja Yehuda pada masa itu untuk melakukan pemberontakan.<ref name="Darmawijaya"/> Yosia juga menggunakan kesempatan tersebut dengan membangun pusat-pusat religius untuk umat Israel.<ref name="Darmawijaya"/> Setelah Yosia wafat pada tahun 609 SM, Mesir menguasai [[Yehuda]] dan menempatkan Yoyakim menjadi raja menggantikan Yoahas.<ref name="Darmawijaya"/> Pada tahun 605 SM, [[Nebukadnezar]] mengalahkan [[Mesir]] pada perang di [[Karkemis]] dan mengusir Mesir dari Yehuda.<ref name="Darmawijaya"/> Ketika [[Babel]] melemah pada tahun 599 SM, [[Yoyakim]] raja Yehuda memberontak melawan Babel.<ref name="Darmawijaya"/> Babel kemudian menyerang Yerusalem dan menaklukkan kota itu pada tahun 598 SM.<ref name="Darmawijaya"/> Setelah Yoyakim wafat, [[Yoyakhin]] dinobatkan menjadi raja, namun Nebukadnezar membuang raja muda ini ke Babel dan mengangkat [[Zedekia]] menjadi raja.<ref name="Darmawijaya"/> Pada tahun 589 SM, Zedekia mengadakan perlawanan namun tetap kalah dan menyebabkan kota dan [[Kenisah]] ([[Bait Salomo|Bait Allah]]) dihancurkan oleh orang-orang Babel.<ref name="Darmawijaya"/> Secara garis besar, pada masa baktinya Yeremia menentang dua kejahatan pada zamannya, yaitu penyembahan [[berhala]] dan ketidakadilan.<ref name="Darmawijaya"/> Ia menentang nubuat para [[nabi-nabi palsu]].<ref name="Lasor"/> Yeremia juga peka terhadap isu-isu kemanusiaan.<ref name="Lasor"/> Yeremia merupakan salah satu nabi yang tidak hanya menyampaikan nubuat atas orang-orang Yehuda, tetapi ia juga mengalami apa yang ia sampaikan. Pesan yang disampaikan melalui pengalaman hidupnya itu dipahami sebagai bentuk dari [[tindak kenabian]].<ref name="Darmawijaya1">{{id}} Pr. Darmawijaya. 1991. ''Tindak Kenabian: Kisah Perbuatan Aneh Para Nabi''. Yogyakarta: Kanisius.</ref>
 
== Kronologi ==