|penduduk = ... jiwa
|kepadatan = ... jiwa/km²
|kampung = 2 kampung
}}
|rio = Hairul}}
= PROFIL DUSUN LUBUK BENTENG =
[[Kampung]] adalah wilayah administratif di bawah [[dusun]], di Dusun Lubuk Benteng terdapat dua kampung yaitu : [[Kampung]] Sungai Kemang; [[Kampung]] Muara Dalam.
Pembagian wilayah di Dusun Lubuk Benteng yang berada di bawah Kampung disebu Rukun Tetangga (RT). Rukun Tetangga tidak termasuk dalam pembagian administrasi pemerintahan, dan pembentukannya melalui musyawarah masyarakat dalam rangka pengabdian kepada masyarakat yang ditetapkan oleh Dusun. Rukun Tetangga dipimpin oleh seorang Ketua RT yang dipilih oleh warga. RT terdiri dari beberapa rumah atau rumah tangga (kepala keluarga).
di Dusun Lubuk Benteng terdapat 6 (enam) RT yaitu:
* RT.01, RT.02 dan RT.06 masuk ke kawasan Kampung Sungai Kemang
* RT.03, RT.04 dan RT.05 masuk dalam wilayah Kampung Muara Dalam
=== [[Badan Permusyawaratan Desa|Badan Permusyawaratan Dusun]] (BPD) ===
=== [[Agama]] ===
Agama Islam meerupakanmerupakan agama yang dianut 100% pendudukmasyarakat Lubuk Benteng sesuai dengan seluko adat yang berbunyi ''"Adat bersendi syarak, syarak Bersendi kitabbullah"''.
=== [[Suku]] dan Budaya ===
Suku [[Melayu Jambi]] merupakan suku penduduk [[Lubuk Benteng]], mereka tinggal di sepanjang aliran sungai Batang Tebo. Selain itu di Lubuk Benteng juga terdapat suku pendatang seperti [[Minangkabau]], [[Jawa]], [[Batak]], dll.
'''Adat bersendi syarak, syarak Bersendi kitabbullah, alam tebentang jadikan guru'''
Sebelum Islam masuk, orangmanusia memanfa’atkanmemanfaatkan alam menjadikanuntuk dijadikan sebagai sumber hukum dalam mengatur hidupkehidupan dan kehidupannyapenghidupannya. Mereka mendapat panduanbimbingan dalam hidupnya dalam menjalanimenjalankan kegiatanaktivitas sehari-hari, bergaulbersosialisasi dan bermasyarakatbernegosiasi, mereka mengikuti hukum-hukum alam sekelilingnyadisekitarnya dalam menatamengatur kehidupannya.
Hukum alam adalah hukum yang nyata, tidak dapat dibantahterbantahkan, sakral, nyata dan tidak berubah, hukum-hukum itu dinyatakandituangkan dengandalam bentuk selukoperibahasa, pepatahucapan dan kinisekarang dengan peribahasa kuno maupundan peribahasa baru. Seluko dalamdalam pantun, selukoSeluko dalamdalam gurindam dan selukoSeluko dalamdalam sya’irpuisi, dalam selukoSeluko itulahmerupakan ayat-ayat hukum alam. Itulah yang disebutdikatakan dalam falsafahnya filsafatnya: ''”Alam tebentang jadikan guru“ (''Alam terungkap sebagai guru) dalam hukum adat.
Setelah masuknya Islam, agama yang diridhoidiridhai Allah untukbagi umat manusia, yang diturunkan melalui RasulnyaRasul-Nya, Nabi Muhammad SAW, dengan KitabNYaKitabnya Al Qur’anulkarim. Alam dijadiakanyang olehmerupakan ciptaan Allah SWT, hukum-adalah hukum alam sebagai sumber hukum adat itu adalah ciptaan Allahyang SWTnyata, makanyaoleh hukumkarena adatitu tidak ada hukum adat yang bertentangan dengan Hukum-hukum Allah. Bacalah apa yang kesemuanya ada disekeliklingdi sekitar kita, jika tidak terbacabisa membacanya maka lihatlah dalamdi kitabnyakitab Al Qur’anQur'an yang diterangkandijelaskan melalui AlHadits HadisNabi Nabi.Muhammad SAW..
SetelahPasca Perang Padri, pertentangan kaumkonflik adat dengandan syarak yang diadu dombadipertentangkan oleh bangsa Belanda pada abad XIX di Minang Kabau diakhiriberakhir dengan kesepakatan kaumantara adat dan kaum syarak yang dikenal dengan Piagam Bukit Marapalam. Yang isiIsi Piagam Tersebuttersebut adalah : ''“Adat bapaneh, syarak balindung, Syaraksyarak mangato, adat mamakai “''mamakai” Artinya adat bapaneh ialahadalah adat bagaikanistiadat seperti tubuhjasad, syarak balindung artinya sebagai tubuh bathinraga/jiwa batin, artinya badanraga dan jiwaruh tidak berceraiterpisahkan, syarak mangato artinya syarak memberikanmemberi hukum-hukum dan syari’atsyariat, adat mamakai artinya adat mengamalkan apa-apaapapun yang difatwakandi fatwakan oleh syarak.
Kesimpulan Piagam tersebut lazim disebut "''Adat jo Syarak sanda manyanda"'', kemudian lebih lazim lagi disebut orang ''"'''Adat besendi Syarak, Syarak besendi Kitabullah"'''''<nowiki/>'''.; ''"'''''<nowiki/>''Panakik pisau siraut, panungkek batang simantung, siludang ambik keniru.; Satitik jadikan laut, sekepal jadikan gunung, '''Alam tebentang jadikan guru'''<nowiki>''</nowiki/>'''"''.'''''
=== [[Bahasa]] ===
|