|casualties2=
}}
'''Pertempuran Chalons''' tahun 451, adalah pertempuran antara koalisi yang dipimpin oleh jenderal [[Kekaisaran Romawi]] [[Flavius Aetius]] dan raja [[Visigoth]] [[Raja Theodoric I]] melawan koalisi [[Kekaisaran Hunnic]] di bawah [[Attila sang Hun]]. Pertempuran ini merupakan operasi militer utama terakhir [[Kekaisaran Romawi Barat]].
'''Pertempuran Chalons''', juga dikenal sebagai '''Pertempuran Dataran Katalaunia''' atau '''Pertempuran Maurica''' adalah salah satu pertempuran paling menentukan dalam sejarah [[Eropa]] kuno, yang terjadi pada 20 Juni 451 M antara pasukan [[Hun]] yang dipimpin oleh [[Attila]] dan pasukan aliansi Romawi-Barbar yang dipimpin oleh [[Flavius Aetius]] serta [[Theodoric I|Raja Theodoric I dari Visigoth]]. Pertempuran ini berlangsung di dataran dekat kota Chalons-en-Champagne di [[Prancis]] modern. Pertempuran ini merupakan bagian dari invasi [[Hun]] ke wilayah [[Kekaisaran Romawi Barat]] dan menjadi peristiwa penting dalam mencegah dominasi [[Hun]] di [[Eropa Barat]].
'''Pertempuran'''
==Latar Belakang==
Saat 19 Juni hampir berakhir, Attila mengirim detasemen kavaleri untuk menduduki punggung bukit yang menghadap ke lembah, langsung menyadari pentingnya hal itu.
Pada pertengahan abad ke-5, [[Attila]], pemimpin [[Hun]] yang dikenal sebagai "Cambuk Tuhan", telah memimpin serangkaian serangan ke berbagai wilayah [[Kekaisaran Romawi Timur]] dan Barat. Setelah membuat perjanjian damai yang menguntungkan dengan [[Romawi Timur]], [[Attila]] mengalihkan perhatiannya ke [[Kekaisaran Romawi Barat]].
Pada tahun 451 M, [[Attila]] melancarkan invasi ke [[Galia]] ([[Prancis]] modern), dengan alasan membela hak [[Justa Grata Honoria]], saudara perempuan [[Valentinianus III|Kaisar Valentinianus III]], yang dikabarkan meminta bantuan [[Attila]] untuk melarikan diri dari pernikahan yang dipaksakan. Namun, alasan utama [[Attila]] adalah keinginannya untuk memperluas kekuasaannya ke barat.
Lebih jauh ke depan, dia berkemah di tepi sungai Siene, dengan benteng gerobak yang terbentuk di depan dan jembatan ke belakang, yang akan menyediakan jalan keluar penting untuk menyeberangi sungai jika keadaan menjadi buruk. Menuju barat daya, dataran terbuka datar sepanjang 7 km terbentang sejauh mata memandang, yang akan memberikan peringatan dini kepada suku Hun tentang musuh yang mendekat.
[[Flavius Aetius]], jenderal Romawi yang memiliki pengaruh besar di [[Kekaisaran Romawi Barat]], menyadari ancaman serius yang dibawa oleh [[Hun]]. Ia kemudian membentuk aliansi dengan berbagai suku Barbar, termasuk [[Visigoth]], [[Alamanni]], dan [[Franka]], untuk menghadapi pasukan [[Attila]].
Malam ini, pasukannya akan mendapatkan istirahat malam yang nyenyak...
==Kekuatan Pasukan==
Di awal tanggal 20 Juni, senja pagi menyaksikan sebuah komet menembus langit,
* '''Hun dan Sekutunya''': [[Attila]] memimpin pasukan besar yang terdiri dari berbagai suku Barbar, termasuk [[Ostrogoth]], [[Gepid]], dan Alan yang berpihak pada [[Hun]]. Diperkirakan jumlah pasukan [[Attila]] mencapai '''200.000''' orang, meskipun angka ini sering diperdebatkan oleh sejarawan.
* '''Romawi-Barbar''': Pasukan gabungan yang dipimpin oleh [[Flavius Aetius]] dan [[Theodoric I|Raja Theodoric I]] dari [[Visigoth]] diperkirakan memiliki jumlah serupa, yakni sekitar '''150.000-200.000''' orang, yang terdiri dari berbagai kelompok etnis, seperti [[Visigoth]], [[Franka]], dan [[Burgundian]], serta [[legiun Romawi]] yang tersisa.
==Jalannya Pertempuran==
Seolah-olah menandakan dimulainya pertempuran.
Pertempuran berlangsung di '''Dataran Katalaunia''', wilayah yang strategis karena datarannya memungkinkan manuver pasukan kavaleri [[Hun]] yang terkenal.
====Persiapan dan Posisi:====
Segera setelah itu, Aetius 'muncul ...
* Attila memilih posisi tengah untuk menyerang langsung inti pertahanan musuh.
* Aetius dan Theodoric memanfaatkan keunggulan geografis dengan menempatkan pasukan mereka di dataran tinggi, sehingga mengurangi efektivitas serangan kavaleri [[Hun]].
====Serangan Awal:====
Seperti yang diduga Attila, jenderal Romawi membagi pasukannya menjadi dua kolom, tiba sekitar pukul 7 pagi. Aetius ingin dikerahkan secepat mungkin. Dia membutuhkan pertempuran yang cepat dan menentukan.
Pertempuran dimulai dengan serangan kavaleri ringan [[Hun]] yang mencoba memecah pertahanan aliansi Romawi-Barbar. Namun, posisi defensif pasukan Aetius berhasil menahan serangan awal tersebut.
====Puncak Pertempuran:====
Konglomerasi sekutunya akan bubar kembali ke rumah mereka jika mereka terjebak dalam perang gesekan yang berkepanjangan.
* [[Attila]] memimpin serangan besar-besaran ke jantung pasukan musuh.
* [[Theodoric I|Raja Theodoric I]] gugur dalam pertempuran ini, tetapi kematiannya memicu semangat juang pasukan [[Visigoth]], yang berhasil memukul mundur serangan [[Hun]].
====Retret Hun:====
Setelah mendapat kabar dari pengintai bahwa orang Romawi sedang dalam perjalanan, raja Hunnis mulai mengerahkan pasukannya.
Setelah pertempuran sengit, [[Attila]] akhirnya memutuskan mundur ke kampnya. Pasukan Aetius tidak mengejar [[Hun]], kemungkinan untuk menjaga stabilitas aliansi dan mencegah perpecahan di antara pasukan Barbar.
==Dampak dan Konsekuensi==
Yang terpenting, dia mengirim kontingen kavaleri lain untuk memperkuat para penunggang kuda Hun di punggung bukit di selatan.
# '''Kekalahan Strategis Hun''': Meskipun tidak sepenuhnya dikalahkan, kekalahan ini menghentikan invasi [[Attila]] ke [[Galia]] dan menandai akhir dari ambisinya untuk mendominasi [[Eropa Barat]].
# '''Meningkatnya Reputasi Aetius''': [[Flavius Aetius]] dikenal sebagai "''Penyelamat Kekaisaran Barat''" karena keberhasilannya dalam membentuk aliansi yang kuat melawan [[Hun]].
# '''Kemunduran Hun''': Kekalahan ini, diikuti oleh kematian [[Attila]] pada tahun 453 M, menyebabkan kemunduran kekuatan [[Hun]] di [[Eropa]] dan pembubaran kekaisaran mereka.
# '''Peningkatan Otonomi Suku Barbar''': Pertempuran ini menunjukkan pentingnya aliansi Barbar dalam mempertahankan [[Kekaisaran Romawi Barat]], tetapi juga memperkuat otonomi dan pengaruh suku-suku tersebut di wilayah kekaisaran.
==Analisis Sejarawan==
Tidak seperti Aetius, Attila ingin memulai pertempuran selarut mungkin. Jika dia bisa menunda sampai hanya ada beberapa jam tersisa sebelum matahari terbenam, ini akan memungkinkan dia untuk berkumpul kembali di bawah naungan kegelapan jika orang Romawi berada di atas angin.
Pertempuran Chalons sering dianggap sebagai salah satu pertempuran penentu dalam sejarah dunia, meskipun beberapa sejarawan berpendapat bahwa dampaknya sering dilebih-lebihkan. Beberapa poin penting dalam diskusi akademis meliputi:
* '''Keberanian Attila''': Strategi dan kepemimpinan [[Attila]] menunjukkan kehebatannya sebagai jenderal, meskipun ia gagal meraih kemenangan.
* '''Peran Theodoric I''': Pengorbanan [[Visigoth]] di bawah [[Theodoric I|Raja Theodoric]] menjadi kunci kemenangan aliansi Romawi-Barbar.
* '''Pentingnya Diplomasi Aetius''': Keberhasilan Aetius dalam menyatukan suku-suku Barbar yang sering bermusuhan merupakan pencapaian besar dalam politik dan militer.
==Catatan Tambahan==
Dan seperti yang dia duga, Aetius tidak ingin meninggalkan kontingen Hun di belakangnya. Sementara sisa pasukan melanjutkan menuju medan perang, jenderal Romawi menugaskan raja.
Lokasi pasti pertempuran masih menjadi subjek perdebatan di kalangan arkeolog, tetapi banyak yang percaya bahwa pertempuran berlangsung di sekitar [[Châlons-en-Champagne]], wilayah timur laut [[Prancis]].
==Referensi==
Putra Theodoric, Thorismund, komandan kavaleri Visigoth, dengan merebut punggung bukit.
{{reflist}}
* Gibbon, Edward. The Decline and Fall of the Roman Empire.
Saat Visigoth mendekati lereng, orang Hun menjaga jarak. Mereka mundur perlahan, menghujani musuh dengan panah. Pelecehan itu memperlambat gerak maju Thorismund, karena para penunggang kuda yang gesit terus mundur dari bahaya.
* Thompson, E.A. The Huns.
* Heather, Peter. The Fall of the Roman Empire: A New History of Rome and the Barbarians.
Attila tidak berniat berperang untuk menguasai ketinggian, melainkan di dataran datar di bawah yang lebih cocok untuk pasukannya. Menyebarkan penunggang kudanya di punggung bukit dimaksudkan untuk mengganggu pergerakan Aetius dan menunda penempatannya.
Dan sepertinya taktik penundaan Attila berhasil.
Baru pada pukul 11 pagi, Visigoth akhirnya menguasai ketinggian, sekitar empat jam setelah tentara Romawi pertama kali muncul di medan perang. Alih-alih maju ke tengah lapangan di mana dia akan rentan terhadap pengepungan oleh orang Hun yang bergerak cepat, Aetius berlabuh di sayap kanannya di lereng yang menanjak ke selatan, dan sayap kirinya di hutan lebat di utara.
Sama seperti Attila, Aetius mencoba merumuskan rencana daruratnya sendiri dengan membentuk barisannya di awal padang rumput curam yang mengarah ke dataran tinggi di belakangnya.
Jika pertempuran melawan
dia, ini akan memungkinkan dia untuk mundur ke atas bukit di mana akan sulit bagi orang Hun yang berkuda untuk mengejarnya.
Theodoric dan Visigoth memegang sayap kanan. Sebagian besar dari mereka turun untuk membentuk dinding perisai, untuk melindungi diri dari para pemanah Hun. Sebuah kontingen kavaleri kecil tetap menjadi cadangan, dipimpin oleh Raja sendiri.
Alan yang dipasang ditempatkan di kanan tengah. Mungkin meragukan dedikasi Sangiban untuk tujuan tersebut, Aetius mungkin ingin mengepung pemimpin Alan dengan sejumlah pasukan yang setia. Alih-alih membentuk dinding perisai seperti barisan pertempuran lainnya, suku Alan bertempur dengan menunggang kuda seperti halnya suku Hun.
Aetius mengambil komando di kiri tengah. Dari sana ke sayap kiri meluas infanteri Romawi, termasuk kaum Frank, Burgundi, Saxon, dan suku-suku sekutu lainnya. Seperti Visigoth, mayoritas membentuk dinding perisai. Dua kontingen kavaleri ditempatkan sebagai cadangan untuk menutup lubang di barisan.
Sementara itu, Attila mengamati penyebaran pertahanan Aetius. Dengan formasi Romawi terselip di dasar lereng bukit dan sebagian besar pasukan terkunci di dinding perisai, tidak mungkin ada penyelubungan.
Tapi, meskipun penyebaran Aetius tidak meninggalkan pilihan kecuali serangan frontal. Atilla tidak pernah kalah dalam pertempuran dan dia berada di medan perang pilihannya sendiri. Lagipula, dialah yang menyeberangi sungai Rhine untuk berperang orang Romawi. Sekarang adalah kesempatannya untuk mengalahkan mereka.
Dia mengambil posisi di tengah dengan Hunnya, inti pasukannya.
Di sayap kiri, kavaleri Ostrogothic terbentuk di depan. Tersusun di baris kedua adalah bujang Jerman, Burgundi, Thuringian, Alammani, Rugians, Heruls, dan lain-lain.
Di sayap kanan, infanteri Frank dan kavaleri Gepid ditempatkan di depan, dengan kontingen infanteri campuran Jerman lainnya di belakang. Baris kedua infanteri Jermanik di kedua sayap berfungsi sebagai titik kumpul bagi kavaleri dan memperkuat serangan apa pun.
Seperti yang direncanakannya, Attila berhasil menunda
penempatan Aetius. Hanya tersisa 5 hingga 6 jam hingga matahari terbenam. Sudah waktunya.
Atilla berencana untuk memfokuskan serangannya pada sayap kanan tengah Romawi yang lebih lemah. Dia akan melihat bahwa penempatan Alans yang dipasang adalah titik paling rentan di garis Aetius dan dia ingin memanfaatkannya.
Dia menugaskan kaum Frank dan Gepid di sebelah kanan, dan Ostrogoth di sebelah kiri dengan menjepit Romawi dan Visigoth, untuk memberinya waktu untuk menghancurkan Alans.
Orang Hun menyerang dalam gelombang berturut-turut, memaksimalkan efek panahan mereka. Bagi rata-rata prajurit Romawi, tampaknya orang-orang barbar dengan sengaja berpencar menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil, bergegas dalam kekacauan. Kontingen Alan menanggung beban terberat dari badai panah, tetapi Attila juga memfokuskan tembakannya ke Visigoth dan kanan tengah Romawi, untuk mendukung serangan kavalerinya. Dia tahu bahwa serangan kavaleri dapat menghancurkan infanteri yang gigih dan dia ingin melunakkan dan mengganggu barisan Aetius sebelum Ostrogoth, Frank, dan Gepid memulai serangan mereka.
Rentetan Hun terus berlanjut selama berjam-jam, tidak memberi kelonggaran bagi pasukan Aetius. Dampak fisik dan psikologis pada orang Romawi dan Visigoth, yang meringkuk di balik perisai mereka, pasti sangat besar.
Alans terus merespons dengan rentetan mereka sendiri, tetapi dipasang dan tidak bergerak membuat mereka menjadi target yang lebih mudah, dan saat kekalahan mereka meningkat, celah muncul di barisan mereka.
Merasakan bahwa tembakan panah terkonsentrasi telah melemahkan tekad mereka, Attila memerintahkan serangan kavalerinya!
Di depan yang sangat sempit, formasi terjepit Hunnic menabrak Alans, memotong langsung formasi mereka. Kewalahan, beberapa Alan bertahan, sementara yang lain melarikan diri, membuka celah yang membelah pasukan Romawi menjadi dua.
Theodoric dan Aetius memutar kontingen kavaleri mereka dalam upaya putus asa untuk menyumbat keseluruhan di tengah dan menghentikan penerobosan. Di kedua sisi celah, serangan pasukan Hun mendorong mundur musuh, membengkokkan garis pertempuran mereka ke dalam. Kemudian datang infanteri Jermanik Attila, menambah lebih banyak dorongan untuk menyerang. Orang-orang di depan bentrok dengan perisai mereka dalam pertempuran jarak dekat, menusuk musuh dengan tombak dan pedang.
Di kiri Romawi, pertempuran bergoyang bolak-balik, tetapi infanteri sekutu campuran berhasil memperlambat dorongan Gepid dan Frank. Di sayap kanan, bagaimanapun, Visigoth ditekan dengan keras oleh serangan gabungan dari Hun, Ostrogoth, dan infanteri campuran Jermanik.
Kemudian, Aetius mendapat kabar bahwa Raja Theodoric terbunuh dalam pertempuran itu, saat mengumpulkan anak buahnya. Menyadari bahwa ini adalah saat kritis dalam pertempuran, jenderal Romawi memberi isyarat kepada
Thorismund.
Hingga kini tersembunyi dari pandangan di balik puncak bukit,
Kavaleri Visigoth mengalir menuruni lereng. Karena lengah, infanteri Jermanik Attila bersiap untuk membentuk barisan melawan kavaleri yang masuk. Tapi, tanpa cukup waktu untuk membentuk dinding pelindung, mereka dengan cepat diserbu.
Di tengah, Aetius berhasil mengumpulkan Alans dan menstabilkan barisan. Upaya Attila untuk menguasai pusat Romawi telah gagal, dan sekarang serangannya terhenti. Segera, sayap kirinya hancur, saat Ostrogoth melarikan diri dari lapangan.
Untuk menghindari pengepungan, Attila melepaskan diri dan mundur menuju kamp berbenteng.
== Pranala luar ==
{{reflist}}
* [http://www.literaturemania.com/tfdbt10/page19.asp Sir Edward Creasy's chapter on the Battle of Chalons at Literaturemania.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060302102505/http://www.literaturemania.com/tfdbt10/page19.asp |date=2006-03-02 }}
* [http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/secondary/BURLAT/home.html History of the Later Roman Empire (1923)] at LacusCurtius
|