Kabupaten Tanah Bumbu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menghapus Masjid_tampak_selatan.jpg karena telah dihapus dari Commons oleh Ymblanter; alasan: per c:Commons:Deletion requests/File:Masjid tampak selatan.jpg.
k Mengembalikan suntingan oleh Enjoyment80 (bicara) ke revisi terakhir oleh Ezagren
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(8 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 8:
|propinsi = [[Kalimantan Selatan]]
|ibukota = [[Batulicin, Tanah Bumbu|Batulicin]]
|lambang = LOGOLambang KABUPATENKabupaten TANAHTanah BUMBUBumbu.pngjpg
|peta =
|dasar hukum = UU No. 2 Tahun 2002
Baris 19:
|kepala daerah = [[Daftar Bupati Tanah Bumbu|Bupati]]
|wakil kepala daerah = [[Wakil Bupati]]
|nama kepala daerah = dr. H. M. [[Zairullah Azhar]]
|nama wakil kepala daerah = H. Muh.Muhammad Rusli
|nama sekretaris daerah = Ambo Sakka
|luas = 5066,96
|penduduk = 346336
Baris 46 ⟶ 47:
Ibu kotanya adalah kecamatan [[Batulicin, Tanah Bumbu|Batulicin]], pusat pemerintahan kabupaten berada di kelurahan [[Gunung Tinggi, Batulicin, Tanah Bumbu|Gunung Tinggi]] yang dulunya bernama desa Pondok Butun. Adapun yang menjadi sentra kegiatan usaha dan ekonomi adalah kecamatan [[Simpang Empat, Tanah Bumbu|Simpang Empat]], yang dulunya merupakan bagian dari Kecamatan Batulicin.
 
Kabupaten Tanah Bumbu merupakan kabupaten pemekaran dari [[Kabupaten Kotabaru]] yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2003 tanggal 8 April 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan [[Kabupaten Balangan]] di Provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan undang-undang tersebut, Kabupaten Tanah Bumbu selalu merayakan hari jadinya pada tanggal 8 April setiap tahunnya. Nama historis yang pernah digunakan untuk menyebut daerah kabupaten ini adalah Tanah Koesan - 1879.<ref>{{Web reference|url = http://www.indonesianhistory.info/map/borneo1879.html?zoomview=1|title = Administrative sub-divisions in Dutch Borneo, ca 1879|author = Indonesian History Info|access-date = 2012-04-06|archive-date = 2012-05-05|archive-url = https://web.archive.org/web/20120505053147/http://www.indonesianhistory.info/map/borneo1879.html?zoomview=1|dead-url = yes}}</ref>
 
== Sejarah ==
Baris 101 ⟶ 102:
Bentang alam Batoe Litjin berisi cekungan Sungai Batoe Litjin, sehingga garis pemisah air antara Pagatan dan Koesan dan di utara dengan Sungai Tjantung membentuk batas; Sedangkan di sisi Selat Laut garis batas ini mencapai selat tersebut di sebelah selatan sepanjang sungai kecil Sekoempang dan di sebelah utara sepanjang sungai [[Serongga, Kelumpang Hilir|Saronga]].
 
Tjantoeng disebut daerah Sungai Tjantoeng dan Boentar Laut adalah daerah utara Dewa ([[Tanjung Dewa]]), bersama-sama dikendalikan oleh satu kepala yang terletak di Tjantoeng. Bangkalaän berisi daerah tangkapan air sungai Bangkalaän yang menghubungkan di utara dengan daerah tangkapan sungai Sampanahan, membentuk lanskap Sampanahan.
 
Bangkalaän berisi daerah tangkapan air sungai Bangkalaän yang menghubungkan di utara dengan daerah tangkapan sungai Sampanahan, membentuk lanskap Sampanahan.
 
Di sebelah utara Sampanahan terhampar pemandangan Menoengoel, kembali meliputi wilayah Sungai Menoengal, dan terakhir Tjengal yang paling utara, yang selain merupakan daerah tangkapan air Sungai Tjengal yang mengalir ke Teluk Pamoekan. masih memanjang di sepanjang pantai dari Tandjong Merah (seberang Samalantakkan di pintu masuk Teluk Pamukan) sampai ke Tandjong Ares (Tanjung Aru), di mana perbatasan dengan Kerajaan Pasir dimulai.
Baris 111 ⟶ 110:
Daerah Kabupaten Tanah Bumbu termasuk dalam kawasan Tanah Bumbu yang lebih luas atau wilayah Kalimantan Tenggara. Sejak dahulu kala wilayah tenggara pulau Kalimantan bukanlah daerah tidak bertuan karena daerah ini juga sudah dihuni oleh penduduk asli Kalimantan, menurut Hikayat Banjar penduduknya terdiri orang [[Satui, Tanah Bumbu|Satui]], orang [[Pulau Laut|Laut Pulau]], orang [[Pamukan]] (Dayak Samihim) dan [[orang Paser]] maupun orang-orang [[Dayak Bukit]] yang tinggal di [[pegunungan Meratus]]. Orang Pamukan dan orang Paser masing-masing memiliki pemerintahan kerajaan sendiri-sendiri.
 
Di daerah [[Cantung]] terdapat sebuah lesung batu (yoni) yang menunjukkan adanya pengaruh agama [[Hindu]] memasuki wilayah ini pada zaman dahulu kala. Sebelum terjadinya migrasi suku Bugis ke wilayah ini, seluruh wilayah tenggara Kalimantan di bawah koordinator [[Adji Tenggal]], penguasa Paser yang menjadi bawahan Sultan Banjar IV Mustain-Bilah/Marhum Panembahan. Pada abad ke-17 Sultan Banjar menguasai [[Kalimantan Tenggara]] untuk diperintah keturunannya yaitu [[Pangeran Dipati Tuha]] dengan nama [[Kerajaan Tanah Bumbu]] dengan wilayah awal mulanya meliputi daerah dari [[Tanjung Aru, Tanjung Harapan, Paser|Tanjung Aru]] (batas wilayah Banjar dengan Paser) sampai [[Tanjung Silat]].{{cn}}
 
=== Kronologi ===
Baris 187 ⟶ 186:
| 26 Februari 2021<ref name=":0">{{Cite news|url=https://regional.kompas.com/read/2021/02/26/18210141/ini-pesan-pj-gubernur-kalsel-usai-lantik-5-kepala-daerah-pemenang-pilkada |title=Ini Pesan Pj Gubernur Kalsel Usai Lantik 5 Kepala Daerah Pemenang Pilkada 2020 |date=26-02-2021 |access-date=16-04-2022 |work=[[Kompas.com]] |last=Haswar |first=Andi Muhammad |editor=Dony Aprian |editor-last=Aprian |editor-first=Dony }}</ref>
| [[Daftar kepala daerah dan wakil kepala daerah petahana di Kalimantan Selatan|Petahana]]
|[[Berkas:HM. Rusli, WabupWakil TanbuBupati FotoTanah (2)Bumbu.png|100px]]
| Muhammad Rusli
|}