|caption =
|birth_name =
|birth_date = {{Birth date and age|1947|06|11}}
|birth_place = [[Tenggarong|Tenggarong, Kutai Kartanegara]], [[Kalimantan Timur|Provinsi Borneo]], [[Indonesia]]
|death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY2021|MM10|DD10|YYYY1947|MM06|DD11}} (tanggal meninggal diikuti tanggal lahir) -->
|death_place = [[Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo]], [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|death_place =
|nationality = {{negara|Indonesia}} [[Indonesia]]
|other_names =
|known_for = Istri kesembilan Presiden [[Soekarno]]
|occupation =
}}
'''Heldy Djafar''' ({{lahirmati|[[Tenggarong]], [[Kutai Kartanegara]], [[Kalimantan Timur|Provinsi Borneo]], [[Indonesia]]|11|6|1947||10|10|2021}})<ref>{{Cite web |url=https://nasional.okezone.com/read/2021/10/11/337/2484496/breaking-news-istri-ke-9-bung-karno-heldy-djafar-meninggal-dunia |title=Salinan arsip |access-date=2021-10-11 |archive-date=2023-01-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230102105821/https://nasional.okezone.com/read/2021/10/11/337/2484496/breaking-news-istri-ke-9-bung-karno-heldy-djafar-meninggal-dunia |dead-url=no }}</ref> adalah istri kesembilan [[Soekarno]], [[presiden]] pertama [[Republik Indonesia]]. {{pagename}}Heldy Djafar lahir dari pasangan HHj. Djafar dan HjHjh. Hamiah. Ia bungsu dari sembilan bersaudara. Ia menikah dengan Soekarno pada tahun [[1966]]. Kala itu Soekarno berusia 65 tahun sementara Heldy Djafar berusia 18 tahun. Saksinya Ketua DPA [[Idham Chalid]] dan Menteri Agama [[Saifuddin Zuhri]].
Pernikahan keduanya hanya bertahan dua tahun. Kala itu situasi politik sudah semakin tidak menentu. Komunikasi tak berjalan lancar setelah Soekarno menjadi tahanan di Wisma Yaso, Jalan Gatot Subroto. Heldy sempat mengucap ingin berpisah, tetapi Soekarno bertahan. Soekarno hanya ingin dipisahkan oleh maut.
Akhirnya, pada tanggal [[19 Juni]] [[1968]], Heldy yang berusia 21 tahun menikah lagi dengan [[Gusti Suriansyah Noor]], keturunan dari [[Kerajaan Banjar]]. Kala itu Heldy yang sedang hamil tua mendapat kabar Soekarno wafat. Soekarno tutup usia pada tanggal [[21 Juni]] [[1970]], dalam usia 69 tahun. Belakangan, satu dari enam orang anaknya, Maya Firanti Noor, menikah dengan [[Ari Sigit]], cucu Presiden RI Soeharto.<ref name="merdeka.com" />
== Kehidupan awal ==
Heldy lahir di [[Tenggarong]], [[Kutai Kartanegara]], [[Kalimantan Timur]], pada tanggal [[10 Agustus]] [[1947]] dari pasangan H Djafar dan Hj Hamiah. Ia bungsu dari sembilan bersaudara.<ref name="Wisma Yaso 1" /> Ketika Hj Hamiah mengandung Heldy, wanita itu sempat melihat bulan bulat seutuhnya ([[bulan purnama]]). Lalu seorang rekan H Djafar yang sedang bertandang ke rumahnya ([[Tionghoa-Indonesia|seorang Tionghoa]]) mengatakan bahwa saat bayinya lahir harus dijaga hati-hati sampai beranjak dewasa, dan saat Heldy duduk di bangku [[SMP]], seorang tante yang dianggap pandai meramal dan biasa disapa Mbok Nong mengatakan bahwa kelak jika dewasa, ia akan mendapatkan "orang besar".<ref name="Wisma Yaso 2"/> Sejak kecil, ia sudah khatam membaca [[Al-Qur'an]].<ref name="Tergoda 6" />
Erham, kakak kandung Heldy yang paling tua menyebut, orangtuaorang tua mereka cukup terpandang di daerahnya. Rumah orang tua Heldy adalah rumah panggung. Bangunannya memanjang ke samping mencapai 30 meter dan memanjang ke belakang 40 meter. Terbuat dari kayu pilihan dengan plafon rumah setinggi empat meter dan memiliki jendela yang berukuran panjang ke bawah dengan kisi-kisi kayu, lalu berlapis kaca pada bagian luarnya. Jumlah jendelanya pun cukup banyak. Di atas pintu masuk depan rumah tertulis tahun dibangunnya rumah tersebut, tahun [[1938]].<ref name="Wisma Yaso 3"/>
Pada saat penumpang mobil menyebarkan selebaran berisi pengumuman bahwa akan ada pidato Presiden [[Soekarno]] di [[Samarinda]], kakak kandung Heldy, Yus, ikut memunggut lembaran kertas itu sambil berdiri di balik pagar rumahnya, Jalan Mangkurawang. Heldy pun merengek ingin bertemu Presiden, namun ditolak.<ref name="Kepincut" />
Setelah tamat dari SMP, Heldy hijrah ke [[Jakarta]] menyusul kakaknya untuk mencari ilmu. Cita-cita nya menjadi seorang desainer interior. Kendati jarak antara Samarinda-Jakarta lumayan jauh, namun Heldy tak pernah surut untuk melangkahkan kakinya meraih asa. Dari Samarinda, ia menumpang kapal menuju Balikpapan. Selanjutnya ia naik kapal laut Naira dari [[Pelabuhan Semayang]], [[Balikpapan]], menuju ke [[Surabaya]] ditemani kakaknya, Milot (jamilah) dan Idzhar iparnya. Selanjutnya dari [[Surabaya]] mereka menumpang kereta api menuju Jakarta dan berhenti di [[Stasiun Gambir]]. Saat kakinya kali pertama menyentuh Jakarta, Heldy merasa bangga.<ref name="Tergoda 2" />
Apalagi pada tahun [[1963]], jalanan di Jakarta sudah ber[[aspal]], [[jembatan Semanggi]] yang lebar dan membentuk lengkungan menarik, rumah dan gedung terbuat dari [[beton]] dan rimbunnya dedaunan pohon-pohon besar di tepi jalan. Di kota metropolitan, Heldy tinggal di rumah kakaknya Erham, di Jalan Ciawi III nomor 4, [[Kebayoran Baru]], [[Jakarta Selatan]]. Erham sendiri bekerja di sebuah perusahaan [[bank]] dan sudah memiliki tiga orang anak. Sementara Yus, kakak Heldy, waktu itu masih kuliah di Fakultas Hukum [[Universitas Indonesia]]. Ia memilih tinggal di asrama Kalimantan, Jalan Cimahi 16, [[Menteng]], [[Jakarta Pusat]].<ref name="Tergoda 3" />
Yus dikenal sebagai aktivis organisasi. Ketika masih kuliah ia sudah didapuk menjadi Ketua Perhimpunan Pemuda Kalimantan Timur. Seminggu berada di Jakarta, Heldy diajak Yus main-main ke asrama. Di sana ada pemuda bernama Adji, mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Kehadiran Heldy menarik perhatian Adji. Sejak itu, kendati usianya terpaut lima tahun, keduanya saling mengunjungi.<ref name="Tergoda 4" />
== Bertemu Sukarno ==
Pada tahun [[1964]], Yus dipercaya oleh protokol kepresidenan untuk menyiapkan barisan Bhinneka Tunggal Ika ke [[Istana Negara]]<ref name="Tergoda 7" /> dalam rangka penyambutan tim [[Piala Thomas]]. Heldy terpilih sebagai bagian dari barisan tersebut sebagai wakil dari Kalimantan. Begitu juga sepupu dan keponakannya. Presiden Soekarno menaiki anak tangga Istana melalui barisan Bhineka Tunggal Ika yang sudah rapi berbaris dan berdiri di setiap anak tangga. Bung Karno menaiki anak tangga satu persatu sambil melihat ke kanan dan ke kiri. Tepat saat mendekati barisan di belakang Heldy, ia menyapa dengan caranya yang khas.<ref name="Tergoda 8" />
Selanjutnya, pertemuan antarapertemuanantara Heldy dengan Bung Karno terjadi, ketika kepala sekolahnya, mengajak murid-muridnya, termasuk Heldy, ke [[Istana Bogor]] untuk masuk ke dalam barisan Bhineka Tunggal Ika. Mereka berangkat menumpang bus khusus.<ref name="Dekati 2" /> Sesampainya di Istana Bogor, para pagar ayu diminta berbaris dan menempati posisinya masing-masing untuk siap-siap menerima tamu. Saat itu, Heldy memilih berdiri di pojok, takut dilihat Sukarno. Ketika Presiden Sukarno memasuki ruangan untuk melihat barisan Bhineka Tunggal Ika, matanya mendadak menatap Heldy. Melalui ajudannya, Heldy lalu dipanggil Soekarno.<ref name="Dekati 3" />
Setelah itu, pertemuan antara Soekarno dengan Heldy terjadi kembali, saat anggota barisan Bhineka Tunggal Ika diwajibkan menyanyi di depan presiden, satu persatu. Dari sekian anggota, Heldy mendapat urutan nomor satu untuk menyanyi. Ia pun tarik olah vokal, menyanyikan lagu asal Kalimantan. Usai menyanyikan lagu berjudul 'Bajiku Batang' (padi), Bung Karno meminta Heldy untuk menyanyikannya sekali lagi.<ref name="Dekati 4" />
Pertemuan selanjutnya terjadi saat Yus kakak kandung Heldy meminta ke Istana untuk menjadi pagar ayu kembali. Saat Bung Karno masuk ruangan, kedua matanya menyapu semua sudut ruangan. Lalu, Bung Karno memperhatikan Heldy yang ketika itu mengenakan kebaya warna hijau. Lalu dipanggilah Heldy.<ref name="Dekati 4" /> Heldy pun diminta untuk menampilkan [[tari lenso]]. Ia takut melakukan kesalahan saat lenso dengan presiden. Untungnya, selama di Jakarta, ia pernah diajari menari lenso oleh kakaknya. Malam itu, tamu negara yang hadir diantaranya ada [[Titiek Puspa]], [[Rita Zahara]] dan [[Feti Fatimah]]. Heldy lalu duduk di kursi yang letaknya persis di belakang presiden. Selama ini siapapun yang dipilih Bung Karno untuk menari lenso, selalu duduk di dekatnya. Saat berlenso dimulai., Bung Karno mulai mengajak Heldy.<ref name="Dekati 5" />
== Sumber ==
{{reflist|2|refs=
<ref name="merdeka.com">{{cite news|title=Heldy Djafar - Cerita cinta Soekarno dan 9 istrinya|publisher=merdeka.com|date=Kamis, 14 Februari 2013 13:26:00|author=Ramadhian Fadillah|url=http://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-cinta-soekarno-dan-9-istrinya/heldy-djafar.html |access-date=2013-09-11|archive-date=2016-09-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20160917234215/http://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-cinta-soekarno-dan-9-istrinya/heldy-djafar.html|dead-url=no}}</ref>
<ref name="Wisma Yaso 1">{{cite news|title= Cinta Terakhir Bung Karno - Soekarno Dikucilkan di Wisma Yaso (1)|publisher=Tribun Pontianak|date=Jumat, 5 Agustus 2011 13:56 WIB|author=Achmad Subechi|url=http://pontianak.tribunnews.com/2011/08/05/soekarno-dikucilkan-di-wisma-yaso-1 |access-date=2013-10-16|archive-date=2023-03-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20230312081408/https://pontianak.tribunnews.com/2011/08/05/soekarno-dikucilkan-di-wisma-yaso-1|dead-url=no}}</ref>
<ref name="Wisma Yaso 2">{{cite news|title= Cinta Terakhir Bung Karno - Soekarno Dikucilkan di Wisma Yaso (1) - Halaman 2|publisher=Tribun Pontianak|date=Jumat, 5 Agustus 2011 13:56 WIB|author=Achmad Subechi|url=http://pontianak.tribunnews.com/2011/08/05/soekarno-dikucilkan-di-wisma-yaso-1?page=2 |access-date=2016-09-08|archive-date=2023-03-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20230312074404/https://pontianak.tribunnews.com/2011/08/05/soekarno-dikucilkan-di-wisma-yaso-1?page=2|dead-url=no}}</ref>
<ref name="Wisma Yaso 3">{{cite news|title= Cinta Terakhir Bung Karno - Soekarno Dikucilkan di Wisma Yaso (1) - Halaman 3|publisher=Tribun Pontianak|date=Jumat, 5 Agustus 2011 13:56 WIB|author=Achmad Subechi|url=http://pontianak.tribunnews.com/2011/08/05/soekarno-dikucilkan-di-wisma-yaso-1?page=3 |access-date=2016-09-08|archive-date=2023-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230720043310/https://pontianak.tribunnews.com/2011/08/05/soekarno-dikucilkan-di-wisma-yaso-1?page=3|dead-url=no}}</ref>
<ref name="Kepincut">{{cite news|title= Cinta Terakhir Bung Karno - Heldy Kecil Kepincut Lihat Soekarno (2)|publisher=Tribun Pontianak|date=Jumat, 5 Agustus 2011 13:56 WIB|author=Achmad Subechi|url=http://pontianak.tribunnews.com/2011/08/06/heldy-kecil-kepincut-lihat-soekarno-2 |access-date=2016-09-08|archive-date=2023-03-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20230315235116/https://pontianak.tribunnews.com/2011/08/06/heldy-kecil-kepincut-lihat-soekarno-2|dead-url=no}}</ref>
<ref name="Tergoda 1">{{cite news|title= Cinta Terakhir Bung Karno - Soekarno Tergoda Saat Pandangan Pertama (3)|publisher=Tribun Pontianak|date=Jumat, 5 Agustus 2011 13:56 WIB|author=Achmad Subechi|url=http://pontianak.tribunnews.com/2011/08/08/soekarno-tergoda-saat-pandangan-pertama-3 |access-date=2016-09-08|archive-date=2023-03-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20230312075907/https://pontianak.tribunnews.com/2011/08/08/soekarno-tergoda-saat-pandangan-pertama-3|dead-url=no}}</ref>
<ref name="Tergoda 2">{{cite news|title= Cinta Terakhir Bung Karno - Soekarno Tergoda Saat Pandangan Pertama (3) - Halaman 2|publisher=Tribun Pontianak|date=Jumat, 5 Agustus 2011 13:56 WIB|author=Achmad Subechi|url=http://pontianak.tribunnews.com/2011/08/08/soekarno-tergoda-saat-pandangan-pertama-3?page=2 |access-date=2016-09-08|archive-date=2023-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230720043309/https://pontianak.tribunnews.com/2011/08/08/soekarno-tergoda-saat-pandangan-pertama-3?page=2|dead-url=no}}</ref>
<ref name="Tergoda 3">{{cite news|title= Cinta Terakhir Bung Karno - Soekarno Tergoda Saat Pandangan Pertama (3) - Halaman 3|publisher=Tribun Pontianak|date=Jumat, 5 Agustus 2011 13:56 WIB|author=Achmad Subechi|url=http://pontianak.tribunnews.com/2011/08/08/soekarno-tergoda-saat-pandangan-pertama-3?page=3 |access-date=2016-09-08|archive-date=2023-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230720043307/https://pontianak.tribunnews.com/2011/08/08/soekarno-tergoda-saat-pandangan-pertama-3?page=3|dead-url=no}}</ref>
<ref name="Tergoda 4">{{cite news|title= Cinta Terakhir Bung Karno - Soekarno Tergoda Saat Pandangan Pertama (3) - Halaman 4|publisher=Tribun Pontianak|date=Jumat, 5 Agustus 2011 13:56 WIB|author=Achmad Subechi|url=http://pontianak.tribunnews.com/2011/08/08/soekarno-tergoda-saat-pandangan-pertama-3?page=4 |access-date=2016-09-08|archive-date=2023-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230720044812/https://pontianak.tribunnews.com/2011/08/08/soekarno-tergoda-saat-pandangan-pertama-3?page=4|dead-url=no}}</ref>
<ref name="Tergoda 5">{{cite news|title= Cinta Terakhir Bung Karno - Soekarno Tergoda Saat Pandangan Pertama (3) - Halaman 5|publisher=Tribun Pontianak|date=Jumat, 5 Agustus 2011 13:56 WIB|author=Achmad Subechi|url=http://pontianak.tribunnews.com/2011/08/08/soekarno-tergoda-saat-pandangan-pertama-3?page=5 |access-date=2016-09-08|archive-date=2023-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230720043312/https://pontianak.tribunnews.com/2011/08/08/soekarno-tergoda-saat-pandangan-pertama-3?page=5|dead-url=no}}</ref>
<ref name="Tergoda 6">{{cite news|title= Cinta Terakhir Bung Karno - Soekarno Tergoda Saat Pandangan Pertama (3) - Halaman 6|publisher=Tribun Pontianak|date=Jumat, 5 Agustus 2011 13:56 WIB|author=Achmad Subechi|url=http://pontianak.tribunnews.com/2011/08/08/soekarno-tergoda-saat-pandangan-pertama-3?page=6 |access-date=2016-09-08|archive-date=2023-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230720044811/https://pontianak.tribunnews.com/2011/08/08/soekarno-tergoda-saat-pandangan-pertama-3?page=6|dead-url=no}}</ref>
<ref name="Tergoda 7">{{cite news|title= Cinta Terakhir Bung Karno - Soekarno Tergoda Saat Pandangan Pertama (3) - Halaman 7|publisher=Tribun Pontianak|date=Jumat, 5 Agustus 2011 13:56 WIB|author=Achmad Subechi|url=http://pontianak.tribunnews.com/2011/08/08/soekarno-tergoda-saat-pandangan-pertama-3?page=7 |access-date=2016-09-08|archive-date=2023-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230720044810/https://pontianak.tribunnews.com/2011/08/08/soekarno-tergoda-saat-pandangan-pertama-3?page=7|dead-url=no}}</ref>
<ref name="Tergoda 8">{{cite news|title= Cinta Terakhir Bung Karno - Soekarno Tergoda Saat Pandangan Pertama (3) - Halaman 8|publisher=Tribun Pontianak|date=Jumat, 5 Agustus 2011 13:56 WIB|author=Achmad Subechi|url=http://pontianak.tribunnews.com/2011/08/08/soekarno-tergoda-saat-pandangan-pertama-3?page=8 |access-date=2016-09-08|archive-date=2023-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230720043315/https://pontianak.tribunnews.com/2011/08/08/soekarno-tergoda-saat-pandangan-pertama-3?page=8|dead-url=no}}</ref>
<ref name="Dekati 2">{{cite news|title= Cinta Terakhir Bung Karno - Soekarno Dekati Heldy Saat Usia Baru 18 Tahun (4) - Halaman 2|publisher=Tribun Pontianak|date=Jumat, 5 Agustus 2011 13:56 WIB|author=Achmad Subechi|url=http://pontianak.tribunnews.com/2011/08/09/soekarno-dekati-heldy-saat-usia-baru-18-tahun-4?page=2 |access-date=2016-09-08|archive-date=2023-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230720050314/https://pontianak.tribunnews.com/2011/08/09/soekarno-dekati-heldy-saat-usia-baru-18-tahun-4?page=2|dead-url=no}}</ref>
<ref name="Dekati 3">{{cite news|title= Cinta Terakhir Bung Karno - Soekarno Dekati Heldy Saat Usia Baru 18 Tahun (4) - Halaman 3|publisher=Tribun Pontianak|date=Jumat, 5 Agustus 2011 13:56 WIB|author=Achmad Subechi|url=http://pontianak.tribunnews.com/2011/08/09/soekarno-dekati-heldy-saat-usia-baru-18-tahun-4?page=3 |access-date=2016-09-08|archive-date=2023-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230720044810/https://pontianak.tribunnews.com/2011/08/09/soekarno-dekati-heldy-saat-usia-baru-18-tahun-4?page=3|dead-url=no}}</ref>
<ref name="Dekati 4">{{cite news|title= Cinta Terakhir Bung Karno - Soekarno Dekati Heldy Saat Usia Baru 18 Tahun (4) - Halaman 4|publisher=Tribun Pontianak|date=Jumat, 5 Agustus 2011 13:56 WIB|author=Achmad Subechi|url=http://pontianak.tribunnews.com/2011/08/09/soekarno-dekati-heldy-saat-usia-baru-18-tahun-4?page=4 |access-date=2016-09-08|archive-date=2023-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230720044809/https://pontianak.tribunnews.com/2011/08/09/soekarno-dekati-heldy-saat-usia-baru-18-tahun-4?page=4|dead-url=no}}</ref>
<ref name="Dekati 5">{{cite news|title= Cinta Terakhir Bung Karno - Soekarno Dekati Heldy Saat Usia Baru 18 Tahun (4) - Halaman 5|publisher=Tribun Pontianak|date=Jumat, 5 Agustus 2011 13:56 WIB|author=Achmad Subechi|url=http://pontianak.tribunnews.com/2011/08/09/soekarno-dekati-heldy-saat-usia-baru-18-tahun-4?page=5 |access-date=2016-09-08|archive-date=2023-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230720043313/https://pontianak.tribunnews.com/2011/08/09/soekarno-dekati-heldy-saat-usia-baru-18-tahun-4?page=5|dead-url=no}}</ref>
}}
== Bacaan tambahan ==
* [http://books.google.com/books?isbn=9797095797 Heldy cinta terakhir Bung Karno - Google Books] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230817193112/https://www.google.com/search?tbo=p&tbm=bks&q=isbn:9797095797&gws_rd=ssl |date=2023-08-17 }}
{{Soekarno}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Soekarno]]
[[Kategori:Tokoh Kalimantan Timur]]
|