Sentimen anti-Malaysia di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(9 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{hiperbolis}}
{{lindungidarianon2|small=yes}}
{{rapikan|penggunaan koma}}
'''Sentimen anti-Malaysia di Indonesia''' merupakan rasa ketidaksenangan kolektif sejumlah masyarakat [[Indonesia]] terhadap beberapa hal yang berkaitan dengan [[Malaysia]]. Sentimen ini pertama kali muncul selama pembentukan [[Federasi Malaysia]] dan lebih disebabkan oleh perselisihan politik daripada perselisihan sosial atau budaya. Pada awal pembentukan '''Federasi Malaya''' atau dikenal sebagai [[Persekutuan Tanah Melayu]] pada tahun 1957, hubungan kedua negara masih berjalan dengan baik.<ref>''Lihat'': {{ke wikisource|Perjanjian Persahabatan antara Persekutuan Tanah Melayu dan Republik Indonesia}}</ref>
 
[[Berkas:Indonesia Malaysia Locator.svg|thumb|Peta Indonesia (warna hijau) dan Malaysia (warna jingga)]]
Baris 15 ⟶ 16:
Sebenarnya [[Filipina]] dan [[Indonesia]] secara resmi menyetujui untuk menerima pembentukan [[Federasi Malaysia]] apabila mayoritas di daerah tersebut dilakukan melalui pemilihan dalam sebuah [[referendum]] pilihan rakyat yang akan diorganisasi oleh [[PBB]] sebagaimana keputusan [[Dewan Keamanan PBB]]. Akan tetapi, pada 16 September 1963, secara sepihak sebelum hasil dari pemilihan rakyat dilaporkan, pihak pendukung Federasi Malaysia yang terdiri dari kalangan elit menganggap bahwa masalah pilihan rakyat Malaya, Sarawak dan Sabah dan pilihan pembentukan federasi termasuk di dalamnya Sarawak dan Sabah ini sebagai masalah dalam negeri, tanpa tempat untuk turut campur rakyat setempat atau orang luar. Pemimpin Indonesia melihat hal ini sebagai pelanggaran perjanjian internasional '''THE MACAPAGAL PLAN''' antara lain melalui perjanjian {{ke wikisource|Manila Accord}} tanggal [[31 Juli]] [[1963]], {{ke wikisource|Manila Declaration}} tanggal [[3 Agustus]] [[1963]], {{ke wikisource|Joint Statement}} tanggal [[5 Agustus]] [[1963]]<ref>[http://untreaty.un.org/unts/1_60000/16/16/00030780.pdf United Nations — Treaty No. 8029 PHILIPPINES, FEDERATION OF MALAYA and INDONESIA (31 JULY 1963)]</ref> mengenai {{ke wikisource|Resolusi Majelis Umum PBB 1514|dekolonialisasi}} yang harus mengikut sertakan rakyat mengikut sertakan rakyat Sarawak dan Sabah secara keseluruhan dalam proses {{ke wikisource|Resolusi Majelis Umum PBB 1514|dekolonialisasi}}, akan tetapi Inggris tetap ingin melakukan kolonialisasi terselubung terhadap wilayah Sarawak dan Sabah melalui rencana pembentukan Federasi Malaysia terbukti dengan adanya perjanjian antara Inggris dengan Federasi Malaya atau disebut pula sebagai Persekutuan Tanah Melayu dalam hal hak memakai basis militer di Sembawang,({{coord|01|28|0|N|103|50|0|E|}})<ref name="am001"/> dan kemudian ditambah lagi dengan adanya demonstrasi anti-Indonesia di [[Kuala Lumpur]], ketika para demonstran menyerbu gedung [[KBRI]] dengan merobek-robek foto Soekarno serta membawa [[lambang negara Indonesia|lambang Garuda Pancasila]] ke hadapan [[Tunku Abdul Rahman]] Perdana Menteri Malaysia saat itu dan memaksanya untuk menginjak lambang negara Garuda Pancasila, melihat hal ini makin menimbulkan kemarahan Soekarno dan rakyat Indonesia terhadap pembentukan Federasi Malaysia yang dianggap sebagai tidak mewakili kepentingan rakyat setempat.<ref>{{Cite journal| last = van der Kroef| first = Justus M. | authorlink = | coauthors = | title = Indonesia, Malaya, and the North Borneo Crisis| journal = Asian Survey| volume = 3| issue =4| pages = 173-181| publisher = University of California Press| location = | date = Apr., 1963| url = http://www.jstor.org/stable/3023585| issn = | doi = | id = | accessdate = }}</ref> berujung pada pembentukan [[Dwi Komando Rakyat]] disingkat sebagai '''Dwikora''' berisi: 1) Perhebat Pertahanan Revolusi Indonesia, dan 2) Bantu perjuangan revolusioner ''rakyat-rakyat'' [[Malaya]], [[Singapura]], [[Sabah]], [[Sarawak]], dan [[Brunei]] memerdekakan diri dan membubarkan Negara Malaysia.
 
Walaupun status wilayah Sarawak dan Sabah sampai sekarang masih tercatat pada daftar [[Dewan Keamanan PBB]] masih sebagai wilayah yang belum tuntas melakukan [[Wilayah Perwalian dan Non-Pemerintahan-Sendiri yang terdaftar pada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa|dekokonialdekolonial]]
.<ref>[http://www.un.org/Depts/dpi/decolonization/trust2.htm#uk United Nations list of Non-Self-Governing Territories, '''North Borneo and Sarawak''']</ref> semenjak kejatuhan rezim Soekarno, presiden pengganti Indonesia, [[Soeharto]], segera menggantikan politik konfrontasi dengan politik pemberdayaan bagi rakyat Malaya yakni dengan mengirimkan tenaga-tenaga pelatihan bagi peningkatan sumber daya manusia di Malaya serta menjalin hubungan baik dengan Malaysia dan Singapura. Walaupun demikian, peristiwa pembentukan Federasi Malaysia tidak pernah hilang dalam ingatan kolektif bangsa Indonesia, akan tetapi oleh karena konfrontasi itu lebih pada wilayah politik maka hubungan sosial budaya antara rakyat kedua negara pada saat konfrontasi hingga sekarang tetap berjalan dengan baik.
 
Baris 32 ⟶ 33:
Pada kasus-kasus yang lain, usaha-usaha klarifikasi dilakukan melalui komunikasi politik di antara pejabat kedua negara. Pada kasus "Rasa Sayange", protes muncul dari kalangan masyarakat [[Maluku]] (sebagai kelompok etnis yang mengklaimnya) dan anggota parlemen (DPR).
 
Pada pertengahan tahun 2009 situasi kembali memanas setelah terjadi pengeboman terhadap Hotel Marriott dan Ritz-Carlton, keduanya di Jakarta. Tudingan dialamatkan ke Malaysia karena dianggap sebagai pihak yang memiliki kepentingan, walaupun tidak ada bukti yang nyata. Di tengah sentimen ini, muncul kasus masuknya [[Tari Pendet]] ke dalam acara promosi Malaysia oleh [[Discovery Channel]].<ref>Kinanti Pinta Karana & Putri Prameshwari. [http://thejakartaglobe.com/home/outrage-over-stolen-pendet-dance-ends-up-as-a-misstep/325729 Outrage over Stolen Pendet Dance Ends Up as A Misstep] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090928013208/http://thejakartaglobe.com/home/outrage-over-stolen-pendet-dance-ends-up-as-a-misstep/325729 |date=2009-09-28 }}. The Jakarta Globe. Edisi 24 Agustus 2009.</ref> Kasus ini memunculkan sentimen yang emosional dari pihak Indonesia, bahkan dikemukakan oleh pejabat tinggi.<ref>[http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=43053 Menteri Larang WNI Wisata ke Malaysia]. JPNN. Edisi 14 Septermber 2009.</ref> Kasus ini sempat memicu terjadinya ''sweeping'' terhadap warga Malaysia di Indonesia, yang berakibat dipanggilnya duta besar Indonesia di Kula Lumpur oleh Kementerian Luar Negeri Malaysia.<ref>Indah Setiawati. [http://www.thejakartapost.com/news/2009/09/09/antimalaysia-activists-launch-raid-malaysians.html Anti-Malaysia activists launch raid on Malaysians]. The Jakarta Post. Edisi 9 September 2009.</ref> Serangan ''[[Peretas|cracker]]'' terjadi pula terhadap berbagai laman Malaysia.<ref>[http://www.themalaysianinsider.com/index.php/malaysia/36621-indonesian-hackers-attack-malaysian-websites Indonesian hackers attack Malaysian websites] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090905061826/http://www.themalaysianinsider.com/index.php/malaysia/36621-indonesian-hackers-attack-malaysian-websites |date=2009-09-05 }}. Malaysia Insiders. Edisi 2 September 2009.</ref> Belum reda rasa amarah akibat kasus ini, muncul pemberitaan di media Indonesia mengenai promosi yang dilakukan Malaysia atas "Pulau Jemor" yang dituliskan sebagai [[Pulau Jemur]], padahal yang terakhir ini adalah pulau di bawah administrasi Provinsi [[Riau]]. Pemberitaan seolah-olah menunjukkan klaim atas pulau tersebut oleh Malaysia,<ref>[http://regional.kompas.com/read/xml/2009/08/31/18025874/walah.pulau.jemur.riau.diklaim.milik.malaysia Walah, Pulau Jemur Riau Diklaim Milik Malaysia]. [[Kompas]].com. Edisi 31 Agustus 2009.</ref> meskipun ternyata yang dipromosikan adalah Pulau Jemor, di lepas pantai [[Selangor]].<ref>[http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2009/09/05/brk,20090905-196389,id.html Pulau yang Disengketakan Itu Jemor, Bukan Jemur] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090915193955/http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2009/09/05/brk,20090905-196389,id.html |date=2009-09-15 }}. TempoInteraktif Edisi 5 September 2009</ref> Akibat eskalasi ini, Presiden Indonesia sempat mengeluarkan larangan untuk bertindak berlebihan.<ref>Multa Fidrus. [http://www.thejakartapost.com/news/2009/09/12/betawi-group-threatens-harass-malaysians.html Betawi group threatens to harass Malaysians] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090915181906/http://www.thejakartapost.com/news/2009/09/12/betawi-group-threatens-harass-malaysians.html |date=2009-09-15 }}. [[The Jakarta Post]]. Edisi 12 September 2009.</ref>
 
=== Ekspresi ketidaksukaan di Indonesia ===
Baris 71 ⟶ 72:
{{Hubungan Indonesia dengan Malaysia}}
 
[[Kategori:Hubungan luarIndonesia negeridengan IndonesiaMalaysia]]
[[Kategori:HubunganSentimen luarantinegara negeridan Malaysiaantibangsa|M]]